Disusun Oleh :
Alindita Retno cahyani (03)
Defina thiharani (08)
Devi safirda (09)
Herna Nur Syahwalia (13)
Irfan Setiawan (15)
Muhammad Adib Faddlurrahman (16)
Muhammad Ali Sulaiman (18)
Muhammad Tunjang Syaeh (21)
Reynaldi Ahmad Haryanto (30)
MAN 14 JAKARTA
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas petunjuk serta
berkahnya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah “Renang Gaya Dada”
Dalam proses pembuatan makalah ini banyak sekali hambatan dari segi manapun itu.
Tetapi berkat dukungan dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya kami bisa
menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang tepat. Mohon maaf sekiranya dalam
penulisan ini terdapat kesalahan, dengan kita sadari bahwasanya penulisan ini jauh dari kata
sempurna.
Makalah ini sekiranya dapat bermanfaat kepada para pembaca. Tim Penulis
mengucapkan terimakasih atas dukungan materil, moril, maupun spiritual kepada :
1. Allah SWT, kerena telah memberikan nikmat sehat sehingga kami bisa menegerjakan
makalah ini.
2. Bapak Fahrudin Sidiq, S.Or selaku Guru pembimbing mata pelajaran PJOK.
Kami sadar, sebagai pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, makalah ini masih
memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat membangun, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi dimasa
yang akan datang.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..ii
BAB I | PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………………...2
1.3 Tujuan Pembelajaran ……………………………………………………………………...2
BAB II | PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Renang Gaya Kupu-kupu ………………………………………………………...3
2.2 Pengertian Renang Gaya Kupu-kupu ……………………………………………………..3
2.3 Teknik berenang gaya kupu-kupu ………………………………………………………...4
2.4 rangkaian gerakan renang gaya kupu-kupu …………………………………………….…5
2.5 peraturan pertandingan renang gaya kupu-kupu ………………………………….………7
2.6 usaha penyelamatan diri …………………………………………………………….…….9
2.7 Teknik penyelamatan diri ………………………………………………………………..10
2.8 teknik membawa korban kecelakaan air ………………………………………………...11
2.9 hal-hal yang harus diperhatikan saat menolong korban tenggelam……………………...13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Prestasi olahraga di Indonesia dalam beberapa cabang olahraga khususnya cabang
olahraga renang belum bisa di sejajarkan dengan Negara-negara lain di Dunia. Untuk mengejar
ketertinggalan tersebut perlu dilakukan usaha-usaha mulai dari manajemen pembinaan
olahraga renang, peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan kualitas pelatih, pembaharuan
metode latihan, pemanfaatan dari berbagai disiplin ilmu khususnya yang mendukung pada
prestasi renang.
Serta pengalaman bertandingnya. Pertandingan renang dalam peraturan terbaru yang di
buat oleh FINA (federation internationale de nation amateur) sesuai pedoman yang telah di
tetapkan pada bulan Agustus 2013, dalam tingkat internasional adalah empat gaya yaitu gaya
bebas, gaya dada, gaya kupu-kupu dan gaya punggung. Dari keempat gaya tersebut gaya yang
paling sulit adalah gaya kupu-kupu terletak pada saat gerakan koordinasi antara gerakan
lengan, gerakan kaki dan pada saat ambil napas. Untuk dapat menguasai teknik dasar gaya
kupu-kupu tidak bisa dilakukan secara singkat, namun harus melalui proses pembelajaran dan
pelatihan yang sangat panjang.
Banyak cara untuk melatih power salah satunya adalah dengan menggunakan latihan
beban. Latihan beban yang populer adalah latihan weight training sesuai dengan pendapat
Harsono ( 1988, hlm. 186) “weight training ini apabila dilaksanakan dengan benar kecuali
dapat memperbaiki kondisi fisik juga dapat memperkembangkan kecepatan, power, kekuatan
dan daya tahan”. Oleh karena itu untuk meningkatkan power lengan renang gaya kupu-kupu
dapat dilakukan dengan menggunakan beban berupa alat bantu. Alat bantu yang digunakan
adalah katrol dan resistance band.
Hal ini didasarkan pada pengamatan awal yang dilakukan penulis ternyata untuk
melatih renang gaya kupu-kupu dapat menggunakan alat bantu katrol dan alat bantu resistance
band, sebagai upaya meningkatkan power lengan renang gaya kupu-kupu. Dari uraian di atas
dapat di tarik kesimpulan bahwa untuk meningkatkan power lengan renang gaya kupu-kupu
dapat dilatih dengan menggunakan latihan beban. Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis
dengan pelatih kepala di club renang Apita Cirebon Didi syamsidi bahwa salah
1
satu latihan beban yang di gunakan dalam peningkatan power lengan adalah dengan
menggunakan alat bantu katrol dan alat bantu resistance band. Berdasarkan dari hasil
wawancara tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang perbandingan
pengaruh antara latihan menggunakan alat bantu katrol dan alat bantu resistance band. terhadap
peningkatan power lengan gaya kupu-kupu.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Renang Gaya Kupu-Kupu
Berbicara mengenai sejarah renang gaya kupu-kupu dilakukan pertama kali pada tahun
1933 oleh perenang asal Amerika Serikat yakni Henry Myers. Kala itu ia mencobanya saat
mengikuti kompetisi renang di Brooklyn Central YMCA. saat itu, Henry Myers memadukan
gaya dada dengan gerakan dan putaran lengan secara terus menerus.
3
Renang gaya kupu-kupu adalah gaya renang yang dilakukan dengan kedua lengan
secara bersamaan mengayuh bergerak ke depan. Pada gerakan renang gaya kupu-kupu, kedua
tangan membentang kemudian mengepak untuk mengayuh maju ke depan, maka dari itu tidak
heran lagi jikalau renang gaya kupu-kupu ini sering disebut sebagai renang lumba-lumba
Di samping itu gaya kupu-kupu merupakan salah satu renang yang dikaitkan sama
seperti renang gaya dada, hal ini dapat dibuktikan dengan memilih karakteristik persamaan
pada posisi dada menghadap ke permukaan air, tetapi pada kenyataannya banyak sekali
perbedaan dari 2 jenis renang ini mulai dari gerakan kaki, ayunan tangan sampai dengan
pengambilan pernapasan
Untuk mempraktekannya biasanya kedua tangan membentang ke atas dan saat timbul
di atas permukaan air layaknya memiliki sepasang sayap kedua lengan harus lakukan dayung
secara bersama. Kaki pun itu mengikuti pergerakan seperti halnya tendangan lumba-lumba.
Gaya renang kupu-kupu ini meski untuk mencoba rada sulit tapi suatu saat bisa dikuasai.
4
3. Bagian pada Gerakan Tangan
• Tangan diayunkan ke arah bawah lalu putar ke arah permukaan luar. Jika dilihat makan
kombinasi dengan tubuh akan berbentuk huruf Y
• Lalu bagian tangan juga putar kembali ke atas hingga belakang. Dalam sesi ini pinggul
harus melekat dengan air.
A. Gerakan Kaki
Gerakan kaki renang gaya kupu-kupu merupakan gerakan kaki gaya bebas yang
dilakukan secara serentak, seperti gelombang. Berikut cara melakukan renang gaya kupu-
kupu.
1) Posisi tungkai lurus dan rapat. Kemudian, lecutkan pinggang dan kaki bergerak untuk
melakukan cambukan.
2) Lakukan poros gerakan dari pinggul.
3) Gerak cambukan harus dilakukan secara berkesinambungan.
4) Ruang gerak sendi pergelangan kaki dan punggung kaki dimanfaatkan untuk
melakukan cambukan, yaitu menekan air ke bawah secara cepat dan kuat.
5) Gerakkan bagian pinggang ke atas, sehingga kaki terangkat ke atas saat pinggang
bergerak ke bawah.
5
B. Gerakan Lengan
Gerakan lengan renang gaya kupu-kupu sangat dominan. Gerakan ini menghasilkan
luncuran yang sangat cepat. Gerakan lengan harus dilakukan secara bersamaan, baik lengan
kanan maupun lengan kiri. Berikut cara melakukan gerakan lengan renang gaya kupu-kupu.
1) Entry
Tangan masuk ke dalam air, lengan lurus pada posisi miring dan jari-jari lebih rendah
dari siku. Tangan masuk ke dalam air sebelum melewati daerah samping bahu.
2) Outsweep
Lengan bergerak ke luar secara bersinambungan. Akhiri dengan gerakan menangkap
(catch). Gerakan ini dilakukan setelah kedua tangan berasa tepat di luar bahu bersamaan
dengan cambukan pertama ke bawah.
3) Downsweep
Kedua tangan bergerak ke bawah dan keluar dari lingkaran gerak. Gerakan ini
ditentukan oleh cepat lambatnya gerakan menangkap (catch).
4) Insweep
Posisi tangan berada tepat di bawah siku. Tangan ditarik ke dalam, ke atas, dan ke
belakang dalam lingkaran kecil di bawah kepala dekat badan. Mengayun ke atas depan
dengan siku diangkat ke atas permukaan air dengan membentuk sudut 30°-40°
6
5) Recovery
Lengan diangkat ke atas permukaan air secara relaks, pangkal lengan diputar ke dalam
dan mengayun ke depan.
Bernapas merupakan bagian penting saat melakukan renang gaya kupu-kupu. Berikut cara
melakukan pernapasan dalam renang gaya kupu-kupu.
1) Ambillah udara pada saat tangan mulai ditarik ke arah bahu dan kepala keluar dari
dalam air.
2) Kemudian, buanglah napas saat kepala akan keluar dari air melalui gerakan dagu, lalu
udara ditarik lagi dengan cepat.
3) Ambillah udara melalui mulut dan dibuang melalui mulut dan hidung secara
bersamaan.
1. Bila waktu seri, ini akan ditempatkan sebagai final dan renangnya dilakukan pada
sesi final.
7
2. Bila dua seri, perenang tercepatakan ditempatkan pada seri kedua, perenang tercepat
berikutnya dalam seri satu, perenang tercepat berikutnya pada seri kedua, berikutnya
pada seri satu dan begitu seterusnya.
3. Bila tiga seri, perenang tercepat akan ditempatkan dalam seri ketiga, tercepat
berikutnnya dalam seri kedua, tercepat berikutnya seri satu, dan perenang ke empat
berikutnya harus ditempetkan dalam seri ketiga, perenang kelima dalam seri dua,
danbegitu seterusnya.
4. Bila ada empat seri atau lebih, ketiga seri terakhir dari acara itu harus disusun sesuai
dengan tiga aturan diatas, seri terdahulu, tiga seri terakhir harus terdiri dari perenang
tercepat berikutnya, dan seterusnya. Lintasan akan ditetapkan dengan cara descending
(turun dari besar kekecil) dari waktu yang dimasukkan dalam setiap seri.
5. Pengecualian, bila ada dua sri attau lebih dalam sebuah event, harus ada minimum tiga
perenang dalam seri pendahuluan, tapi bila berikutnya ada yng mengundurkan diri ini
akan mengurangi jumlah perenang, dengan begitu dalam seri ini aakan kurang dari tiga.
6. kecuali dalam 50M pada kolam 50M, penempatan lintasan seharusnya (lintasan nomor
1sisi sebelah kanan kolam renang kalau kita menghadap kolam renang dari sisi tempat
start) dengan menempatkan perenang atau tim tercepat di lintasan tengah pada kolam
itu.
1. Dalam semi final, seri harus ditentukan seperti dalam aturan seri diatas dimana seri
pendahuluan tidak ada, lintasan akan ditetapkan sesuai ketetapan susunan lintasan
berdasarkan peraturan tersebut.
2. Jika perenang dari serri yang sama atau dari yang berbeda memiliki catatan waktu yang
sama sampai satu per seratus detik, pada posisi 8 atau 16 mereka harus a swim off
untuk menentukan perenang mana yang beruntung memasuki final (a swim off
dilakukan tidak kuarng dari 1jam). Jika semua perenang menyelesaikan
seri mereka, jika catatan waktunya tetap sama maka harus dilakukan a swim off lagi.
3. Bila perenang mengundurkan diri dari semi final ke final, cadangan akan dipanggil
sesuai urutan klasifikasinyya dalam seri atau semi final.
4. Pada kompetisi yang lain cara undian dapat dilakukan untuk menentukan posisi.
8
Start
1. Start dalam gaya bebas, dada kupu-kupu dan gaya ganti perorangan harus dengan
loncat. Pluit panjang dari referee, perenang harus melangkah naik keatas Starting
Platform (balok start) dan diam. Aba-aba take your marks dari starter, mereka harus
segera ambil posisi start, dengan setidaknya kaki didepan dari starting platform,
posisi tangan tidak ditentukan bila semua perenang telah diam. Starter dapat
memberikan tanda.
2. Dalam Olympci Games, World Championships dan acara FINA lainya aba-aba “Take
Your Marks” harus dalam bahasa Inggris, dan dalam start digunakan beberapa
pengeras suara, pada tiap Starting Platform dipasang satu (1) pengeras suara.
3. Seorang perenang yang terjun sebelum tanda start diberikan maka perenang tersebut
akan didiskualifikasi. Bila tanda start dibunyikan sebelum disqualifikasi dinyatakan,
lomba tetap dilangsungkan, dan seorang perenang atau para perenang (melakukan
pelanggaran) akan disqualifikasi setelah lomba selesai.
9
• Mematuhi instruksi guru sebelum turut serta dalam kegiatan olahraga air.
• Berusaha meminta pertolongan, jika sangat membutuhkan.
• Letakkan kedua telapak tangan pada kedua telingan korban sedangkan jari-jari
memegang dahi, hingga dahi korban tengadah ke atas permukaan air.
• Lakukan renang seperti gaya punggung dengan menggerak-gerakkan kaki hingga
korban tepat di atas badan penolong. Pertolongan ini hanya dapat dilakukan oloeh
penolong yang bisa berenang.
10
Pertolongan dengan alat :
Jika si korban bukanlah seorang perenang atau sedang berenang, dalam kodisi ini ita
umpamakan kalau si korban tidak sedang dalam kondisi tidak memakai pakaian renang
tentunya sulit untuk korban bergerak bebas di air. Pada tipe ini, korban hanya berfikir
bagaimana caranya untuk tetap mengambil nafas dengan wajah panik dan berusaha untuk tetap
tegak lurus dengan permukaan air. Pada kondisi ini korban cenderung berusaha meraih
penolong tanpa mau mendengarkan instruksi dari penolong mereka hanya berusaha agar kepala
dan dada tetap berada dipermukaan air. Sebenarnya penolong yang menangani korban tipe ini
harus memiliki emosi yang dapat dikontrol karena korban pada kondisi ini sangat berbahaya
bagi penolong. Umumnya saat ditolong dengan menarik tangan korban dan dibawa ke tepi oleh
penolong, korban yang ketakutan akan sedikit meronta dan dapat berakibat korban dan
penolong pun ikut tenggelam karena mengalami kram. jika memungkinkan tolong korban
dengan ban pelampung kemudian tarik korban ke tepi atau tempat yang aman.
Jika si korban mengalami cidera, dalam kondisi ini kita umpamakan korban kapal
karam yang terluka tentunya posisi badan mungkin terlihat agak aneh tergantung dari bagian
tubuh yang cidera. Korban mungkin merasa kesakitan akibat cidera yang dialaminya tersebut,
dalam kondisi ini korban hanya dapat bergerak secara terbata.
11
Ketika ditolong korban lebih fokus pada rasa sakitnya daripada perintah dari si
penolong sambil memegangi bagian tubuh yang cidera. hal yang perlu kita perhatikan sebagai
penolong adalah perhatikan cidera yang dialami korban serta sesuaikan cara membawa korban
ke tepi dengan posisi yang sedikit aneh untuk menyesuaikan dengan cidera korban.
Kondisi seperti ini bisa kita jumpai pada pertandingan berenang melintasi sungai yang
lebar atau menyebrangi danau. Biasanya korban seperti ini memiliki pola kayuan yang lemah
akibat tenaga yang ia miliki telah habis dengan posisi badan membentuk sudut dengan
permukaan air. Korban dalam posisi ini masih berusaha untuk menyelamatkan diri dengan
mencari perahu terdekat. Biasanya korban masih dapat berkomunikasi dan mengikuti instruksi
yang diberikan sehingga lebih mudah untuk ditolong dengan kontak langsung baik dengan ban
pelampung atau dengan menariknya langsung ke tepi.
Pada kondisi ini, korban sudah menelan banyak air kemungkinan diakibatkan pada
kondisi korban yang terlalu panik dan banyak bergerak sehingga terlalu kelelahan dan
menyebabkan hilangnya kesadaran atau bahkan karena terbentur akan suatu benda dan
kemudian terjatuhke dalam air. Korban kemungkinan akan terlihat sebagian dari tubuhnya
mungkin sebagian punggungnya jika posisinya tengkurap atau sedikitbagian kepalanya jika ia
terlentang namun pada umumnya kondisi korban tengkurap dengan posisi wajah menghadap
ke dasar. Saat penolong akan memberikan pertolongan dekati korban dengan tenang, tolong
korban dengan cepat dan benar karena korban sudah tidak dapat bergerah sehingga sulit untuk
melakukan pertolongan langsung. Penolong dapat menolong korban dengan bantuan
pelampung dan lainnya. Setelah sampai ketepi periksa nafas korban, berikan nafas buatan dan
resusitasi jantung jika diperlukan.
12
2.10 Gambar Kolam Renang standar beserta ukuran
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karena Gaya ini merupakan turunan dari gaya dada/gaya katak. Dengan posisi dada
menghadap ke bawah, kedua belah lengan secara bersamaan ditekan ke bawah, lalu ke
belakang, dan digerakkan ke arah luar sebelum diayunkan ke depan di atas permukaan air. Pada
saat tarikan tangan ke belakang, kedua belah kaki secara bersamaan menekan ke bawah.
Gerakan kaki dan tangan ini dilakukan untuk mendorong badan bergerak ke depan (atau ke
atas permukaan air untuk mengambil nafas).
Pada saat kepala masuk kembali ke dalam air, tangan mengikuti masuk, dan kaki
kembali menekan ke bawah. Gerakan kaki naik-turun menyerupai gerakan sirip ekor lumba-
lumba. Udara dihembuskan kuat-kuat dari mulut dan hidung sebelum kepala muncul dari air,
dan udara dihirup lewat mulut ketika kepala berada di luar air. Berbeda dari gaya lainnya yang
umumnya mudah dikuasai, perenang pemula memerlukan waktu lebih lama untuk mempelajari
koordinasi gerakan tangan dan kaki dalam gaya kupu-kupu. Sebagian besar pemula juga
menganggap gaya kupu-kupu sebagai gaya tersulit untuk dipelajari.
Dibandingkan ketiga gaya berenang lainnya, teknik gerakan yang buruk dalam gaya
kupu-kupu tidak dapat ditutupi dengan besarnya tenaga yang dikeluarkan perenang.,berenang
gaya kupu-kupu memerlukan kekuatan yang besar dari perenang. Perenang tercepat gaya kupu-
kupu dapat berenang lebih cepat dari perenang gaya bebas. Kecepatan renang gaya kupu-kupu
didapat dari ayunan kedua belah tangan secara bersamaan. Gaya kupu-kupu adalah gaya renang
terbaru dalam pertandingan renang. Perenang gaya kupu-kupu pertama kali ikut dalam lomba
renang pada tahun 1933.
3.2 Penutup
Dalam meraih prestasi, hal yang utama dan perlu diperhatikan adalah Disiplin, terutama
dalam hal waktu. Kita tidaklah harus menunggu waktu datang, tetap kitalah yang harus berlari
untuk mencapainya,bukan lari dari waktu, tetapi berlari dari waktu kewaktu untuk
menggenggamnya
14
Keberhasilan dicapai bukan hanya dengan bekerja di kantoran atau perusahaan tetapi
juga mampu kita capai di dunia olah raga termasuk renang
15
DAFTAR PUSTAKA
pengertianadalahdefinisi.blogspot.com/2014/03/teknik-dasar-renang-gaya-kupu-kupu-
dan.html
muda.kompasiana.com/2012/04/06/i-gede-siman-sudartawa-atlet-muda-yang-berprestasi-
452868.html
ukuran-kolam-renang-standar-nasional.html.taufieta85.blogspot.com/
16