MYASTEMIA GRAVIS
DI RUANG ICU RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Nama Anggota Kelompok :
Mey Selvi Yanti, S.Kep NIM. 131723143002
Lilis Ernawati, S. Kep NIM. 131723143003
Tuhfa Eka Indriana, S.Kep. NIM. 131723143004
Asiadi, S.Kep NIM. 131723143005
Leli Ika Hariyati, S.Kep NIM. 131723143008
Crispina , S.Kep NIM. 131723143007
Yoga Aji, S. kep NIM. 131723143093
III. Metode
a. Demonstrasi
b. Tanya Jawab
IV. Media
a. Leaflet
V. Materi
1. Pengertian myastenia gravis.
2. Klasifikasi myastenia gravis.
3. Etiologi myastenia gravis.
4. Manifestasi dan gejala myastenia gravis.
5. Komplikasi dari myastenia gravis.
6. Pencegahan dari myastenia gravis.
7. Pengobatan di rumah.
VI. Pelaksanaan
KEGIATAN
NO. WAKTU KEGIATAN PESERTA
PENYULUHAN
1. 2 menit Pembukaan
1. Penyampaian salam 1. Membalas salam
2. Perkenalan 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan topik 3. Mendengarkan
penyuluhan
4. Menjelaskan tujuan 4. Mendengarkan
5. Kontrak waktu 5. Mendengarkan dan
menyetujui
2. 25 menit Penyajian materi
1. Pengertian 1. Menjawab pertanyaan dan
myastenia gravis. mengemukakan pendapat
2. Klasifikasi
2. Memperhatikan dan
myastenia gravis.
mendengarkan
3. Etiologi myastenia
3. Memperhatikan dan
gravis.
mendengarkan
4. Manifestasi dan
4. Memperhatikan dan
gejala myastenia
mendengarkan
gravis.
5. Komplikasi dari
5. Memperhatikan dan
myastenia gravis.
mendengarkan
6. Pencegahan dari
6. Memperhatikan dan
myastenia gravis.
mendengarkan
7. Pengobatan di
rumah 7. Memperhatikan dan
mendengarkan
3. 10 menit Evaluasi
1. Mengevaluasi 1. Menjawab pertanyaan
kembali
pengetahuan peserta
mengenai materi
yang telah
disampaikan
4. 3 menit Terminasi
1. Menyimpulkan hasil 1. Memperhatikan dan
penyuluhan mendengarkan
2. Mengucapkan 2. Memperhatikan dan
terima kasih mendengarkan
3. Mengakhiri dengan 3. Menjawab salam
salam
VII. Pengorganisasian
1. Moderator : Mey selvi, S.Kep.
2. Penyaji : Yoga Aji P, S. Kep.
3. Fasilitatator : Crispina , S.Kep. Leli ika h, S. Kep, Tuhfa,
S. Kep.
4. Observer : Lilis, S.Kep.
5. Notulen : Asiadi, S. Kep.
Keterangan :
: Moderator
: Penyuluh : Audiens
: Moderator : Fasilitator
Uraian tugas
Moderator : Membuka dan memimpin jalanya acara dimulai dari
pembukaan, penyampaian materi, evaluasi, dan yang
terakhir terminasi.
Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan yang dimulai dari
menggali pengetahuan peserta tentang mobilisasi pasca
operasi dan sesi diskusi (tanya jawab).
Fasilitator : Memfasilitasi jalanya acara penyuluhan agar dapat
berjalan dengan baik.
Observer : Mengobservasi jalannya acara penyuluhan dari awal
sampai akhir, mengobservasi performa penyuluh,
mencatat pertanyaan dan mengobservasi keantusiasan
peserta penyuluhan.
IX. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
- Kesiapan materi
- Kesiapan SAP
- Kesiapan media: Leaflet
- Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
- Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
- Peserta hadir ditempat penyuluhan
- Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang ICU RSUD Dr.
Soetomo
- Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan pada hari
sebelumnya.
b. Evaluasi Proses
- Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
- Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan oleh penyaji
- Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
- Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
- Suasana penyuluhan tertib
- Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
c. Evaluasi Hasil
- Peserta yang hadir sesuai jumlah absensi kehadiran
- Peserta memahami materi yang telah disampaikan oleh penyaji
- Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan
dengan benar yang diajukan penyaji tentang myastemia gravis.
- MATERI PENYULUHAN
Tipe ini terdapat pada 10-20% bayi baru lahir dari ibu-ibu yang menderita
Miastenia gravis. Beratnya gejala tidak berkaitan dengan beratnya penyakit pada
ibu. Segera atau beberapa jam setelah lahir, bayi menjadi lemah, nabgis dan
Biasanya gejala-gejala miastenia gravis sepeti ptosis dan strabismus tidak akan
tampak pada waktu pagi hari. Di waktu sore hari atau dalam cuaca panas, gejala-
gejala itu akan tampak lebih jelas. Pada pemeriksaan, tonus otot tampaknya agak
menurun.Miastenia gravis juga dapat dikelompokkan secara lebih sederhana
seperti dibawah ini :
a. Miastenia gravis dengan ptosis atau diplopia ringan.
b. Miastenia gravis dengan ptosis, diplopi, dan kelemahan otot-otot untuk untuk
mengunyah, menelan, dan berbicara. Otot-otot anggota tubuhpun dapat ikut
menjadi lemah. Pernapasan tidak terganggu.
III. Etiologi
a. Penuaaan (sarkopenia)
b. Autoimun
pada miastenia gravis, sistem kekebalan membentuk antibodi yang menyerang
reseptor yang terdapat di sisi otot dari neuromuscular junction. Reseptor yang
dirusak terutama adalah reseptror yang menerima sinyal saraf dengan bantuan
asetilkolin (bahan kimia yang mengantarkan impuls saraf melalui junction
atau disebut juga neurotransmiter). Apa yang menjadi penyebab tubuh
menyerang asetilkolinnya sendiri, tidak diketahui.
c. Genetik
pada kelainan kekebalan tampaknya memegang peran yang penting. Antibodi
ini ikut dalam sirkulasi darah dan seorang ibu hamil yang menderita miastenia
gravis bisa melalui plasenta dan sampai ke janin yang dikandungnya.
Pemindahan antibodi ini bisa menyebabkan miastenia neonatus, dimana bayi
memiliki kelemahan otot yang akan menghilang beberapa hari sampai
beberapa minggu setelah dilahirkan. Gangguan tersebut kemungkinan dipicu
oleh :
- Infeksi.
- Operasi, atau penggunaan obat-obatan tertentu, seperti nifedipine atau
verapamil (digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi), quinine
(digunakan untuk mengobati malaria), dan procainamide (digunakan untuk
mengobati kelainan ritme jantung).
- Neonatal myasthenia terjadi pada 12% bayi yang dilahirkan oleh wanita
yang mengalami myasthenia gravis. Antibodi melawan acetylcholine, yang
beredar di dalam darah, bisa lewat dari wanita hamil terus ke plasenta
menuju janin. Pada beberapa kasus, bayi mengalami kelemahan otot yang
hilang beberapa hari sampai beberapa minggu setelah lahir. Sisa 88% bayi
tidak terkena.
Pada 90% penderita, gejala awal berupa gangguan otot-otot okular yang
menimbulkan kelopak mata turun (ptosis) dan diplopia ( penglihatan ganda )
ini karena otot mata lemah. Mula timbul dengan ptosis unilateral atau
bilateral. Setelah beberapa minggu sampai bulan, ptosis dapat dilengkapi
dengan diplopia (paralysis ocular). Kelumpuhan-kelumpuhan bulbar itu
timbul setiap hari menjelang sore atau malam. Pada pagi hari orang sakit tidak
diganggu oleh kelumpuhan apapun. Tetapi lama kelamaan kelumpuhan bulbar
dapat bangkit juga pada pagi hari sehingga boleh dikatakan sepanjang hari
orang sakit tidak terbebas dari kesulitan penglihatan. Gejala ini biasanya
intermitten, dan dapat hilang untuk beberapa minggu kemudian terjadi
kembali.
b. Kelumpuhan otot okular kedua belah sisi.
Pada pemeriksaan dapat ditemukan ptosis unilateral atau bilateral, salah satu
otot okular paretik, paresis N III interna (reaksi pupil). Diagnosis dapat
ditegakkan dengan memperhatikan otot-otot levator palpebra kelopak mata.
Walaupun otot levator palpebra jelas lumpuh pada miastenia gravis, namun
adakalanya masih bisa bergerak normal. Tetapi pada tahap lanjut kelumpuhan
otot okular kedua belah sisi akan melengkapi ptosis miastenia gravis. Bila
penyakit hanya terbatas pada otot-otot mata saja, maka perjalanan penyakitnya
sangat ringan dan tidak akan menyebabkan kematian
c. Kesulitan berbicara (dysarthria) & kesulitan menelan (dysphagia)
miastenia gravis menyerang otot-otot wajah, laring, dan faring.Pada
pemeriksaan dapat ditemukan paresis N VII bilateral atau unilateral,
kelemahan otot pengunyah, paresis palatum mol/arkus faringeus/uvula/otot-
otot farings dan lidah. Keadaan ini dapat menyebabkan regurgitasi dan
tersedak melalui hidung jika pasien mencoba menelan, menimbulkan suara
yang abnormal, atau suara nasal, dan pasien tidak mampu menutup mulut
yang dinamakan sebagai tanda rahang yang menggantung.
d. Suara parau ( disfonia ) dan kelemahan otot leher
Otot leher yang lemah yang selalu membuat kepala cenderung jatuh jatuh
kedepan atau ke belakang miastenia gravis menyerang otot-otot leher
sehingga kepala harus ditegakkan dengan tangan. Kemudian otot-otot anggota
gerak berikut otot-otot interkostal. Atrofi otot ringan dapat ditemukan pada
permulaan, tetapi selanjutnya tidak lebih memburuk lagi
e. Kelemahan diafragma dan otot-otot interkosal progressif menyebabkan gawat
napas.
Terserangnya otot-otot pernapasan terlihat dari adanya batuk yang lemah, dan
akhirnya dapat berupa serangan dispnea dan pasien tidak mampu lagi
membersihkan lendir. gejala berat berupa melemahnya otot pernapasan
(respiratory paralysis), yang biasanya menyerang bayi yang baru lahir
f. Kelemahan menyeluruh biasanya bermula pada batang tubuh, lengan, tungkai
dalam satu tahun pertama onset
g. Otot lengan biasanya yang paling parah.
Kelemahan otot cenderung memburuk setiap harinya, terutama setelah
aktivitas.
Menurut Department of Health and Human Services-USA, tanda dan gejala
dari Myasthenia Gravis, yaitu :
- satu atau kedua kelopak mata layu.
- penglihatan kabur atau ganda.
- sulit untuk berjalan.
- kelemahan di lengan, tangan, jari, kaki dan leher.
- perubahan ekspresi wajah.
- kesulitan dalam menelan.
- kesulitan dalam berbicara.
- sesak napas (marasa seperti kekurangan udara).
V. Komplikasi
- Apabila otot pernafasan melemah, maka akan terjadi gagal pernafasan akut.
- Komplikasi lainnya adalah kesulitan menelan (dysphagia).
Faktor-faktor yang dapat memicu komplikasi pada pasien termasuk riwayat
penyakit sebelumnya (misal, infeksi virus pada pernapasan), pasca operasi,
pemakaian kortikosteroid yang ditappering secara cepat, aktivitas berlebih
(terutama pada cuaca yang panas), kehamilan, dan stress emosional.
VI. Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan suatu bentuk pencegahan yang dilakukan pada
saat individu belum menderita sakit. Bentuk upaya yang dilakukan yaitu dengan
cara promosi kesehatan atau penyuluhan degan cara memberikan pengetahuan
bagaimana penanggulangan dari penyakit Miastenia gravis yang dapat dilakukan
dengan;
a. Memberi pengetahuan untuk tidak mengkonsumsi minuman beralkohol,
khususnya apabila minuman keras tersebut dicampur dengan air soda yang
mengandung kuinin. Kuinin ini merupakan suatu obat yang memudahkan
terjadinya kelemahan otot.
b. Menjaga kondisi untuk tidak kelelahan dalam melakukan pekerjaan dan
menjaga kondisi untuk tidak stres. Karena kebanyakan pasienpasien
Miastenia gravis ini terjadi pada saat mereka dalam kondisi yang lelah dan
tegang.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan ini ditujukan pada individu yang sudah mulai sakit dan
menunjukkan adanya tanda dan gejala. Pada tahap ini yang dapat dilakukan
adalah dengan cara pengobatan antara lain dengan mempengaruhi proses
imunologik pada tubuh individu, yang bisa dilaksanakan dengan; Timektomi,
Kortikosteroid, Imunosupresif yang biasanya menggunakan Azathioprine.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier (rehabilitasi), pada bentuk pencegahan ini mengusahakan
agar penyakit yang di derita tidak menjadi hambatan bagi individu serta tidak
terjadi komplikasi pada individu. Yang dapat dilakukan dengan;
a. Mencegah untuk tidak terjadinya penyakit infeksi pada pernafasan.
b. Karena hal ini dapat memperburuk kelemahan otot yang diderita oleh
individu.
c. Istirahat yang cukup
d. Pada Miastenia gravis dengan ptosis, yaitu dapat diberikan kacamata khusus
yang dilengkapi dengan pengait kelopak mata.
e. Mengontrol pasien Miastenia gravis untuk tidak minum obat-obat
antikolinesterase secara berlebihan.
Catatan Evaluasi :
(..................................................)
LEMBAR NOTULEN
Kegiatan Diskusi
1. Nama Penanya
................................................................................................................................................
Pertanyaan
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Jawaban
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
2. Nama Penanya
................................................................................................................................................
Pertanyaan
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Jawaban
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
3. Nama Penanya
................................................................................................................................................
Pertanyaan
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Jawaban
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
(..................................................)