Anda di halaman 1dari 1

Nama : Rifyal Lamani

NIM : G3A018023 Otitis media perforata (OMP) atau otitis Hubungan penderita OMSK dan faktor sosial ekonomi belum jelas, tetapi
PROFESI NERS UNIMUS media supuratif kronis (OMSK) adalah infeksi mempunyai hubungan erat antara penderita dengan OMSK dan
kronis di telinga tengah dengan perforasi Lingkungan sosioekonomi, dimana kelompok sosioekonomi rendah memi liki insiden
membran timpani dan sekret yang keluar yang lebih tinggi. Tetapi sudah hampir dipastikan hal ini berhubungan
dari telinga tengah terus menerus atau dengan kesehatan secara umum, diet, tempat tinggal yang padat.
Tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi
hilang timbul, sekret mungkin encer atau
sentral atau pars tensa dan gejala klinik yang Telinga berair (otorrhoe)
Tipe Atikoantral kental, bening atau bernanah.
bervariasi dari luas dan keparahan penyakit. Faktor genetik masih diperdebatkan sampai saat ini, terutama apakah
Genetik insiden OMSK berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang dikaitkan
Gangguan pendengaeran
sebagai faktor genetik. Sistem sel-sel udara mastoid lebih kecil pada
Defenisi penderita otitis media, tapi belum diketahui apakah hal ini primer atau
Pada tipe ini ditemukan adanya kolesteatom Otalgia (nyeri telinga) sekunder.
dan berbahaya. Penyakit atikoantral lebih Etiologi
sering mengenai pars flasida dan khasnya
dengan terbentuknya kantong retraksi yang Vertigo Secara umum dikatakan otitis media kronis merupakan kelanjutan
mana bertumpuknya keratin sampai dariotitis media akut dan / atau otitis media dengan efusi, tetapi tidak
menghasilkan kolesteatom. Tipe Tubotimpani Riwayat otitis diketahui faktor apa yang menyebabkan satu telinga dan bukan yang
lainnya berkembang menjadi keadaan kronis

Manifestasi
Pemeriksaan audometri
Pada pemeriksaan audiometri penderita OMSK Klasifikasi klinis Bakteri yang diisolasi dari mukopus atau mukosa telinga tengah hampir
biasanya didapati tuli konduktif. Tapi dapat pula tidak bervariasi pada otitis media kronik yang aktif menunjukan bahwa
dijumpai adanya tuli sensotineural, beratnya Bakteri
metode kultur yang digunakan adalah tepat. Organisme yang terutama
ketulian tergantung besar dan letak perforasi dijumpai adalah Gram- negatif, flora tipe-usus, dan beberapa organisme
membran timpani serta keutuhan dan mobilitas lainnya.
sistim penghantaran suara ditelinga tengah.
Pemeriksaan
penunjang Pada otitis kronis aktif, dimana tuba eustachius sering tersumbat oleh
Pemerikasaan radiologi biasanya mengungkapkan Gangguan edema tetapi apakah hal ini merupakan fenomen primer atau sekunder
mastoid yang tampak sklerotik, lebih kecil dengan OTITIS MEDIA tuba masih belum diketahui. Pada telinga yang inaktif berbagai metode telah
pneumatisasi lebih sedikit dibandingkan mastoid yang eustachius digunakan untuk mengevaluasi fungsi tuba eustachius dan umumnya
SUPURATIF KRONIS menyatakan bahwa tuba tidak mungkin mengembalikan tekanan negatif
satunya atau yang normal. Erosi tulang, terutama pada Pemeriksaan radiologi
daerah atik memberi kesan kolesteatom menjadi normal.

Pathway
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d peradangan telinga tengah
2. Gangguan komunikasi b.d efek kehilangan pendengaran
3. Perubahan persepsi/sensori b.d obstruksi, infeksi di telinga tengah
atau kersuakan syaraf pendengaran

INTERVENSI

Dx : Gangguan rasa nyaman (nyeri) Dx : Gangguan komunikasi b.d efek kehilangan Dx : Perubahan persepsi/sensori b.d obstruksi,
b.d peradangan telinga tengah pendengaran infeksi di telinga tengah atau kersuakan syaraf
Intervensi : Intervensi : pendengaran
Intervensi :
 Ajarkan teknik relaksasi pada klien  Dapatkan apa metode komunikasi yang dinginkan dan  Ajarkan klien untuk menggunakan dan
dengan mengajarkan catat padarencana perawatan metode yang digunakan merawat alat pendengaransecara tepat
teknik relaksasi (misalnya bernafas oleh staf dan klien, eperti : tulisan, berbicara, ataupun  Instruksikan klien untuk menggunakan
perlahan, teratur, atau nafas bahasa isyarat. teknik-teknik yang amandalam perawatan
dalam)  Kaji kemampuan untuk menerima pesan secara verbal.- telinga (seperti: saat membersihkan
 Kolaborasikan dengan tim medis Jika ia dapat mendegar pada satu telinga, berbicara denganmenggunakan cutton bud secara hati-
dalam pemberian analgetik denganperlahan dan dengan jelas langsung ke telinga hati, sementara waktu hindariberenang
yang baik (hal inilebih baik daripada berbicara dengan ataupun kejadian ISPA) sehingga dapat
 Kaji kembali nyeri yang dirasa oleh
keras). mencegahterjadinya ketulian lebih jauh.
klien setelah 30 menitpemberian DAFTAR PUSTAKA
 Tempatkan klien dengan telinga yang baik  Observasi tanda-tanda awal kehilangan
analgetik Scanlon V. 2007. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. 3rd ed. Jakarta: Penerbit Buku
 Beri informasi kepada klien dan  Perkecil distraksi yang dapat menghambat konsentrasi pendengaran yang lanjut.
Kedokteran EGC
keluarga tentang penyebab nyeri klien.  Instruksikan klien untuk menghabiskan
George L, Adams. 1997. BOEIS : Buku ajar Penyakit THT. Edisi 6. EGC.
yang dirasa  Minimalkan percakapan jika klien kelelahan atau seluruh dosis antibiotik yang diresepkan (baik
gunakankomunikasi tertulis. itu antibiotik sistemik maupun lokal). Jakarta.
 Tegaskan komunikasi penting dengan menuliskannya.

Anda mungkin juga menyukai