Disusun oleh :
SURABAYA
TAHUN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK
SURABAYA 2020/2021
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DHF
2. Etiologi
Virus dengue, termasuk genus flavivirus, keluarga flaviridae
terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan
DEN-4. Keempat ditemukan diindonesia dengan den-3 serotype
terbanyak. Infeksi satu serotype terbanyak akan menimbulkan
antibodi terhadap serotype yang bersangkutan, sedangkan
antibodi yang terbentuk terhadap serotype lain sangat kurang,
sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai
terhadap serotype lain tersebut. Seseorang yang tinggal didaerah
endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama
hidupnya. Keempat serotype virus dengue dapat ditemukan
diberbagai daerah diindonesia. (Aningsi, 2018)
3. Web Of Caution (WOC)
4. Manifestasi klinis
B. KONSEP ANAK
1. Definisi Anak
Anak adalah seseorang yang berusia kurang dari 18 tahun dalam
masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan
fisik, psikologis, psiko sosial, dan spiritual. (Ikhwani, 2019)
a. Toddler : 1 - 3 tahun
b. Pra sekolah : 3 - 6 tahun
d) Anak-anak tengah/sekolah usia 6-12 tahun
e) Anak-anak akhir
C. KONSEP IMUNISASI
1. Definisi Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia
terkena antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit.(Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI), 2014)
2. Jenis-jenis imunisasi
Dikutip dari (Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 2014)
a. Vaksin BCG
Vaksin hidup yang dibuat dari Mycobacterium bovis
yang dibiak berulang selama 1-3 tahun sehingga didapatkan
hasil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai imunogenitas.
Cara pemberian : Disuntikkan secara intrakutan di daerah
lengan kanan atas (insertion musculus deltoideus). Dengan
menggunakan Auto Distruct Scheering (ADS) 0,05 ml.
b. Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus)
Vaksin yang terdiri dari toxoid difteri dan tetanus yang
dimurnikan serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi.
Cara pemberian : Disuntik secara intramuskuler dengan dosis
pemberian 0,5 ml sebanyak 3 dosis. Dosis pertama diberikan
pada umur 2 bulan, dosis selanjutnya diberikan dengan interval
paling cepat 4 minggu (1 bulan).
c. Vaksin hepatitis B
Vaksin virus rekombinan yang telah diinaktivasikan dan
bersifat in infectious, berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam
sel ragi (Hansenula polymorph) menggunakan teknologi DNA
rekombinan.
Cara pemberian : Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml,
pemberian suntikan secara intramuskuler sebaiknya pada
anterolateral paha. Pemberian sebanyak 3 dosis
1. Definisi
a. Anak pada usia 3-6 bulan mengangkat kepala dengan tegak pada
posisi telungkup.
b. Anak pada usia 9-12 bulan berjalan dengan berpegangan.
c. Anak pada usia 12-18 bulan minum sendiri dari gelas tanpa
tumpah.
d. Anak pada usia 18-24 bulan mencorat-coret dengan alat tulis.
e. Anak pada usia 2-3 tahun berdiri dengan satu kaki tanpa
berpegangan, melepas pakaian sendiri.
f. Anak pada usia 3-4 tahun mengenal dan menyebutkan paling sedikit
1 warna.
g. Anak pada usia 4-5 tahun mencuci dan mengeringkan tangan tanpa
bantuan
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
a. Faktor Herediter (Keturunan). Faktor herediter merupakan factor
yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh
kembang anak, factor herditer meliputi factor bawaan, jenis
kelamin, ras, dan suku bangsa. Pertumbuhan dan perkembangan
anak dengan jenis perkembangan anak dengan jenis kelamin laki-
laki kelamin laki-laki setelah lahir setelah lahir akan cenderung
akan cenderung cepat dibandingkan dengan anak perempuan serta
akan bertahan sampai usia tertentu. Baik anak laki-laki atau
tertentu. Baik anak laki-laki atau anak perempuan akan mengalami
pertumbuhan kan mengalami pertumbuhan yang lebih cpat ketika
mereka mencapai masa pubertas. Faktor Lingkungan.
b. Faktor lingkungan merupakan factor yang memegang peranan
peranan penting penting dalam menentukan menentukan tercapai
tercapai atau tidaknya tidaknya potensi potensi yang sudah dimiliki.
Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan prenatal (yaitu
lingkungan dalam kandungan) dan lingkungan postnatal (yaitu
lingkungan setelah bayi lahir) Faktor lingkungan secara garis besar
dibagi menjadi :
1) Faktor lingkungan prenatal
c) Nutrisi
Nutrisi menjadi Nutrisi menjadi kebutuhan untuk tunbuh dan
berkemb kebutuhan untuk tunbuh dan berkembang selama masa
ang selama masa pertumbuhan, pertumbuhan, dalam nutrisi
nutrisi terdapat terdapat kebutuhan kebutuhan zat gizi yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan seperti
protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air
d) Iklim dan cuaca
Pada saat musim tertentu kebutuhan gizi dapat dengan mudah
diperoleh namun pada saat musim yang lain justru sebaliknya,
sebagai contoh pada saat pada saat musim kemarau kemarau
penyediaan air penyediaan air bersih atau sumber makanan
sumber makanan sangatlah sulit.
e) Posisi anak dalam keluarga
Secara umum anak pertama memiliki kemampuan intelektual
lebih menonjol dan cepat berkembang karena sering berinteraksi
dengan orang dewasa namun dalam perkembangan motoriknya
kadang-kadang terlambat karena tidak ada stimulasi yang
biasanya dilakukan udara kandungnya, sedangkan pada anak
kedua atau tengah kecenderungan orang tua yang sudah biasa
dalam merawat anak lebih percaya diri sehingga kemamapuan
anak untuk berdaptasi lebih cepat dan mudah meski dalam
perkembangan intelektual biasanya kurang dibandingkan dengan
anak pertamanya.
f) Status kesehatan
Apabila anak berada dalam kondisi sehat dan sejahtera maka
percepatan percepatan untuk tumbuh kembang kembang menjadi
menjadi sangat mudah dan sebaliknya.contoh apabila anak
mempunyai penyakit kronis yang ada pada diri anak maka
pencapaian pencapaian kemampuan kemampuan untuk maksimal
maksimal dalam tumbuh kembang akan terhambat karena anak
memiliki masa kritis
3) Factor hormonal
Factor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang anak
antara hormone somatotropin, tiroid dan glukokortikoid.
Hormone somatotropin (growth hormone) berperan dalam
mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan dengan menstimulasi
terjadinya proliferasi sel kartilgo dan system skeletal, hormone
tiroid berperan menstimulasi metabolism tubuh. Hormone
glukokortiroid mempunyai fungsi menstimulasi pertumbuhan sel
intertisial dari testis (untuk memproduksi testosteron) dan
ovarium (untuk memproduksi estrogen), selnjutnya hormone
tesebut menstimulasi perkembangan seks, baik pada anak laki-
laki maupun perempua yang sesuai ua yang sesuai dengan peran
hormonnya.
5. Aspek pertumbuhan dan perkembangan anak
Ada 4 aspek tumbuh kembang yang perlu dibina atau dipantau :
a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak melakukan
pergerakan dengan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot
besar sperti duduk, berdiri, dsb.
b. Gerak halus atau motorik halus adala aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan
yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan
oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
cermat sperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dsb.
c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan
respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi,
mengikuti perintah berkomunikasi, mengikuti perintah
dsb.
d. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan
sendiri, membereskan mainan selesai bermain),
bermain), berpisah berpisah dengan ibu/pengasuh
ibu/pengasuh anak, bersosialisasi bersosialisasi dan
berinteraksi berinteraksi dengan lingkungannya, dsb.
1) Tingkat kesadaran
o
tinggi (diatas 37,5 C)
4) Kepala
5) Mata
Konjungtiva anemis
6) Hidung
7) Telinga
8) Mulut
Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut
kering, terjadi perdarahan gusi, dan nyeri
telan. Sementara tenggorokkan mengalami
hyperemia pharing.
9) Leher
Kelenjar getah bening dan kelenjar
tiroid tidak mengalami pembesaran
10) Dada/thorak
11) Abdomen
14) Ekstremitas
b. Diagnosa keperawatan
1. Hipertermia b.d Proses penyakit Infeksi (SDKI, hal
284)
2. Resiko perdarahan d.d gangguan koagulasi
trombositopenia (SDKI, Hal 42)
3. Resiko syok (hipovolemik) d.d hipoksia jaringan
(SDKI, Hal 92)
4. Hipovelemia b.d Peningkatan Permeabilitas Kapiler
(SDKI, hal 64)
5. Defisit Nutrisi b.d Psikologis (SDKI, hal 56)
c. Rencana keperawatan