Kelompok 1
Nama Kelompok :
1. Adinda Ayu S (191122)
2. Alifadia Rizky M (191123)
3. Cantika Yustiara Indah P (191133)
4. Firda Meyta P (191144)
5. Irfin Halim S (191150)
6. Novema Rara A (191158)
7. Nur Lailatul F (191161)
8. Rahmat Kurniawan (191165)
9. Solla Galih Raya P (191170)
10. Tri Ayuning Ratu W (191175)
11. Vera Amelia Yuniar (191176)
12. Wiwik Andriyas (191178)
Pengertian Katarak
Katarak berasal dari bahasa yunani katarrhakies, inggeris
cataract, dan latin cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa
Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air
terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan
kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan
cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua-duanya
(utama, 2015).
Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang
mengubah gambaran yang diproyeksikan pada retina. Katarak
merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap,
derajat disabilitas yang di timbulkan oleh katarak dipengaruhi oleh
lokasi dan denistasi keburaman (istiqomah, 2012).
Etiologi
Penyebab pertama katarak adalah a. Fisik Dengan keadaan fisik seseorang semakin tua
proses penuaan. Penyakit infeksi (lemah) maka akan mempengaruhi keadaan lensa.
tertentu dan penyakit seperti diabetes b. Kimia Apabila mata terkena cahaya yang mengandung
bahan kimia atau akibat paparan ultraviolet matahari pada
mellitus dapat menyebabkan katarak lensa mata dapat menyebabkan katarak
komplikata. Katarak dapat disebabkan c. Usia Dengan bertambahnya usia seseorang, maka
oleh beberapa faktor: fungsi lensa juga akan menurun dan mengakibatkan
katarak.
d. Infeksi virus masa pertumbuhan janin Jika ibu pada
saat mengandung terkena atau terserang penyakit yang
disebabkan oleh virus. Virus tersebut akan mempengaruhi
tahap pertumbuhan janin. Misal ibu yang sedang
mengandung menderita rubella.
e. Penyakit Meliputi penyakit diabetes dan trauma mata
seperti uveitis.
Patofisiologi
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk
seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung 3
komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan
yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Perubahan fisik dan
kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transportasi, perubahan pada searabut
halus multiple (zunula) yang memanjang dari badan selier ke sekitar daerah diluar
lensa misalnya dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan
dengan menghambat jalan cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya
protein lensa normal terjadi disertai influks air kedalam lensa.
Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar.
Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan yang berbeda, dapat
disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemis, seperti DM, namun sebenarnya
merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang normal. Katarak dapat bersifat
kongenital dan dapat diidentifikasi awal, karena bila tidak dapat didiagnosa dapat
menyebabkan ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen. Faktor yang paling
sering yang berperan dalam terjadinya katarak meliputi sinar ultraviolet B, obat-obatan,
alkohol, merokok, diabetes, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka
waktu yang lama.
Pemeriksaan Penunjang
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny. T
Umur : 60 th
Alamat : Ds. Song song
Pendidikan : SD
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal Masuk Panti : 9 Februari 2019
Tanggal Pengkajian : 10 Februari 2019
2. Identitas Keluarga
Nama : Ny. L
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Bangunan Pakjo
Hub. Dengan Klien : Anak Pertama
3. Riwayat Masuk Panti
Menurut penuturan klien, klien dibawa kepanti oleh anak pertamanya dengan alasan agar klien ada yang
merawat, dikarenakan klien tidak ada keluarga yang bisa merawatnya. 3 anaknya ada di luar kota, jauh dari
klien tinggal. Mengingat kondisi klien yang lemah karena menderita katarak anak klien berniat memasukkan
klien ke panti agar ada yang merawat klien
4. Status Kesehatan Saat Ini
a. Status kesehatan selama setahun:
Klien tidak memiliki riwayat operasi kecelakaan selama setahun lalu. Namun klien mengatakan jika
dirinya memiliki riwayat penyakit pengelihatan kabur , tidak jelas dan saat terkena sinar terang pengelihatan
bertahap menghilang.
b. Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu:
Selama 5 tahun lalu klien tidak pernah mengalami kecelakaan, operasi dan tidak pernah dirawat di rumah
sakit. April 2018 sempat ke puskesmas Hanya mengeluh pengelihatan kabur , tidak jelas dan saat terkena
sinar terang pengelihatan bertahap menghilang.
c. Keluhan utama
Penglihatan kabur , tidak jelas dan saat terkena sinar terang pengelihatan bertahap menghilang.
d. Pengetahuan tentang penatalaksanaan masalah kesehatan
Karena kurangnya penglihatan maka klien berpresepsi bahwa makan banyak wortel dapat
membantu penyembuhan mata .
e. Derajat keseluruhan fungsi relatif terhadap masalah kesehatan dan diagnosa medis
Klien tidak memiliki keluhan yang lain, namun klien memiliki riwayat masalah kesehatan yang
yaitu sejak April 2018
f. Obat-obatan : jus wortel
g. Nutrisi (pengukuran status gizi lansia dengan IMT): BB: 55 kg
TB : 155 cm
IMT : BB (kg) = 35,2
TB (m) x TB (m) Intepretasi perhitungan IMT: kategori kekurangan berat badan tingkat berat
dengan status gizi sangatkurus
IMT Kategori Status Gizi
< 17,0 Kekurangan berat badan Sangat Kurus
tingkat berat
17,0 - < 18,5 Kekurangan berat badan Kurus
tingkat rendah
18,5 – 25,0 Berat badan normal Normal
>25,0 – 27,0 Kelebihan berat badan Gemuk
tingkat rendah
>27,0 Kelebihan berat badan Sangat Gemuk
tingkat berat (Obesitas)
5 5
a. Sistem Genitouria
Inspeksi : tidak terkaji
Palpasi : tidak terkaji
b. Persyarafan
1) Test fungsi cerebral
2) Test fungsi Nervus (Cranialis)
a) Nervus I (Olfaktorius)- normal
b) Nervus II (Optikus)- tidak normal
c) Nervus III, IV, dan VI ( Okulomotoris, Trochlearis dan Abdusen- tidak normal
d) Nervus V ( Trigeminus)- normal
e) Nervus VII (fasialis)- normal
f) Nervus VIII (Auditorius)-normal
g) Nervus IX (Glosofaringeus)- normal
h) Nervus X (vagus)- normal
i) Nervus XI (Assesorius)-normal
j) Nervus XII (Hipoglosus)-normal
2. Pengkajian psikososial dan spiritual
a. Pengkajian Emosi
Emosi klien stabil
b. Pengkajian spiritual
Keyakinan : Klien beragama Islam.
Ketaatan Beribadah : Klien selalu mengerjakan sholat 5 waktu.
Keyakinan terhadap Penyembuhan : Klien yakin bahwa penyakitnya dapat disembuhkan dan
selalu berdo‟a kepada Allah SWT untuk diangkat penyakitnya. Klien mengatakan apabila dirinya
telah dipanggil Tuhan, klien ikhlas dan menerima keputusan karena itu merupakan takdir.
c. Pengkajian Fungsional
A. Indeks Katz
SKORE KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan mandi
B Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi tersebut
D Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi
tambahan.
E Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian,ke kamar kecil dan satu
fungsi tambahan.
F Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, berpindah, dan satu
fungsi tambahan
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut
Lain-lain Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi, tidak dapat diklasifikasikan sebagai C, D, E, F dan G
a. Pengkajian tingkat kemandirian Barthel Indeks
No Kriteria D.Bant Mandiri Skor Keterangan
uan
1 Makan 5 10 10 Frekuensi : 3x sehari Jumlah : 1 porsi Jenis : nasi
sayur lauk
2 Minum 5 10 10 Frekuensi : 7gelas Jumlah: 1500ml
Jenis : air putih
3 Berpindah 5-10 15 15
dari kursi
roda ke
tempat tidur
dan
Sebaliknya
4 Personal 0 5 5
toilet (cuci
muka,
menyisisr
rambut,
gosok gigi)
No Kriteria D. Mandiri Skor Keterangan
Bantuan
5 Keluar masuk toilet 5 10 10
(mencuci pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)
6 Mandi 5 15 15
7 Jalan Dipermukaan 0 5 5
Datar
8 Naik Turun Tangga 5 10 5
9 Mengenakan Pakaian 5 10 10
Total 120
Keterangan :
A : 130 = mandiri
B : 65-125 = Ketergantungan sebagian C : 60 = ketergantungan
total
Tingkat kemandirian klien termasuk kategori:........B.............
V 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru,semua secara menurun.
6 4
Score total : 6
Interpretasi Hasil :
A. Salah 0-3 ; Fungsi Intelektual utuh
B. Salah 4-5 ; Kerusakan intelektual ringan
C. Salah 6- 8 ; Kerusakan Intelektual sedang
D. Salah 9-10 ; Kerusakan Intelektual berat
Interpretasi hasil klien: ...........B..........
C. Identifikasi aspek kognitif dari fengsi mental dengan menggunakan Mini Mental Status Exam
(MMSE) meliputi :
- Orientasi
- Registrasi
- Perhatian
- Kalkulasi
- Mengingat Kembali
- Bahasa
No Aspek Kognitif Nilai Max Nilai Klien Kriteria
1 Orientasi 5 3 Menyebutkan dengan benar :
- Tahun : 2017
- Musim : Panas
- Tanggal : Lupa
- Hari : Lupa
- Bulan : Mei
5 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga objek pada No 2 (Registrasi) tadi. Bila
benar, nilsi 1 point untuk
masing-masing objek.
6 Bahasa 9 5 • Tunjukkan pada klien suatu benda dan tanyakan namanya pada
klien.
- Misal ; Buku, Tas
• Minta klien untuk mengulangi kata berikut “ tak ada, jika, dan,
atau, tetapi”. Bila benar, nilai satu point .
- pernyataan benar : 2 buah ; tak ada, tetapi
• Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri dari 3
langkah yaitu:
- Ambil kertas dan pegang
- Lipat dua
- Letakkan diatas meja
• Perintahkan kepada klien untuk hal sebagai berikut (bila aktivitas
sesuai perintah nila 1 point)
- “tutup mata anda”
- Tuliskan satu kalimat
- menyalin gambar
Total Nilai : 18
Interpretasi Hasil :
>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik 18-22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
Interpretasi hasil klien: ........... Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat..........
D. Pengkajian kondisi depresi
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah Anda Puas Dengan Kehidupan Anda v
2 Apakah Anda telah meninggalkan banyak kegiatan v
3 Apakah Anda merasa kehidupan Anda Kosong v
4 Apakah Anda sering merasa bosan v
5 Apakah Anda punya semangat yang baik setiap saat? v
6 Apakah Anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan menimpa anda? v
7 Apakah Anda merasa tidak bahagia? v
No Pertanyaan Ya Tidak
8 Apakah Anda Sering merasa tidak berdaya? v
9 Apakah anda lebih senang dirumah dari pada pergi keluar ? v
10 Apakah anda banyak masalah dibanding kebanyakan orang ? v
11 Apakah anda pikir hidup anda sekarang menyenangkan ? v
12 Apakah anda merasa tidak berharga saat ini ? v
13 Apakah anda merasa penuh semangat ? v
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan ? v
15 Apakah anda pikir bahwa 3 orang lain lebih baik dari anda ? v
Ket : Ya = 1 , Tidak =0
Kesimpulan : 5 - 9 : Suspek Depresi
>10 : Depresi
Keterangan :
Nilai 0 – 24 : Tidak berisiko jatuh
25 – 50 : Risiko Rendah
>51 : Resiko Tinggi Untuk Jatuh
Interpretasi hasil klien adalah ..........RESIKO TINGGI
UNTUK JATUH........................
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1 DS : Klien mengeluh penglihatan Lapisan luar katarak mencair Resiko cidera
kabur , tidak jelas dan saat Membentuk cairan putih seperti susu
terkena sinar terang penglihatan Penumpukan cairan
bertahap menghilang Kapsul lensa pecah
DO : pupil akan tampak Mengalami cahaya yang masuk ke kornea
kekuningan abu – abu atau putih, Bayangan semu yang sampai ke retina
Sensitivitas dan ketajaman mata menurun
Sensitive dengan cahaya
Resiko cedera
Terjadi ketidak mampuan pada fungsi indra penglihatan
Kurangnya terpampar informasi
Ansietas
P : Lanjutkan intervensi
Ilyas, Sidarta .2007. Ilmu penyakit Mata. Edisi Ke-3. Jakarta : Balai Penerbit
Istiqomah, N Indriani. 2012. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata.Jakarta: EGC
Nugroho, Wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC
Martono, Hadi. 2011. Buku ajar Boedhi-Darmojo, GERIATRI. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
Kusharyadi. 2010. Asuhan Keperawatan Pada klien Lanjut Usia. Jakarta:Salemba
Medika.
Padila, Haikhi. 2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha medika
Pranaka, Kris. 2010. Buku Ajar Boedhi Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Stanley M, Patricia GB.2010. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta:EGC
Tamsuru, Anas. 2011. Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC