Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA

SEBAGAI INDIVIDU DENGAN KATARAK

Kelompok 1
Nama Kelompok :
1. Adinda Ayu S (191122)
2. Alifadia Rizky M (191123)
3. Cantika Yustiara Indah P (191133)
4. Firda Meyta P (191144)
5. Irfin Halim S (191150)
6. Novema Rara A (191158)
7. Nur Lailatul F (191161)
8. Rahmat Kurniawan (191165)
9. Solla Galih Raya P (191170)
10. Tri Ayuning Ratu W (191175)
11. Vera Amelia Yuniar (191176)
12. Wiwik Andriyas (191178)
Pengertian Katarak
Katarak berasal dari bahasa yunani katarrhakies, inggeris
cataract, dan latin cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa
Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air
terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan
kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan
cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua-duanya
(utama, 2015).
Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang
mengubah gambaran yang diproyeksikan pada retina. Katarak
merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap,
derajat disabilitas yang di timbulkan oleh katarak dipengaruhi oleh
lokasi dan denistasi keburaman (istiqomah, 2012).
Etiologi

Penyebab pertama katarak adalah a. Fisik Dengan keadaan fisik seseorang semakin tua
proses penuaan. Penyakit infeksi (lemah) maka akan mempengaruhi keadaan lensa.
tertentu dan penyakit seperti diabetes b. Kimia Apabila mata terkena cahaya yang mengandung
bahan kimia atau akibat paparan ultraviolet matahari pada
mellitus dapat menyebabkan katarak lensa mata dapat menyebabkan katarak
komplikata. Katarak dapat disebabkan c. Usia Dengan bertambahnya usia seseorang, maka
oleh beberapa faktor: fungsi lensa juga akan menurun dan mengakibatkan
katarak.
d. Infeksi virus masa pertumbuhan janin Jika ibu pada
saat mengandung terkena atau terserang penyakit yang
disebabkan oleh virus. Virus tersebut akan mempengaruhi
tahap pertumbuhan janin. Misal ibu yang sedang
mengandung menderita rubella.
e. Penyakit Meliputi penyakit diabetes dan trauma mata
seperti uveitis.
Patofisiologi

Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk
seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung 3
komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan
yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Perubahan fisik dan
kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transportasi, perubahan pada searabut
halus multiple (zunula) yang memanjang dari badan selier ke sekitar daerah diluar
lensa misalnya dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan
dengan menghambat jalan cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya
protein lensa normal terjadi disertai influks air kedalam lensa.
Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar.
Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan yang berbeda, dapat
disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemis, seperti DM, namun sebenarnya
merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang normal. Katarak dapat bersifat
kongenital dan dapat diidentifikasi awal, karena bila tidak dapat didiagnosa dapat
menyebabkan ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen. Faktor yang paling
sering yang berperan dalam terjadinya katarak meliputi sinar ultraviolet B, obat-obatan,
alkohol, merokok, diabetes, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka
waktu yang lama.
Pemeriksaan Penunjang

a. Kartu mata snellen / mesin telebinokuler : mungkin terganggu denang kerusakan


kornea, lensa, akueus/vitreus humer, kesalahan refraksi, penyakit system saraf,
penglihatan ke retina.
b. Lapang penglihatan : penurunan mungkin karna masa tumor, karotis, glukoma.
c. Pengukuran tonografi : TIO (12-25 mmHg)
d. Pengukuran gonioskop membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma.
e. Tes provokatif : menentukan adanya/ tipe glukoma.
f. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internalokuler, atrofi lempeng optik, papiledema,
pendrahan.
g. Darah lengkap, LED : menujukan anemis sistemik/ infeksi.
h. EKG, kolestrol serum, lipid, tes tolernsi glukoma : control DM.
Penatalaksanaan
Tak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan pembedahan
laser. Namun, masih terus dilakukan penelitian mengenai kemajuan prosedur
laser baru yang dapat digunakan untuk mencairkan lensa sebelum dil akukan
pengisapan keluar melalui kanula. Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan
dilator pupil dan refraksi kuat sampai ketitik dimana pasien melakukan aktivitas
hidup sehari - hari, maka penanganan biasanya konservatif. Penting dikaji efek
katarak terhadap kehidupan sehari - hari pasien. Mengkaji derajat gangguan
fungsi sehari - hari, aktivitas, kemampuan bekerja, ambulasi, dan lain - lain,
sangat penting untuk menentukan terapi mana yang paling cocok bagi masing -
masing penderita.
Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut
untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam
penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi.
Pembedahan katarak adalah pembedahan yang paling sering dilakukan pada
orang berusia lebih dari 65 tahun keatas. Kebanyakan operasi dilakukan dengan
anastesia local (retrobulbar atau peribulbar, yang dapat mengimobilisasi mata).
Obat penghilang cemas dapat diberikan untuk mengatasi perasaan klaustrofobia
sehubungan dengan draping bedah.
Konsep Asuhan keperawatan
Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap pertama dalam proses keperawatan. Tahap ini penting dalam
menentukan tahap-tahap selanjutnya. Data yang komperehensif dan valid akan menentukan
penetapan diagnosis keperawatan dengan tepat dan benar, serta selanjutnya akan berpengaruh
dalam perencanaan keperawatan. Jadi, tujuan dari pengkajian adalah didapatkannya data yang
komprehensif yang mencakup dan biopsiko dan spiritua ,(Tarwoto dan Wartonah, 2015).
Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan
atau masalah aktual, atau risiko dalam mengidentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan
untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada
tanggung jawabnya,(Tarwoto dan Wartonah, 2015). Diagnosis Keperawatan adalah suatu
penilaian klinis tentang respons dari klien terhadap masalah keperawatan atau proses kehidupan
yang didalamnya baik yang berlangsung actual maupun potensial,(Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2016).
Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan atau perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi atau menanggulangi suatu masalah sesuai
dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan. Perencanaan keperawatan bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan klien,(Maryam, 2008).
Menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018), rencana keperawatan merupakan segala bentuk terapi
yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
mencapai peningkatan, pencegahan dan pemulihan kesehatan klien individu, keluarga dan komunitas
Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan atau implementasi merupakan bagian aktif dalam asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat sesuai dengan rencana tindakan. Tindakan keperawatan meliputi, tindakan
keperawatan, observasi keperawatan pendidikan kesehatan/keperawatan, tindakan medis yang
dilakukan oleh perawat atau tugas limpah,(Suprajitno, 2014).
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah membandingkan status keadaan pasien dengan tujuan atau kriteria hasil yang
ditetapkan.Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan untuk dapat menentukan
suatu keberhasilan asuhan keperawatan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk SOAP (subjektif,
objektif, assessment, planning).
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PADA Ny. M DENGAN KATARAK DI SINGOSARI

A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny. T
Umur : 60 th
Alamat : Ds. Song song
Pendidikan : SD
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal Masuk Panti : 9 Februari 2019
Tanggal Pengkajian : 10 Februari 2019
2. Identitas Keluarga
Nama : Ny. L
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Bangunan Pakjo
Hub. Dengan Klien : Anak Pertama
3. Riwayat Masuk Panti
Menurut penuturan klien, klien dibawa kepanti oleh anak pertamanya dengan alasan agar klien ada yang
merawat, dikarenakan klien tidak ada keluarga yang bisa merawatnya. 3 anaknya ada di luar kota, jauh dari
klien tinggal. Mengingat kondisi klien yang lemah karena menderita katarak anak klien berniat memasukkan
klien ke panti agar ada yang merawat klien
4. Status Kesehatan Saat Ini
a. Status kesehatan selama setahun:
Klien tidak memiliki riwayat operasi kecelakaan selama setahun lalu. Namun klien mengatakan jika
dirinya memiliki riwayat penyakit pengelihatan kabur , tidak jelas dan saat terkena sinar terang pengelihatan
bertahap menghilang.
b. Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu:
Selama 5 tahun lalu klien tidak pernah mengalami kecelakaan, operasi dan tidak pernah dirawat di rumah
sakit. April 2018 sempat ke puskesmas Hanya mengeluh pengelihatan kabur , tidak jelas dan saat terkena
sinar terang pengelihatan bertahap menghilang.
c. Keluhan utama
Penglihatan kabur , tidak jelas dan saat terkena sinar terang pengelihatan bertahap menghilang.
d. Pengetahuan tentang penatalaksanaan masalah kesehatan
Karena kurangnya penglihatan maka klien berpresepsi bahwa makan banyak wortel dapat
membantu penyembuhan mata .
e. Derajat keseluruhan fungsi relatif terhadap masalah kesehatan dan diagnosa medis
Klien tidak memiliki keluhan yang lain, namun klien memiliki riwayat masalah kesehatan yang
yaitu sejak April 2018
f. Obat-obatan : jus wortel
g. Nutrisi (pengukuran status gizi lansia dengan IMT): BB: 55 kg
TB : 155 cm
IMT : BB (kg) = 35,2
TB (m) x TB (m) Intepretasi perhitungan IMT: kategori kekurangan berat badan tingkat berat
dengan status gizi sangatkurus
IMT Kategori Status Gizi
< 17,0 Kekurangan berat badan Sangat Kurus
tingkat berat
17,0 - < 18,5 Kekurangan berat badan Kurus
tingkat rendah
18,5 – 25,0 Berat badan normal Normal
>25,0 – 27,0 Kelebihan berat badan Gemuk
tingkat rendah
>27,0 Kelebihan berat badan Sangat Gemuk
tingkat berat (Obesitas)

Riwayat kesehatan dahulu


April 2018 sempat ke puskesmas Hanya mengeluh pengelihatan kabur , tidak jelas dan saat
terkena sinar terang pengelihatan bertahap menghilang.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Didalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menular seperti TBC dan tidak ada Riwayat
penyakit menurun seperti hipertensi dan DM .
6. Pemeriksaan fisik :
a. Keadaan umum : sedang
Kesadaran : CM 4/5/6
Tekanan darah :140/90 mmHg
Suhu :36,5 °
Nadi :88 x/menit
Respirasi :24x/menit
Tinggi Badan :155 cm
a. Integumen
Persebaran rambut merata
Warna kulit tidak pucat
Tidak ada clubbing finger
b. Hemopoietik
c. Kepala
Bentuk : simetris
Massa: tidak ada
Distribusi rambut : merata , hitam
Warna kulit kepala : putih
Keluhan : pusing/sakit kepala/migraine, lainnya: tidak ada
d. Wajah
Tidak nampak meringis
Tidak pucat
e. Telinga
Bentuk : simetris
Warna : tidak pucat
Lesi : tidak ada
Massa : tidak ada
Nyeri : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
f. Mata
Bentuk : tidak simetris
Warna : terlihat kehitaman disekitar kedua mata
Konjugtiva : tidak anemis
Sklera : tidak ikterik
Pupil warna putih keruh
g. Hidung
Bentuk : simetris , septum nasi ditengah , tidak ada secret
Warna : tidak pucat
Pembengkakan : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
Perdarahan : tidak ada
Sinus tidak ada
h. Mulut
Warna bibir : pucat
Mukosa : kering
Ulkus : tidak ada
Lesi : tidak ada
Massa : tidak ada
Warna lidah : tidak ada
Perdarahan gusi : tidak ada
Karies : tidak ada
B. Gangguan bicara : tidak ada
a. Leher
Tidak ada
pembesaran KGB
b. tidakada Thoraks
Tidak ada keabnormalan
c. Abdomen
Inspeksi : bentuk flat.
Palpasi : tidak terdapat yeri tekan
Perkusi : terdengar suara tympani .
Auskultasi : bising usus 20x/menit
d. Ekstremitas atas dan bawah
ROM atas kanan kiri tidak ada hambatan pergerakan
ROM bawah kanan kiri tidak ada hambatan pergerakan
5 5

5 5
a. Sistem Genitouria
Inspeksi : tidak terkaji
Palpasi : tidak terkaji
b. Persyarafan
1) Test fungsi cerebral
2) Test fungsi Nervus (Cranialis)
a) Nervus I (Olfaktorius)- normal
b) Nervus II (Optikus)- tidak normal
c) Nervus III, IV, dan VI ( Okulomotoris, Trochlearis dan Abdusen- tidak normal
d) Nervus V ( Trigeminus)- normal
e) Nervus VII (fasialis)- normal
f) Nervus VIII (Auditorius)-normal
g) Nervus IX (Glosofaringeus)- normal
h) Nervus X (vagus)- normal
i) Nervus XI (Assesorius)-normal
j) Nervus XII (Hipoglosus)-normal
2. Pengkajian psikososial dan spiritual
a. Pengkajian Emosi
Emosi klien stabil
b. Pengkajian spiritual
Keyakinan : Klien beragama Islam.
Ketaatan Beribadah : Klien selalu mengerjakan sholat 5 waktu.
Keyakinan terhadap Penyembuhan : Klien yakin bahwa penyakitnya dapat disembuhkan dan
selalu berdo‟a kepada Allah SWT untuk diangkat penyakitnya. Klien mengatakan apabila dirinya
telah dipanggil Tuhan, klien ikhlas dan menerima keputusan karena itu merupakan takdir.
c. Pengkajian Fungsional
A. Indeks Katz
SKORE KRITERIA

A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan mandi

B Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi tersebut

C Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi tersebut

D Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi
tambahan.
E Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian,ke kamar kecil dan satu
fungsi tambahan.
F Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, berpindah, dan satu
fungsi tambahan
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut

Lain-lain Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi, tidak dapat diklasifikasikan sebagai C, D, E, F dan G
a. Pengkajian tingkat kemandirian Barthel Indeks
No Kriteria D.Bant Mandiri Skor Keterangan
uan
1 Makan 5 10 10 Frekuensi : 3x sehari Jumlah : 1 porsi Jenis : nasi
sayur lauk
2 Minum 5 10 10 Frekuensi : 7gelas Jumlah: 1500ml
Jenis : air putih
3 Berpindah 5-10 15 15
dari kursi
roda ke
tempat tidur
dan
Sebaliknya
4 Personal 0 5 5
toilet (cuci
muka,
menyisisr
rambut,
gosok gigi)
No Kriteria D. Mandiri Skor Keterangan
Bantuan
5 Keluar masuk toilet 5 10 10
(mencuci pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)

6 Mandi 5 15 15
7 Jalan Dipermukaan 0 5 5
Datar
8 Naik Turun Tangga 5 10 5
9 Mengenakan Pakaian 5 10 10

10 Kontrol Bowel (BAB) 5 10 10

11 Kontrol bladder (BAK) 5 10 10

12 Olah raga / Latihan 5 10 5


Rekreasi/ pemanfaatan
13 waktu luang 5 10 10

Total 120
Keterangan :
A : 130 = mandiri
B : 65-125 = Ketergantungan sebagian C : 60 = ketergantungan
total
Tingkat kemandirian klien termasuk kategori:........B.............

b.Pengkajian Sistem Mental


Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short
Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)
Benar Salah No Pertanyaan

v 1 Tanggal Berapa hari ini?

V 2 Hari Apa Sekarang Ini?

v 3 Apa Nama Tempat ini?

v 4 Di Mana Alamat Anda?

v 5 Berapa Umur Anda?

v 6 Kapan Anda Lahir (Minimal tahun lahir)

v 7 Siapa Presiden Indonesia Sekarang?

v 8 Siapa Presiden Indonesia Sebelumnya?

v 9 Siapa Nama ibu Anda?

V 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru,semua secara menurun.

6 4
Score total : 6
Interpretasi Hasil :
A. Salah 0-3 ; Fungsi Intelektual utuh
B. Salah 4-5 ; Kerusakan intelektual ringan
C. Salah 6- 8 ; Kerusakan Intelektual sedang
D. Salah 9-10 ; Kerusakan Intelektual berat
Interpretasi hasil klien: ...........B..........
C. Identifikasi aspek kognitif dari fengsi mental dengan menggunakan Mini Mental Status Exam
(MMSE) meliputi :
- Orientasi
- Registrasi
- Perhatian
- Kalkulasi
- Mengingat Kembali
- Bahasa
No Aspek Kognitif Nilai Max Nilai Klien Kriteria
1 Orientasi 5 3 Menyebutkan dengan benar :
- Tahun : 2017
- Musim : Panas
- Tanggal : Lupa
- Hari : Lupa
- Bulan : Mei

2 Orientasi 5 4 Dimana kita sekarang berada ?


- Negara : Indonesia
- Profinsi : Jawa Timur
- Kota : Malang
- PSTW : Panti Werdha Karitas
- Wisma : Lupa
3 Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 objek (oleh pemeriksa)
1 detik untuk masing-masing objek kemudian tanyakan
kepada klien ketiga objek tadi (untuk disebutkan)
- Objek Kertas
- Objek Pulpen
- Objek Jam
4 Perhatian 5 0 Minta klien untuk memulai dari angka 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5
dan kali/tingkat:
Kalkulasi - 93
- 86
- 79
- 72
- 65

5 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga objek pada No 2 (Registrasi) tadi. Bila
benar, nilsi 1 point untuk
masing-masing objek.
6 Bahasa 9 5 • Tunjukkan pada klien suatu benda dan tanyakan namanya pada
klien.
- Misal ; Buku, Tas
• Minta klien untuk mengulangi kata berikut “ tak ada, jika, dan,
atau, tetapi”. Bila benar, nilai satu point .
- pernyataan benar : 2 buah ; tak ada, tetapi
• Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri dari 3
langkah yaitu:
- Ambil kertas dan pegang
- Lipat dua
- Letakkan diatas meja
• Perintahkan kepada klien untuk hal sebagai berikut (bila aktivitas
sesuai perintah nila 1 point)
- “tutup mata anda”
- Tuliskan satu kalimat
- menyalin gambar
Total Nilai : 18
Interpretasi Hasil :
>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik 18-22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
Interpretasi hasil klien: ........... Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat..........
D. Pengkajian kondisi depresi

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah Anda Puas Dengan Kehidupan Anda v
2 Apakah Anda telah meninggalkan banyak kegiatan v
3 Apakah Anda merasa kehidupan Anda Kosong v
4 Apakah Anda sering merasa bosan v
5 Apakah Anda punya semangat yang baik setiap saat? v
6 Apakah Anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan menimpa anda? v
7 Apakah Anda merasa tidak bahagia? v
No Pertanyaan Ya Tidak
8 Apakah Anda Sering merasa tidak berdaya? v
9 Apakah anda lebih senang dirumah dari pada pergi keluar ? v
10 Apakah anda banyak masalah dibanding kebanyakan orang ? v
11 Apakah anda pikir hidup anda sekarang menyenangkan ? v
12 Apakah anda merasa tidak berharga saat ini ? v
13 Apakah anda merasa penuh semangat ? v
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan ? v
15 Apakah anda pikir bahwa 3 orang lain lebih baik dari anda ? v

Ket : Ya = 1 , Tidak =0
Kesimpulan : 5 - 9 : Suspek Depresi
>10 : Depresi

Interpretasi hasil klien:...........6...........


Komponen Skore Nilai
A Adaptation 2 : Selalu 2
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman-teman) saya untuk 1 : Kadang- kadang
membantu pada waktu sesuatu menyusahkan saya 0 : Tidak pernah
P Partnership (hubungan) 2 : Selalu 2
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya membicarakan sesuatu dengan 1 : Kadang- kadang
saya dan mengungkapkan masalah dengan saya 0 : Tidak pernah
G Growth ( pertumbuhan ) 2 : Selalu 1
Saya puas bahwa keluarga (teman-teman saya menerima dan mendukung keinginan 1 : Kadang- kadang
saya untuk melakukan aktivitas atau arah baru 0 : Tidak pernah
A Affection ( afeksi ) 2 : Selalu 2
Saya puas dengan cara keluara (teman-teman) saya mengekpresikan afek dan 1 : Kadang- kadang
berspons terhadap emosi saya seperti marah, sedih atau mencintai 0 : Tidak pernah
R Resolve ( Pemecahan ) 2 : Selalu 2
Saya puas dengan keluarga (teman-teman) saya menyediakan waktu bersama-sama 1 : Kadang- kadang
0 : Tidak pernah
Penilaian : 9
< 3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi 4 – 6 : Disfungsi keluarga sedang
7 -10 : Disfungsi keluarga ringan atau tidak disfungsi keluarga
Interpretasi hasil klien:....... Disfungsi keluarga ringan atau tidak disfungsi keluarga.......

i. Pencegahan Jatuh Dengan Pengkajian Skala Jatuh Morse Fall


Scale
No Pengkajian Skala Nil Ket
ai
1 Riwayat jatuh : apakah lansia pernah jatuh dalam 3 bulan terakhir? Tidak 0 0 Tidak
Ya 25
2 Diagnosa sekunder : apakah lansia memiliki lebih dari satu penyakit? Tidak 0 15 Penglihatan
Ya 15
3 Alat baju jalan : 30 Apabila
- Bad rest/dibantu perawat 0 Jalan Jauh
- Kruk/tongkat/walker 15
- Berpegangan pada benda benda disekitar (kursi,lemari,meja ) 30
No Pengkajian Skala Nilai Ket
4 Terapi intravena : apakah saat ini lansia terpasang infus? Tidak 0 0
Ya 20
5 Gaya berjalan/cara berpindah : 0 10
- Normal/bad rest/immobIle(tidak dapat bergerak sendiri) 10
- Lemah (tidak dapat bertenaga) 20
- Gangguan / tidak normal (pincang/diseret)
6 Status normal 0 0
- Lansia menyadari kondisi dirinya 15
- Lansia mengalami keterbatasan daya ingat
Total Nilai 55

Keterangan :
Nilai 0 – 24 : Tidak berisiko jatuh
25 – 50 : Risiko Rendah
>51 : Resiko Tinggi Untuk Jatuh
Interpretasi hasil klien adalah ..........RESIKO TINGGI
UNTUK JATUH........................
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1 DS : Klien mengeluh penglihatan Lapisan luar katarak mencair Resiko cidera
kabur , tidak jelas dan saat Membentuk cairan putih seperti susu
terkena sinar terang penglihatan Penumpukan cairan
bertahap menghilang Kapsul lensa pecah
DO : pupil akan tampak Mengalami cahaya yang masuk ke kornea
kekuningan abu – abu atau putih, Bayangan semu yang sampai ke retina
Sensitivitas dan ketajaman mata menurun
Sensitive dengan cahaya
Resiko cedera
Terjadi ketidak mampuan pada fungsi indra penglihatan
Kurangnya terpampar informasi
Ansietas

2 DS : pasien mengatakan merasa Ansietas


bingung karena penglihatan
kabur, merasa khawatiran dengan
akibat dari kondisi yang
dihadapinya
DO : tamapak gelisah
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
NAMA KLIEN : Ny T
NO.REG : 19114422

No Tanggal Muncul Diagnosa Keperawatan Tanggal Teratasi Tanda Tangan


1 10 Februari 2019 Resiko cidera b.d kegagalan mekanisme
pertahanan tubuh
2 10 Februari 2019 Ansietas b.d kurangnya terpapar
informasi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama / Usia : Ny. T / 50 tahun Dx / No.Reg : Katarak

No Tanggal Dx Tujuan & Kriteria Hasil Itervensi Rasional


Keperawatan
1 10-02-2019 Resiko cidera b.d Setelah di lakukan tindakan Manajemen keselamatan lingkungan - untuk mengetahui
kegagalan keperawatan 2x24 jam maka Obsevasi kebutuhan
mekanisme tingkat cedera menurun 1. identifikasi kebutuhan keselamatan keselamatan klien
pertahanan tubuh Dengan ktiteria hasil : 2. monitor perubahan keselamatan - untuk mengetahui
Kejadian cedera menurun lingkungan kondisi perubahan
Terapeutik keselamtan
1. hilangkan bahaya keselamatan lingkungan
lingkungan - untuk mengurangi
2. modifikasi lingkungan untuk bahaya keselamatan
meminimalkan bahaya dan resiko lingkungan
3. sediakan alat bantu keamanan
lingkungan
4. gunakan perangkat pelindung (rel
samping)
Edikusai
No Tanggal Dx Tujuan&Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
2 10-02-2019 Ansietas b.d Setelah di lakukan tindakan 1. ajarkan individu, keluarga dan kelompok resiko tinggi - untuk
kurangnya terpapar keperawatan 2x24 jam bahaya lingkungan mengetahui
informasi maka tingkat ansietas Reduksi Ansietas tingkat ansietas
menurun Observasi - untuk
Dengan ktiteria hasil : 1. identifikasi saat tingkat ansietas berubah mengetahui
-Perilaku gelisah menurun 2. monitor tanda – tanda ansietas (verbal dan non verbal) tanda – tanda
-Vebalisasi khawatir akibat Terapeutik ansietas
kondisi yang dihadapi 1. temani pasien untuk mengurangi kecemasan jika - untuk
menurun memungkinkan mengetahui
-Verbalisasi kebingungan 2. pahami situasi yang membuat ansietas siruasi yang
menurun 3. dengarkan dengan penuh perhatian membuat
4. motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu ansietas
kecemasan
Edukasi
1. jelaskan prosedur termasuk sensasi yang dialami
2. informasikan secara vaktual mengenai diagnosis,
pengobatan, prognosis
3. anjurkan kelurga tetap bersama pasien, jika perlu
4. latih teknik relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi Pemberian obat anti ansietas, jika perlu
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama : Ny. T Ruangan : Melati RM No. : Dx medis :Katarak

No Tgl /Jam Implemestasi Keperawatan Evaluasi


DX
1 10-02-2019 1. Mengidentifikasi kebutuhan keselamatan S : Klien mengeluh penglihatan
2. Memonitor perubahan keselamatan lingkungan kabur , tidak jelas dan saat terkena
3. Menghilangkan bahaya keselamatan lingkungan sinar terang penglihatan bertahap
4. Memodifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan resiko menghilang
5. Menyediakan alat bantu keamanan lingkungan O : pupil akan tampak kekuningan
6. Menggunakan perangkat pelindung (rel samping) abu – abu atau putih,
7.Mengajarkan individu, keluarga dan kelompok resiko tinggi bahaya A: Masalah belum teratasi
lingkungan

1. Mengidentifikasi kebutuhan keselamatan


2. Memonitor perubahan keselamatan lingkungan
3. Menghilangkan bahaya keselamatan lingkungan
4. Memodifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan resiko
5. Menggunakan perangkat pelindung (rel samping)
6. Mengajarkan individu, keluarga dan kelompok resiko tinggi bahaya
lingkungan
No Tgl/Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi
1. Mengidentifikasi kebutuhan keselamatan S : Klien mengeluh penglihatan
2. Memonitor perubahan keselamatan lingkungan kabur , tidak jelas dan saat terkena
3. Menghilangkan bahaya keselamatan lingkungan sinar terang penglihatan bertahap
4. Memodifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan resiko menghilang
5. Menggunakan perangkat pelindung (rel samping) O : pupil akan tampak kekuningan
6. Mengajarkan individu, keluarga dan kelompok resiko tinggi bahaya lingkungan abu – abu atau putih,
A: Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1. Mengidentifikasi saat tingkat ansietas berubah S : pasien mengatakan merasa


2. Memonitor tanda – tanda ansietas (verbal dan non verbal) bingung karena penglihatan
3. Menemani pasien untuk mengurangi kecemasan jika memungkinkan kabur, merasa khawatiran dengan
4. Memahami situasi yang membuat ansietas akibat dari kondisi yang
5. Mendengarkan dengan penuh perhatian dihadapinya
6. Memotivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan O : tamapak gelisah
7. Menjelaskan prosedur termasuk sensasi yang dialami A : Masalh belum teratasi
8.Menginformasikan secara vaktual mengenai diagnosis, pengobatan, prognosis P : Lanjutkan intervensi
9. Menganjurkan kelurga tetap bersama pasien, jika perlu
10. Melatih teknik relaksasi
11. Mengkolaborasi Pemberian obat anti ansietas, jika perlu
Daftar Pustaka

Ilyas, Sidarta .2007. Ilmu penyakit Mata. Edisi Ke-3. Jakarta : Balai Penerbit
Istiqomah, N Indriani. 2012. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata.Jakarta: EGC
Nugroho, Wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC
Martono, Hadi. 2011. Buku ajar Boedhi-Darmojo, GERIATRI. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
Kusharyadi. 2010. Asuhan Keperawatan Pada klien Lanjut Usia. Jakarta:Salemba
Medika.
Padila, Haikhi. 2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha medika
Pranaka, Kris. 2010. Buku Ajar Boedhi Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Stanley M, Patricia GB.2010. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta:EGC
Tamsuru, Anas. 2011. Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai