Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FISIKA DAN FISIOLOGI PENYELAMAN

Disusun Oleh :
AGUNG FAHRI RIYANTO (1921001)

MARSUDI (1921010)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES HANG TUAH SURABAYA
2021
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, karena hanya dengan karuniaNya
itulah penyusunan makalah ini dapat disesuaikan dengan rencana.

Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak.Oleh


karena itulah, Penyusun menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat
dosen mata kuliah Penyelaman Hiperbarik untuk pemberian tugas makalah yang
berjudul “Fisika dan Fisiologi Penyelaman”.

Kelompok kami menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini


masih jauh dari sempurna, untuk itulah kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan.Atas perhatian dan tanggapan dari pembaca kami ucapkan
terima kasih.

Surabaya, Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

SAMPUL

PRAKATA 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

1.1 Latar Belakang 4


1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 4

BAB II PEMBAHASAN 5

2.1 Peralatan Selam Dasar 5


2.2 Fisika Penyelaman 6
2.3 Sinar dan Kejernihan Air 8
2.4 Aspek Medis Penyelaman 9
2.5 Binatan Berbahaya Bagi Penyelam 10
BAB III PENUTUP 12

3.1 Simpulan 12
3.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13

3
BAB 1
PENDAHULUAN

     1.1     Latar Belakang
Sejak pertama kali ditemukannya tabung udara oleh J.Y Cousteau pada tahun
1943. yang merupakan awal mula berkembangnya kemampuan manusia sebagai
mahluk darat memasuki kehidupan bawah air yang penghuninya memiliki
karakteristik yang berbeda, baik secara ekologi, anatomi, maupun sifat
tingkahlakunya. Selanjutnya kehidupan bawah air laut merupakan objek kajian
untuk menciptakan penemuan baru yang memiliki daya manfaat yang sangat
setrategis bagi perkembangan kehidupan manusia. Seperti pemanfaatan sebagai
bahan energi alternative, farmasi, maupun sebagai bahan kecantikan.
Pada hakekatnya dalam penyelaman tidak sekedar memiliki kemampuan
menggunakan alat seperti fin, masker, maupun snorcle kemudian melakukan
penyelaman permukaan (Skin dive) tetapi penyelaman merupakan kegiatan yang
harus dilakukan dengan cara yang benar, aman dan tidak melelahkan. Factor
keamanan dan kenyamana merupakan hal yang harus dipertimbangkan oleh
penyelam (Diver). Untuk mencapainya penyelam (Diver) harus memiliki
pengetahuan dan dasar teori yang benar. Seorang penyelam harus memiliki
kemampaun dalam menggunaan peralatan. Mengetahi faktor – faktor  alam yang
bisa mengganggu keamanan dan kenyamanan penyelaman.
     1.2     Rumusan Masalah
1.    Apa saja alat untuk skin dive?
2.    Apa saja hukum – hukum fisika penyelaman?
3.    Gangguan apa saja yang terjadi sewaktu kita menyelam?
4.    Biota apa saja yang berbahaya bagi penyelam
   1.3       Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.    Untuk mengetahui alat – alat dasar selam atau skin diving
2.    Untuk dapat mengetahui hukum – hukum fisika penyelaman
3.    Untuk dapat mengetahui gangguan sewaktu kita selam
4.    Untuk dapat mengetahui biota apa saja yang berbahaya bagi penyelam

4
BAB II
PEMBAHASAN

Menyelam merupakan kegiatan yang dilakukan di bawah air dengan atau


tanpa menggunakan alat bantu seperti fin, snorkel, masker untuk mencapai suatu
tujua tertentu. Selam terbagai kedalam dua katagori, selam permukaan (skin dive)
dan SCUBA Diving (Self Contained Underwater breathing Apparatus), atau
menyelam dengan mengunakan bantuan tabung udara. Perlatan ynag digunakan
dalam melakukan skin dive adalah fin, snorcle, dan masker. Peralatan dasar ini
merupakan alat Bantu yang digunan penyelam agar dapat melihat di dalam air,
bernafas dengan hidung tertutup dan meningkatkan kemampua/mobilitas
penyelam. Peralatan dasar ini tidak hanya dilakukan dalam skin dive tetapi
digunakan juga dalam SCUBA Diving.
2.1          PERALATAN SELAM DASAR (SKIN DIVE)
1.    Masker Selam
Masker selam adalah jendela kedap air yang melindungi sebagian wajah,
terutama mata dan hidung dari air. Bagian lensa dibuat dari kaca pengaman
sementara kantong hidung serta kerangka masker dibuat dari silikon atau karet. Di
bagian sisi masker terdapat tempat untuk memasang snorkel. Sewaktu
mengenakan masker, penyelam bernafas dengan mulut. Masker dapat menjadi
berembun atau kemasukan air bila penyelam memaksa untuk bernafas melalui
hidung. Rambut penyelam juga tidak boleh terjepit di antara masker dan wajah
supaya masker tidak kemasukan air. Masker tersedia dalam berbagai ukuran,
termasuk untuk anak-anak dan wanita. Dibandingkan masker selam scuba, masker
snorkeling umumnya berukuran lebih kecil agar kantong udara di dalam masker
menjadi sekecil mungkin. Penyelam harus memakai ukuran masker yang pas
dengan wajah agar masker tidak kemasukan air. Ukuran masker yang pas bisa
diperiksa tanpa perlu memasangkan tali pengikat di kepala. Masker diletakkan di
wajah, dan ditekan sambil menarik nafas perlahan-lahan. Bila masker tidak jatuh
maka ukuran masker sesuai dengan wajah pemakainya. Tekanan air membuat
masker menjadi kedap udara, sementara tali pengikat hanya menahan masker agar
tidak terlepas.

5
2.    Snorkel
Snorkel terdiri dari dua bagian: selang udara dan pelindung mulut. Selang
dibuat dari pelastik atau karet keras, dengan ukuran diameter sekitar 2 cm dan
panjang sekitar 30 cm. Selang yang terlalu panjang membuat bernafas menjadi
sulit, dan memperbesar kemungkinan penyelam menghisap kembali karvon
dioksida yang tertahan di dalam selang. Pelindung mulut dibuat dari silikone atau
karet, dan terdiri dari penutup berbentuk lengkung dan bagian untuk digigit.
Ukuran pelindung mulut juga harus sesuai dengan ukuran mulut. Ketika
menyelam di bawah air, udara di dalam snorkel keluar, dan air masuk ke dalam
snorkel. Ketika sampai di permukaan, air dalam snorkel dikuras dengan cara
menghembuskan udara keras-keras dari dalam mulut.
3.    Kaki katak  (fin)
Kaki katak adalah sepatu karet dengan sirip yang melebar di bagian ujung
kaki. Snorkeling bisa saja dilakukan tanpa kaki katak, tapi alat ini bisa menambah
daya dorong kaki manusia ketika berenang. Kaki katak terdiri dari dua jenis: tumit
terbuka (open heel) dan kaki tertutup (full foot atau pocket foot). Jenis kaki katak
kaki tertutup tersedia dalam berbagai ukuran seperti halnya ukuran sepatu.
Dibandingkan kaki katak tumit terbuka, jenis kaki katak tertutup memiliki ujung
sirip yang lebih pendek. Ketika memakai kaki katak tumit terbuka, penyelam
mengenakan sepatu boot dari bahan neoprena. Sepatu bot berfungsi sebagai
pelindung kaki dari dari luka, dinginnya air, atau pencegah lecet. Kaki katak tumit
terbuka hanya dibuat dalam beberapa ukuran: kecil, sedang, besar, dan ekstra
besar. Ukuran kaki katak disesuaikan dengan kaki pemakainya dengan
mengencangkan sabuk di bagian tumit.
2.2          FISIKA PENYELAMAN
Hukum – hukum fisika yang berhubungan dengan penyelaman perlu kita
ketahui karena hal ini penting sebagai dasar untuk melakukan teknik penyelaman
yang aman. Secara fisiologi, banyak masalah kesehatan penyelaman yang
berhubungan langsung dengan hukum-hukum fisika tsb. Untuk memahami
prinsip-prinsip dasar penyelaman yang aman, penyelam harus mengenal aspek-

6
aspek fisika yang berhubungan tekanan dan berat jenis zat cair dan gas-gas.
Pengetahuan inipun amat berguna untuk para dokter yang menangani kasus para
penyelam. Hukum hukum fisika tersebut diantaranya adalah :

1.    HUKUM ARCHIMEDES
Hukum ini berhubungan dengan daya apung. Daya apung (bouyancy) ada
3 macam, yaitu :
1)    Daya apung positif ( positif bouyancy )     : bila suatu benda mengapung
2)    Daya apung negatif (negative bouyancy)   : bila suatu benda tenggelam.
3)    Daya apung netral (neutral bouyancy)       : bila benda dapat melayang.
Bouyancy adalah suatu faktor yang sangat penting di dalam penyelaman. Selama
bergerak dalam air dengan scuba, penyelam harus mempertahankan posisi neutral
bouyancy. 

2.    HUKUM BOYLE
Menurut hukum ini, dimana temperatur dianggap konstan, maka perkalian
antara tekanan dan volume akan tetap konstan. Dari hukum inilah kita dapat
mengetahui bagaimana keadaan rongga-ronga didalam tubuh, seperti paru, sinus
dll. 
3.    HUKUM CHARLES
Menurut Hukum ini dapat dijelaskan mengapa tabung scuba dapat
meledak setelah diisi. Tabung scuba yang telah diisi penuh kita letakkan di atas
deck kapal sebelum menyelam dan terpapar dengan sinar matahari yang lama,
maka Volume gas di dalam tabung tsb akan memuai sehingga tabung bisa
meledak 
4.    HUKUM DALTON
Menurut hukum ini, Tekanan Total suatu gas campuran adalah jumlah dari
tekanan parsial gas-gas di dalam campuran tsb. 
5.    HUKUM GAY -  LUSSAC  
Menurut hukum ini, dapat dijelaskan juga tentang ledakan saat mengisi
tabung scuba. Bila kita mengisi tabung scuba, dimana Volume nya konstan,
dengan bertambahnya Tekanan tabung maka Temperaturnya juga meningkat. Hal

7
ini berbahaya karena sebelum mencapai tekanan yang diinginkan, tabung dapat
meledak. Jadi, pada saat kita mengisi tabung, sebaiknya tabung tsb diisi sambil
diremdam di dalam ember yang berisi air dingin, agar temperatur tabung tetap
dingin

2.3  SINAR DAN KEJERNIHAN AIR


Agar penyelam dapat bekerja dengan baik, maka harus dilengkapi
peralatan untuk melihat sejelas mungkin. Mata manusia memerlukan sinar untuk
melihat sesuatu. Apapun yang dilihat manusia adalah suatu gambaran yang
diciptakan oleh pantulan sinar dari benda yang sedang dilihat. Sinar di dalam air
dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga dapat langsung mempengaruhi
kemampuan melihat seorang penyelam dan menginterpretasikan apa yang
dilihatnya. Faktor-faktor utama tsb adalah :
1)    Kekeruhan
a) Diffusi : pemancaran sinar oleh molekul-molekul air dan partikel
b) Penyerapan : kemampuan untuk merubah warna dan intensitas cahaya
c) Refraksi : pembelokan sinar yang masuk dari 1 media ke media yang lain.
d) Refleksi : kembalinya sinar matahari ke atmosfer yang mengenai permukaan
air; akan direfleksikan (dipantulkan) tergantung pada sudutnya pada saat
mengenai air.
Sinar matahari tidak dapat menembus lebih dari 1650 ft, meskipun di air yang
sangat jernih.
Di udara, kecepatan sinar adalah 186.000 mil/detik, di dalam air kecepatan
berkurang menjadi 135 mil/detik. Index refraksi udara dan air = 4 : 3. Karena
refraksi ini, dengan pemakaian masker di dalam air, benda-benda akan terlihat
lebih dekat dan lebih besar dari yang sebenarnya.
2)    Suara
Kecepatan suara di udara adalah 1100 ft/detik sedangkan di dalam air rata-
rata 4900 ft/detik. Suara yang dihasilkan oleh pemukulan tabung baja scuba
dengan benda logam (misalnya dengan pisau selam) dapat didengar pada jarak
yang cukup jauh oleh penyelam lain.
3)    Transfer panas

8
Panas badan dapat hilang bila berada di dalam air melalui beberapa cara :
a) Konduksi adalah transfer panas langsung dari molekul ke molekul. Air
mempunyai kapasitas konduksi 25 kali dari pada udara. Jadi kecepatan
hilangnya panas di air 25 x lebih cepat dari pada di udara.
b) Konveksi adalah transfer panas dengan adanya pergerakan arus air
c) Radiasi adalah transfer panas dengan cara pancaran
d) Evaporasi keringat dari kulit dan keluarnya uap air dari paru menyebabkan
hilangnya panas dari badan secara signifikan.
Bila menyelam sangat dalam dengan menggunakan Helium-Oxygen (Heliox),
hilangnya panas badan dapat menimbulkan hypothermia klinis yang serius. Pada
penyelaman sangat dalam dengan gas campuran heliox, gas pernafasan ini
dipanaskan untuk menghindari hypothermia.
4)    Efisiensi Gerak
kerapatan air lebih besar dari pada udara, maka tahanan yang dialami oleh
tubuh pada saat bergerak akan menjadi lebih besar pula. Maka gerakan kita di air
menjadi lebih lamban. Pergerakan yang tidak teratur hanya akan menghabiskan
energi saja. Saat bergerak di dalam air sebaiknya bergerak secara perlahan dan
stabil. Bergerak secara horisontal akan mengurangi tahanan & kita akan dapat
bergerak lebih cepat

2.4  ASPEK MEDIS PENYELAMAN


Satu hal yang perlu kita sadari didalam hal penyelaman adalah terdapatnya
perbedaan tekanan antara permukaaan air dan di dalam air dimana hal ini akan
mempengaruhi fungsi tubuh kita yang akan berdampak bagi kesehatan pada
umumnya, banyak fungsi tubuh yang dipengaruhi salah satunya adalah fungsi
pendengaran. Beberapa penelitian menyangkut penyelaman memberikan hasil
yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang disebabkan oleh perbedaan
tekanan antara permukaan air dan didalam air sehingga menyebabkan penyakit
pada penyelam yang disebut decompression sicknes / barotrauma.
Barotrauma yang mempengaruhi fungsi pendengaran paling sering terjadi pada
telinga tengah, gejala – gejala barotrauma telinga tengah : nyeri, rasa penuh dan
berkurangnya pendengaran. 

9
Berdasarkan uraian diatas, membuat peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh dari penyelaman yang dilakukan oleh
para nelayan tradisional ini terhadap fungsi pendengaran mereka. Gangguan –
gangguan yang terjadi pada telinga dapat terjadi pada telinga luar, telinga tengah
dan telinga dalam.
Dalam hal ini barotrauma pada telinga sering terjadi pada telinga bagian
tengah dan penyakit pada telinga tengah ini lazim ditemukan di Amerika Serikat
dan di seluruh dunia. Gejala – gejala barotrauma telinga tegah termasuk nyeri,
rasa penuh dan berkurangnya pendengaran. Diagnosis dipastikan dengan otoskop.
Gendang telinga tampak mengalami injeksi dengan pembentukan bleb hemoragik
atau adanya darah dibelakang gendang telinga. Kadang – kadang membrana
timpani akan mengalami perforasi. Dapat disertai gangguan pendengaran
konduktif ringan. 
2.5  BINATANG BERBAHAYA BAGI PENYELAM
1.     Karang Api
Terumbu karang memang tampak cantik dari kejauhan. Warnanya yang
menarik mengundang penyelam untuk mendekatinya dan mengabadikan dalam
bentuk foto. Tapi berhati-hatilah bisa Anda bertemu dengan karang berwarna
kuning pucat. Kemungkinan ini adalah karang api atau fire coral.
jangan terlampau dekat dengan hewan ini, terlebih menyentuh tanpa
menggunakan sarung tangan. Karang api cukup berbahaya karena menyengat, dan
bisa membuat kulit terasa sangat panas seperti terbakar setelah menyentuhnya.
2.    Ubur-ubur
Ubur-ubur atau jellyfish adalah salah satu hewan lucu yang bisa Anda
temui saat menyelam di laut Indonesia. Bentuknya yang seperti payung
mengundang penyelam untuk mendekatinya. Lagi-lagi berhati-hatilah, bentuknya
yang lucu ternyata menyimpan sengat yang cukup berbahaya.
Ubur-ubur memiliki tentakel yang panjang dan beracun. Dari dalam
tentakel, tersimpan racun berbahaya yang bisa menyebabkan iritasi pada kulit.
Tingkat iritasi yang diberikan berbeda-beda, tergantung dari jenis ubur-ubur.
Mulai dari rasa perih seperti digigit semut hingga rasa sakit bagai terbakar bisa
dihasilkan ubur-ubur. Jadi, waspadalah.

10
3.    Bulu Babi
Bulu babi memang banyak ditemukan di perairan Indonesia, terutama di
daerah yang tercemar. Hewan yang seluruh tubuhnya ditutupi duri ini memang
tampak menakutkan dari luar. Tingkat keseramannya semakin tinggi jika Anda
tertusuk durinya.
Duri bulu babi cukup rapuh dan berbahaya bila tersentuh kulit. Jika
tertusuk, durinya tersebut bisa tertinggal di lapisan kulit, dan tentu saja
meninggalkan rasa sakit. Kalau terlanjur tertusuk, caranya menanggulinya cukup
mudah. Anda bisa menghancurkan duri dengan menumbuknya dari luar,
kemudian ditetesi amoniak, seperti urine.
4.    Ikan Lepu Ayam (Lionfish)
Di balik bentuk tubuhnya yang unik dan bermotif lucu, lion fish atau lepu
ayam ternyata berbahaya. Ikan yang biasa hidup di karang ini, memiliki duri
beracun yang terletak di sirip punggungnya.
Rasa sakit yang ditimbulkan dari duri lepu ayam bisa bertahan hingga 6
jam. Untuk mengurangi rasa sakit, Anda bisa menggunakan air panas yang
dicampur cuka atau irisan lemon.
5.    Ikan Pari
Ikan pari yang memiliki tubuh pipih ini memiliki duri beracun pada
ekornya. Biasanya, ikan ini berada di dasar laut yang berpasir. Racun yang
ditimbulkan ikan pari memang tidak separah lepu, tetapi cukup menyakitkan.
Selain sakit karena tusukannya, orang yang terkena tusukan buntut pari
juga bisa terkena racunnya. Racun paling berbahaya dari buntut pari ini bisa
menyebabkan luka pada otot.

11
BAB III
PENUTUP

3.1          Simpulan
Dalam kegiatan penyelaman sangat diperlukan sekali aspek – aspek seperti,
peralatan selam, aspek fisika penyelaman, penyakit penyelaman, dan hewan
berbahaya yang perlu diwaspadai bagi penyelam. Oleh sebab itu sebelum
melakukan kegiatan penyelaman kita harus belajar tentang aspek – aspek tersebut,
sehingga tidak menimbulkan hal – hal yang tidak diinginkan.

3.2          Saran
a) Agar para pembaca dapat mengetahui peralatan selam, aspek fisika selam
penyelaman, penyakit penyelaman, dan hewan berbahaya yang perlu
diwaspadai bagi penyelam.
b) Dengan membaca makalah ini diharapkan lebih mudah dalam mencari
referensi tambahan tentang pengetahuan akademis penyelaman

12
DAFTAR PUSTAKA

Coremap, (2014). Diunduh melalui http://www.coremap.or.id. Diakses pada 20


Mei 2014
Dinas Kesehatan Angkatan Laut. (2000) . Ilmu Kesehatan Penyelaman dan
Hiperbarik:  Jakarta.
P.B. Persatuan Olahraga selam Seluruh Indonesia, Persyaratan dan Persatuan
Dasar Selam Olahraga Indonesia. Jakarta. 1980
Under the sea. (2014). Diunduh melalui http//underthesea.org. Diakses pada 20
Mei 2014

13

Anda mungkin juga menyukai