Anda di halaman 1dari 203

COVER

Note, mohon lengkapi:


1. Sinopsis (150-250 kata)
2. Profil penulis dalam bentuk deskriptif (lihat contoh)
Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia
UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta
Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4
Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a
merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak
ekonomi.
Pembatasan Pelindungan Pasal 26
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan
Pasal 25 tidak berlaku terhadap:
i Penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak
Terkait untuk pelaporan peristiwa aktual yang ditujukan hanya
untuk keperluan penyediaan informasi aktual;
ii Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya
untuk kepentingan penelitian ilmu pengetahuan;
iii Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya
untuk keperluan pengajaran, kecuali pertunjukan dan
Fonogram yang telah dilakukan Pengumuman sebagai bahan
ajar; dan
iv Penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan
ilmu pengetahuan yang memungkinkan suatu Ciptaan
dan/atau produk Hak Terkait dapat digunakan tanpa izin
Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga
Penyiaran.

Sanksi Pelanggaran Pasal 113


1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran
hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin
Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak
ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama
3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia
Sri Handayani

Penerbit

CV. MEDIA SAINS INDONESIA


Melong Asih Regency B40 - Cijerah
Kota Bandung - Jawa Barat
www.penerbit.medsan.co.id
Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia

Sri Handayani

Desain Cover :
Rintho Rante Rerung
Tata Letak :
Harini Fajar Ningrum
Proofreader :
Rintho Rante Rerung
Ukuran :
B5: 18,2 x 25,7 cm
Halaman :
x, 192
ISBN :
978-623-6068-47-2
Terbit Pada :
Februari, 2021

Hak Cipta 2021 @ Media Sains Indonesia dan Penulis

Hak cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang keras menerjemahkan,


memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin
tertulis dari Penerbit atau Penulis.

PENERBIT MEDIA SAINS INDONESIA


(CV. MEDIA SAINS INDONESIA)
Melong Asih Regency B40 - Cijerah
Kota Bandung - Jawa Barat
www.penerbit.medsan.co.id
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada penulis,
sehingga buku Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia ini dapat
diterbitkan sebagai alat untuk membantu mahasiswa STIKes
Yogyakarta, dan Prodi Tata Rias Akademi Kesejahteraan Soasial-
Akademi Kesejahteran Keluarga Yogyakarta (AKS-AKK Yo).
Penulis menyadari bahwa Ilmu Anatomi dan Fisiologi Tubuh
Manusia berkembang sangat pesat dan buku Anatomi ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati
penulis mengharapkan pembaca/pengguna buku ini selalu
menyesuaikan dengan perkembangan ilmu yang ada, selalu
mengembangkan ilmu Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia
sesuai kebutuhan khususnya mahasiswa tenaga kesehatan
maupun mahasiswa prodi lainya yang terkait (Prodi tata rias) dan
masyarakat pada umumnya.
Terimakasih disampaikan dr. Sugiyanto atas kontribusi dalam
penyempurnaan buku ini. Terima kasih kepada Dr. Sujono Riyadi,
S.Kep.,Ns., M.Kes yang telah berkontribusi dalam editing serta Yafi
Rosyad Sabila, S.Kep.,Ns., M.Kep dan semua pihak yang telah ikut
membantu dalam penyelesaian buku ini.
Tak ada gading yang retak, saran dan masukan yang ditunjukan
untuk penyempurnaan buku ajar Anatomi ini ini sangat kami
harapkan, Semoga dapat bermanfaat dan membantu mahasiswa
dalam proses pembelajaran serta masyarakat umum yang ingin
mengetahui anatomi tubuh manusia.

Yogyakarta, Februari 2021


Penulis

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................... iii
PENDAHULUAN ........................................................................... v
BAB 1 Sistem Rangka ............................................................... 11
A. Fungsi Sistem Rangka Manusia ................................. 12
B. Tipe-Tipe Tulang ........................................................ 13
C. Gangguan dan Kelainan Sistem Rangka Manusia ...... 14
D. Tips untuk Menjaga Kesehatan Sistem Rangka Manusia
16
BAB 2 Sistem Otot .................................................................... 18
BAB 3 Sistem Peredaran Darah ................................................. 22
A. Organ dalam Sistem Peredaran Darah Manusia ......... 22
B. Mekanisme Sistem Peredaran Darah Manusia ........... 25
C. Gangguan pada Sistem Peredaran Darah ................... 26
BAB 4 Sistem Pencernaan ......................................................... 30
BAB 5 Sistem Endokrin ............................................................ 34
A. Kelenjar Dalam Sistem Endokrin ............................... 35
B. Diabetes Mellitus (DM) ............................................... 39
BAB 6 Sistem Saraf................................................................... 42
BAB 7 Sistem Pernapasan ......................................................... 48
A. Mengapa Manusia Bernapas? .................................... 48
B. Organ Sistem Pernapasan Atas .................................. 49
C. Organ Sistem Pernapasan Bawah .............................. 50
D. Cara Kerja Sistem Pernapasan Manusia ..................... 53
BAB 8 Sistem Kekebalan Tubuh (Imunitas) ............................... 56
BAB 9 Sistem Limfatik .............................................................. 70
A. Beragam Gangguan Sistem Limfatik .......................... 71
B. Macam-Macam Jenis Sel Darah Putih (Leukosit) ........ 73
C. Cara Tubuh Memproduksi Sel Darah Putih ................ 74
D. Penyakit yang Berkaitan dengan Sel Darah Putih....... 75
BAB 10 Sistem Ekskresi ........................................................... 80

iii
A. Kulit .......................................................................... 80
B. Ginjal ........................................................................ 82
C. Paru-Paru.................................................................. 83
D. Hati ........................................................................... 84
BAB 11 Urinaria ....................................................................... 86
A. Bagian dari Sistem Urinaria dan Fungsinya ............... 86
B. Berbagai Penyakit pada Sistem Urinaria .................... 87
BAB 12 Sistem Reproduksi ....................................................... 92
A. Sistem Reproduksi Pria ............................................. 92
B. Sistem Reproduksi Wanita ......................................... 95
BAB 13 Sistem Indra .............................................................. 103
A. Panca Indra Peraba ................................................. 103
B. Panca Indra Penglihatan .......................................... 104
C. Panca Indra Pendengaran ........................................ 104
D. Pandra Indra Penciuman ......................................... 105
E. Panca Indra Pengecap .............................................. 105
BAB 14 Kulit, Rambut, dan Kuku ........................................... 110
A. Kulit ........................................................................ 110
B. Rambut ................................................................... 133
C. Kuku ....................................................................... 152
BAB 15 Vaksin dan Imunisasi ................................................. 158
A. Perbedaan Istilah Vaksinasi dan Imunisasi .............. 158
B. Vaksin ..................................................................... 160
C. Imunisasi ................................................................ 172
BAB 16 Vitamin dan Mineral ................................................... 184
A. Latar Belakang ........................................................ 184
B. Terminologi Vitamin ................................................ 185
C. Mineral .................................................................... 189
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 194

iv
PENDAHULUAN

Anatomi Tubuh Manusia

Anatomi Tubuh manusia adalah ilmu yang mempelajari mengenai


struktur tubuh manusia. Setiap sistem yang terdapat di dalam
tubuh memiliki fungsinya. Apa saja itu? Setiap sistem organ tubuh
manusia memiliki struktur dan fungsinya. Masing-masing sistem
organ saling tergantung satu sama lain, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Anatomi tubuh ini tersusun dalam
beberapa bagian. Berikut 13 penjelasan organ tubuh manusia dan
fungsinya:

1. Sistem Rangka

Pembagian anatomi tubuh manusia yang pertama yaitu


sistem rangka. Rangka manusia tersusun dari 206 tulang
yang dihubungkan tendon, ligamen, dan tulang rawan.
Berikut keterangan tulang-tulang yang menyusun kerangka
manusia:

a. 8 buah tulang di kepala

b. 25 buah tulang di kerangka dada

c. 14 buah tulang di wajah

d. 26 buah tulang di belakang dan pinggul

e. 6 buah tulang di telinga dalam

f. 64 buah tulang di lengan

g. 1 buah tulang di lidah

h. 62 buah tulang di kaki

v
Fungsi dari sistem rangka yaitu untuk bergerak, tempat
melekatnya otot, melindungi organ-organ dalam, menopang
dan memberikan bentuk tubuh.

2. Sistem Otot

Sistem anatomi tubuh manusia dan fungsi selanjutnya yaitu


otot. Di dalam sistem otot manusia terdiri atas 600 otot.
Fungsi dari otot yaitu membantu pergerakan tubuh, aliran
darah, dan menjalankan fungsi tubuh lainnya. Otot ini juga
berada pada anatomi tubuh manusia bagian belakang.
Berikut 3 jenis otot pada tubuh manusia:

a. Otot rangka yang terhubung dengan tulang

b. Otot polos yang ditemukan di dalam organ pencernaan

c. Otot jantung yang ditemukan di jantung

3. Sistem Peredaran Darah: Sistem peredaran darah memiliki


3 fungsi, yaitu:

a. Mengedarkan darah ke seluruh tubuh

b. Melindungi tubuh melalui sel darah putih untuk


melawan kuman yang telah masuk ke dalam tubuh

c. Mempertahankan homeostasis (keseimbangan kondisi


tubuh) pada beberapa kondisi internal

4. Sistem Pencernaan: Sistem pencernaan melibatkan organ-


organ yang disebut sebagai saluran pencernaan. Saluran
pencernaan dimulai dari organ yang ada di mulut hingga usus
besar. Akhir dari sistem pencernaan yaitu menghasilkan urin
dan feses yang dibuang melalui anus. Fungsi dari sistem
pencernaan adalah untuk memproses makanan menjadi zat-
zat gizi yang dibutuhkan tubuh.

vi
5. Sistem Endokrin: Sistem endokrin terdiri dari beberapa
kelenjar yang mengeluarkan hormon ke dalam darah.
Kelenjar tersebut yaitu hipotalamus, kelenjar pituitari,
kelenjar pineal, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar
adrenal, pankreas, dan kelenjar kelamin (gonad). Kelenjar
tersebut akan bekerja sesuai dengan rangsangan yang
diterima dari sistem saraf pusat dan reseptor kimiawi di
dalam darah dan hormon yang diproduksi oleh kelenjar lain.

6. Sistem Saraf: Sistem anatomi manusia selanjutnya yaitu


sistem saraf. Sistem saraf memiliki fungsi untuk
mengumpulkan, mengirimkan, dan memproses informasi
dalam otak dan saraf. Sistem saraf manusia terdiri dari saraf
pusat dan saraf tepi. Saraf pusat terdiri atas otak dan
sumsum tulang belakang, sedangkan saraf tepi terdiri dari
saraf otonom dan somatis.

7. Sistem Pernapasan: Sistem pernapasan berfungsi untuk


menyediakan oksigen ke seluruh tubuh, mengeluarkan
karbon dioksida serta produk limbah lainnya yang dapat
mematikan jika dibiarkan menumpuk. Terdapat 3 bagian dari
sistem pernapasan utama yaitu:

a. Saluran napas, fungsinya membawa udara melewati


hidung menuju paru-paru. Saluran napas terdiri dari
hidung, mulut, faring, laring, trakea, bronkus, dan
bronkiolus.

b. Paru-paru, fungsinya untuk pertukaran oksigen ke


dalam tubuh dan karbon dioksida keluar tubuh.

c. Otot respirasi, termasuk diafragma dan otot interkostal


yang bekerja sama memompa, mendorong udara masuk
dan keluar dari paru-paru saat bernapas.

vii
8. Sistem Kekebalan Tubuh: Sistem kekebalan tubuh berfungsi
untuk pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus, dan patogen
lainnya yang berbahaya. Getah bening, limpa, sumsum
tulang, limfosit (termasuk sel B dan sel T), timus, dan leukosit
termasuk dalam sistem kekebalan tubuh.

9. Sistem Limfatik: Sistem limfatik merupakan sistem yang


berperan pula terhadap pertahanan tubuh. Sistem limfatik
terdiri dari kelenjar getah bening, saluran getah bening, dan
pembuluh getah bening. Tugas utamanya yaitu membuat dan
menyalurkan getah bening yang dapat membantu tubuh
melawan infeksi. Selain itu sistem limfatik juga membantu
menghilangkan cairan getah bening dari jaringan tubuh dan
mengembalikannya ke darah.

10. Sistem Ekskresi: Sistem ekskresi berfungsi untuk


mengeluarkan zat sisa yang tidak dibutuhkan lagi oleh
manusia. Organ-organ ekskresi terdiri dari ginjal, hati, kulit,
dan paru-paru. Organ hati berfungsi mengeluarkan empedu,
kulit berfungsi mengeluarkan keringat, dan paru-paru
mengeluarkan uap air dan karbon dioksida.

11. Sistem Urinaria: Sistem urinaria atau perkemihan juga


termasuk dari sistem ekskresi. Tetapi sistem urinaria terdiri
dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal
berfungsi menyaring darah untuk membuang limbah dan
menghasilkan urine. Ureter, kandung kemih, dan uretra
bersama - sama membantuk saluran kemih yang berfungsi
mengalirkan urine dari ginjal, menyimpannya, dan kemudian
melepaskannya saat buang air kecil. Selain menyaring dan
menghilangkan limbah dari tubuh, sistem urinaria juga dapat

viii
mempertahankan homeostasis air, ion, pH, tekanan darah,
kalsium, dan sel darah merah.

12. Sistem Reproduksi: Sistem reproduksi manusia terdiri dari


dua jenis, yaitu sistem reproduksi wanita dan pria. Kedua
jenis tersebut sama-sama berfungsi untuk menghasilkan
keturunan. Sistem reproduksi wanita terdiri dari ovarium,
saluran telur, rahim, vagina, vulva, kelenjar susu, dan
payudara. Sedangkan reproduksi laki-laki mencakup
skrotum, testis, saluran sperma, kelenjar seks, dan penis.

13. Sistem Indra: Anatomi tubuh manusia yang terakhir yaitu


sistem indra yang berfungsi sebagai penerima rangsangan
yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Terdapat 5 sistem
indra yang disebut panca indra dengan tugasnya masing-
masing, yaitu:

a. Indra penglihatan dengan menggunakan mata

b. Indra pendengaran dengan menggunakan telinga

c. Indra penciuman malalui hidung

d. Indra peraba yang dapat dirasakan melalui kulit

e. Indra pengecap menggunakan lidah

Fisiologi Tubuh Manusia

Fisiologi manusia adalah ilmu mekanis, fisik, dan biokimia fungsi


manusia yang sehat, organ-organ mereka, dan sel-sel yang mereka
tersusun. Tingkat utama fokus dari fisiologi adalah pada tingkat
organ dan sistem[1]. Sebagian besar aspek fisiologi manusia
homolog erat dengan aspek-aspek terkait fisiologi hewan, dan
hewan percobaan telah memberikan banyak dari dasar
pengetahuan fisiologis. Anatomi dan fisiologi berhubungan erat

ix
dengan bidang studi: anatomi, studi tentang bentuk, dan fisiologi,
mempelajari fungsi, secara intrinsik terikat dan dipelajari bersama-
sama sebagai bagian dari kurikulum medis.

Pengertian Fisiologi

Fisiologi adalah cabang biologi yang mempelajari tentang


berlansungnya sistem kehidupan. Istilah fisiologi dipinjam dari
bahasa Belanda, physiologie, yang terdiri dua kata Yunani Kuna
physis yang berarti “kajian”. Istilah “faal” diambil dari bahsa Arab,
berarti” logia, yang mempunayi arti (kajian). Dalam istilah “faal” di
ambil dari bahasa Arab, dengan arti “pertanda”, “fungsi”, “kerja”.
Fisiologi memakai bermacam metode untuk mempelajari
biomolekul, jaringan, sel, organ, organisme dan sistem organ
dengan secara keseluruhan mejalankan fungsi kimiawi dan
fisiknya untuk mendukung kehidupan. Fisikologi ialah salah satu
bidang ilmu yang menjadi suatu objek pemberian Perhargaan Nobel
(Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran).

Sejarah Singkat

Ilmu fisiologi manusia diawali sekitar tahun 420sm sampai pada


zaman Hipokrates, yang juda dikenal sebagai bapak kedokteran.
Hasil pemikiran yang keritis dari Aristoteles serta perhatiannya
pada hubungan antara setruktur serta fungsi menandai
dimulainya ilmu fisiologi pada Yunani Kuno. Jean Fernel,
seseorang peneliti berkewarganegaraan Prancis memperkenalkan
istilah “fisiologi” pada tahun 1525. Namun fisiologi
eksperimental baru diawali pada abad ke-17, saat ahli anatomi
William Harvey menjelaskan adanya sirkulasi darah. Heran
Boerhaave sering disebut sebagai bapak fisiologi sebab karyanya
berupa buka teks berjudul Institusiones Medicae (1708) serta cara
manjarnya yang cemerlang di Leiden.

x
BAB 1
Sistem Rangka

S istem rangka manusia adalah rangkaian tulang yang


memberikan manusia bentuk, struktur, gerak,
perlindungan. Rangka juga berfungsi sebagai penghasil sel darah
dan

merah dan mineral, serta mampu melepaskan hormon yang


diperlukan agar tubuh berfungsi dengan baik. Kenali sistem rangka
manusia beserta penyakitnya yang mungkin terjadi.

Manusia terlahir dengan 300 tulang. Namun seiring dengan


bertambahnya usia, beberapa tulang menyatu, sehingga saat
dewasa menjadi terdapat 206 tulang di dalam tubuh manusia.
Setiap tulang berperan penting agar semua mekanisme tubuh
berfungsi dengan baik.

Rangka Manusia

11
SISTEM RANGKA

A. Fungsi Sistem Rangka Manusia

Tidak seperti organ lainnya di dalam tubuh, komposisi tulang


kuat dan padat. Tulang juga berfungsi dalam memproduksi
sel-sel darah, serta memiliki saraf dan pembuluh getah
bening sendiri. Fungsi sistem rangka manusia adalah sebagai
berikut:

1. Menopang dan memberi bentuk tubuh: Tulang


memberikan bentuk tubuh seperti bentuk rahang dan
tinggi badan. Tulang juga menopang tubuh agar
manusia dapat berdiri tegak atau duduk.

2. Sebagai alat gerak: Tulang bersama-sama dengan otot


dan sendi mendukung pergerakan tubuh, sehingga
manusia dapat menjalani aktivitas sehari-hari, seperti
berjalan, menulis, dan makan.

3. Melindungi organ penting: Tulang melindungi organ-


organ penting, seperti otak, paru-paru, dan jantung.

4. Memproduksi sel darah: Sumsum tulang merupakan


bagian tulang yang berfungsi menghasilkan sel darah.
Sumsum tulang yang bertekstur lunak dapat ditemukan
pada rongga beberapa tulang tertentu. Selain
menghasilkan sel darah, sumsum tulang juga
membantu menghancurkan sel-sel darah yang sudah
tua.

5. Menyimpan mineral: Sistem rangka manusia


menyimpan dua mineral penting, yakni kalsium dan
fosfor. Kalsium dan fosfor dibutuhkan sel untuk dapat
berfungsi dengan baik, terutama sel saraf dan otot.
Ketika kadar kalsium dan fosfor di dalam darah tidak

12
SISTEM RANGKA

sesuai dengan yang dibutuhkan, hormon paratiroid


akan mengatur kekurangan tersebut dengan
mengambilnya dari tulang. Ini artinya, tulang ibarat
sebuah bank yang menyimpan kalsium dan fosfor, yang
bisa diambil saat dibutuhkan. Namun jika cadangan
kalsium dan fosfor sudah menipis karena terlalu sering
diambil, tulang akan menjadi keropos sehingga rentan
mengalami patah tulang.

B. Tipe-Tipe Tulang

Tipe-tipe tulang berdasarkan bentuknya, tulang terbagi


menjadi 4:

1. Tulang pipih: Tulang pipih memiliki permukaan yang


datar dan lebar. Tulang pipih di antaranya tulang
tengkorak, tulang rusuk, tulang rahang bawah, tulang
belikat, dan tulang dada (sternum).

2. Tulang panjang: Tulang panjang berbentuk lurus dan


tipis. Tulang yang tergolong tulang panjang yakni
humerus (tulang lengan atas), femur (tulang paha),
radius (tulang pengumpil), ulna (tulang hasta), dan
tulang kering.

3. Tulang pendek: Tulang pendek cenderung kecil dan


berbuku. Yang termasuk ke dalam golongan ini di
antaranya patella (tulang lutut), dan tulang-tulang kaki
dan tangan.

4. Tulang tidak beraturan (irregular): Memiliki bentuk yang


tidak sesuai dengan ketiga jenis tulang di atas.
Contohnya adalah tulang belakang.

13
SISTEM RANGKA

Tidak ketinggalan, enamel gigi juga tergolong ke dalam tulang.


Enamel gigi melindungi saraf dan jaringan halus di dalam gigi,
dan bahkan lebih kuat serta lebih tahan lama daripada
tulang. Selain itu, ada persendian yang merupakan tempat
bertemunya dua tulang. Ada sendi yang bisa digerakkan, ada
pula yang tidak. Sendi bergerak memungkinkan manusia
untuk melakukan gerakan seperti membungkuk, menulis,
menekuk, dan berputar. Salah satu jenis sendi yang paling
utama adalah sendi engsel. Sendi engsel terdapat pada siku
dan lutut, serta yang kecil terdapat pada jari tangan dan kaki.
Sendi ini hanya bisa membuka atau menekuk secara satu
arah. Jenis lain dari sendi bergerak yaitu sendi peluru pada
pinggul dan bahu, serta sendi pelana pada telapak tangan.
Sendi peluru memungkinkan pergerakan ke segala arah,
sedangkan sendi pelana membuat kita dapat bergerak,
namun pergerakannya terbatas.

C. Gangguan dan Kelainan Sistem Rangka Manusia

Skoliosis, kifosis, dan lordosis adalah beberapa istilah


kelainan tulang yang paling umum. Beberapa gangguan dan
kelainan pada sistem rangka lainnya yaitu:

1. Fraktur : Fraktur merupakan kerusakan tulang bisa


berupa retak atau patah sehingga memengaruhi
fungsinya.

2. Osteomielitis : Osteomielitis adalah infeksi pada tulang.


Infeksi bisa terjadi karena adanya infeksi pada bagian
tubuh lain yang menyerang tulang, atau
karena komplikasi dari operasi.

14
SISTEM RANGKA

3. Rakitis : Rakitis merupakan pertumbuhan abnormal


pada anak yang disebabkan kekurangan vitamin D.

4. Osteoporosis : Osteoporosis lebih mengancam wanita


karena jumlah sel tulang wanita lebih sedikit daripada
pria. Menopause juga berperan dalam meningkatnya
risiko terkena osteoporosis.

5. Akromegali : Akromegali disebabkan oleh kelebihan


jumlah hormon pertumbuhan (growth hormone) dalam
tubuh. Akibatnya, terjadi pertumbuhan berlebihan pada
tulang, terutama pada wajah, lengan, dan kaki.

6. Fibrous dysplasia : Kelainan tulang langka di mana


jaringan seperti luka tumbuh pada tulang yang normal.
Jaringan ini dapat melemahkan tulang dan
mengakibatkan kerusakan jaringan.

7. Osteogenesis imperfect : Yaitu penyakit akibat kelainan


genetik yang menyebabkan seseorang terlahir dengan
tulang yang rapuh dan tidak terbentuk dengan baik.
Kelainan langka ini bersifat turunan.

8. Kanker tulang : Umumnya kanker tulang berasal dari


kanker pada organ lain, seperti prostat, paru-paru,
ginjal, atau payudara, yang kemudian menyebar ke
tulang.

Selain penyakit-penyakit di atas, ada satu penyakit langka


yang dapat membuat fungsi sistem rangka menjadi terganggu
dan kaku. Penyakit tersebut dinamakan Fibrodysplasia
ossificans progressiva (FOP).

15
SISTEM RANGKA

D. Tips untuk Menjaga Kesehatan Sistem Rangka


Manusia

Tulang akan kehilangan kekuatannya seiring dengan


pertambahan usia. Oleh karena itu, kita perlu berupaya
untuk menjaga kekuatan tulang dengan melakukan
perlindungan dan menjalani gaya hidup sehat. Caranya:

1. Mengonsumsi makanan tinggi kalsium : Kalsium tidak


hanya didapatkan dari susu, tapi juga dari keju,
yoghurt, ikan sarden, ikan salmon, bayam, brokoli, dan
tahu. Orang dewasa disarankan mendapatkan asupan
kalsium minimal 1.000 mg per hari. Sedangkan pada
anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan butuh
lebih banyak, yakni 1.300 mg per hari.

2. Memenuhi kebutuhan vitamin D : Vitamin D dibutuhkan


untuk menyerap kalsium. Orang dewasa
direkomendasikan mendapatkan vitamin D minimal 600
IU per hari. Kebutuhan ini naik menjadi 800 IU setelah
berusia 71 tahun. Vitamin D terdapat pada minyak ikan,
ikan tuna, susu, dan kuning telur. Vitamin D juga bisa
didapatkan dari sinar matahari pagi. Jika khawatir
kebutuhan vitamin D tidak tercukupi, Manusia bisa
mengonsumsi suplemen.

3. Memakai perlindungan saat berkendara dan


berolahraga : Saat bersepeda atau mengendarai motor
jangan lupa untuk selalu memakai helm. Begitu juga
saat bermain sepatu roda dan skateboard, tambahkan
perlindungan di pergelangan tangan, serta bantalan
pada siku dan lutut.

16
SISTEM RANGKA

4. Rutin berolahraga : Sistem rangka manusia memang


dirancang untuk menahan beban. Beberapa tulang
bahkan mampu menahan beban sebanyak dua hingga
kali berat tubuh. Namun, tulang harus terus dilatih agar
tidak kehilangan kekuatannya, melalui olahraga seperti
latihan beban, berenang, jogging, tenis, badminton, atau
aktivitas sederhana seperti berjalan kaki dan naik-turun
tangga. Aktivitas tersebut dapat membantu
memperlambat pengeroposan tulang dan membangun
tulang yang kuat.

5. Hindari rokok dan alcohol : Penelitian menunjukkan


bahwa rokok dapat menurunkan kepadatan tulang.
Kebiasaan minum minuman beralkohol juga dapat
meningkatkan risiko terkena osteoporosis. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh alkohol yang dapat
mengganggu penyerapan kalsium.

Sistem rangka manusia mendukung pergerakan Manusia


seumur hidup. Jaga kesehatannya agar Manusia bisa bebas
bergerak sampai tua. Jika mengalami keluhan pada tulang,
konsultasikan pada dokter ortopedi agar bisa mendapatkan
penanganan yang tepat

17
BAB 2
Sistem Otot

M anusia dapat bergerak berkat adanya sistem otot, begitu


juga dengan organ-organ dalam tubuh manusia. Otot
terbentuk dari sel-sel khusus yang disebut serabut otot. Sel-sel ini
ada yang menempel pada tulang dan ada juga yang membentuk
organ dalam atau pembuluh darah. Tanpa disadari, seluruh
anggota tubuh memiliki otot. Ada otot yang bertugas melakukan
gerakan-gerakan besar, ada juga otot yang berperan dalam
melakukan gerakan yang lebih kecil dan halus. Yang terakhir ini
misalnya gerakan berkedip dan ekspresi wajah.

Namun tidak hanya itu, otot juga terdapat pada organ dalam tubuh
yang berperan sama pentingnya dengan otot-otot anggota tubuh.
Lalu, sistem otot mencakup otot apa saja? ada tiga jenis otot pada
sistem otot tubuh manusia. Diantaranya adalah:

1. Otot jantung: Sesuai namanya, otot ini membangun organ


jantung. Otot ini bekerja memompa darah keluar dari jantung
dan beredar ke seluruh tubuh, kemudian otot rileks kembali
dan membiarkan darah masuk kembali ke jantung. Begitu
seterusnya. Sifat otot jantung adalah otonom atau bekerja
dengan sendirinya, tanpa perlu bantuan Manusia untuk
melakukan atau menggerakkan.

2. Otot polos: Seperti otot jantung, otot polos juga bekerja


dengan sendirinya tanpa perlu bantuan manusia. Otot ini
bekerja atas perintah otak dan kebutuhan tubuh. Otot polos
tersebar di seluruh tubuh. Misalnya, di saluran pencernaan,

18
SISTEM OTOT

otot polos lah yang bekerja dalam membantu perjalanan


makanan. Sedangkan otot polos yang terdapat di kandung
kemih bekerja menahan dan melepas urine.

3. Otot rangka: Di dalam sistem otot, otot rangka adalah otot


yang paling bisa Manusia rasakan keberadaannya. Otot ini
bekerja berdasarkan keinginan dan tujuan Manusia secara
sadar. Bersama tulang dan tendon, otot melakukan gerakan
yang Manusia lakukan. Besarnya otot rangka berbeda-beda.
Ada yang besar dan kuat, sehingga bisa melakukan geraka-
gerakan besar. Misalnya, otot di punggung (dekat tulang
belakang) yang memungkinkan Manusia berdiri tegak. Ada
juga otot yang tidak besar, tetapi bisa melakukan gerakan
yang istimewa. Contohnya adalah otot leher yang bisa
melakukan gerakan memutar kepala, menyangga kepala, dan
mengangguk.

Fungsi Sistem Otot

Sistem otot yang ada di seluruh tubuh juga memiliki fungsi yang
berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya, Manusia bisa menyimak
informasi di bawah ini:

1. Melakukan gerakan tubuh: Fungsi utama dari sistem otot di


tubuh adalah untuk melakukan gerakan. Ketika Manusia
ingin melakukan gerakan, otak akan mengirimkan sinyal ke
otot untuk berkontraksi sedemikian rupa dan menghasilkan
gerakan yang Manusia inginkan.

2. Menjaga keseimbangan tubuh: Ada otot yang disebut dengan


otot inti, yaitu pada punggung, perut, dan panggul. Semakin
kuat otot-otot inti ini, tubuh akan semakin stabil, sehingga
mampu menjaga keseimbangan.

19
SISTEM OTOT

3. Mengatur postur: Otot juga berfungsi dalam mengatur postur


tubuh. Kekuatan otot pada bahu, punggung, pinggul dan
lutut menentukan postur tubuh Manusia. Jadi, kelemahan
atau keluhan tertentu pada otot-otot ini akan memengaruhi
postur tubuh. Sebaliknya, jika postur tubuh tidak dijaga baik,
akan membuat otot semakin lemah dan sendi terasa nyeri,
misalnya kebiasaan posisi duduk atau berjalan
membungkuk.

4. Membantu proses melahirkan: Pada saat Manusia hamil,


otot-otot polos yang ada di rahim bekerja menopang rahim
yang terus membesar seiring bertambahnya berat janin.
Ketika tiba saatnya melahirkan, otot polos ini akan
berkontraksi dan mendorong bayi menuju jalan lahir.

5. Menggerakkan sistem pencernaan dan pembuangan : Setelah


masuk ke dalam tubuh, makanan dan air akan melewati
sistem pencernaan, mulai dari kerongkongan hingga usus
besar, sampai dibuang keluar sebagai tinja. Proses
berjalannya makanan bisa terjadi berkat otot polos pada
setiap bagian dari sistem pencernaan. Begitu juga dengan
urine. Mulai dari ginjal hingga ke kandung kemih dan
dikeluarkan, urine bergerak dengan bantuan otot polos pada
sistem kemih. Ketika ingin buang air kecil pun, tanpa
Manusia sadari kandung kemih Manusia juga sedang
berkontraksi untuk mengeluarkan urine.

6. Pernapasan: Ketika Manusia bernapas, ada sistem otot yang


bekerja. Diafragma adalah otot yang digunakan untuk
pernapasan. Ketika bernapas sehari-hari, otot diafragma
bekerja sendiri. Ketika Manusia sedang bernapas yang lebih
berat, misalnya ketika berlari, otot diafragma memerlukan

20
SISTEM OTOT

bantuan dari otot tubuh lain, seperti otot punggung, otot


perut, atau otot leher.

7. Penglihatan: Mungkin saja tidak menyadari bahwa ada


rangkaian otot yang berada di mata. Otot polos inilah yang
membuat Manusia dapat menggerakkan mata seperti
berkedip dan membuat Manusia mampu menyesuaikan jarak
pmanusiang serta menggerakkan bola mata ke segala arah.
Jika ada kerusakan pada otot-otot ini, Manusia pun dapat
mengalami gangguan penglihatan. Selama ini mungkin
Manusia hanya menyadari bahwa sistem otot hanyalah otot-
otot yang dapat digerakkan atau dikendalikan oleh Manusia.
Namun, sebenarnya masih banyak jenis otot yang fungsinya
sangat penting tanpa dirasakan keberadaannya. Dengan
menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan, maka kinerja
sistem otot pun akan tetap optimal. Jika Manusia menyadari
adanya masalah pada otot Manusia, misalnya yang
menyebabkan Manusia sulit bergerak atau nyeri saat
bergerak, konsultasikan keluhan Manusia ke dokter untuk
mendapatkan penanganan yang tepat.

Otot

21
BAB 3
Sistem Peredaran Darah

T ubuh manusia memiliki sistem peredaran darah yang


berperan untuk mengalirkan nutrisi dan oksigen ke seluruh
bagian tubuh. Namun, tidak hanya menyalurkan ke dua zat
tersebut. Masih banyak lagi fungsi lain yang dimiliki oleh sistem
peredaran darah manusia, untuk lebih memahaminya simak
penjelasan berikut. Sistem peredaran darah atau yang dalam dunia
medis lebih dikenal dengan sistem kardiovaskular merupakan
suatu sistem yang berguna untuk menyalurkan berbagai zat
penting, seperti nutrisi dan oksigen, dari jantung ke seluruh tubuh.

Selain berperan sebagai penyalur zat, sistem peredaran darah pada


manusia juga memiliki fungsi penting lain, yaitu mengeluarkan zat
karbon dioksida sisa proses metabolisme tubuh melalui paru-paru,
menyalurkan hormon ke seluruh bagian tubuh, menyalurkan suhu
tubuh secara merata, mempertahankan kinerja sistem organ di
dalam tubuh, dan membantu tubuh untuk pulih dari penyakit.

A. Organ dalam Sistem Peredaran Darah Manusia

Sistem peredaran darah manusia tersusun atas organ-organ


yang berperan dalam pengangkutan darah di dalam tubuh.
Adapun organ penyusun sistem peredaran darah pada
manusia, meliputi:

1. Jantung: Jantung merupakan organ vital di tubuh


manusia yang bertugas sebagai pemompa darah ke
seluruh tubuh. Organ ini terletak di antara paru-paru,
di tengah dada, tepatnya di bagian belakang sisi kiri

22
SISTEM PEREDARAN DARAH

tulang dada. Jantung memiliki ukuran yang sedikit lebih


besar dari kepalan tangan. Di dalam jantung terdapat
empat ruangan yang terbagi menjadi dua bilik (ventrikel)
dan dua serambi (atrium). Serambi dan bilik kiri jantung
berisi darah bersih yang kaya akan oksigen, sedangkan
bilik dan serambi kanan berisi darah kotor. Selain
memiliki empat ruangan, jantung juga mempunyai
empat katup yang berguna untuk menjaga supaya darah
tetap mengalir ke arah yang benar. Detak jantung orang
normal berkisar antara 60-100 kali per menit. Namun
ada pengecualian, misalnya pada atlet yang bugar, detak
jantungnya bisa di bawah 60 kali per menit.

2. Pembuluh darah: Pembuluh darah merupakan sistem


peredaran darah berbentuk tabung otot elastis atau pipa
yang berfungsi membawa darah dari jantung ke bagian
tubuh lain, ataupun sebaliknya. Pembuluh darah bisa
dibedakan menjadi dua, yaitu pembuluh nadi (arteri)
dan pembuluh balik (vena).

a. Arteri. Merupakan pembuluh darah yang


berfungsi membawa darah keluar dari jantung,
baik ke seluruh tubuh maupun ke paru-paru.
Darah yang dialirkan pembuluh arteri
mengandung banyak oksigen, kecuali pada arteri
pulmonalis, yang khusus membawa darah kotor
untuk dialirkan ke paru. Darah bersih yang
dipompa keluar dari jantung akan melalui
pembuluh darah utama (aorta) dari bilik kiri
jantung. Aorta ini kemudian bercabang menjadi
pembuluh darah yang lebih kecil (arteri), yang
menyebar ke seluruh bagian tubuh.

23
SISTEM PEREDARAN DARAH

b. Vena. Merupakan pembuluh darah yang berfungsi


membawa darah kembali ke jantung, dari seluruh
tubuh atau dari paru-paru. Vena cava membawa
darah kotor yang mengandung karbon dioksida
dari seluruh tubuh, yang kemudian akan dialirkan
ke paru-paru untuk ditukar dengan oksigen
melalui proses pernapasan. Sedangkan vena
pulmonalis (vena paru) membawa darah bersih
yang kaya oksigen dari paru-paru menuju jantung.

3. Darah: Darah adalah komponen terpenting dari sistem


peredaran darah. Darah memiliki fungsi sebagai
pembawa nutrisi, oksigen, hormon, antibodi, serta
berbagai zat lainnya, dari dan ke seluruh tubuh. Darah
manusia terdiri dari beberapa bagian, yang meliputi
plasma darah dan sel-sel darah.

a. Plasma darah, merupakan cairan berwarna


kekuningan pada darah yang bertugas membawa
zat-zat penting, seperti hormon, protein, dan faktor
pembekuan darah.

b. Sel darah merah (eritosit), sebagai pembawa


oksigen dan karbon dioksida.

c. Sel darah putih (leukosit), membantu


mempertahankan tubuh dari infeksi virus, kuman,
jamur, dan parasit.

d. Keping darah (trombosit), dibutuhkan tubuh untuk


membantu proses pembekuan darah.

24
SISTEM PEREDARAN DARAH

B. Mekanisme Sistem Peredaran Darah Manusia

Sistem peredaran darah manusia dapat terbagi menjadi tiga,


yakni sirkulasi sistemik, sirkulasi pulmonal, dan sirkulasi
koroner. Ketiga sirkulasi ini saling bekerja sama untuk
memastikan kelangsungan hidup manusia.

1. Sirkulasi sistemik : Sirkulasi sistemik merupakan


sirlukasi darah yang mencakup seluruh tubuh.
Sirkulasi ini berlangsung ketika darah yang
mengandung oksigen mengisi serambi kiri jantung
melalui vena pulmonalis, usai melakukan pelepasan
karbon dioksida di paru-paru. Kemudian, darah yang
sudah berada di serambi kiri diteruskan ke bilik kiri,
untuk selanjutnya disalurkan ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah utama (aorta). Darah yang dipompa
melewati aorta akan terus mengalir hingga ke bagian
paling tepi di seluruh area tubuh. Setelah menyalurkan
berbagai zat yang dibawanya ke sel-sel tubuh, darah
akan mengalir kembali menuju serambi kanan jantung
untuk mengalami proses pembersihan darah.

2. Sirkulasi pulmonal : Sirkulasi pulmonal (paru), ini


merupakan sirkulasi darah dari jantung menuju paru-
paru, dan sebaliknya. Sirkulasi ini berlangsung saat
darah yang mengandung karbon dioksida dari sisa
metabolisme tubuh kembali ke jantung melalui
pembuluh vena besar (vena cava). Lalu, memasuki
serambi kanan dan diteruskan ke bilik kanan jantung.
Selanjutnya, darah yang sudah berada di bilik kanan
akan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis,
untuk melakukan pertukaran gas karbon dioksida

25
SISTEM PEREDARAN DARAH

dengan oksigen. Setelah itu, darah bersih yang kaya


oksigen akan memasuki serambi kiri jantung melalui
vena pulmonalis.

3. Sirkulasi coroner : Sama seperti organ tubuh lain,


jantung juga membutuhkan asupan oksigen dan nutrisi
supaya dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Darah yang menutrisi jantung akan dialirkan melalui
arteri koroner ke otot-otot jantung. Maka dari itu,
sumbatan pada arteri koroner bisa mengurangi aliran
oksigen dan nutrisi ke otot jantung, sehingga
meningkatkan risiko terkena serangan jantung.

C. Gangguan pada Sistem Peredaran Darah

Jika aliran darah terganggu, maka organ tubuh akan


mengalami kerusakan dan menimbulkan berbagai penyakit
lain yang lebih serius. Kelainan sistem peredaran darah bisa
disebabkan oleh beberapa faktor, baik berupa kelainan
bawaan lahir maupun penyakit yang didapatkan setelah lahir.
Berikut daftar penyakit yang bisa mengganggu sistem
peredaran darah, di antaranya:

• Tekanan darah tinggi (hipertensi).

• Aterosklerosis.

• Penyakit jantung koroner.

• Gagal jantung.

• Aneurisma aorta.

• Gangguan irama jantung (aritmia).

• Kelainan otot jantung (kardiomiopati).

26
SISTEM PEREDARAN DARAH

• Penyakit jantung bawaan.

• Gangguan ginjal yang menyebabkan fungsi enzim renin


bermasalah.

Gangguan pada sistem peredaran darah bukanlah hal yang


dapat dianggap remeh. Kondisi-kondisi ini memerlukan
penanganan medis segera. Oleh karenanya, penting bagi
Manusia untuk selalu menerapkan pola hidup sehat, seperti
rutin berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi, menjaga
berat badan ideal, dan melakukan pemeriksaan medis ke
dokter secara berkala, supaya terhindar dari berbagai
penyakit akibat terganggunya sistem peredaran darah. Di
dalam tubuh kita terdapat sistem peredaran darah yang
bertugas membawa nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh.

Jika membicarakan sistem peredaran darah tidak mungkin


terlepas dari jantung. Jantung adalah organ tubuh yang
bertugas memompa darah ke seluruh tubuh. Setiap
menitnya, jantung bisa memompa sekitar lima sampai enam
liter darah. Total dalam sehari ia bisa memompa 7.000 -
8.000liter darah. Dalam jantung ada empat bagian utama,
yaitu serambi kanan, serambi kiri, bilik kanan, dan bilik kiri.

Serambi kanan bertugas untuk menerima darah yang


mengandung karbon dioksida dari seluruh tubuh. Serambi
kiri tugasnya menerima darah yang mengandung oksigen
dari paru-paru. Bilik kanan berperan untuk memompa darah
yang mengandung karbon dioksida ke paru-paru. Bilik kiri
perannya memompa darah yang mengandung oksigen ke
seluruh tubuh. Sistem peredaran darah manusia terbagi dua,
yaitu peredaran darah besar dan peredaran kecil.

27
SISTEM PEREDARAN DARAH

1. Peredaran Darah Besar : Sistem Peredaran darah besar


dikenal juga dengan nama peredaran darah sistemik.
Sistem peredaran darah ini bermula ketika bilik kiri
jantung memompa darah yang mengandung oksigen dan
nutrisi melalui aorta (arteri utama) ke seluruh tubuh.
Jika kadar oksigen dalam darah sudah rendah atau
hanya tersisa karbondioksida, maka darah akan
terkumpul di pembuluh darah. Kemudian masuk ke
serambi kanan jantung dan masuk ke bilik kanan
jantung. Pada sistem peredaran darah besar ada dua
pembuluh darah yang bekerja. Pertama, vena cava
superior yang bertugas membawa darah dari kepala dan
lengan menuju jantung. Kedua, vena cava inferior yang
membawa darah dari perut dan kaki menuju jantung.
Jadi, peredaran darah besar bekerja dari jantung ke
seluruh tubuh, kemudian kembali lagi ke jantung.

2. Peredaran Darah Kecil : Sistem peredaran darah kecil


sering juga disebut dengan peredaran darah pulmonal.
Sistem peredaran darah kecil bermula saat darah di
bilik kanan jantung yang rendah oksigen dipompa oleh
arteri pulmonalis menuju paru-paru. arteri pulmonalis
adalah pembuluh darah yang bertugas membawa darah
ke paru-paru. Pada sistem peredaran kecil ini karbon
dioksida yang ada dalam darah dilepaskan ke saluran
paru, dan akan keluar saat kita membuang nafas. Saat
mengeluarkan karbon dioksida, kita akan menghirup
oksigen baru yang akan masuk ke aliran darah.
Kemudian mengalir melalui vena paru-paru dan serambi
kiri jantung menuju bilik kiri jantung dan memulai
kembali sistem perderan darah besar. Jadi peredaran

28
SISTEM PEREDARAN DARAH

darah kecil bekerja dari jantung ke paru-paru, lalu


kembali lagi ke jantung.

29
BAB 4
Sistem Pencernaan

Sistem Pencernaan

S
etiap makanan dan minuman yang kita konsumsi akan
dicerna terlebih dahulu di dalam tubuh. Ada yang diserap oleh
tubuh dan sisanya akan dikeluarkan kembali dari tubuh.
Dalam proses tersebut melibatkan berbagai sistem atau alat
pencernaan yang ada di dalam tubuh manusia. Kemudian mulut
dan dari mulut hingga usus besar. Dikutip situs resmi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pada sistem
pencernaan terdiri dari organ pencernaan dan kelenjar
pencernaan.

Organ pencernaan meliputi, mulut, kerongkongan, lambung, usus


halus, usus besar dan anus. Sementara kelenjar pencernaan

30
SISTEM PENCERNAAN

meliputi ludah, pankreas, hati, dan empedu. Masing-masing


sistem pencernaan itu memiliki tugas dan fungsi dalam proses
makanan. Dalam organ pencernaan ada beberapa sistem, yakni:
Mulut Kerongkongan Lambung Usus halus Usus besar Berikut
penjelasannya: 1. Mulut Mulut juga disebut rongga mulut. Dalam
anatomi manusia lubang tempat makanan dan udara yang
kemudian masuk ke dalam tubuh. Makanan akan dicerna pertama
kali baik secara mekanik oleh gigi maupun secara kimiawi oleh
enzim amilasi (ptyalin) yang menguraikan amilium (polisakarida)
menjadi maltosa (disakarida).

Didalam rongga mulut terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah. Gigi
merupakan bagian yang berperan untuk mengunyah makanan
saat kita makan. Dengan gigi makanan digigit, sobek, potong, dan
kunyah yang kemudian dihaluskan. Gigi berdasarkan bentuknya
itu ada beberapa jenis, yakni gigi seri, gigi taring, gigi geraham
depan, gigi geraham belakang. Pada lidah dilapisi oleh selaput
mukosa. Lidah merupakan organ yang terlibat dalam pencernaan
makanan tersusun atas otot lurik.

Pencernaan Lidah memiliki sejumlah fungsi, seperti mengatur letak


makanan di dalam mulut, mencampur makanan ludah, membantu
proses menelan, dan sebagai indera pengecap. Pada kelenjar ludah
akan menghasilkan ludah. Ludah dihasilkan oleh tiga kelenjar,
yakni kelenjar paratis yang terletak di bawah telinga. Kemudian
kelenjar submaksilaris yang ada di rahang bawah, dan kelenjar
sublingualis yang berada di lidah. 2. Kerongkongan Dilansir
Encyclopaedia Britannica (2015), makanan yang sudah dikunyah
oleh gigi kemudian akan masuk ke kerongkongan melalui faring.

Faring adalah daerah persimpangan saluran dari rongga mulut ke


kerongkongan. Kerongkongan merupakan organ yang berperan

31
SISTEM PENCERNAAN

sebagai tempat jalannya makanan menuju lambung. Tidak ada


proses pencernaan makanan di kerongkongan. Kerongkongan itu
relatif lurus dan cukup panjang sekitar 25 sentimeter, berbentuk
tabung dengan diamater 2 sentimeter.

Pada bagian dalam selalu basah, karena cairan yang dikeluarkan


oleh kelenjar mukosa. Kedua ujung kerongkongan ditutup oleh
penyempitan otot dibagian atas dan bawah. Dinding kerongkongan
terdapat otot –otot yang bisa mengembang dan mengempis saat
mendorong makanan yang berbentuk gumpalan menuju lambung.
Gerakan otot yang demikian disebut peristaltik.

Lambung merupakan kantung tempat menyimpan makanan untuk


sementara. Lambung terletak di dalam rongga perut sebelah kiri di
bawah rongga dada. Dalam lambung ada tiga bagian, yakni bagian
atas (kardiak), bagian tengan (fundus), dan bagian bawah (pylorus).
Pada kedua ujung lambung terdapat dua klep, yaitu spingter
esophangeal yang berbatasan antara kerongkongan, dan berfungsi
untuk menjaga makanan tetap dilambung dan akan terbuka jika
ada makanan yang masuk. Kemudian klep (spingter) pylorus
berbatasan dengan usus dua belas jari.

Di dalam proses pencernaan protein dimulai. 4. Usus halus Usus


halus memiliki panjang sekitar 8,25 meter. Pada usus halus terdiri
atas usus dua belas jari, usus kosong, dan usus penyerapan. Baca
juga: Mengenal CAFs, Penyebab Awal Kanker Usus Besar Menyebar
Di dalam usus tersebut, makanan akan kembali diproses dengan
enzim pencernaang yang diproduksi pankreas, dinding usus halus,
dan cairan empedu dari kantong empedu. Ketiga usus tersebut
akan bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan pencernaan
makanan agar menjadi unit-unit kecil yang diserap ke dalam
pembuluh darah usus. 4. Usus besar Pada usus besar berdiri dari

32
SISTEM PENCERNAAN

enam bagian, seperti sekum, kolon asenden, kolon transversum,


kolon desenden, kolon sigmoid, dan akhiri rektum. Tugas utama
usus besar itu menyerap air dan mineral dari sisa makanan.
Sehingga membuatnya menjadi padat dan membentuk tinja.

Gerak peristaltik lalu akan mendorong tinja menuju rektum hingga


dikeluarkan melalui anus. Kelenjar pencernaan Pada kelenjar
pencernaan terdiri beberapa bagian, yakni: Pankreas Hati Kelenjar
empedu Berikut penjelasannya: 1. Pankreas Pankreas
menghasilkan enzim pencernaan (getah pankreas) dan hormon
insulin dan glukagon. Pankreas itu terletak dibagian belakang
bawah lambung, kelenjar berwarna keputihan. Pengeluaran getah
pankreas dipengaruhi oleh hormon yang disekresikan oleh dinding
usus dua belas jari. Jika masuk ke usus dua belas jari maka sel-
sel tertentu dari usus tersebut akan mengeluarkan hormon
sekretin dan kolesistokinin ke dalam darah. Saat hormon sekretin
sampai di pankreas maka akan merangsang produksi dan
pengeluaran getah pankreas, sedangkan hormon kolesistokinin
akan merangsang kantung empedu mengeluarkan bilus, yang
berfungsi mengemulsikan lemak. 2. Hati Hati terletak di dalam
rongga perut sedikit ke kanan di bawah diafragam. Hati merupakan
kelenjar yang paling besar dalam tubuh manusia, terdiri atas dua
lobus. Ada beberapa fungsi hati, yakni: Menghasilkan empedu
sebagai kelenjar eksokrin Menyimpan cadangan lemak, glikogen,
vitamin A, B12, D, dan albumin Fungsi utama hati biasanya
dikaitkan dengan detoksifikasi zat–zat beracun dalam pencernaan.
3. Kelenjar empedu Kelenjar empedu berfungsi dari kantung
empedu untuk menyimpan empedu dari hati. Ini juga berperan
dalam mengemulsi lemak.

33
BAB 5
Sistem Endokrin

S aat tubuh kekurangan air, tubuh akan mengirim impuls ke


otak. Seseorang pun akan merasakan haus. Lalu, saraf akan
berperan aktif dalam mempengaruhi kelenjar hipotalamus.
Selanjutnya, kelenjar hipofisis akan menghasilkan hormon
antidiuretik (vasopresin) yang berfungsi untuk menghambat atau
menghentikan pembuangan cairan tubuh lewat urin. Jika seeorang
minum, impuls rasa haus akan berkurang dan hormon antidiuretik
akan dihentikan. Ini adalah salah satu contoh pengaruh sistem
endokrin untuk tubuh manusia. terdapat sejumlah hormon di
dalam tubuh manusia.

Sistem endokrin lah yang menghasilkan dan mengatur hormon-


hormon tersebut. Tidak hanya itu, dalam melakukan tugasnya,
sistem endokrin berhubungan erat dengan sistem saraf. Kedua
sistem ini akan saling mengontrol serta memadukan satu sama lain
sekaligus menjaga homeostatis dalam tubuh manusia. Sistem
endokrin yang bekerja dengan sistem saraf lazim disebut sebagai
neuroendokrin. Kelenjar endokrin yang disebut juga sebagai
kelenjar buntu karena bermuara langsung ke dalam pembuluh
darah ini akan mengekskresikan senyawa protein atau senyawa
steroid dalam bentuk getah yang disebut hormon.

Hormon bersama dengan sistem saraf amatlah penting dalam


mengatur pertumbuhan, keseimbangan internal reproduksi,
bahkan tingkah laku manusia. Ada beberapa kelenjar dalam sistem
endokrin yang terbagi berdasarkan letaknya.

34
SISTEM ENDOKRIN

A. Kelenjar Dalam Sistem Endokrin

1. Kelenjar hipofisis (Pituitari): Terletak di dasar otak


besar, kelenjar satu ini ialah yang terbesar dan dapat
memengaruhi aktivitas kelenjar lainnya. Kelenjar
hipofisis terbagi menjadi tiga lobus dan masing-
masingnya menghasilkan hormon yang berbeda-beda,
yaitu:

a. Lobus anterior, menghasilkan hormon:

• Tiroksin (TSH), merangsang kelenjar tiroid


untuk memproduksi tiroksin.

• Adenokortikotropin (ACTH), merangsang


korteks adrenal untuk memproduksi
kortikosteroid.

• Focille Stimulating Hormone (FSH), memacu


perkembangan tubulus seminiferus dan
spermatogenesis.

• Luteinizing Hormone (LH), menstimulasi


estrogen.

• Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH),


menstimulasi testis dalam menghasilkan
testosteron.

• Prolaktin (TH), menstimulasi sekresi air susu.

b. Lobus intermedia, menghasilkan hormon:

• Somatotrof (STH), merangsang tumbuhnya


tulang.

35
SISTEM ENDOKRIN

• Melanosit Stimulating Hormone (MSH),


mengatur penyuburan pigmen dalam
perubahan warna kulit.

c. Lobus posterior, menghasilkan hormon:

• Oksitosin, merangsang kontraksi otot di


uterus.

• Antidiuretik Hormone (ADH), mencegah


pembentukan urin dalam jumlah banyak.

2. Kelenjar tiroid (Gondok): Terletak di daerah leher,


dekat jakun, kelenjar ini adalah yang paling kaya
pembuluh darah. Kelenjar tiroid menghasilkan tiga
hormon, yaitu:

a. Tiroksin, untuk membantu dalam proses


metabolisme, pertumbuhan fisik, perkembangan
mental, dan kematangan seks.

b. Triidotironin, untuk mengatur distribusi air dan


garam dalam tubuh.

c. Kalsitonin, untuk menjaga keseimbangan kalsium


dalam darah.

3. Kelenjar paratiroid (Anak gondok): Terletak di daerah


kelenjar gondok, kelenjar ini dapat mengendalikan
kadar kalsium dalam darah. Kelenjar paratiroid
menghasilkan satu hormon, yaitu: Parathormon, untuk
mengendalikan kadar kalsium dalam darah.

4. Kelenjar adrenal (Suprarenalis): Terletak di atas ginjal,


kelenjar ini terdiri dari dua bagian, yaitu:

a. Korteks, menghasilkan hormon:

36
SISTEM ENDOKRIN

• Korteks mineral, untuk menyerap natrium


darah dan mengatur reabsorpsi air di ginjal.

• Glukokortikoid, untuk mengubah protein


menjadi glikogen, mengubah glikogen menjadi
glukosa, dan menaikkan kadar glukosa pada
darah.

• Androgen, untuk membentuk sifat kelamin


sekunder laki-laki.

b. Medula, menghasilkan hormon: Adrenalin, untuk


mengubah glikogen dalam otot menjadi glukosa
dalam darah.

5. Kelenjar pankreas (Pulau-pulau Langerhans): Terletak


di dekat ventrikulus atau lambung, kelenjar ini
menghasilkan dua hormon, yaitu:

a. Insulin, untuk mengubah glukosa menjadi glikogen


pada hati. Karenanya, kadar gula darah akan
turun.

b. Glukogen, untuk mengubah glikogen menjadi


glukosa. Karenanya, kadar gula darah akan naik.

6. Kelenjar gonad (Kelamin): Terletak di daerah perut


(wanita) atau buah zakar dalam skrotum (laki-laki),
kelenjar ini juga menghasilkan hormon berbeda bagi
wanita dan laki-laki. Pada wanita, kelenjar gonad
menghasilkan dua hormon:

a. Estrogen, untuk menentukan ciri pertumbuhan


kelamin sekunder.

37
SISTEM ENDOKRIN

b. Progesteron, untuk menebalkan dan memperbaiki


dinding uterus.

Pada laki-laki, menghasilkan satu hormon: Testosteron,


untuk menentukan ciri pertumbuhan kelamin
sekunder.

7. Kelenjar timus (kacangan): Terletak di daerah dada,


kelenjar ini menghasilkan satu hormon: Thymosin,
untuk membantu sistem kekebalan tubuh.

Kelainan hormon dapat terjadi pada manusia karena adanya


hipersekresi ataupun hiposekresi pada kelenjar-kelenjar
dalam sistem endokrin. Kelainan karena hipersekresi pada:

a. Kelenjar hipofisis: gigantisme.

b. Kelenjar tiroid: kemunduran fisik dan mental.

c. Kelenjar paratiroid: kelainan tulang (rapuh).

d. Kelenjar adrenal: virilisme.

Kelainan karena hiposekresi pada :

a. Kelenjar hipofisis: kekerdilan.

b. Kelenjar tiroid: obesitas.

c. Kelenjar paratiroid: kejang-kejang otot.

d. Kelenjar adrenal: penyakit addison.

e. Kelenjar pankreas, hormon insulin: penyakit kencing


manis (diabetes mellitus).

f. Kelenjar gonad pada wanita: gangguan menstruasi.

38
SISTEM ENDOKRIN

B. Diabetes Mellitus (DM)

Diabetes Mellitus (DM) timbul karena defisiensi sintesis dan


sekresi insulin atau resisten terhadap kerja insulin. Diagnosis
DM ditegakkan dengan mengukur kadar glukosa darah puasa
dan 2 jam setelah makan (kadang-kadang dengan uji toleransi
glukosa). Berdasarkan klasifikasinya diabetes dibedakan atas
diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1, yang
bergantung pada insulin (IDDM), timbul karena defisiensi
insulin akibat pengrusakan autoimun sel beta pankreas.
Penderita diabetes melitus tipe 1 membutuhkan pemberian
insulin. Diabetes tipe 2, yang tidak bergantung pada insulin
(NIDDM), timbul karena penurunan sekresi insulin atau
resistensi periferal terhadap kerja insulin. Walaupun ada
penderita yang dapat mengatur kadar gula hanya dengan diet,
tapi banyak juga yang membutuhkan obat antidiabetik oral
atau insulin (atau keduanya) untuk mengendalikan kadar
gula darah. Untuk penderita dengan berat badan berlebih,
diabetes tipe 2 dapat dicegah dengan menurunkan berat
badan dan meningkatkan aktifitas fisik. Pengobatan semua
tipe diabetes ditujukan untuk mengurangi gejala dan risiko
komplikasi jangka panjang (lihat di bawah), oleh karena itu
diabetes perlu dikendalikan secara ketat.

Diabetes merupakan faktor risiko penyebab penyakit


kardiovaskular (bagian 2.10). Faktor risiko lain penyebab
penyakit kardiovaskular misalnya merokok (bagian 4.10),
hipertensi (bagian 2.3), obesitas (bagian 4.5) dan
hiperlipidemia (bagian 2.10) sebaiknya tetap diperhatikan.
Pencegahan komplikasi diabetes. Pengawasan optimal
kadar gula darah baik pada diabetes tipe 1 maupun diabetes

39
SISTEM ENDOKRIN

tipe 2 selamanya adalah tujuan pengobatan diabetes, karena


akan mengurangi risiko komplikasi mikrovaskular termasuk
retinopati, berkembangnya proteinuria pada nefropati dan
mengurangi neuropati perifer. Tetapi, perburukan sementara
dapat terjadi pada retinopati diabetes pada saat glukosa
darah mencapai nilai normal.

Kadar glycated atau glycosylated haemoglobin (HbA1) atau


fraksi spesifik (HbA1c) merupakan indikator yang baik
terhadap keberhasilan jangka panjang kontrol kadar gula
darah. Kadar HbA1c ideal antara 6,5% dan 7,5% tetapi
kondisi ini tidak selalu dapat dicapai. Pada penggunaan
insulin risiko meningkat untuk terjadi hipoglikemi berat.
Menjaga tekanan darah pada penderita hipertensi dengan
diabetes tipe 2 menurunkan mortalitas dan kerusakan
penglihatan (karena mengurangi risiko makulopati dan
fotokoagulasi retina).

40
41
BAB 6
Sistem Saraf

S etiap fungsi tubuh manusia dikendalikan oleh sistemnya


masing-masing. Melihat, mencium bau, merasakan berbagai
macam sensasi, hingga kerja organ tubuh yang tidak pernah kita
sadari semuanya diatur oleh sistem saraf. Mari ketahui saraf apa
saja yang berperan dalam kelangsungan hidup manusia. Sistem
saraf merupakan jaringan kompleks yang memiliki peran penting
untuk mengatur setiap kegiatan dalam tubuh. Beberapa fungsi
sistem saraf yang sering Manusia dengar adalah untuk berpikir,
melihat, bergerak, hingga mengatur berbagai kerja organ tubuh.

Sistem saraf yang kompleks dapat dibagi menjadi dua kelompok


besar, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf
pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, sementara
sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik dan otonom.
Kedua sistem ini bekerja sama untuk mengendalikan seluruh
aktivitas di dalam tubuh, baik yang disadari maupun tidak
disadari. Bagian Sistem Saraf pada Manusia. Secara umum, sistem
saraf terdiri dari beberapa bagian, yaitu otak, sumsum tulang
belakang, dan sel-sel saraf (neuron). Fungsi dari bagian-bagian ini
saling berhubungan satu dengan yang lain. Berikut adalah
penjelasannya:

Otak : Otak adalah pusat kendali yang bertugas untuk mengatur


segala fungsi di tubuh, mulai dari gerakan, sekresi atau
mengeluarkan hormon, daya pikir atau kognitif, sensasi, hingga
emosi.

42
SISTEM SARAF

Sumsum tulang belakang : Sumsum tulang belakang adalah


bagian dari sistem saraf pusat. Sebagian rangsangan yang sifatnya
refleks bisa melewati sumsum tulang belakang tanpa melewati
otak.

Sel saraf (neuron): Neuron adalah unit kerja sistem saraf pusat.
Terdiri dari 12 nervus kranial, semua nervus spinal, dan
cabangnya. Fungsinya sebagai penghantar informasi berupa
rangsangan atau impuls. Dengan adanya sel-sel saraf ini, baik
organ maupun sistem gerak bisa memberikan respons
sebagaimana mestinya.

Fungsi Sistem Saraf Pada Manusia

Setelah mengetahui bagian umum dari sistem saraf, Manusia perlu


mengenali fungsi sistem saraf. Fungsi yang paling utama adalah
untuk menerima, mengolah dan menyampaikan rangsangan dari
seluruh organ. Fungsi ini akan berjalan dengan baik jika ada
koordinasi antara fungsi sensorik, fungsi pengatur, dan fungsi
motorik. Selain itu, jika diuraikan lebih lanjut, sistem saraf pusat
dan sistem saraf tepi memiliki fungsi sebagai berikut:

Sistem saraf pusat : Sistem saraf pusat mengendalikan seluruh


pengaturan dan pengolahan rangsangan, mulai dari mengatur
pikiran, gerakan, emosi, pernapasan, denyut jantung, pelepasan
berbagai hormon, suhu tubuh, hingga koordinasi seluruh sel saraf
untuk melakukan fungsi pengaturan di dalam tubuh.

Sistem saraf tepi : Fungsi utama dari sistem saraf tepi adalah
menerima rangsangan dan menghantarkan semua respons yang
sudah diolah oleh sistem saraf pusat. Sistem ini terdiri dari
beberapa fungsi dan bagian, yaitu:

43
SISTEM SARAF

1. Fungsi sensorik : Bagian ini berfungsi untuk menerima


setiap rangsangan atau impuls, baik yang dari luar maupun
dalam tubuh. Rangsangan yang diterima bisa berupa cahaya,
suhu, bau, suara, sentuhan, tekanan.

2. Fungsi motorik : Bagian motorik berperan untuk


memberikan tanggapan atau reaksi tubuh terhadap
rangsangan yang sudah diproses oleh sistem saraf
pusat. Ketika terkena gangguan, misalnya karena penyakit
saraf motorik, maka tubuh tidak dapat bergerak dengan
normal atau bahkan tidak dapat bergerak sama sekali.

3. Fungsi somati : Selain kedua fungsi tersebut, sistem saraf


tepi juga mengelola respons semua kegiatan yang tidak
disadari, seperti respons flight-or-fight dan kebalikannya.
Contohnya, ketika mengalami ancaman, tubuh akan
merespons keadaan tersebut dengan mempercepat denyut
nadi, meningkatkan frekuensi pernapasan, serta
meningkatkan aliran darah. Setelah keadaan yang dirasa
mengancam sudah teratasi, tubuh akan mengembalikan
respons ke kondisi normal.

Beberapa penyakit tertentu, seperti gegar otak, meningitis,


penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, multiple sclerosis, dan
kanker otak, dapat menyebabkan terganggunya fungsi sistem saraf
pusat. Sistem saraf memiliki fungsi yang sangat penting bagi
tubuh. Oleh karena itu, jika mengalami gejala-gejala yang
berhubungan dengan sistem saraf, sebaiknya segera
memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan penyebabnya dan
mendapatkan penanganan yang tepat.

Ada 7 bagian struktur sel saraf yang perlu kamu ketahui. Jangan
sampai tertukar karena mereka memiliki fungsinya masing-masing

44
SISTEM SARAF

yang cukup spesifik Bagian yang pertama disebut dengan Dendrit.


Dendrit merupakan juluran sitoplasma yang relatif pendek,
bercabang-cabang dan berfungsi menerima rangsangan untuk
dikirim ke badan sel. Setelah itu, rangsangan tersebut dikirim ke
mana, dong? Rangsangan tersebut kemudian dikirim ke badan sel
atau perikarion. Pada badan sel ini rangsangan yang sebelumnya
dikirim mulai diproses. Oh iya, badan sel juga memiliki inti atau
nukleus di bagian tengah.

Setelah selesai diproses, rangsangan tersebut mulai berjalan


"ke Akson. Akson merupakan juluran sitoplasma yang panjang
dan berfungsi menghantarkan rangsang. Panjang akson
sekitar 1mm-1m. Ujung awal akson disebut akson hillock,
sedangkan ujung akhir akson disebut akson terminal. Selain
akson, ada juga yang disebut dengan Sel Schwann. Sel Schwann
merupakan penunjang sel saraf berupa lemak yang berfungsi
menghasilkan selubung myelin. Nah, kalau selubung myelin itu
apa? Selubung myelin adalah bagian saraf yang berfungsi untuk
melindungi akson dan memberi nutrisi.

Kenapa kita bisa merasakan rangsangan dengan cukup cepat? Hal


itu dikarenakan sistem saraf kita. Selain itu, sinapsis juga
berperan sebagai titik temu antara ujung akson dari neuron yang
satu dengan dendrit dari neuron lainnya atau hubungan ke otot
dan kelenjar.

Ternyata berdasarkan fungsinya, neuron bisa dibagi menjadi 2,


yaitu berdasarkan fungsi dan bentuknya. Berdasarkan fungsinya,
saraf dibagi menjadi Saraf Sensorik (Aferen) dan Interneuron. Saraf
Sensorik (Aferen) adalah saraf yang mengirimkan rangsang dari
daerah reseptor atau indra menuju sistem saraf pusat
(otak/sumsum tulang belakang). Interneuron adalah saraf

45
SISTEM SARAF

penghubung yang banyak terdapat di otak dan sumsum tulang


belakang. Interneuron juga berfungsi menghubungkan neuron
yang satu dengan neuron yang lainnya. Interneuron dibagi menjadi
3 bagian :

Berdasarkan bentuknya, sel saraf terbagi menjadi Saraf


Multipolar, Saraf Bipolar, dan Saraf Unipolar. Saraf Multipolar
memiliki satu akson dan dua dendrit, tetapi bisa juga lebih.
Contohnya ada di saraf motorik pada otak dan sumsum tulang
belakang. Sedangkan Saraf Bipolar memiliki dua juluran yang
terdiri dari dendrit dan akson, misalnya reseptor telinga, mata, dan
hidung. Saraf Unipolar merupakan neuron bipolar yang hanya
memiliki satu juluran dari badan sel karena akson dan dendritnya
mengalami fusi. Rangsangan atau impuls adalah pesan yang
diterima oleh reseptor atau tubuh dari lingkungan luar, kemudian
dibawa oleh neuron atau serangkaian pulsa elektrik yang menjalari
serabut saraf. Contoh impuls antara lain perubahan suhu,
tekanan, bau, aroma, suara, benda, dan berbagai rasa seperti asin,
manis, asam, dan pahit. Impuls yang diterima oleh reseptor
dandisampaikan ke efektor kemudian dapat menyebabkan
terjadinya gerakan.

Gerakan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu gerak sadar


dan gerak refleks. Gerak sadar adalah gerak yang terjadi akibat
disengaja atau disadari. Contohnya gerakan memegang buku saat
ingin belajar, atau ketika mengambil pensil. Sedangkan Gerak
refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari.
Penjalaran pada gerak reflek berlangsung cepat, melewati jalur
pendek dan tidak melewati otak. Tetapi gerak refleks ini melewati
sumsum tulang belakang. Contohnya antara lain terangkatnya
kaki saat menginjak paku, menutupnya kelopak mata ketika benda
asing masuk ke mata dan gerakan tangan saat memegang benda

46
SISTEM SARAF

panas. Ada yang tahu contoh lain untuk gerak sadar dan gerak
refleks?

47
BAB 7
Sistem Pernapasan

R ata-rata manusia bernapas sekitar 17 ribu sampai 30 ribu


kali per hari. Nah, untuk bisa bernapas dengan baik, manusia
perlu didukung dengan sistem pernapasan yang sehat. Selain
mengmanusialkan hidung dan paru-paru untuk bernapas, ada
beragam organ dan jaringan lain yang berperan sama pentingnya
dalam sistem pernapasan. Apa saja?

A. Mengapa Manusia Bernapas?

Bernapas adalah proses menghirup udara yang mengandung


oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida dari paru-
paru. Manusia membutuhkan oksigen untuk bisa bertahan
hidup. Berbagai fungsi tubuh sehari-hari seperti mencerna
makanan, menggerakkan anggota tubuh, atau bahkan hanya
berpikir sejenak membutuhkan asupan oksigen. Dilansir dari
American Lung Association, sistem pernapasan manusia
berfungsi untuk menyediakan asupan oksigen secara
konsisten agar seluruh fungsi tubuh bekerja dengan baik.

Proses metabolisme akan memproduksi gas karbon dioksida


sebagai produk limbah yang harus dibuang. Proses
pembuangan karbon dioksida ini juga menjadi tanggung
jawab dari sistem pernapasan. Selain itu, sistem ini bekerja
untuk melindungi tubuh dari zat asing dan partikel
berbahaya melalui mekanisme pertahanan alami seperti
batuk, bersin, dan kemampuan menelan. Pernapasan yang
berlangsung lancar adalah hasil dari kerja masing-masing

48
SISTEM PERNAPASAN

jaringan dan organ yang menyusun sistem pernapasan


manusia. Sistem ini terbagi ke dalam dua bagian yaitu organ
pernapasan atas dan organ pernapasan bawah.

B. Organ Sistem Pernapasan Atas

1. Hidung : Hidung adalah gerbang utama keluar


masuknya udara setiap kali Manusia bernapas. Dinding
dalam hidung ditumbuhi rambut-rambut halus yang
berfungsi menyaring kotoran dari udara yang Manusia
hirup. Selain dari hidung, udara juga bisa masuk dan
keluar dari mulut. Misalnya ketika ngos-ngosan atau
saat hidung sedang mampet tersumbat karena pilek dan
flu.

2. Sinus : Sinus adalah rongga udara di tulang tengkorak.


Ada yang terletak di masing-masing kedua sisi hidung
dekat tulang pipi, di belakang tulang hidung, di antara
mata, dan di tengah dahi. Dalam sistem pernapasan
manusia, sinus berfungsi membantu mengatur suhu
dan kelembaban udara yang Manusia hirup dari hidung.

3. Adenoid : Adenoid adalah jaringan kelenjar getah bening


yang ada di tenggorokan. Di dalam adenoid terdapat
simpul sel dan pembuluh darah penghubung yang
membawa cairan ke seluruh tubuh. Adenoid membantu
Manusia melawan infeksi dengan menyaring benda
asing seperti kuman, dan memproduksi sel limfosit
untuk membunuhnya.

4. Tonsil : Tonsil adalah nama lain dari amandel. Amandel


itu sendiri adalah kelenjar getah bening yang berada di
dinding faring (tenggorokan). Amandel sebenarnya

49
SISTEM PERNAPASAN

bukan bagian penting dari sistem imun maupun


pernapasan manusia. Jika amandel terinfeksi dan
meradang, dokter dapat membuang atau
menghilangkannya lewat operasi.

5. Faring : Faring (tenggorokan bagian atas) adalah tabung


di belakang mulut dan rongga hidung yang
menghubungkan keduanya ke saluran pernapasan lain
yaitu trakea. Sebagai bagian dari sistem pernapasan
manusia, faring berfungsi menyalurkan aliran udara
dari hidung dan mulut untuk diteruskan ke trakea
(batang tenggorokan).

6. Epiglotis : Epiglotis adalah lipatan tulang rawan


berbentuk daun yang terletak di belakang lidah, di atas
laring (kotak suara). Selama bernapas, epiglotis akan
terbuka untuk memungkinkan udara masuk ke laring
menuju paru-paru. Namun, epiglotis akan menutup
selama kita makan untuk mencegah makanan dan
minuman secara tidak sengaja terhirup.

C. Organ Sistem Pernapasan Bawah

1. Laring (kotak suara) : Laring adalah rumah bagi pita


suara Manusia. Letaknya tepat di bawah persimpangan
saluran faring yang membelah menjadi trakea dan
kerongkongan. Laring memiliki dua pita suara yang
membuka saat kita bernapas dan menutup untuk
memproduksi suara. Saat kita bernapas, udara akan
mengalir melewati dua pita suara yang berhimpitan
sehingga menghasilkan getaran. Getaran inilah yang
menghasilkan suara.

50
SISTEM PERNAPASAN

2. Trakea (batang tenggorokan) : Trakea adalah bagian


terpadu dari jalur napas dan memiliki fungsi vital untuk
mengalirkan udara ke dan dari paru-paru untuk
pernapasan. Trakea atau batang tenggorokan adalah
tabung berongga lebar yang menghubungkan laring
(kotak suara) ke bronkus paru-paru. Panjangnya sekitar
10 cm dan diameternya kurang dari 2,5 cm. Trakea
memanjang dari laring hingga ke bawah tulang dada
(sternum), dan kemudian membelah menjadi dua
tabung kecil yang disebut bronkus. Setiap sisi paru-paru
memiliki satu bronkus.

3. Tulang rusuk : Tulang rusuk adalah tulang yang


menopang rongga dada dan melindungi organ dalam
dada, seperti jantung dan paru-paru dari benturan atau
goncangan. Tulang rusuk akan mengembang dan
mengempis mengikuti gerak paru saat mengambil dan
mengeluarkan napas.

4. Paru-paru : Paru-paru adalah sepasang organ yang


terletak di dalam tulang rusuk. Masing-masing paru
berada di kedua sisi dada. Peran utama paru-paru
dalam sistem pernapasan adalah menampung udara
beroksigen yang kita hirup dari hidung dan mengalirkan
oksigen tersebut ke pembuluh darah untuk disebarkan
ke seluruh tubuh.

5. Pleura : Paru-paru dilapisi oleh jaringan tipis disebut


pleura yang juga melapisi bagian dalam rongga dada.
Lapisan pleura bertindak sebagai pelumas yang
memungkinkan paru-paru untuk mengembang dan
mengempis dengan lancar setiap kali bernapas. Lapisan

51
SISTEM PERNAPASAN

pleura juga memisahkan paru-paru dari dinding dada


Manusia.

6. Bronkiolus : Bronkiolus adalah cabang dari bronkus


yang berfungsi untuk menyalurkan udara dari bronkus
ke alveoli. Selain itu bronkiolus juga berfungsi untuk
mengontrol jumlah udara yang masuk dan keluar saat
proses bernapas berlangsung.

7. Alveoli : Alveoli adalah kantung-kantung kecil dalam


paru yang terletak di ujung bronkiolus. Dalam sistem
pernapasan, alveoli berfungsi sebagai tempat
pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Pada alveoli
juga ada kapiler pembuluh darah. Nantinya, darah akan
melewati kapiler dan dibawa oleh pembuluh darah vena
dan arteri. Alveoli kemudian menyerap oksigen dari
udara yang dibawa oleh bronkiolus dan mengalirkannya
ke dalam darah. Setelah itu, karbon dioksida dari sel-sel
tubuh mengalir bersama darah ke alveoli untuk
dihembuskan keluar.

8. Tabung bronkial : Pada tabung bronkial paru-paru, ada


sillia berupa rambut-rambut kecil yang bergerak seperti
gelombang. Gerakan gelombang sillia akan membawa
mukus (dahak atau cairan) ke atas hingga ke luar
tenggorokan. Silia juga ada di dalam lubang hidung.
Fungsi lendir atau dahak di tabung bronkial adalah
untuk menahan debu, kuman, atau benda asing lain
agar tidak sampai masuk ke paru-paru. Batuk juga bisa
menjadi cara sistem pernapasan manusia mencegah
benda asing masuk ke paru-paru.

52
SISTEM PERNAPASAN

9. Diafragma : Diafragma adalah dinding otot yang kuat


yang memisahkan rongga dada dari rongga perut.
Dengan bergerak ke bawah, ia menciptakan rongga
kosong untuk menarik udara dan memperluas paru-
paru.

Organ Sistem Pernapasan Atas dan Bawah

D. Cara Kerja Sistem Pernapasan Manusia

53
SISTEM PERNAPASAN

Proses kerja sistem pernapasan manusia juga sering disebut


respirasi. Seperti yang dijelaskan oleh National Heart, Lung,
and Blood Institute, pernapasan dimulai ketika Manusia
mengambil udara dari sekitar lewat hidung dan masuk ke
tenggorokan. Setelah itu, udara akan turun melewati laring
dan masuk ke dalam trakea. Di saat bersamaan Manusia
menarik napas, diafragma dan otot-otot di antara tulang
rusuk manusia menyusut untuk menciptakan ruang kosong
di dalam rongga dada. Ini bertujuan agar paru-paru bisa
menarik udara yang manusia hirup.

Setelah udara masuk bergerak sampai ke ujung trakea, udara


akan melewati bronkus dan masuk ke kedua paru-paru.
Setelah itu, udara mengalir ke bronkiolus, yang terus
mengecil sampai udara mencapai ujung cabang. Di ujung
bronkiolus ada kantung kecil udara atau alveoli. Ketika
udara mencapai alveoli, oksigen masuk melalui membran ke
dalam pembuluh darah kecil yang disebut kapiler.
Sebaliknya, karbon dioksida dari darah di kapiler keluar dan
masuk ke dalam alveoli. Setelah oksigen dan karbon dioksida
bertukar tempat di alveoli, rongga dada akan mengendurkan
otot diafragma sehingga diafragma melonggar. Ini
memungkinan karbon dioksida bergerak naik untuk
selanjutnya dikeluarkan lewat paru-paru lalu dihembuskan
melalui hidung.

54
55
BAB 8
Sistem Kekebalan Tubuh (Imunitas)

S istem Imun merupakan sistem yang sangat komplek di dalam


tubuh, yang bertanggung jawab untuk melawan penyakit.
Tugas utama adalah mengidentifikasi benda asing dalam tubuh
(termasuk bakteri, virus, jamur, parasit, organ atau jaringan
transplantasi) dan menghasilkan pertahanan tubuh untuk
melawan benda asing tersebut. Pertahanan ini dikenal sebagai
respon imun. Sistem imunitas didesain untuk mengenal dan
menghancurkan benda asing yang masuk ke dalam tubuh mansia
termasuk patogen.

Patogen : Suatu penyakit yang disebabkan oleh substansi, pada


umumnya dipergunakan untuk organisme (bakteri, virus) dan
produk biologisnya (misalnya toksin). Bakteri dalah
mikroorganisme sel tunggal, punya inti sel, yang dapat membelah
sendiri dengan cepat.

Virus : tidak dapat membelah sendiri, mereka membutuhkan sel


dan jaringan hidup dari tubuh inang/pejamu untuk
membelah/memperbanyak diri.

56
SISTEM KEKEBALAN TUBUH (IMUNITAS)

Sistem imunitas yang ada dalam tubuh manusia merespon


masuknya bakteri dan virus ke dalam tubuh manusia melalui
mekanisme yang sangat rumit dan komplek. Sistem imunitas ini
mengenal molekul (antigen).

Antigen : Substansi asing didalam badan yang memicu untuk


menghasilkan antibodi.) yang unik dari bakteri atau virus yang
merangsang timbulnya antibodi (sejenis protein) dan sejenis sel
darah putih yang disebut limfosit. Limfosit ini menandai antigen
yang masuk dan kemudian menghancurkannya. Awal terjadinya
proses reaksi imunitas yaitu mekanisme pertahanan tubuh untuk
melawan setiap benda asing masuk ke dalam tubuh, sejumlah
limfosit yang disebut dengan sel memory segera berkembang
menjadi limfosit yang mempunyai kemampuan membuat zat
kekebalan yang bertahan lama (long lasting immunity).

Seperti telah disebutkan diatas, imunitas adalah mekanisme tubuh


manusia untuk melawan dan memusnahkan benda asing yang
masuk ke dalam tubuh manusia. Benda asing tersebut bisa berupa
bakteri, virus, organ transplantasi dll. Apabila suatu sel atau
jaringan seperti bakteri atau organ tubuh ditransplantasikan ke
dalam tubuh seseorang maka tubuh orang tersebut

57
SISTEM KEKEBALAN TUBUH (IMUNITAS)

akanmenolaknya karena benda asing tersebut dianggap bukan


sebagai bagian dari jaringan tubuh mereka. Benda asing tersebut
dianggap sebagai pendatang (invader) yang harus diusir. Jadi
secara sederhana dapat didefinisikan kembali bahwa sistem
kekebalan (immune system) ialah mekanisme tubuh manusia
untuk melawan/mengusir benda asing yang masuk kedalam tubuh
mereka. Pertama-tama “memory cells” berupaya mengenal benda
asing yang masuk dan disimpan dalam “ingatan” sel memori ini. Ini
disebut dengan reaksi imunitas primer.

Apabila benda asing yang sama masuk lagi ke dalam tubuh orang
tersebut untuk kedua kali dan seterusnya, maka sel memori ini
dengan lebih cepat dan sangat efektif akan merangsang sistem
imunitas untuk mengusir dan melawan benda asing yang sudah
dikenal tersebut. Reaksi tubuh akan lebih cepat dan lebih efektif
dibandingkan dengan reaksi saat perjumpaan untuk pertama
kalinya dengan benda asing tersebut.

58
SISTEM KEKEBALAN TUBUH (IMUNITAS)

Grafik dibawah ini membandingkan respon imun primer dengan


sekunder terhadap patogen yang sama. Respon sekunder akan
dieliminasi oleh patogen sebelum terjadi kerusakan.

Pesan Utama: Imunisasi yang diberikan kepada seseorang akan


merangsang sistem imunitas dalam tubuh orang tersebut.
Imunitas (kekebalan) yang timbul bertahan cukup lama untuk
melindungi orang tersebut terhadap infeksi patogen yang sama
dengan antigen dalam vaksin yang diberikan kepada mereka.
Tingkat dan lama kekebalan yang diperoleh melalui imunisasi tidak
berbeda jauh dengan tingkat dan lama kekebalan yang diperoleh
apabila orang tersebut baru sembuh dari sakit akibat terinfeksi
oleh patogen yang sama dengan antigen dalam vaksin yang
diberikan.

Tujuan utama dari semua jenis vaksin adalah merangsang sistem


kekebalan dalam tubuh orang tersebut untuk melawan antigen,
sehingga apabila antigen tesebut menginfeksi kembali, reaksi
imunitasRespon imunPertahanan tubuh melawan setiap benda
asing atau organisme, misalnya bakteri, virus, organ atau jaringan
transplantasi. yang lebih kuat akan timbul. Vaksin mengandung

59
SISTEM KEKEBALAN TUBUH (IMUNITAS)

bakteri, virus, atau komponennya yang dengan kemajuan teknologi


sudah dikendalikan. Vaksin mengandung antigen yang sama
dengan antigen yang menyebabkan penyakit, namun antigen yang
ada didalam vaksin tersebut sudah dikendalikan (dilemahkan)
maka pemberian vaksin tidak menyebabkan orang menderita
penyakit seperti jika orang tersebut terpapar/terpajan dengan
antigen yang sama secara alamiah.

Priming Suatu proses buatan untuk menginduksi imunitas dengan


tujuan melindungi penyakit infeksi. Priming pada sistem imun
meliputi sensitisasi atau stimulasi respon imun dengan antigen
yang dapat menghasilkan imunitas terhadap penyakit yang
disebabkan oleh organisme atau toksin (racun). Pemberian
vaksinasi yang mengandung satu atau lebih antigen dapat
diberikan dalam beberapa bentuk. adalah suatu proses sensitisasi
atau stimulasi munculnya reaksi imunitas terhadap organisme
atau toksin penyebab penyakit. Vaksinasi adalah kegiatan
pemberian vaksin kepada seseorang dimana vaksin tersebut berisi
satu atau lebih antigen yang tujuannya adalah apabila nanti orang
tersebut terpajan/terpapar dengan antigen yang sama, maka
sistem imunitas yang terbentuk akan menghancurkan antigen
tersebut.

Dengan demikian ada dua cara untuk mendapat kekebalan tubuh


terhadap suatu antigen yaitu secara alamiah apabila orang
tersebut terinfeksi oleh patogen tersebut atau secara buatan
melalui vaksinasi. Namun kekebalan yang didapat melalui
vaksinasi, tidaklah bertahan seumur hidup terhadap infeksi
penyakit berbahaya. KIPI yang mungkin muncul sangatlah kecil
risikonya jika dibandingkan dengan risiko penyakit yang mungkin
diderita akibat tidak di-imunisasi. Risiko adalah probabilitas
seseorang untuk mengalami suatu kejadian yang mungkin terjadi.

60
SISTEM KEKEBALAN TUBUH (IMUNITAS)

Risiko terjadi KIPI: Kemungkinan seseorang mengalami suatu


kejadian tertentu dalam suatu periode waktu. sakit karena tidak
diimunisasi adalah satu contoh perbandingan probabilitas suatu
kejadian.

Pesan Utama: Vaksin merangsang sistem imunitas untuk


membuat zat kekebalan tubuh (antibodi) yang bertahan cukup
lama untuk melawan antigen dari patogen spesifik yang masuk ke
dalam tubuh orang tersebut.

Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) : Penyakit


yang dapat dicegah dengan vaksin. Penyakit-penyakit yang ada
vaksinnya untuk memberikan perlindungan sebagian atau
lengkap. (PD3I). Yang disebut dengan PD3I adalah penyakit-
penyakit yang sudah tersedia vaksinnya untuk upaya
pencegahannya. Vaksin tersebut apabila diberikan kepada sasaran
akan memberikan perlindungan baik sebagian maupun secara
keseluruhan kepada sasaran tersebut. Penyakit-penyakit tersebut
merupakan target Program Pengembangan Imunisasi (PPI).

61
SISTEM KEKEBALAN TUBUH (IMUNITAS)

Tujuan awal PPI adalah untuk memberikan vaksinasi seluruh bayi


yang lahir secara lengkap sebelum mereka mencapai usia satu
tahun. Beri tanda mana penyakit dibawah ini yang termasuk PD3I?

Tuberculosis Pertussis

Polio Tetanus

Difteri Campak

Jawaban

Selanjutnya berbagai jenis vaksin baru direkomendasikan oleh


WHO untuk dimasukan ke dalam program imunisasi rutin tiap
negara anggota WHO. Misalnya vaksin hepatitis B, vaksin rotavirus
untuk mencegah diare, vaksi pneumokok dan vaksin-vaksin yang
digunakan untuk mencegah ISPA yang disebabkan oleh Hib dan
pneumokokus, bakteri Yellow fever (demam kuning) dianjurkan
bagi negara endemis yellow fever.

62
SISTEM KEKEBALAN TUBUH (IMUNITAS)

Jenis-jenis vaksin : Ada berbagai jenis vaksin tersedia saat ini di


pasaran. Vaksin ini diklasifikasikan menurut jenis antigen yang
terkandung didalamnya. Formulasi yang terkandung di dalam
vaksin mempengaruhi cara pemakaiannya, cara penyimpanan dan
cara pemberian vaksin tersebut. Vaksin yang direkomendasikan

63
SISTEM KEKEBALAN TUBUH (IMUNITAS)

oleh WHO untuk dipakai didalam program imunisasi negara


anggota akan dibahas secara tuntas didalam modul ini, vaksin-
vaksin ini masuk kedalam 4 kategori jenis antigen.

Produsen vaksin selalu berupaya untuk memproduksi berbagai


jenis vaksin yang :

a. Efektif untuk mencegah dan melindungi masyarakat dari


penyakit infeksi berbahaya.

b. Tahan lama, tahan terhadap suhu dan memberikan


perlindungan jangka panjang terhadap penyakit infeksi
berbahaya.

64
SISTEM KEKEBALAN TUBUH (IMUNITAS)

c. Dapat menimbulkan kekebalan optimal dengan dosis


minimal.

d. Berisi kombinasi sejumlah antigen dalam sediaan yang dapat


melindungi terhadap infeksi penyakit penyakit berbahaya
secara luas.

e. Tanpa efek simpang atau dengan efek simpang minimal.

f. Stabil dalam suhu penyimpanan yang ekstrim dalam waktu


penyimpanan yang lama.

g. Dapat diproduksi secara massal untuk dapat memenuhi


kebutuhan masyarakat banyak.

h. Murah dan terjangkau oleh dana yang tersedia.

Klasifikasi KIPI : KIPI adalah setiap kejadian medis yang tidak


diinginkan pada seseorang yang terjadi setelah pemberian
imunisasi. Kejadian ini dapat merupakan reaksi vaksin ataupun
bukan. Kejadian yang bukan reaksi vaksin dapat merupakan
peristiwa koinsidens (peristiwa yang kebetulan terjadi) bersamaan
atau setelah imunisasi. Klasifikasi KIPI dibagi menjadi 5 kategori :

Pesan Utama: Perbedaan antara KIPI yang langsung disebabkan


oleh reaksi vaksin atau bukan reaksi vaksin harus dijelaskan
kepada masyarakat dan orangtua. Dengan mendapatkan seluruh

65
SISTEM KEKEBALAN TUBUH (IMUNITAS)

informasi yang mereka butuhkan tentang imunisasi, maka


masyarakat dengan penuh kesadaran akan membawa bayi dan
anak-anak mereka untuk diimunisasi. Petugas kesehatan harus
terlatih dan mengetahui segala informasi yang dibutuhkan oleh
masyarakat tentang imunisasi. Informasi mengenai manfaat
imunisasi harus dijelaskan setiap kali kunjungan sehingga
meningkatkan kepercayaan orangtua terhadap program imunisasi.

Kejadian Ikutan: Penyebab

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, vaksin mengandung


berbagai komponen untuk membuatnya efektif dan memberikan
perlindungan kepada orang yang menerimanya. Namun komponen
— komponen tersebut mempunyai potensi menimbulkan risiko.
Risiko Kemungkinan seseorang mengalami suatu kejadian tertentu
dalam suatu periode waktu. terjadinya reaksi

Reaksi vaksin (vaccine reaction, disebut juga adverse vaccine


reaction atau adverse reaction) Klasifikasi KIPI yaitu kejadian yang
ditimbulkan atau dicetuskan oleh vaksin yang diberikan secara
benar, yang disebabkan oleh kandungan dalam vaksin. yang tidak
diinginkan. NRA suatu negara (dalam hal ini di Indonesia
BPOM/Badan Pengawasan Obat dan Makanan), harus menjamin
bahwa setiap vaksin yang beredar di pasaran dan dimanfaatkan
oleh program imunisasi dan masyarakat harus aman. Vaksin
dibuat dengan berbagai jenis antigen yang berbeda dan dengan
teknologi dan komponen yang berbeda. Vaksin bisa berupa antigen
hidup yang dilemahkan (attenuated) atau antigen yang sudah di
inaktivasi, serta bisa dalam bentuk rekombinan.

Vaksin dapat mengandung antibiotika Antibiotik Substansi untuk


membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Antibiotik
(dalam jumlah sedikit) digunakan selama fase pembuatan beberapa

66
SISTEM KEKEBALAN TUBUH (IMUNITAS)

vaksin tertentu untuk mencegah kontaminasi bakteri pada sel


kultur jaringan, stabilizer. Stabilizer Komponen yang dipergunakan
untuk menjaga efektivitas vaksin selama masa penyimpanan.
Stabilitas vaksin sangat penting, terutama apabila sistem rantai
dingin tidak baik. Faktor yang mempengaruhi stabilitas adalah
suhu dan pH. dan pengawet.

Preservatif: Sesuatu bahan yang ditambahkan pada vaksin dengan


kemasan multidosis untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan
jamur. Pada umumnya yang digunakan adalah thiomersal yaitu
bahan yang mengandung merkuri. untuk mengurangi kontaminasi
selama proses pembuatan dan untuk menjaga efektivitasnya.
Efektivitas vaksin: Probabilitas vaksin yang telah diberikan secara
rutin akan memberi imunitas kepada masyarakat. Dinyatakan
dalam persentase. selama penyimpanan dan distribusi.

Perlu juga diketahui bahwa bukan hanya komponen bahan yang


ada di dalam vaksin, cara pemberian vaksin juga dapat
menimbulkan KIPI. Cara pemberian ini dapat melalui suntikan
intradermal, sub kutan atau intramuskuler maupun pemberian
secara oral dan intranasal. Cara pemberian untuk tiap jenis vaksin
yang dianjurkan oleh produsen untuk meningkatkan efektivitas
dan mengurangi efek simpang adalah sebagai berikut:

67
SISTEM KEKEBALAN TUBUH (IMUNITAS)

Frekuensi Kejadian dan Berat Ringannya KIPI : Vaksin pada


umumnya aman dan tidak menimbulkan KIPI serta dapat
memberikan perlindungan sepenuhnya terhadap PD3I yang
ditargetkan untuk vaksin tersebut. Kunci pokok dalam program
imunisasi adalah sedapat mungkin mengurangi KIPI dan menjamin
bahwa vaksin sangat aman apabila diberikan kepada sasaran.
Seperti telah dijelaskan bahwa KIPI dikatagorikan menurut
penyebabnya. KIPI yang disebabkan langsung oleh komponen
vaksin atau proses pembuatannya diklasifikasikan sebagai KIPI
akibat komponen vaksin atau cacat mutu vaksin. Sedangkan
katagori lainnya adalah KIPI akibat kesalahan dalam cara
pemberian imunisasi, karena ketakutan dan kecemasan kerena
disuntik dan peristiwa koinsiden.

68
SISTEM KEKEBALAN TUBUH (IMUNITAS)

Pesan Utama : KIPI mungkin terjadi pada pelayanan imunisasi


dengan frekuensi kejadian tertentu. Untuk mengetahui frekuensi
KIPI ini dilakukan pengamatan melalui surveilans KIPI. Surveilans
KIPI atau disebut juga surveilans keamanan vaksinSistem
surveilans yang dirancang untuk mengumpulkan kejadian reaksi
vaksin sementara pasca imunisasi. Jenis surveilans ini ditentukan
oleh petugas kesehatan yang berhubungan dengan efek simpang
secara individu sebagai kemungkinan konsekuensi dari imunisasi;
wajib dilaporkan kepada BPOM atau otoritas kesehatan setempat
(Dinas Kesehatan).Jenis surveilans ini ditujukan khusus untuk
mengamati KIPI yang kemungkinan ada kaitannya dengan
pemberian imunisasi oleh tenaga kesehatan di lapangan dan
kemudian melaporkannya kepada NRA (BPOM) atau kepada
otoritas kesehatan setempat (Dinas Kesehatan) agar dapat
dilakukan tindak lanjut yang diperlukan.

Frekuensi KIPI, serta tingkat berat ringannya KIPI :

69
BAB 9
Sistem Limfatik

S istem limfatik atau dikenal dengan sistem getah bening


merupakan bagian penting dari sistem kekebalan atau
imunitas tubuh. Sistem limfatik berperan dalam menghasilkan,
menyimpan dan membawa sel-sel darah putih untuk melawan
infeksi, serta penyakit lainnya. Sistem limfatik terdiri dari beberapa
organ yang memiliki fungsinya masing-masing dalam menunjang
kekebalan tubuh. Ketika fungsi sistem limfatik terganggu, maka
tubuh akan menjadi lebih rentan mengalami penyakit karena
kekebalan tubuh ikut terganggu.

Sistem limfatik memiliki beragam fungsi untuk tubuh, berikut ini


beberapa fungsi utamanya:

• Melawan penyebab infeksi.

• Menangani sel kanker.

• Menangani produksi sel yang mungkin menyebabkan


penyakit atau gangguan.

• Mengatur keseimbangan cairan tubuh.

• Menyerap sebagian lemak makanan dalam usus.

Organ dari sistem limfatik terdiri dari sumsum tulang belakang,


limpa, timus, kelenjar getah bening, cairan getah bening, dan
pembuluh getah bening. Pada manusia, sumsum tulang belakang
dan kelenjar timus adalah kunci utama dalam fungsi kekebalan
tubuh. Semua limfosit berasal dari sel induk di sumsum tulang
belakang. Kerusakan pada organ ini dapat menimbulkan efek yang

70
SISTEM LIMFATIK

sangat buruk pada sistem kekebalan tubuh. Limpa berperan


menyaring dan memonitor darah dalam tubuh. Selain itu, limpa
juga berperan dalam memproduksi dan menyimpan banyak sel,
termasuk berbagai sel darah putih yang penting sebagai kekebalan
tubuh.

Sementara itu, kelenjar timus berperan sebagai penghasil sel-sel


yang disebut limfosit sel T. Limfosit merupakan bagian dari sel
darah putih yang sangat penting dalam memberi respons
kekebalan tubuh, terutama saat mengalami infeksi. Kelenjar getah
bening dan pembuluh getah bening juga memiliki manfaat yang
besar dalam kekebalan tubuh. Di dalam hidung dan tenggorokan,
kelenjar getah bening disebut adenoid dan amandel.

Cairan getah bening berfungsi dalam mengangkut zat asing yang


dianggap berbahaya oleh tubuh, seperti bakteri, sel kanker, sel
mati atau rusak, untuk disaring oleh kelenjar getah bening. Zat
sisa yang dianggap berbahaya akan dilawan oleh limfosit dan zat
pendukungnya, kemudian dibuang oleh tubuh.

A. Beragam Gangguan Sistem Limfatik

Ada beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan


gangguan pada sistem limfatik, diantaranya:

1. Infeksi : Baik infeksi virus maupun bakteri, akan


memicu perlawanan dari sistem kekebalan tubuh,
termasuk yang ada pada kelenjar getah bening. Pada
kondisi tertentu, reaksi ini menyebabkan peradangan
kelenjar getah bening atau limfadenitis, yang dapat
ditandai dengan pembengkakan kelenjar getah bening.
Pembengkakan ini bisa terjadi pada anak-anak maupun
orang dewasa. Selain karena infeksi di bagian tubuh

71
SISTEM LIMFATIK

lain, limfadenitis juga dapat terjadi akibat infeksi


kelenjar getah bening.

2. Kanker : Adanya tumor dapat menghalangi saluran


limfatik ke kelenjar getah bening yang mengganggu
aliran cairan getah bening. Kanker yang muncul pada
sistem limfatik dikenal sebagai limfoma. Ketika sel-sel
limfosit dalam sistem limfatik diserang oleh sel kanker,
maka sistem kekebalan tubuh akan menurun.

3. Penyumbatan (obstruksi) : Obstruksi dalam sistem


limfatik menyebabkan terjadinya penumpukan cairan
(limfedema). Obstruksi dapat disebabkan oleh
terbentuknya jaringan parut akibat kerusakan pada
pembuluh getah bening, misalnya karena radioterapi,
cedera, infeksi, atau operasi pengangkatan kelenjar
getah bening. Jaringan parut tersebut akan
menghalangi atau menyumbat aliran cairan getah
bening dan menyebabkan pembengkakan organ.

Kelenjar getah bening yang bermasalah dapat


mengalami pembengkakan dan peradangan.
Pembengkakan kelenjar getah bening bisa terjadi pada
berbagai bagian tubuh, misalnya di leher. Sistem
limfatik sangat penting untuk kekebalan tubuh
terhadap berbagai infeksi dan penyakit.

Sel darah putih adalah salah satu dari empat komponen


darah. Bila sel darah merah berfungsi untuk mengikat
oksigen dan mengantarkan nutrisi ke seluruh tubuh.
Apa fungsi sel darah putih (leukosit)? Sel darah putih
atau leukosit adalah komponen darah yang memiliki
fungsi melawan infeksi dan serangan benda asing.

72
SISTEM LIMFATIK

Sederhananya, leukosit adalah bagian dari sistem imun


untuk melindungi tubuh dari risiko penyakit dan
gangguan kesehatan lainnya. Jenis-jenis sel darah
putih. Sel darah putih bukanlah sel tunggal. Leukosit
terdiri atas beberapa jenis yang masing-masingnya
berperan menjaga Anda tetap sehat.

B. Macam-Macam Jenis Sel Darah Putih (Leukosit)

1. Neutrofil : Neutrofil adalah jenis sel darah putih yang


akan pertama kali dilepaskan oleh sistem imun
untuk merespons kedatangan benda asing, seperti
bakteri atau virus. Selain menjadi baris pertahanan
pertama, neutrofil juga mengirimkan sinyal untuk
mengingatkan sel-sel lain dalam sistem imun terkait
bahaya tersebut. Hampir setengah dari sel darah putih
adalah neutrofil. Sekitar 100 miliar sel neutrofil
diproduksi oleh tubuh setiap harinya. Setelah
diproduksi dan dilepaskan dari sumsum tulang,
neutrofil hanya hidup sekitar delapan jam.

2. Eosinofil : Sel darah putih jenis eosinofil memiliki fungsi


melawan bakteri serta menangkal infeksi parasit, seperti
cacing. Selain itu, eosinofil juga berperan dalam respons
peradangan. Eosinofil juga berfungsi untuk memicu
reaksi alergi ketika tubuh terpapar zat penyebab alergi
(alergen). Sel ini paling banyak ditemukan di saluran
pencernaan. Walau begitu, eosinofil memiliki porsi tidak
lebih dari 5% dari sel darah putih.

3. Basofil : Basofil juga tak banyak terkonsentrasi dalam


sel darah putih, yakni hanya terkandung sekitar 1% dari
sel darah putih. Walau jumlahnya sedikit, sel ini

73
SISTEM LIMFATIK

berperan penting untuk meningkatkan respons imun


non-spesifik terhadap patogen. Basofil juga membantu
Anda kembali sehat setelah mengalami infeksi, misalnya
infeksi luka akibat jatuh dari sepeda. Selain berperan
dalam sistem imun, basofil juga berkontribusi mencegah
pembekuan darah serta memicu reaksi alergi.

4. Limfosit : Limfosit terdiri atas dua macam, yaitu limfosit


B dan limfosit T. Limfosit diproduksi di jaringan limfoid
dalam limpa, kelenjar getah bening, dan kelenjar timus.
Sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh, sel T
bertanggung jawab untuk membunuh benda asing serta
membunuh sel kanker. Sementara itu, limfosit B (sel B)
berperan dalam imunitas humoral, yakni dengan
menghasilkan antibodi untuk melawan benda asing
(antigen). Sel B juga menghasilkan antibodi yang dapat
mengingat suatu infeksi, sehingga tubuh dapat lebih
bersiap jika kembali terpapar di masa depan.

5. Monosit : Monosit boleh dibilang berperan sebagai


pembersih dari sistem kekebalan tubuh. Monosit
memiliki porsi sekitar 5-12 persen sel darah putih, di
dalam aliran darah Anda. Fungsi paling penting dari sel
ini adalah membersihkan sel-sel yang mati.

C. Cara Tubuh Memproduksi Sel Darah Putih

Kebanyakan sel darah putih juga diproduksi di sumsum


tulang. Namun, setiap sel darah putih memiliki pola produksi
yang berbeda. Secara umum, sel darah putih pada umumnya
akan berubah dari sel CMP (common myeloid progenitor atau
hasil perubahan dari sel punca). Setelah itu, prosesnya
meliputi:

74
SISTEM LIMFATIK

• Sebelum menjadi neutrofil, eosinofil, atau basofil,


myeoblast melalui empat tahap perkembangan

• Untuk menjadi makrofag, myeoblast akan diubah


kembali sebanyak tiga kali.

Tahapan kedua dari proses produksi sel darah putih ini akan
menghasilkan sel T dan sel B yang bertugas melawan infeksi.

Setiap individu umumnya menghasilkan sekitar 100 miliar


leukosit (sel darah putih) dalam satu hari. Jumlah sel darah
putih dalam volume darah tertentu dinyatakan sebagai
jumlah sel per mikroliter darah. Kadar sel darah putih
(leukosit) yang normal biasanya berkisar antara 4.000-11.000
sel per mikroliter saat dicek di laboratorium.

D. Penyakit yang Berkaitan dengan Sel Darah Putih

Kadar leukosit bisa lebih tinggi atau rendah dari batasan


normal ketika dipengaruhi oleh hal-hal tertentu. Itu kenapa
selayaknya bagian tubuh lain, sel darah putih pun tak luput
dari gangguan dan penyakit. Beberapa gangguan sel darah
putih yang umum adalah:

1. Leukemia : Leukemia atau kanker darah adalah jenis


kanker yang menyerang sel darah putih sehingga tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Akibatnya, leukosit
jadi membelah lebih cepat daripada normalnya
dan mengganggu sel-sel yang normal. Penanganan
leukemia dapat beragam, mulai dari kemoterapi, terapi
radiasi, transplantasi sel induk, hingga terapi bertarget.

2. Leukositosis : Leukositosis adalah peningkatan jumlah


sel leukosit lebih tinggi dari normalnya. Utamanya,
kondisi ini dipicu oleh infeksi, obat-obatan seperti

75
SISTEM LIMFATIK

prednisone, dan leukemia. Kelebihan sel darah putih


(leukositosis) dibagi atas jenis sel darah putih yang
mengalami peningkatan di atas normal. Nama-nama
jenis leukositosis tersebut, yaitu:

a. Neutrofilia, yaitu meningkatnya neutrofil

b. Limfositosis, yakni meningkatnya limfosit

c. Monositosis, terjadi ketika kadar monosit menjadi


tinggi

d. Eosinofilia, tingginya konsentrasi eosinofil

e. Basofilia, yaitu peningkatan basofil

Penanganan leukositosis akan bergantung pada jenis


penyebabnya. Penanganan tersebut dapat berupa
pemberian antibiotik jika disebabkan infeksi,
antihistamin untuk menangani alergi, kemoterapi untuk
menangani leukemia, dan penggantian obat-obatan.

3. Limfoma : Limfoma adalah kanker darah yang terjadi di


sistem limfatik tubuh. Karena kanker ini, sel darah putih
menjadi dapat berkembang tak terkontrol. Ada banyak
jenis dari limfoma, namun yang umum dikenal yaitu
limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin. Perbedaan
limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin yaitu keberadaan
sel spesifik di sel kanker limfosit yang disebut sel Reed-
Sternberg. Apabila dokter menemukan sel Reed-
Sternberg, pasien didiagnosis limfoma Hodgkin. Jika
tidak ditemukan sel Reed-Sternberg, pasien didiagnosis
limfoma non-Hodgkin. Karena ada beberapa jenis dari
limfoma, penanganannya pun akan bergantung pada
jenis limfoma yang diderita. Secara umum, tindakan

76
SISTEM LIMFATIK

dokter dapat berupa kemoterapi, terapi radiasi, hingga


transplantasi sumsum tulang.

Limfoma adalah kanker yang muncul dalam sistem


limfatik yang menghubungkan kelenjar limfe atau
kelenjar getah bening di seluruh tubuh. Sistem limfatik
termasuk bagian penting dalam sistem kekebalan tubuh
manusia.
Sel-sel darah putih limfosit dalam sistem limfatik akan
membantu pembentukan antibodi tubuh untuk
memerangi infeksi. Tetapi jika sel-sel limfosit B dalam
sistem limfatik diserang kanker, sistem kekebalan tubuh
akan menurun sehingga rentan mengalami infeksi.

Eritrosit (Sel darah merah): Merupakan cakram bikonkaf


yang tidak berinti, ukurannya 0.007 mm, tidak
bergerak, banyaknya kira-kira 4,5-5 juta/mm³,
warnanya kuning kemerah-merahan karena didalamnya
mengandung hemoglobin (hemoglobin adalah protein
pigmen yang meberi warnamerah pada darah.
Hemoglobin terdiri atas protein yang di sebut globin dan
pigmen non-protein yang disebut heme.), setiap eritrosi
mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin,
sifatnya kenyal sehingga dapat berubah bentuk sesuai
dengan pembuluh darah yang dilalui. Sel darah merah
memerlukan protein karena strukturnya terbentuk dari
asam amino. Mereka juga memerlukan zat besi wnita
memerlukan lebih banyak zat besi karena beberapa di
antaranya dibuang sewaktu menstruasi. Sewaktu hsmil
diperlukan zat besi dalam jumlah yang lebih banyak lagi
untuk perkembangan janin dan pembuatan susu.Sel
darah merah dibentuk didalam sumsum tulang,

77
SISTEM LIMFATIK

terutama dari tulang pendek, pipih, dan tak beraturan


dari jaringan konselus pada ujung tulang pipa dan dari
sumsum dalam batang iga-iga dan dari sternum.

Perkembangan sel darah dalam sumsum tulang melalui


berbagai tahap mula-mula besar dan berisi nukleus
tetapi tidak ada hemoglobin; kemudian dimuati
hemoglobin dan akhirnya kehilangan nukleusnya dan
baru diedarkan ke dalam sirkulasi darah. Rata-rata
panjang hidup sel darah merah kira-kira 115 hari. Sel
menjadi usang dan dihancurkan dalam sistema retikulo-
endotelial, terutama dalam limpa dan hati. Globin dan
hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk
digunakan sebagai protein dalam jaringan-jaringan dan
zat besi dalam hem dari hemoglobin dikeluarkan untuk
digunakan dalam pembentukan sel darah merah lagi.
Sisa hem dari hemoglobin diubah lagi menjadi bilirubin
(pigmen kuning) dan biliverdin yaitu yang berwarna
kehijau-hijauan yang dapat dilihat pada perubahan
warna hemoglobin yang rusak pada luka memar. Bila
terjadi perdarahan maka sel merah dengan
hemoglobinnya sebagai pembawa oksigen, hilang. Pada
perdarahan sedang, sel-sel itu diganti dalam waktu
beberapa minggu berikutnya. Tetapi bila kadar
hemoglobin turun sampai 40% atau dibawahnya, maka
diperlukan tranfusi darah.

78
79
BAB 10
Sistem Ekskresi

S etelah berolah raga, tubuh pasti mengeluarkan keringat.


Mengapa demikian? Hal ini terjadi agar terhindar dari zat-zat
yang dapat meracuni tubuh kita. Zat-zat beracun tersebut
merupakan sisa metabolisme yang sudah tidak berguna lagi bagi
tubuh. Proses mengeluarkan zat-zat beracun ini yang biasa
disebut ekskresi. Lalu, bagian tubuh mana sajakah yang
mengalami proses ekskresi ini?

Sistem ekskresi merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa


metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Sisa-
sisa metabolisme ini berupa senyawa-senyawa yang bersifat toksik
(racun) sehingga jika tidak dikeluarkan dapat menyebabkan
terganggunya fungsi organ-organ di dalam tubuh. Organ-organ
yang berperan dalam sistem ekskresi pada manusia meliputi kulit,
ginjal, paru-paru, dan hati.

A. Kulit

Kulit merupakan lapisan jaringan pelindung terluar yang


terdapat di permukaan tubuh. Kulit termasuk organ
ekskresi karena mampu mengeluarkan zat-zat sisa berupa
kelenjar keringat. Selain sebagai organ ekskresi, kulit juga
berfungsi sebagai alat indera perasa dan peraba. Kulit terdiri
dari tiga lapisan, masing-masing lapisan mempunyai
fungsinya seperti gambar berikut:

80
SISTEM EKSKRESI

Struktur lapisan kulit (Sumber: thinglink.com)

• Epidermis (Lapisan Kulit Ari) : Epidermis merupakan


lapisan kulit paling luar dan sangat tipis. Epidermis
terdiri dari lapisan tanduk dan lapisan malphigi.
Lapisan tanduk merupakan sel-sel mati yang mudah
mengelupas, tidak mengandung pembuluh darah dan
serabut saraf, sehingga lapisan ini tidak dapat
mengeluarkan darah saat mengelupas. Lapisan malphigi
merupakan lapisan yang terdapat di bawah lapisan
tanduk, yang tersuun dari sel-sel hidup dan memiliki
kemampuan untuk membelah diri. Lapisan malphigi
terdapat pigmen yang dapat menentukan warna kulit,
dan melindungi sel dari kerusakan akibat sinar
matahari.

• Dermis (Lapisan Kulit Jangat) : Dermis merupakan


lapisan kulit yang terletak di bawah lapisan
epidermis. Lapisan dermis lebih tebal daripada lapisan

81
SISTEM EKSKRESI

epidermis. Lapisan dermis terdiri dari beberapa jaringan


sebagai berikut:

B. Ginjal

Ginjal merupakan komponen utama penyusun sistem


ekskresi manusia yaitu urin. Manusia memiliki sepasang
ginjal berukuran sekitar 10 cm. Letak ginjal di rongga perut
sebelah kiri dan kanan ruas-ruas tulang pinggang. Ginjal
berfungsi untuk menyaring zat-zat sisa metabolisme dari
dalam darah, mempertahankan keseimbangan cairan tubuh,
mengeskresikan gula darah yang melebihi kadar normal dan
mengatur keseimbangan kadar asam, basa, dan garam di
dalam tubuh.

Struktur ginjal (Sumber: myrightspot.com)

82
SISTEM EKSKRESI

Secara umum ginjal terdiri dari tiga bagian:

Proses Pembentukan Urin :

• Filtrasi: proses penyaringan sel-sel darah. Hasil dari


proses filtrasi berupa urin primer yang masih
mengandung air, glukosa, dan asam amino. Tapi sudah
tidak mengandung protein dan darah.

• Reabsorbsi: proses penyerapan kembali zat-zat yang


masih dibutuhkan oleh tubuh. Hasil dari proses
reabsorbsi adalah urin sekunder.

• Augmentasi: proses pengumpulan cairan dari proses


sebelumnya. Hasil dari proses augmentasi adalah urin
sesungguhnya.

C. Paru-Paru

Paru-paru manusia berjumlah sepasang, terletak di dalam


rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru
memiliki fungsi utama sebagai organ pernapasan. Paru-paru
juga merupakan organ ekskresi yang berfungsi
mengeluarkan gas-gas sisa proses pernapasan yaitu gas
CO2 (karbon dioksida) dan H2O (uap air).

83
SISTEM EKSKRESI

Stuktur paru-paru (Sumber: vaidam.com)

D. Hati

Hati berada di dalam rongga perut sebelah kanan di bawah


diafragma yang dilindungi oleh selaput tipis bernama kapsula
hepatis. Hati berfungsi untuk mengeksresikan getah
empedu zat sisa dari perombakan sel darah merah yang
telah rusak dan dihancurkan di dalam limpa. Selain
berfungsi sebagai organ ekskreksi, hati juga berperan sebagai
penawar racun, menyimpan glikogen (gula otot),
pembentukan sel darah merah pada janin dan sebagai
kelenjar pencernaan.

Struktur hati (Sumber: ebiologi.net)

84
SISTEM EKSKRESI

Organ-organ sistem ekskresi pada manusia yaitu kulit, ginjal,


paru-paru, dan hati. Kulit mengekskresikan kelenjar keringat,
ginjal mengekskresikan urin, paru-paru mengekskresikan
karbondioksida dan uap air, dan hati mengekskresikan empedu.

85
BAB 11
Urinaria

S istem urinaria adalah sistem organ yang berfungsi untuk


menyaring dan membuang zat limbah dengan cara
menghasilkan urine. Jika fungsi sistem ini terganggu, limbah dan
racun bisa menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan berbagai
gangguan kesehatan. Sistem urinaria atau saluran kemih terdiri
dari ginjal, kandung kemih, ureter, dan juga uretra (saluran
kencing). Setiap bagian dalam sistem urinaria memiliki fungsi dan
peranannya masing-masing. Melalui saluran kemih, urine yang
membawa limbah dan racun akan dikeluarkan dari dalam tubuh.

A. Bagian dari Sistem Urinaria dan Fungsinya

Urine adalah limbah cair yang terdiri dari air, garam, dan zat
sisa metabolisme tubuh, seperti urea dan asam urat. Agar
proses berkemih atau buang air kecil berlangsung normal,
semua bagian dalam sistem urinaria perlu bekerja dengan
baik. Berikut ini adalah organ-organ yang tergolong dalam
sistem urinaria beserta fungsinya:

1. Ginjal : Tubuh manusia memiliki sepasang ginjal yang


terletak di area punggung kiri dan kanan, tepat di bawah
tulang rusuk bagian belakang. Masing-masing ginjal
memiliki ukuran sebesar kepalan tangan orang dewasa
dan berbentuk menyerupai kacang. Fungsi utama ginjal
adalah mengatur jumlah air dalam darah, menyaring zat
limbah atau sisa metabolisme tubuh, menghasilkan
hormon yang berfungsi untuk mengendalikan tekanan

86
SISTEM URINARIA

darah dan produksi sel darah merah, serta mengatur pH


atau tingkat keasaman darah.

2. Ureter : Ureter adalah bagian dari sistem urinaria yang


berbentuk menyerupai saluran pipa atau tabung. Ureter
berfungsi untuk mengalirkan urine dari masing-masing
ginjal untuk ditampung di kandung kemih.

3. Kandung kemih : Organ yang berada di dalam perut


bagian bawah ini bertugas menyimpan urine. Jika
kandung kemih sudah terisi penuh oleh urine, akan
timbul dorongan untuk buang air kecil. Kandung kemih
orang dewasa mampung menampung urine hingga 300–
500 ml.

4. Uretra : Uretra atau saluran kencing adalah saluran


yang menghubungkan antara kandung kemih ke lubang
saluran kemih pada ujung penis atau vagina. Uretra
pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm, sedangkan
uretra pada wanita hanya sekitar 4 cm saja. Pada bagian
antara kandung kemih dan uretra terdapat cincin otot
atau sfingter yang bertugas menjaga urine agar tidak
bocor.

B. Berbagai Penyakit pada Sistem Urinaria

Gangguan pada sistem urinaria dapat terdeteksi dari


perubahan warna urine. Urine yang sehat dan normal
umumya berwarna jernih, kekuningan, hingga kuning
keemasan. Warna urine tersebut berasal dari zat yang
disebut urokrom. Namun, konsumsi makanan dan obat
tertentu terkadang juga dapat mengubah warna urine.
Adanya masalah pada sistem urinaria atau saluran kemih

87
SISTEM URINARIA

tidak hanya ditandai dengan perubahan warna urine. Berikut


ini adalah beberapa masalah atau penyakit yang dapat terjadi
pada sistem urinaria:

1. Infeksi saluran kemih : Infeksi saluran kemih (ISK)


adalah infeksi yang terjadi di bagian mana pun dari
sistem urinaria, mulai dari ginjal hingga saluran kemih.
Wanita berisiko lebih besar terkena ISK dibandingkan
pria. Hal ini dikarenakan jarak antara lubang saluran
kemih dan anus pada wanita lebih dekat.

2. Batu saluran kemih : Batu saluran kemih (urolithiasis)


adalah kondisi ketika terbentuk batu di sistem urinaria,
seperti batu ginjal, batu ureter, atau batu kandung
kemih. Ukuran batu umumnya bervariasi. Semakin
besar ukuran batu yang terbentuk, semakin besar pula
risiko batu tersebut menyumbat aliran urine dan
menimbulkan penyakit.

3. Inkontinensia urine : Inkontinensia urine adalah


kondisi ketika fungsi otot atau saraf pada kandung dan
saluran kemih mengalami gangguan, sehingga tidak
dapat mengendalikan proses buang air kecil. Penyakit
ini bisa membuat Anda tiba-tiba mengompol, terlebih
saat batuk atau bersin. Inkontinensia urine sering
terjadi pada lansia, namun tidak menutup kemungkinan
orang yang lebih muda juga mengalaminya.

4. Uretritis : Uretritis adalah peradangan pada uretra.


Kondisi ini sering kali disebabkan oleh infeksi bakteri di
saluran kemih. Uretritis dapat menyebabkan rasa nyeri
dan dorongan untuk lebih sering buang air kecil.

88
SISTEM URINARIA

5. Sindrom nefrotik : Sindrom nefrotik adalah kelainan


ginjal yang menyebabkan kadar protein di dalam urine
meningkat. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh
kerusakan pada pembuluh darah kecil di ginjal yang
berfungsi untuk menyaring limbah dan kelebihan air
dari darah. Sindrom nefrotik dapat disebabkan oleh
berbagai hal, misalnya riwayat infeksi dan peradangan.
Sindrom nefrotik dapat menyebabkan gejala seperti
urine berbusa, kelelahan, tidak nafsu makan, serta
pembengkakan di kaki, wajah, dan berbagai bagian
tubuh, seperti wajah dan sekitar mata.

6. Sindrom nefritik : Sindrom nefritik adalah


pembengkakan atau peradangan pada ginjal. Kondisi ini
dapat menyebabkan nyeri panggul, buang air kecil lebih
sering dan terasa nyeri, urine tampak keruh atau
kemerahan, sakit pinggang atau perut, serta
pembengkakan di wajah dan kaki. Jika tidak segera
diobati, sindrom nefritik dapat menyebabkan gagal
ginjal.

7. Gagal ginjal : Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak


mampu menyaring darah dan membuang cairan serta
zat limbah tubuh. Kerusakan ginjal yang menyebabkan
gagal ginjal dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai
dari efek samping obat-obatan, cedera berat pada ginjal,
dehidrasi, hingga penyakit tertentu, seperti hipertensi
dan diabetes menahun yang tidak ditangani dengan
baik. Ketika mengalami gagal ginjal, seseorang akan
mengalami beberapa gejala seperti berkurangnya jumlah
urine, tidak buang air kecil sama sekali selama berhari-

89
SISTEM URINARIA

hari, pembengkakan di kaki, sesak napas, lemas, hingga


pucat.

Jika mengalami masalah pada sistem urinaria, terlebih jika


disertai keluhan seperti demam, nyeri pinggang atau
punggung yang sangat berat, nyeri saat berkemih, dan
terdapat darah atau nanah pada urine, segera konsultasikan
ke dokter urologi untuk mendapatkan penanganan yang
tepat. Diagnosis dan penanganan yang tepat akan mencegah
kerusakan sistem urinaria, sehingga kondisi tersebut dapat
diobati dengan baik. Hal ini penting dilakukan guna
mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut akibat
kerusakan berat pada sistem urinaria berat.

90
91
BAB 12
Sistem Reproduksi

S istem reproduksi manusiaSistem reproduksi merupakan


salah satu komponen sistem tubuh yang penting meskipun
tidak berperan dalam homeostasis dan esensial bagi kehidupan
sesorang. Pada manusia, reproduksi berlangsung secara seksual.
Organ reproduksi yang dimiliki manusia berbeda antara pria dan
wanita. Struktur dan fungsi organ reproduksi Baik pria maupun
wanita memiliki organ reproduksi yang terdiri dari dua bagian
berdasarkan letaknya, yaitu alat kelamin luar dan dalam. Struktur
dan fungsi organ reproduksi pada pria Organ reproduksi pria
berfungsi untuk menghasilkan sperma (gametogenesis) dan
menyalurkan sperma ke wanita.

A. Sistem Reproduksi Pria

Sistem Reproduksi Pria

92
SISTEM REPRODUKSI

1. Alat Kelamin Luar

a. Penis berfungsi sebagai alat penetrasi pada vagina


wanita saat kopulasi (persetubuhan).

b. Uretra adalah saluran yang mengantarkan urin


dan sperma.

c. Skrotum (zakar) merupakan suatu kantong kulit


yang membungkus testis dan epididimis.

2. Alat Kelamin Dalam

a. Testis pada pria berjumlah sepasang, berbentuk


oval, dan terletak di skrotum. Di dalam testis
terjadi proses pembuatan sel kelamin jantan dan
hormon kelamin. Pada testis terdapat pembuluh
halus (vas seminiferus) yang mengandung calon
sperma padabagian dindingnya. Di antara vas
seminiferusterdapat sel bernama sel interstitial
yang berfungsi menghasilkan hormon kelamin,
misalnya testosteron. Selain itu, terdapat sel besar,
sel Sertoli yang berguna untuk memberikan
makanan bagi sperma.

b. Epididimis: Epididimis merupakan saluran


reproduksi yang berfungsi sebagai tempat
pematangan sperma. Selain itu, epididimis
dibentuk oleh saluran berlekuk-lekuk yang tidak
teratur dan juga menjadi tempat penyimpanan
sperma sementara. Saluran yang menghubungkan
antara epididimis dan testis disebut duktus eferen
testis.

93
SISTEM REPRODUKSI

c. Vas deferens Saluran ini merupakan lanjutan dari


epididimis. Fungsinya adalah mengangkut sperma
menuju vesikula seminalis (kantong sperma). Vas
deferens dan saluran dari kelenjar kantong sperma
akan bersatu membentuk duktus ejakulatorius
yang akhirnya bermuara di uretra.

d. Kelenjar Kelamin : Kelenjar kelamin yang dimiliki


oleh seorang pria adalah vesikula seminalis,
kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretral
(Cowper).

• Vesikula seminalis: sepasang kelenjar yang


berfungsi menghasilkan 50-60% dari volume
total cairan semen yang berwarna jernih dan
kental. Komponen terpenting didalamnya
adalah fruktosa dan prostaglandin.

• Kelenjar prostat: kelenjar kelamin terbesar


pada pria yang menyumbang 15% dari volume
total cairan semen dengan komponen
pentingnya adalah asam fosfatase, seng,
sitrat, dan protease. Kandungan tersebut
membuat cairan semen menjadi lebih
encer.27,30

• Kelenjar bulbouretral (Cowper): sepasang


kelenjar kecil yang mengeluarkan cairan
sebelum penis mengeluarkan sperma dan
semen.

94
SISTEM REPRODUKSI

B. Sistem Reproduksi Wanita

Struktur dan Fungsi Organ Reproduksi Pada Wanita

Sistem Reproduksi Wanita

95
SISTEM REPRODUKSI

1. Alat Kelamin Luar

a. Labia mayora (bibir besar), yaitu struktur terbesa


alat kelamin luar perempuan yang tebal dan
berlapiskan lemak. Labia mayora ini mengelilingi
organ pada alat kelamin luar lainnya dan berakhir
menjadi mons pubis.

b. Labia minora (bibir kecil) ialah lipatan kulit yang


halus dan tidak memiliki lapisan lemak.

c. Mons veneris adalah tonjolan lemak yang besar


sebagai pertemuan antara sepasang labia mayora.

d. Klitoris, disebut juga kelentit. Klitoris berupa


tonjolan kecil dan memanjang serta homolog
dengan penis pada pria. Sebagian besar
tersembunyi di antara kedua labia minora.

e. Orificiumurethrae adalah muara dari saluran


kencing yang terleak di bawah klitoris.

f. Himen sering disebut sebagai selaput dara.

g. Kelenjar reproduksiSama halnya seperti pria,


wanita juga memiliki beberapa kelenjar reproduksi,
di antaranya adalah kelenjar vestibulari mayor dan
minor serta parauretralis.

2. Alat Kelamin Dalam

a. Ovarium, disebut indung telur. Ovarium adalah


sepasang organ berbentuk oval yang terletak di
rongga perut. Ovarium memiliki struktur
berbentuk bulatan-bulatan yang disebut folikel.
Tiap folikel mengandung sel telur (oosit) yang

96
SISTEM REPRODUKSI

berada pada lapisan tepi ovarium. Fungsinya


adalah memproduksi telur matang untuk
pembuahan dan produksi hormon steroid dalam
jumlah besar.

b. Oviduk (Tuba Fallopi) : Oviduk merupakan saluran


penghubung antara ovarium dan rahim (uterus). Di
ujungnya terdapat fimbria yang menyerupai jari-
jari untuk menangkap telur yang matang. Oviduk
ini berfungsi untuk membawa sperma dan telur ke
tempat terjadinya pembuahan, yaitu ampula tuba.

c. Rahim (Uterus): Rahim pada wanita hanya ada satu


dan tersusun atas otot yang tebal. Rahim bagian
bawah memiliki ukuran yang lebih kecil dan biasa
disebut sebagai leher rahim (cervix). Bagian yang
besar dari uterus disebut dengan corpus uteri.
Terdapat tiga lapsan utama uterus, yaitu
perimetrium, miometrium, dan endometrium.
Endometrium merupakan lapisan yang akan
mengalami penebalan dan pengelupasan apabila
tidak ada pembuahan. Fungsi utamanya adalah
tempat menunjang pertumbuhan
danperkembangan janin.

d. Vagina : Vagina merupakan alat kelamin wanita


yang menghubungkan alat kelamin luar dengan
rahim. Vagina terdiri atas otot yang membujur ke
arah belakang. Dinding vagina banyak memiliki
lipatan meskipun lebih tipis dari rahim. Selain itu,
lendir yang dihasilkan dari dindingnya berfungsi
mempermudah persalinan. Fungsi vagina adalah

97
SISTEM REPRODUKSI

menahan penis saat berhubungan seksual dan


menyimpan semen sementara

3. Perkembangan payudara

Perkembangan payudara disebut dengan telarche.


Payudara pada perempuan merupakan jaringan
reproduksi yang memiliki kepekaan tinggi terhadap
suatu rangsang. Kelenjar payudara memiliki massa
jaringan kelenjar berlobul yang tertanam dalam jaringan
lemak. Di dalam payudara terdapat sekelompok mirip
kantung yang berfungsi untuk menghasilkan susu dan
disebut alveolus. Pertumbuhan payudara ini dipicu oleh
adanya hormon estrogen. Payudara akan terus
membesar selama beberapa waktu setelah
menarcheatau permulaan menstruasi.

4. Menstruasi

Menstruasi adalah kondisi normal dan terjadi berulang


pada perempuan. Peristiwa ini ditandai dengan
pengeluaran darah dan lapisan rahim melalui vagina
yang teratur. Menstruasi dikendalikan oleh hormon
dan aktif terjadi pada masa reproduktif, yaitu sejak
pubertas hingga menopause, kecuali selama kehamilan.
Menarche merupakan peristiwa di mana perempuan
pertama kali mengalami menstruasi. Menarche terjadi
pada usia rata-rata ± 13 tahun. Pada tiap siklus haid,
terdapat 3-30 folikel yang akan diproses lebih lanjut lagi.
Selanjutnya, hanya akan ada satu folikel terpilih yang
akan dikeluarkan dalam bentuk sel telur (oosit).
Perdarahan yang terjadi pada kejadian menstruasi
menandakan bahwa rahim telah berfungsi. Proses

98
SISTEM REPRODUKSI

terjadinya menstruasi dapat dijelaskan melalui gambar


berikut:

Siklus Menstruasi

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa dalam


siklus menstruasi terdapat 4 fase utama pada rahim.

1. Fase menstruasi : Fase ini terjadi pada hari


pertama dan berlangsung 3-7 hari sebagai akibat
penurunan kadar hormon progesteron. Darah yang
keluar berasal dari lapisan endometrium rahim.
Rahim akan berkontraksi untuk membantu
mengeluarkan darah. Tidak jarang apabila
kontraksinya terlalu kuat akan menyebabkan
kram haid (dismenorea) pada perempuan.

2. Fase proliferasi : Fase proliferasi ini berlangsung


sejak berhentinya perdarahan hingga hari ke-14.
Pada fase ini, endometrium akan tumbuh kembali
dan dipersiapkan untuk perlekatan janin apabila
terjadi pembuahan. Selanjutnya, pada rentang hari

99
SISTEM REPRODUKSI

ke-12 sampai 14 akan terjadi pelepasan sel telur


(oosit) dari ovarium yang disebut ovulasi. Proses
ovulasi ini dipengaruhi oleh meningkatnya kadar
hormon LH yang tajam.

3. Fase sekresi: Pada fase sekeresi terjadi pelepasan


hormon progesteron sehingga endometrium
menjadi tebal dan akan aktif mengeluarkan
glikogen (nutrisi) yang bertujuan untuk menopang
kehidupan janin. Fase ini berlangsung selama 11
hari.

4. Fase premenstruasi : Fase ini berlangsung selama


3 hari sebelum kembali pada fase menstruasi. Pada
umumnya, siklus menstruasi berlangsung normal
dan teratur tiap 28 hari.

5. Proses pembuahan (fertilisasi)

Pada proses ini terjadi pertemuan antara sel telur dan


sel sperma. Pada saat dilakukan senggama, pria dapat
mengeluarkan ratusan juta sperma. Sperma tersebut
tidak dapat langsung membuahi sel telur 23karena
hanya sebagian kecil yang bisa masuk mulut rahim.
Sperma dapat bertahan dalam saluran reproduksi
wanita ± 24-48 jam sambil menunggu sel telur
diovulasikan. Sel telur yang diovulasikan akan
mendapatkan sejumlah perlindungan dari lapisan zona
pellucida dan corona radiata. Sel telur ini akan bertahan
6-24 jam setelah diovulasikan.

Pada saat fertilisasi terjadi, sperma akan mengalami


proses kapasitasi ketika bertemu dengan ovum.
Kemudian sperma menembus zona pellucidasel telur.

100
SISTEM REPRODUKSI

Saat sperma dapat menembus sel telur, hanya kepala


sperma yang bisamasuk. Dari ratusan juta sperma,
hanya akan ada satu sperma yang berhasil menembus.
Selanjutnya, inti sel sperma memasuki sitoplasma sel
telur dan terjadilah peleburan antara inti sperma dengan
ovum sehingga terbentuklah zigot. Proses pembuahan
ini terjadi di ampula tuba falopi pada wanita.

6. Kehamilan

Fisiologi kehamilan: Setelah terjadi pembuahan,


kehamilan dapat terjadi dengan baik apabila terjadi
proses perlekatan zigot ke dinding rahim secara
sempurna. Kehamilan pada manusia sekitar 38 minggu
sejak pembuahan. Zigot tersebut akan membelah dari
tahap morula (16 sel) yang seperti mulberry, kemudian
membelah lagi menjadi blastokista (32-64 sel) melalui
proses blastulasi. Selanjutnya blastokista akan
melakukan perlekatan pada dinding uterus yang disebut
dengan proses implantasi yang diinduksi dengan enzim
proteolitik. Blastokista akan menjadi trofoblas (lapisan
terluar), embrioblas (sel bagian dalam), dan blastosol
(rongga berisi cairan).

Fase setelah terbentuk blastula adalah fase gastrula.


Pada fase ini, bintik benih akan mengalami
pertumbuhan sel dan terbagi menjadi lapisan-lapisan
sel yang berlainan sifat, yaitu lapisan ektoderm,
mesoderm, dan endoderm. Endoderm akan berkembang
menjadi saluran pencernaan, pernapasan, dan kemih.
Mesoderm akan berkembang menjadi sistem pembuluh,
kemih-kelamin, dan limpa. Sedangkan lapisan ektoderm

101
SISTEM REPRODUKSI

akan berkembang membentuk susunan saraf pusat dan


tepi, epitel telinga, hidung, dan mata, kulit, enamel gigi,
serta kelenjar.

Embrio yang tumbuh akan didukung oleh adanya


membran seperti kantong kuning telur, amnion, korion,
dan alantois. Kantong kuning telur menyediakan nutrisi
utama bagi embrio yang akan megandung
spermatogonium atau oogonium setelah bayi dewasa.
Membran amnion merupakan pelindung yang sangat
tebal berisi cairan amnion untuk melinduni embrio dari
gesekan dan mengatur suhu embrio. Lapisan korion
akan menjadi bagian utama plasenta yang melingkupi
amnion dan kantong kuning telur. Sedangkan alantois
merupakan membran vaskular kecil yang mula-mula
sebagai tempat pembentukan darah dan untuk
pernapasan, saluran makanan, serta ekskresi.

Pada peristiwa kehamilan, plasenta akan terberntuk


pada bulan ketiga. Fungsinya adalah untuk pertukaran
oksigen dan karbondioksida, suplai makanan dari ibu ke
janin, mencegah mikrooganisme masuk ke janin, serta
menghasilkan hormon yang dibutuhkan untuk
memelihara kehamilan.

102
BAB 13
Sistem Indra

P anca indra adalah "media" yang sudah ada di tubuh manusia,


sejak dalam kandungan sang ibu. Keberadaan mereka bisa
membantu seseorang untuk memahami isi dunia, dan tentunya
menjalani aktivitas sehari-hari. Lima panca indra manusia adalah
indra peraba, penglihatan, penciuman, pendengaran, serta perasa.
Dengan bantuan organ tubuhnya masing-masing, kelima panca
indra dapat mengerjakan fungsinya dengan baik, dan mengirimkan
“pesan” khusus ke otak, sehingga manusia bisa mengerti dan
merasakan banyak hal. Mari kenali kelima panca indra pada
manusia.

A. Panca Indra Peraba

Panca indra yang satu ini berperan agar manusia bisa


menyadari adanya sentuhan, tekanan, panasnya suhu di
sekitar, getaran, hingga rasa sakit. Semua kemampuan panca
indra sentuhan ini, "diterima" melalui reseptor (organ atau sel
yang merespons cahaya, panas, atau rangsangan eksternal,
dan mengirimkannya ke saraf sensorik) kulit, yang masing-
masing memiliki kemampuannya sendiri. Salah satu fungsi
terpenting dari panca indra sentuhan ini adalah untuk
menyampaikan rasa belas kasih, terhadap manusia lainnya.
Contohnya, anak bayi yang baru lahir, akan merasa aman
dan nyaman, saat dibelai dan merasakan sentuhan kedua
orangtuanya. Hal itu membantu bayi untuk tidur dan
merasakan kedekatan dengan ayah dan ibunya.

103
SISTEM INDRA

B. Panca Indra Penglihatan

Kelima panca indra sangatlah penting. Namun sepertinya,


panca indra penglihatan dianggap menjadi salah satu yang
terpenting. Dengan keberadaanya, anusia bisa melihat
indahnya alam semesta. Panca indra penglihatan berfungsi
saat cahaya diproses oleh mata dan ditafsirkan oleh otak.
Cahaya melewati kornea, kemudian pupil akan membesar
maupun mengecil, untuk mengatur jumlah cahaya yang
masuk ke mata. Selanjutnya, cahaya akan diterima oleh
retina dan “mengubahnya” menjadi impuls saraf yang bisa
dibaca oleh otak. Ada fakta unik tentang panca indra
penglihatan. Studi membuktikan, seseorang yang terlahir
tanpa indra penglihatan (tunanetra), memiliki pendengaran,
perasa, sentuhan, dan penciuman yang sangat baik.
Kemampuan mengingat dan berbicara para tunanetra,
berpotensi lebih baik, dibandingkan orang-orang yang terlahir
dengan mata normal.

C. Panca Indra Pendengaran

Telinga manusia adalah “labirin” yang rumit. Sebab, panca


indra pendengaran harus bekerja keras, agar suara bisa
diterima oleh otak. Pertama-tama, suara masuk ke dalam
telinga bagian luar, dan diteruskan ke saluran pendengaran
eksternal. Setelah itu, gelombang suara akan mencapai
membran tipani atau gendang telinga. Jaringan tipis ini akan
bergetar, ketika gelombang suara telah “menghantamnya”.
Getaran itu mencapai ke telinga bagian tengah. Di sini, ketiga
tulang kecil (malleus, incus, dan stapes), juga ikut bergetar.
Ketiga tulang ini pun memiliki peran masing-masing, untuk
mengantarkan gelombang suara ke otak. Tulang stapes

104
SISTEM INDRA

mengirimkan getaran suara ke corti (organ reseptor untuk


pendengaran). Selanjutnya, sel-sel rambut di organ corti
menerjemahkan getaran suara menjadi impuls listrik. Melalui
saraf sensorik, otak menerima impuls listrik.

D. Pandra Indra Penciuman

Menurut para peneliti, indra penciuman manusia, dapat


mengenali lebih dari satu triliun aroma. Indra penciuman
manusia akan bekerja dengan olfactory cleft, yang ditemukan
di atap rongga hidung, pada sebelah bagian otak yang
berfungsi sebagai “pencium”. Ujung saraf pada celah
penciuman ini akan mengirimkan bau ke otak. Penciuman
orthonasal “menangkap” bau di udara, saat Anda bernapas
melalui bagian depan hidung. Pernahkah Anda mencium bau
dari makanan yang Anda sedang kunyah? Ya, ini adalah cara
kerja lainnya dari indra penciuman pada bagian belakang
hidung kita, yang disebut penciuman retronasal.

E. Panca Indra Pengecap

Berkat indra pengecap, manusia bisa merasakan asam,


manis, asin, pahit, dan gurih. Sel perasa di bagian depan,
belakang lidah, serta mulit bagian belakang dan atas,
mendeteksi kelima rasa tersebut. Sel reseptor ini terikat
dengan molekul makanan dan minuman yang Anda
konsumsi, dan akan mengirimkan sinyal ke otak. Menurut
National Library of Medicine (NLM), rasa pedas sebenarnya
adalah sinyal sakit, yang dirasakan oleh lidah. Kelima rasa di
atas, dapat ditangkap oleh taste bud, yang ada pada lidah
manusia. Orang dewasa, setidaknya memiliki 2.000-4.000
taste bud. Kebanyakan berada di lidah, tapi juga terdapat di
belakang tenggorokan, epiglotis (tulang rawan yang terletak di

105
SISTEM INDRA

belakang lidah), rongga hidung, dan kerongkongan. Terdapat


penjelasan terkait kelima rasa di atas, dan letak lidah yang
merasakannya. Manis, dirasakan oleh ujung bagian lidah.
Rasa asin, dapat dirasakan oleh bagian kiri atau kanan ujung
lidah. Kemudian, rasa pahit, terletak di bagian belakang
lidah. Sedangkan asam, ada di bagian kiri dan kanan lidah.

Keberadaan kelima panca indra, dapat membantu Anda menjalani


keseharian. Jika ada salah satu panca indra yang dirasa tidak
menjalankan fungsinya dengan baik, Anda sebaiknya segera
berkonsultasi ke dokter, agar gangguan panca indra dapat diobati,
untuk mengembalikan fungsi terbaiknya. Mata adalah sistem optik
yang memfokuskan berkas cahaya pada fotoreseptor dan
mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf. Bagian-bagian
mata itu banyak dibagi menjadi aksesoris mata dan struktur mata.

Aksesoris Mata : Sesuai dengan namanya, aksesoris mata


berfungsi untuk melengkapi mata supaya bisa berfungsi dengan
baik. Aksesoris mata yang pertama namanya alis. Alis ini berfungsi
untuk melindungi mata dari keringat. Selain alis, ada juga yang
namanya orbita. Orbita ini isinya lekukan tulang yang berisi bola
mata. Jadi semacam yang menampung bola mata. Kalau manusia
menangis, pasti ada air mata yang jatuh. Air mata ini mengandung
garam, mukosa dan lisozim untuk membasahi permukaan mata
dan mempertahankan kelembapannya. Lalu ada yang namanya
kelopak mata. Kelompak mata ini melindungi mata dari kekeringan
dan debu. Selain kelopak mata, ada juga yang namanya otot mata.
Otot mata ini terdiri dari 2 pasang otot rektus dan 1 pasang otot
sadak. Fungsinya otot mata ini adalah untuk menggerakan mata
ke arah vertikal, horizontal, dan menyilang.

106
SISTEM INDRA

Bagian mata yang pertama namanya tunika fibrosa, yang


merupakan lapisan terluar yang keras. Setelah tunika fubrosa, ada
yang namanya skrela. Skrela ini merupakan bagian dinding mata
yang tersusun dari jaringan ikat fibrosa. Warnanya putih dan
menjadi tempat otot ekstrinsik berada. Skrela juga memberikan
bentuk bola mata. Setelah itu, ada yang namanya kornea. Kornea
ini fungsinya adalah untuk memfokuskan bayangan yang masuk
ke mata. Selanjutnya, ada yang namanya koroid. Koroid ini
merupakan bagian yang terpigmentasi dan berfungsi untuk
mencegah adanya refleksi internal berkas cahaya. Koroid ini juga
mengandung banyak pembuluh darah untuk menyalurkan nutrisi.
Setelah itu, ada yang namanya Badan Siliari. Badan Siliari ini
memiliki pembuluh darah dan otot bersilia. Otot bersilia ini
berfungsi untuk mengubah fokus objek. Iris ini merupakan bagian
mata yang berwarna dan memiliki jaringan ikat dan otot. Kedua
bagian tersebut digunakan untuk mengendalikan diameter pupil,
sehingga kemudian bisa mengontrol jumlah cahaya yang masuk.

107
SISTEM INDRA

Pupil : Pupil berfungsi sebagai jalan masuk dari cahaya ke mata.


Selain pupil, ada juga yang namanya lensa mata. Lensa mata ini
berada di belakang pupil. Lensa mata ini bersifat elastis. Selain
lensa mata, ada yang namanya rongga mata. Rongga mata
merupakan ruang yang berisi Aqueous Humor. Fungsinya Aqueous
Humor ini adalah untuk memberikan nutrisi bagi kornea dan lensa,
serta membiaskan cahaya yang masuk ke mata. Aqueous Humor,
ada juga yang namanya Vitreous Humor di ruang posterior. Vitreous
Humor ini adalah cairan yang mengisi bagian belakang lensa mata
serta berfungsi menjaga bentuk dan tekanan bola mata. Bagian
yang terakhir disebut retina. Retina ini nama lainnya selaput jala
dan merupakan lapisan terdalam di mata, tipis, dan transparan.
Ada 4 bagian dari retina :

Mekanisme Melihat

Pertama, cahaya yang dipantulkan oleh benda yang ingin kamu


lihat itu ditangkap oleh mata. Setelah itu cahayanya menembus
kornea matamu dan diteruskan melalui pupil. Kedua, pupil

108
SISTEM INDRA

mengatur intensitas cahaya. Setelah intensitas cahayanya diatur


oleh pupil, kemudian intensitas cahayanya diteruskan sampai
menembus lensa mata menuju retina. Ketiga, daya akomodasi
mata kemudian mengatur cahaya supaya cahayanya jatuh tepat di
bintik kuning retina. Supaya nggak salah jatuh ke tempat lain.
Keempat, ketika cahayanya sudah jatuh ke bintik kuning, impuls
cahaya kemudian akan disampaikan oleh saraf optik ke otak.
Kelima, cahaya tersebut kemudian diinterpretasikan oleh otak,
sehingga kita bisa memahami dengan jelas apa yang sebenarnya
sedang kita lihat.

109
BAB 14
Kulit, Rambut, dan Kuku

A. Kulit

1. Anatomi Kulit

a. Pengertian Kulit

Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan


membatasinya dari lingkungan hidup manusia.
Luas kulit orang dewasa 2 m2 dengan berat
kira-kira 16% berat badan. Kulit merupakan organ
yang esensial dan vital vserta merupakan cermin
kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat
kompleks, elastis dan sensitive, bervariasi pada
keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan juga
bergantung pada lokasi tubuh.

b. Fungsi Kulit

Kulit mempunyai berbagai fungsi seperti sebagai


perlindung, pengantar kabar, penyerap, indera
perasa, dan fungsi pergetahan. Warna kulit
berbeda-beda, dari kulit yang berwarna terang,
pirang dan hitam, warna merah muda pada telapak
kaki dan tangan bayi, serta warna hitam
kecoklatan pada genitalia orang dewasa. Demikian
pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan
tebalnya; kulit yang elastis dan longgar terdapat
pada palpebra, bibir dan preputium, kulit yang

110
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan


tangan dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada
muka, yang berambut kasar terdapat pada kepala.
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas
tiga lapisan utama yaitu lapisan epidermis atau kut
ikel, lapisan dermis, dan lapisan subkutis. Tidak
ada garis tegas yang memisahkan dermis dan
subkutis, subkutis ditandai dengan adanya
jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan
lemak.

c. Lapisan Kulit

Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum,


stratum lusidum, stratum granulosum, stratum
spinosum, dan stratum basale.

1) Stratum Korneum:

Stratum korneum adalah lapisan kulit yang


paling luar dan terdiri atas beberapa lapisan
sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan
protoplasmanya telah berubah menjadi
keratin (zat tanduk).

2) Stratum lusidum:

Stratum lusidum terdapat langsung di bawah


lapisan korneum, merupakan lapisan sel-sel
gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang
berubah menjadi protein yang disebut eleidin.
Lapisan tersebut tampak lebih jelas di telapak
tangan dan kaki.

111
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

3) Stratum granulosum:

Stratum granulosum merupakan 2 atau 3


lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma
berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya.
Butir-butir kasar ini terdiri atas keratohialin.

4) Stratum Spinosum:

Stratum spinosum terdiri atas beberapa lapis


sel yang berbentuk poligonal yang besarnya
berbeda-beda karena adanya proses mitosis.
Protoplasmanya jernih karena banyak
mengandung glikogen, dan inti terletak
ditenga h-tengah. Sel-sel ini makin dekat ke
permukaan makin gepeng bentuknya. Di
antara sel-sel stratum spinosun terdapat
jembatan-jembatan antar sel yang terdiri atas
protoplasma dan tonofibril atau keratin.
Pelekatan antar jembatan-jembatan ini
membentuk penebalan bulat kecil yang
disebut nodulus Bizzozero. Di antara sel-sel
spinosum terdapat pula sel Langerhans. Sel-
sel stratum spinosum mengandung banyak
glikogen).

5) Stratum Germinativum

Stratum spinosum terdiri atas sel-sel


berbentuk kubus yang tersusun vertical pada
perbatasan dermo-epidermal berbasis seperti
pagar (palisade). Lapisan ini merupakan
lapisan epidermis yang paling bawah. Sel-sel
basal ini mengalami mitosis dan berfungsi

112
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

reproduktif. Lapisan ini terdiri atas dua jenis


sel yaitu sel-sel yang berbentuk kolumnar
dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan
besar, dihubungkan satu dengan lain oleh
jembatang antar sel, dan sel pembentuk
melanin atau clear cell yang merupakan sel-
sel berwarna muda, dengan sitoplasma
basofilik dan inti gelap, dan mengandung
butir pigmen (melanosomes).

d. Lapisan Dermis

Lapisan yang terletak dibawah lapisan epidermis


adalah lapisan dermis yang jauh lebih tebal
daripada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan
elastis dan fibrosa padat dengan elemen-elemen
selular dan folikel rambut. Secara garis besar
dibagi menjadi 2 bagian yakni pars papilare yaitu
bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung
serabut saraf dan pembuluh darah, dan pars
retikulare yaitu bagian bawahnya yang menonjol ke
arah subkutan, bagian ini terdiri atas serabut-
serabut penunjang misalnya serabut ko lagen,
elastin dan retikulin. Dasar lapisan ini terdiri atas
cairan kental asam hialuronat dan kondroitin
sulfat, di bagian ini terdapat pula fibroblast,
membentuk ikatan yang mengandung
hidrksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda
bersifat lentur dengan bertambah umur menjadi
kurang larut sehingga makin stabil. Retikulin mirip
kolagen muda. Serabut elastin biasanya

113
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

bergelombang, berbentuk amorf dan mudah


mengembang serta lebih elastis.

e. Lapisan Subkutis

Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis yang


terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel
lemak di dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel
bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir
sitoplasma lemak yang bertambah. Sel-sel ini
membentuk kelompok yang dipisahkan satu
dengan yang lain oleh trabekula yang fibrosa.
Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adipose,
berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan
ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh
darah, dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan
lemak tidak sama bergantung pada lokasinya. Di
abdomen dapat mencapai ketebalan 3 cm, di
daerah kelopak mata dan penis sangat sedikit.
Lapisan lemak ini juga merupakan bantalan.

Vaskularisasi di kulit diatur oleh 2 pleksus, yaitu


pleksus yang terletak di bagian atas dermis
(pleksus superficial) dan yang terletak di subkutis
(pleksus profunda). Pleksus yang di dermis bagian
atas mengadakan anastomosis di papil dermis,
pleksus yang di subkutis dan di pars retikulare
juga mengadakan anastomosis, di bagian ini
pembuluh darah berukuran lebih besar.
Bergandengan dengan pembuluh darah teedapat
saluran getah bening.

114
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

f. Adneksa Kulit

Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit,


rambut dan kuku. Kelenjar kulit terdapat di
lapisan dermis, terdiri atas kelenjar keringat dan
kelenjar palit. Ada 2 macam kelenjar keringat, yaitu
kelenjar ekrin yang kecil-kecil, terletak dangkal di
dermis dengan sekret yang encer, dan kelenjar
apokrin yang lebih besar, terletak lebih dalam dan
sekretnya lebih kental. Kelenjar enkrin telah
dibentuk sempurna pada 28 minggu kehamilan
dan berfungsi 40 minggu setelah kehamilan.
Saluran kelenjar ini berbentuk spiral dan
bermuara langsung di permukaan kulit. Terdapat
di seluruh permukaan kulit dan terbanyak di
telapak tangan dan kaki, dahi, dan aksila. Sekresi
bergantung pada beberapa faktor dan dipengaruhi
oleh saraf kolinergik, faktor panas, dan emosional
(Djuanda, 2003).Kelenjar apokrin dipengaruhi oleh
saraf adrenergik, terdapat di aksila, areola mame,
pubis, labia minora, dan saluran telinga luar.
Fungsi apokrin pada manusia belum jelas, pada
waktu lahir kecil, tetapi pada pubertas mulai besar
dan mengeluarkan sekret. Keringat mengandung
air, elektrolit, asam laktat, dan glukosa, biasanya
pH sekitar 4-6,8 (Djuanda, 2003). Kelenjar palit
terletak di selruh permukaan kulit manusia kecuali
di telapak tangan dan kaki. Kelenjar palit disebut
juga kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan
sekret kelenjar ini berasala dari dekomposisi sel-sel
kelenjar. Kelenjar palitbiasanya terdapat di

115
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

samping akar rambut dan muaranya terdapat pada


lumen akar rambut (folikel rambut ). Sebum
mengandungi trigliserida, asam lemak bebas,
skualen, wax ester, dan kolesterol. Sekresi
dipengaruhi hormone androgen, pada anak-anak
jumlah kelenjar palit sedikit, pada pubertas
menjadi lebih besar dan banyak serta mulai
berfungsi secara aktif Kuku, adalah bagian
terminal stratum korneum yang menebal. Bagian
kuku yang terbenam dalam kulit jari disebut akar
kuku, bagian yang terbuka di atas dasar jaringan
lunak kulit pada ujung jari dikenali sebagai badan
kuku, dan yang paling ujung adalah bagian kuku
yang bebas. Kuku tumbuh dari akar kuku keluar
dengan kecepatan tumbuh kira-kira 1 mm per
minggu.

Sisi kuku agak mencekung membentuk alur kuku.


Kulit tipis yang yang menutupi kuku di bagian
proksimal disebut eponikium sedang kulit yang
ditutupki bagian kuku bebas disebut hiponikium.
Rambut, terdiri atas bagian yang terbenam dalam
kulit dan bagian yang berada di luar kulit. Ada 2
macam tipe rambut, yaitu lanugo yang merupakan
rambut halus, tidak mrngandung pigmen dan
terdapat pada bayi, dan rambut terminal yaitu
rambut yang lebih kasar dengan banyak pigmen,
mempunyai medula, dan terdapat pada orang
dewasa.

Pada orang dewasa selain rambut di kepala, juga


terdapat bulu mata, rambut ketiak, rambut

116
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

kemaluan, kumis, dan janggut yang


pertumbuhannya dipengaruhi hormone androgen.
Rambut halus di dahi dan badan lain disebut
rambut velus. Rambut tumbuh secara siklik, fase
anagen berlangsung 2-6 tahun dengan kecepatan
tumbuh kira-kira 0.35 mm per hari. Fase telogen
berlangsung beberapa bulan. Di antara kedua fase
tersebut terdapat fase katagen. Komposisi rambut
terdiri atas karbon 50,60%, hydrogen 6,36%,
nitrogen 17,14%, sulfur 5% dan oksigen 20,80%.

2. Jerawat

a. Pengertian

Jerawat/Akne adalah penyakit kulit yang terjadi


akibat peradangan menahun folikel polisebasea
yang ditandai dengan adanya komedo, papula,
pustula, nodus, dan kistapada tempat
predileksinya seperti di wajah, punggung, dan
lengan atas.

117
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

b. Patogenesis

Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi


patogenesis pertumbuhan jerawat, faktor utama
adalah faktor genetik. Jika kedua orang tua
mengalami masalah jerawat, 3 dari 4 anak akan
mengalami masalah jerawat. Jika satu dari orang
tua mempunyai jerawat, maka 1 dari 4 anak akan
mempunyai jerawat. Namun demikian, tidak
semua keluarga akan mengalami pola yang sama,
yang diwariskan adalah kecenderungan untuk
hiperproliferasi folikel epidermal dengan sumbatan
folikel. Faktor memperburuk yang lain termasuk
sebum yang berlebihan, terdapat aktivitas dari
Propionibacteri acnes dan peradangan. Penahanan
hiperkeratosis adalah proses pertama
pembentukan jerawat. Sebab utama terjadinya
hiperproliferasi masih tidak dikenal pasti. Terdapat
3 hipotesa yang menerangkan kenapa folikel
epithelium menghasilkan sel dengan cepat pada
penderita jerawat. Pertama, peningkatan hormon
androgen sebagai pencetus awal.

Komedo adalah lesi yang disebabkan oleh


tersumbatnya folikel yang mula terlihat pada zona-
T setelah peningkatan aktifitas kelenjar adrenal
sewaktu pubertas. Lebih-lebih lagi, tingkat komedo
pada anak perempuan prepubertal saling berkaitan
dengan tingkat sirkulasi adrenal androgen
dehydroepiandrosterone sulfate (DHEA-S).
Reseptor hormon androgen terdapat dalam kelenjar
sebasea. Individu dengan gangguan reseptor

118
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

androgen tidak akan mengalami masalah


pertumbuhan jerawat. Produksi sebum yang
berlebihan juga dapat mempengaruhi
pertumbuhan jerawat. Hormon androgen
mempromosikan produksi dan lepasan sebum.
Berbagai lagi hormon lain yang juga berfungsi
untuk produksi dan lepasan sebum seperti growth
hormones dan insulin like growth factor. Faktor
ketiga adalah Propionibacterium acne yang bersifat
anaerob.

Acne menyebabkan peradangan dengan


menghasilkan proinflamatory mediators yang
berdifusi melalui dinding folikel. Acne
mengaktifasikan toll-like receptor 2 di monosit dan
neutrofil, yang menghasilkan sitokin seperti IL-12,
IL-8, dan TNF.

c. Klasifikasi

Klasifikasi Akne meliputi berbagai kelainan kulit


yang hampir mirip satu dengan lainnya, sehingga
diperlukan penggolongan atau klasifikasi untuk
membedakannya. Beberapa peneliti atau penulis
buku dermatologi mengemukakan klasifikasi yang
berbeda. Akne terdiri atas akne vulgaris, akne
keloidalis, perifolikulitis, akne tropikalis, akne
neonatorum, rinofima, akne rosasea, dan perioral
dermatitis. Akne terdiri atas :

1) Akne vulgaris

119
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

Akne Vulgaris yang meliputi akne konglobata,


akne fulminans, folikulitis negativegram,
pioderma fasial, dan akne vasikulitis.

2) Varian akne

Akne yang meliputi akne induksi obat, acne


excoriee, akne infantile, akne juvenile, akne
klor, oil acne, akne kimiawi lain, Fiddler’s
neck, akne nevoid, akne fisika (frictional acne
dan immobility acne), akne kosmetika, akne
deterjen, dan akne tropikalis.

3) Akne vulgaris dan varietasnya:

a) Akne tropikalisb.

b) Akne fulminanc.

c) Pioderma fasialed.

d) Akne mekanika

4) Akne venenata akibat kontaktan eksternal


dan varietasnya:

a) Akne kosmetika

b) Pomade acnec.

c) Akne klord

d) Akne akibat kerja

e) Akne deterjen

5) Akne komedonal akibat agen fisik dan


varietasnya:

a) Solar commedones

120
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

b) Akne radiasi (sinar x. kobal)

Pergolongan ini membedakannya secara


jelas dengan kelainan yang mirip akne,
erupsi akneiformis akibat induksi obat
yang digunakan secara lama, misalnya
kortikosteroid, ACTH, INH, iodida,
bromide, vitamin B12, difenil hidrantoin,
trimetadion, dan fenobarbital. Pada akne
vulgaris terjadi perubahan jumlah dan
konsistensi lemak kelenjar akibat
pengaruh berbagai faktor penyebab.
Akne venenata terjadi penutupan oleh
massa eksternal. Pada akne fisis,
saluran keluar menyempit akibat radiasi
sinar ultraviolet, sinar matahari, atau
sinar radioaktif.

d. Gradasi

Gradasi yang menunjukkan berat ringannya


penyakit diperlukan bagi pilihan pengobatan. Ada
berbagai pola pembagian gradasi penyakit akne
vulgaris yang dikemukakan.

1) Gradasi I

Gradasi mempunyai komedo terbuka


(blackhead) dan komedo tertutup (whitehead)

2) Gradasi II

Grasadi II mempunyai komedo dan beberapa


papulopustul

121
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

3) Gradasi III

Gradasi III sama seperti gradasi II tetapi papul


yang telah mengalami peradangan.

4) Gradasi IV

Gradasi IV mempunyai nodulokistik yang


berciri komedo, lesi radang, nodul yang
berdiameter lebih besar dari 5mm dan juga
parut kawah.

Acne vulgaris dapat digradasikan pada 8 gradasi


yaitu:

1) Gradasi I : akne komedonal tanpa radang

2) Gradasi II : akne komedonal radang,

3) Gradasi III : akne papula

4) Gradasi IV : akne papulo pustule

5) Gradasi V : akne agak berat,

6) Gradasi VI : akne berat,

7) Gradasi VII : akne nodulo kistik/konglobata.

Gradasi acne vulgaris menurut plewig dan kligman


(1975) terbagi atas tiga kelas yaitu :

1) Kelas I: komedonal yang terdiri atas 4


gradasi:

a) bila ada kurang dari 10 komedo dari


satu sisi muka

b) bila ada 10 sampai 24 komedo

c) bila ada 25 sampai 50 komedo

122
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

d) bila ada lebih dari 50 komedo

2) Kelas II: Kelas II apulopustula yang terdiri


atas 4 gradasi yaitu:

a) bila ada kurang dari 10 lesi


papulopustula dari satu sisi muka

b) bila ada 10 sampai 20 lesi papulopustula

c) bila ada 21 sampai 30 lesi papulopustula

d) bila ada lebih dari 30 lesi papulopustula.

3) Kelas III terdapat konglobata

123
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

e. Cara dan Kebiasaan Membersihkan Wajah

Membersihkan wajah setiap hari secara rutin


adalah sangat penting untuk menjaga kulit wajah.
Membersikan wajah dapat menanggalkan kotoran
debu, bakteri, dan kulit mati dari wajah yang dapat
menyebabkan penyerapan obat topika l dengan
lebih efektif). Sebaliknya, membersihkan kulit
wajah juga dapat melemahkan hambatan di mana
banyak sulfaktan pembersih yang berinteraksi
dengan protein dan lipid dari stratum korneum.
Sebaiknya dibiasakan untuk mencuci wajah
sebanyak 2 kali dalam 1 hari yaitu pada pagi hari
dan malam hari.

Mencuci wajah lebih atau kurang dari 2 kali dalam


sehari tidak disarankan karena mencuci wajah
secara berlebihan dapat mengiritasikan kulit wajah
dan menyebabkan pertumbuhan jerawat, dan jika
kurang mencuci wajah dalam sehari akan
mengurangkan tingkat kebersihan wajah. Cara
betul membersihkan wajah adalah dengan
menggunakan kedua telapak tangan secara
sirkuler selama 10 detik dan harus dibilas dengan

124
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

air hangat hingga ertanggal semua kesan sabun


pencuci wajah. Tidak perlu untuk mengosok
dengan kuat karena dapat menyebabkan iritasi
kulit. Setelah itu, tepukkan wajah dengan kain
bersih hingga wajah kering. Setelah wajah kering,
disarankan supaya mengoles pelembab untuk
mencegah kulit wajah menjadi terlalu kering.

f. Beberapa Gangguan Kulit

Penyebab dan gejala penyakit kulit bervariasi. Ada


penyakit kulit yang terasa gatal atau nyeri, ada
juga yang hanya membuat kulit jadi tidak enak
dipandang. Penyakit kulit pun bisa ringan, bisa
juga berbahaya hingga berpotensi mengancam
nyawa. Kulit merupakan organ terbesar pada
tubuh. Fungsinya untuk melindungi tubuh dari
bakteri, virus, dan sinar matahari, membantu
mengatur suhu tubuh, merasakan sensasi
sentuhan dan nyeri, serta menghasilkan vitamin D.

Kulit sebagai bagian terluar tubuh yang menerima


berbagai paparan dari lingkungan, kulit dapat
dengan mudah mengalami gangguan atau
penyakit. Penyakit kulit dapat muncul secara tak
terduga, dan banyak orang menganggap
penyebabnya selalu berkaitan dengan kebersihan
tubuh yang buruk. Padahal, ada banyak faktor
yang bisa menyebabkan munculnya penyakit kulit.
Berikut ini adalah jenis-jenis penyakit kulit
berdasarkan penyebabnya:

125
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

1) Penyakit kulit karena peradangan

Peradangan pada kulit disebut


dermatitis. Kondisi ini terjadi ketika kulit
bersentuhan dengan bahan yang bersifat
iritatif atau dengan alergen (zat atau benda
yang menyebabkan reaksi alergi). Gejala
dermatitis umumnya berupa gatal,
kemerahan, dan bengkak. Berdasarkan
penyebabnya, ada beberapa jenis dermatitis,
yaitu:

a) Dermatitis kontak iritan

Dermatitis kontak iritan termasuk


penyakit kulit yang paling sering terjadi.
Penyakit kulit ini ditandai dengan
munculnya ruam, kulit kering, iritasi,
atau bahkan luka lepuh pada area kulit
yang bersentuhan dengan zat iritan.
Beberapa contoh zat iritan adalah bahan
kimia, pemutih baju, deterjen, alkohol,
dan sabun mandi.

b) Dermatitis kontak alergi

Gejala dermatitis kontak alergi, seperti


kemerahan dan bengkak, muncul ketika
kulit bersentuhan dengan alergen.
Alergen dapat berupa bahan kimia,
kosmetik, cat kuku, sarung tangan
lateks, protein, atau perhiasan. Pada
orang normal, bersentuhan dengan
alergen tersebut tidak akan

126
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

menimbulkan reaksi alergi. Namun pada


penderita alergi, bersentuhan dengan
alergen akan menimbulkan gejala
dermatitis. Terkadang kondisi ini
disebut sebagai eksim basah.

c) Dermatitis atopik (eksim)

Eksim ditandai dengan kulit merah,


gatal, kering, atau bersisik. Banyak
orang menyebut kondisi ini dengan
istilah eksim kering. Keluhan ini sering
muncul pada kulit di bagian leher,
lipatan siku, atau bagian belakang lutut.
Jika digaruk, kulit bersisik bisa
mengelupas mengeluarkan cairan.
Penyakit kulit jangka panjang (kronis)
yang biasanya dimulai saat bayi ini,
sering kambuh secara tiba-tiba dan
kemudian mereda.

d) Dermatitis seboroik

Penyakit kulit ini biasanya mengenai


area tubuh yang berminyak, seperti
wajah, punggung, dan dada. Gejalanya
berupa kulit kemerahan dan bersisik.
Jika mengenai kulit kepala, dermatitis
seboroik menyebabkan ketombe yang
membandel. Pada bayi, penyakit kulit ini
dikenal sebagai cradle cap.

127
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

2) Penyakit kulit karena kelainan autoimun

Gangguan autoimun terjadi ketika sistem


kekebalan tubuh menyerang dan
menghancurkan jaringan tubuh yang sehat.
Beberapa penyakit kulit yang disebabkan oleh
gangguan autoimun adalah:

a) Psoriasis

Psoriasis merupakan kondisi di mana


sel-sel kulit tumbuh terlalu cepat,
sehingga munumpuk dan membentuk
bercak kemerahan disertai sisik
berwarna perak.

b) Vitiligo
Vitiligo terjadi ketika sel kulit yang
memproduksi melanin (pigmen
berwarna gelap) tidak berfungsi.
Akibatnya, kulit kehilangan warnanya
dan muncul bercak-bercak putih.
Vitiligo bisa diderita oleh semua jenis
kulit, namun akan terlihat lebih jelas
pada orang yang berkulit gelap.

c) Skleroderma
Pada skleroderma, kulit menjadi keras
dan menebal. Skleroderma bisa hanya
menyerang kulit, tapi bisa juga
menyerang pembuluh darah dan organ
dalam.

128
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

d) Pemfigus
Terdapat dua macam pemfigus, yaitu
pemfigus vulgaris dan pemfigus
foliaceus. Pemfigus vulgaris ditandai
dengan lepuhan yang mudah pecah
namun tidak gatal. Sedangkan pemfigus
foliaceus ditandai dengan kulit bersisik
atau berkerak, dan lepuhan kecil yang
terasa gatal jika pecah.

e) Discoid lupus erythematosus

Ini merupakan penyakit lupus yang


menyerang kulit. Gejala discoid lupus
erythematosus meliputi ruam parah
yang cenderung memburuk saat terkena
sinar matahari. Ruam dapat muncul di
bagian tubuh mana pun, tetapi lebih
sering muncul di kulit kepala, wajah,
leher, tangan, dan kaki.

3) Penyakit kulit karena infeksi

Penyakit kulit akibat infeksi ini umumnya


menular. dan bisa disebabkan oleh:

a) Infeksi Bakteri

Beberapa penyakit kulit yang


diakibatkan oleh infeksi bakteri di
antaranya adalah bisul, impetigo, kusta,
folikulitis (infeksi pada kelenjar
rambut), dan selulitis.

129
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

b) Infeksi Virus

Infeksi virus seperti : Cacar, herpes


zoster atau cacar ular, kutil, molluscum
contagiosum, dan campak merupakan
penyakit kulit yang disebabkan oleh
virus.

c) Infeksi jamur

Jamur biasanya menyerang bagian kulit


yang sering lembap. Macam-macam
penyakit kulit karena infeksi jamur
adalah kurap, tinea cruris (infeksi jamur
di selangkangan), panu, dan kutu air
(infeksi jamur pada kaki).

d) Infeksi parasite

Penyakit kulit karena Parasit, seperti


kutu dan tungau, merupakan jenis
parasit yang sering menimbulkan
penyakit kulit, yaitu kudis. Selain kedua
jenis parasit tersebut, infeksi cacing juga
bisa menimbulkan penyakit kulit.

Di samping berbagai penyakit kulit yang telah


disebutkan di atas, ada juga penyakit kulit yang
mematikan, yaitu kanker kulit. Kanker kulit
disebabkan oleh pertumbuhan sel ganas di kulit.
Ada beberapa jenis kanker kulit, yaitu melanoma,
aktinik keratosis, karsinoma sel basal, dan
karsinoma sel skuamosa.

130
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

g. Mengatasi dan Mencegah Penyakit Kulit

Pengobatan macam-macam penyakit kulit


tergantung pada jenis dan penyebabnya. Ada
penyakit kulit yang bisa sembuh dengan
sendirinya, dan ada juga yang harus ditangani
secara medis, mulai dari pemberian obat-obatan
salep hingga operasi. Berikut ini adalah beberapa
jenis pengobatan yang sering digunakan untuk
mengobati penyakit kulit:

1) Kortikosteroid
Obat ini digunakan untuk mengurangi respon
daya tahan tubuh yang terlalu aktif.
Kortikosteroid salep atau tablet minum
biasanya digunakan untuk mengobati
penyakit kulit akibat peradangan, seperti
dermatitis atau gangguan autoimun.

2) Antihistamin
Antihistamin merupakan obat yang
digunakan untuk meredakan reaksi alergi
dan gatal-gatal pada kulit. Obat ini dapat
dibeli sendiri di apotek atau melalui resep
dokter.

3) Antibiotik
Antibiotik salep diberikan untuk mengatasi
penyakit kulit akibat infeksi bakteri. Pada
infeksi yang luas, dokter akan memberikan
antibiotik dalam bentuk tablet atau kapsul
yang diminum. Konsumsi antibiotik harus

131
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

berdasarkan resep dokter dan harus


dihabiskan.

4) Obat antivirus

Pemberian obat antivirus bertujuan untuk


mengurangi gejala dan membasmi virus
penyebab penyakit kulit.

5) Obat antijamur

Obat antijamur untuk mengatasi penyakit


kulit akibat infeksi jamur kebanyakan
berbentuk obat oles. Namun, terkadang
dokter juga akan meresepkan obat antijamur
untuk diminum.

6) Operasi
Operasi dapat dilakukan untuk mengatasi
kanker kulit atau penyakit kulit lain,
misalnya kutil.

Selain pengobatan, pencegahan juga perlu


dilakukan, agar penyakit kulit tidak kambuh dan
tidak menular kepada orang lain. Berikut ini
adalah beberapa langkah pencegahan penyakit
kulit yang bisa dilakukan:

1) Menjaga kebersihan diri dengan mandi setiap


hari. Saat mandi, disarankan menggunakan
sabun yang berbahan lembut.

2) Menghindari kontak fisik dengan penderita


penyakit kulit menular.

132
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

3) Tidak berbagi penggunaan barang-barang


pribadi, seperti handuk atau pakaian, dengan
penderita penyakit kulit.

4) Mengoleskan pelempab kulit secara rutin agar


tidak kering, gatal, atau iritasi.

5) Menghindari kebiasaan menggaruk kulit dan


memecahkan bisul atau lepuhan yang
muncul pada kulit.

6) Hindari cara merawat kulit wajah, termasuk


cara mencerahkan wajah, yang tidak sesuai
dengan tipe kulit.

Macam-macam penyakit kulit membutuhkan


penanganan yang berbeda sesuai dengan
penyebabnya.

B. Rambut

1. Pengertian dan Anatomi Rambut

Rambut adalah struktur keratin memanjang yang


berasal dari invaginasi epitel epidermis. Rambut
ditemukan di seluruh tubuh kecuali di telapak tangan,
telapak kaki, bibir, glans penis, klitoris dan labia minor.
Infundibulum adalah lubang folikel sebasea untuk
saluran masuk. Isthmus adalah saluran sebasea yang
masuk ke penyisipan otot pili arrector.

Otot penegak rambut (muskulus arrektor pili) terdiri dari


otot polos. Kontraksi menyebabkan ereksi dari batang
rambut dan dapat menyebabkan ‘merinding’. Titik
penyisipan pili arrector disebut sebagai tonjolan. Daerah
ini merupakan lokasi dari sel-sel induk folikel. Bagian

133
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

bawah yaitu umbi rambut terdapat matriks dan papila.


Melanosit yang terletak di matriks menghasilkan warna
rambut. Papila dermal terdiri dari kelompok khusus
fibroblast dan memiliki tindakan induktif pada
epidermis mempromosikan proliferasi dan differensiasi).

Inner root sheath adalah sebuah tabung silinder kaku.


Ini berkembang sebelum rambut di dalamnya dan
fungsi utamanya adalah untuk membentuk rambut.
Rambut akan hancur pada tingkat kelenjar sebasea.
Outer root sheath berasal dari dan sambung dengan
epidermis. Fungsinya tidak diketahui dan ini tidak
mengambil bagian dalam pembentukan rambut).

Struktur Folikel Rambut (Dikutip dari: Amirlak, 2013)

Komposisi kimia rambut yang utama adalah protein


yaitu 65-95%. Rambut meningkat pada masa pubertas
dan kemudian menurun seiring bertambahnya usia.
Elemen seperti Cu, Cd, Cr, Hg, Pb, An juga terdapat pada
rambut. Rambut berasal dari sumber eksogen (kosmetik,

134
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

polusi udara) atau sumber endogen (matriks, papilla,


sebasea dan kelenjar keringat)). Rambut dapat terbagi
atas dua jenis yaitu rambut velus dan rambut terminal.
di badan fetus dijumpai rambut halus yaitu rambut
lanugo. Rambut lanugo kemudian akan digantikan oleh
rambut velus dan rambut terminal. Rambut velus
adalah rambut halus, sedikit mengandungi pigmen,
berwarna terang. Rambut velus terdapat hampir
diseluruh tubuh. Rambut velus diproduksi oleh folikel-
folikel rambut yang kecil yang ada di lapisan dermis
dengan diameter < 0,03 mm. Rambut terminal adalah
rambut yang kasar, tebal dan berwarna gelap.

Rambut velus terdapat hampir diseluruh tubuh.


Rambut velus diproduksi oleh folikel-folikel rambut
yang kecil yang ada di lapisan dermis dengan
diameter < 0,03 mm. Rambut terminal adalah
rambut yang kasar, tebal dan berwarna gelap
karena mengandungi pigmen yang banyak. Rambut
terminal terdapat di kepala, alis mata, bulu mata,
ketiak dan genitalia eksterna. Rambut terminal
diproduksi oleh folikel-folikel rambut yang besar
yang ada di lapisan subkutis dengan diameter >
0,03 mm. Bagian luar penampang rambut terdiri
atas kutikula, medula dan korteks.

Kutikula terdiri atas lapisan keratin. Terdapat 6-8


lapisan sel kutikula, tumpan tindih seperti genteng,
margin bebas selalu mengarah ke atas. Poros yang
tebal (> 0,06 mm) adalah rambut terminal kasar dan

135
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

poros yang tipis (< 0,03 mm) adalah bulu-bulu


halus velus. Kutikula berfungsi untuk perlindungan
dari kekeringan dan pengaruh lain dari luar.
Korteks terdiri atas serabut polipeptida dan
mengandungi pigmen. Medula terdiri atas 3- 4 lapis
sel kubus (berisi keratohialin, badan lemak dan
rongga udara). Medula tidak dijumpai pada rambut
velus).

2. Fisiologi Rambut

Rambut berperan penting dalam pengaturan suhu


tubuh dan sebagai alat perasa. Rambut memelihara
pengeluaran keringat, peredaran darah dan pengaruh
susunan saraf. Pori-pori rambut akan mengatur saiznya
mengikut kondisi luar. Rambut velus terdapat hampir
diseluruh tubuh. Rambut velus diproduksi oleh folikel-
folikel rambut yang kecil yang ada di lapisan dermis
dengan diameter < 0,03 mm. Rambut terminal adalah
rambut yang kasar, tebal dan berwarna gelap karena
mengandungi pigmen yang banyak. Rambut terminal
terdapat di kepala, alis mata, bulu mata, ketiak dan
genitalia eksterna. Rambut terminal diproduksi oleh
folikel-folikel rambut yang besar yang ada di lapisan
subkutis dengan diameter > 0,03 mm.

Bagian luar, penampang rambut terdiri atas kutikula,


medula dan korteks. Kutikula terdiri atas lapisan
keratin. Terdapat 6-8 lapisan sel kutikula, tumpan
tindih seperti genteng, margin bebas selalu mengarah ke
atas. Poros yang tebal (> 0,06 mm) adalah rambut

136
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

terminal kasar dan poros yang tipis (< 0,03 mm) adalah
bulu-bulu halus velus. Kutikula berfungsi untuk
perlindungan dari kekeringan dan pengaruh lain dari
luar. Korteks terdiri atas serabut polipeptida dan
mengandungi pigmen. Medula terdiri atas 3- 4 lapis sel
kubus (berisi keratohialin, badan lemak dan rongga
udara). Medula tidak dijumpai pada rambut velus

Rambut berperan penting dalam pengaturan suhu


tubuh dan sebagai alat perasa. Rambut memelihara
pengeluaran keringat, peredaran darah dan pengaruh
susunan saraf. Pori-pori rambut akan mengatur saiznya
mengikut kondisi luar. Jika kondisinya panas maka
porinya akan membesar dan mengeluarkan keringat
yang banyak. Pada kondisi dingin, pori akan mengecil
dan menampung suhu tubuh. Sentuhan terhadap kulit
dapat dirasa dengan adanya rambut. Rambut sensitif
terhadap sentuhan. Semakin banyak kelebatan rambut,
semakin peka terhadap sentuhan).

3. Siklus Pertumbuhan Folikel Rambut

Folikel rambut tidak terus-menerus tumbuh, kecuali


folikel janggut dan kulit kepala. Siklus pertumbuhan
folikel rambut mempunyai tiga masa yaitu masa anagen,
masa katagen dan masa telogen. Fase pertumbuhan
berbeda mengikut tempat dan umur serta dipengaruhi
oleh faktor fisiologis dan patologis. Masa anagen adalah
fase pertumbuhan. Fase ini berlangsung selama 3 tahun
dengan batasan 2-6 tahun.

Sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru.


Sel-sel baru akan mendorong sel-sel tua ke atas. 90%

137
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

dari 100.000 folikel rambut kepala kulit normal akan


mengalami fase ini. Fase aktif pertumbuhan folikel
rambut di kepala adalah 1000 hari dan di kening adalah
28 hari. Masa katagen adalah fase peralihan. Fase ini
berlangsung selama 2-3 minggu. Fase peralihan dimulai
dari penebalan jaringan ikat di sekitar folikel rambut.
Bagian tengah akar rambut menyempit dan bagian
bawahnya melebar mengalami pertandukan sehingga
terbentuk gada (club). Masa telogen adalah fase
istirahat. Fase ini berlangsung selama 100 hari (3-5
bulan). Selama fase ini, rambut akan mengalami
kerontokan. Sel epitel akan memendek dan membuat
rambut baru bentuk tunas kecil. Rambut gada akan
didorong ke luar. 50-100 lembar rambut rontok dalam
setiap hari.

Masa anagen berkisar berlangsung selama 1000 hari


dan masa telogen berlangsung selama 100 hari. Rasio
antara anagen dan telogen di kepala adalah 9:1 dan di
kening adalah 1:9. Normalnya di kepala mempunyai
100.000 folikel rambut. Folikel rambut akan semakin
berkurang dari bayi hingga umur tiga puluhan karena
meningkatnya keluasan kepala. Pada umur lima
puluhan folikel rambut akan makin berkurang dan
warnanya akan berkurang dan akhirnya menjadi putih.
Warna rambut perang dan merah mempunyai jumlah
yang kurang berbanding dengan warna rambut hitam.
Warna rambut ditentukan oleh pigmen melanin pada
rambut.

138
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

4. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rambut

Dua faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan


rambut:

a. Faktor Fisiologis

1) Hormon Hormon seperti androgen, estrogen,


tiroksin dan kortikosteroid berperan penting
dalam mempengaruhi pertumbuhan rambut.
Androgen akan mempercepatkan
pertumbuhan dan menebalkan rambut di
daerah janggut, ketiak, dada dan rambut
kasar yang lain. Pada penderita alopesia
androgenik, androgen akan memperkecilkan
diameter batang dan memperkecil waktu
pertumbuhan rambut anagen. Pada wanita
dapat menyebabkan hirsutisme. Estrogen
bisa dapat memperlambat pertumbuhan
rambut tetapi memperpanjangkan anagen.

2) Nutrisi

Nutrisi juga memainkan peranan penting


dalam pertumbuhan rambut. Malnutrisi
protein dan kalori akan menyebabkan rambut
menjadi kering, suram, dan kehilangan
pigmen setempat. Kekurangan vitamin B12,
asam folat dan zat besi bisa menyebabkan
rambut rontok.

3) Umur

Pertumbuhan rambut berbeda dengan umur.


Masa dalam kandungan, janin akan

139
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

mengalami masa anagen. Pada masa lahir,


setelah beberapa minggu rambut pada janin
akan rontok. Di usia masa balig,
pertumbuhan rambut pada ketiak dan tempat
kemaluan akan meningkat karena
meningkatnya hormon seks. Namun rambut
di kepala akan rontok. Pada masa kehamilan,
tiga bulan pertama, jumlah rambut telogen
akan berada dalam batas normal tetapi akan
menurun hingga 10% pada masa kehamilan
tua.

Setelah tiga bulan melahirkan, folikel-folikel


rambut kepala ibu akan beralih ke fase
telogen. Pada masa tua, laki-laki dan
perempuan akan mengalami kerontokan
rambut. Fase anagen akan menjadi singkat
dan rambut rontok akan meningkat.

4) Vaskularisasi

Vaskularisasi dapat mempengaruhi


pertumbuhan rambut tetapi bukan penyebab
utama pada gangguan kerontokan rambut.
Pengaruh pada pertumbuhan rambut terjadi
karena adanya kerusakan pada pembuluh
darah di bawah folikel rambut sebelum
mengalami perubahan

b. Faktor patologis

1) Peradangan sistemik/setempat

140
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

Misal: Kuman lepra akan menyebabkan kulit


mengalami atropi dan folikel rambut rusak.
Akhirnya terjadi kerontokan alis mata dan
bulu mata (madarosis). Pada penyakit sifilis
stadium 2, rambut akan menipis secara rata
atau setempat secara tidak rata. Keadaan ini
disebut moth eaten appearance. Infeksi jamur
pada kulit kepala dan rambut akan
menyebabkan kerusakan pada batang
rambut dan akan menyebabkan kerontokan.

2) Obat Obat antineoplasma (bleomisin,


endoksan, vinkristin, antimitotik (kolkisin))
akan menghalangi pembentukan batang
rambut yang akan menyebabkan rambut
rontok. Obat logam berat (thalium, merkuri
dan arsen) akan terikat pada grup sulfhidril
dalam keratin rambut yang akan
mempengaruhi pertumbuhan rambut

3) Bahan-bahan kimia

Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam


berbagai jenis proses styling seperti
pelurusan, pengeritingan dan pewarnaan
mengakibatkan kerusakan pada rambut
seperti rambut kering, rambut kasar dan
rambut bercabang serta kelainan pada kulit
kepala seperti rasa terbakar, rasa gatal dan
kulit kepala bersisik. Radiasi akibat proses
styling yang berlebihan juga mengakibatkan
kerusakan rambut seperti rambut bercabang,

141
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

rambut rontok, rambut kering dan rambut


kasar. Bahan-bahan kimia seperti PPD,
amonia, hidrogen peroksida, anilin yang
terdapat dalam proses pewarnaan rambut
dapat menyebabkan kerusakan pada rambut
seperti rambut kusam, rambut kering,
rambut rontok, rambut kasar, rambut
bercabang dan rambut mudah patah.

4) Pewarnaan rambut juga dapat menyebabkan


kelainan pada kulit kepala seperti rasa gatal,
rasa terbakar, kulit kepala bersisik,
kemerahan, bengkak, dan luka. Pemilihan
shampoo dan kondisioner yang tidak cocok
dengan jenis rambut juga bisa menyebabkan
terjadinya kerusakan rambut seperti rambut
mudah patah, rambut kering, rambut kasar
dan rambut rontok. Jenis bahan kimia seperti
amonium tioglikolat dan amonium bikarbonat
yang ditambahkan pada alkali kurl
merusakan batang rambut dan akan
bertindak keras pada permukaan rambut.

5. Kelainan pada Rambut

Kelainan pada rambut dapat terjadi akibat pengaruh


faktor fisiologis dan patologis. Klasifikasi kelainan pada
rambut adalah gangguan siklus folikel rambut,
perubahan folikel rambut yang tidak dikehendaki,
regenerasi folikel rambut yang tidak sempurna, defek
pada struktur batang rambut, kesalahan pertumbuhan
folikel rambut, dan kombinasi dari semua. Pada

142
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

gangguan pada siklus folikel rambut, terjadinya kasus-


kasus seperti telogen efluvium, alopesia areata, alopesia
androgenik, alopesia yang diinduksi kemoterapi.
Telogen efluvium adalah keadaan dimana rambut dalam
fase telogen terlepas lebih banyak dari normal seperti
150 jadi 400 lembar sehari. Telogen effluvium bisa
terjadi akibat menderita demam tinggi. Alopesia areata
adalah kehilangan rambut yang cepat dan komplit
sehingga terbentuk botak satu atau lebih, berupa
bulatan atau oval, biasanya di kepala dan tempat
berambut lain (alis mata, kumis, badan).

Pada kasus alopesia androgenik, hirsutisme,


hipertrikosis terjadinya perubahan pada folikel rambut
yang tidak dikehendaki. Alopesia androgenik dapat
terbagi kepada dua yaitu pada pria dan pada wanita.
Pada pria dikenali sebagai male pattern alopecia. Pada
wanita dikenali sebagai female pattern alopecia.
Terjadinya kerontokan rambut akibat pengaruh hormon.
Regenerasi folikel rambut yang tidak sempurna akan
menyebabkan kasus seperti alopesia sikatrikal (liken
planopilaris), alopesia karena traksi, alopesia karena
radiasi, folliculitis decalvans dan SLE kronis.

Folikulitis adalah inflamasi folikel rambut akibat infeksi.


Defek pada struktur batang rambut seperti gangguan
pada batang rambut akan menyebabkan monilethrix,
pili torti, dan trikotiodistrofi. Kesalahan pertumbuhan
folikel rambut menyebabkan Aplasia cutis congenital
dan dysplasia ectodermal. Kelainan pada rambut bisa
juga terjadi akibat kombinasi dari semua kelainan di
atas.

143
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

Penyakit tertentu juga memiliki peranan yang cukup


besar yang menyebabkan rambut rontok seperti
penyakit kanker, diabetes mellitus, systemic lupus
erythematosus (SLE), penyakit kronis dan degeneratif
lainnya yang masuk dalam stadium lanjut. Perubahan
dan ketidak seimbangan hormon tubuh juga memiliki
peranan aktif dalam masalah rambut rontok.

Perubahan hormon ini dapat terjadi pada seorang wanita


yang sedang dalam masa kehamilan, seseorang yang
memasuki masa menopause, efek samping pemakaian
pil kontrasepsi dan ketidak seimbangan kelenjar tiroid.
Pada umumnya, rambut rontok mengalami kerontokan
50-100 helai setiap harinya. Dibandingkan rambut yang
berjumlah 100.000 helai di setiap kepala, tetapi tidak
menyebabkan penipisan rambut berlebih. Rambut yang
mulai menipis biasanya disebabkan oleh faktor usia
yang semakin bertambah. Jika rambut yang rontok lebih
banyak daripada rambut yang tumbuh, dan jika rambut
tumbuh lebih tipis dibanding rambut yang rontok pada
bagian tertentu.

6. Pewarnaan Rambut

Saat ini pewarnaan rambut sangat populer. Tidak hanya


wanita, kaum pria-pun telah memiliki kecenderungan
yang meningkat dalam penggunaan bahan pewarna ini.
Pewarna rambut yang aman pertama kali di-
komersilkan pada tahun 1909 oleh seorang kimiawan
asal Perancis, Eugene Schuller (Carbett, 1988). Proses
pewarnaaan pada rambut sebetulnya terjadi karena
adanya reaksi kimia antara molekul rambut dengan zat

144
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

pewarna rambut. Reaksi pada umumnya merupakan


reaksi oksidasi. Rambut pada dasarnya adalah keratin,
yaitu sejenis protein yang juga sama ditemukan pada
kulit dan kuku.

Warna alami pada rambut bergantung pada


perbandingan dan jumlah dari dua jenis protein yang
terkandung di dalamnya. Dua jenis protein tersebut
bernama eumelanin dan phaeomelanin. Eumelanin
adalah zat yang berperan pada pewarnaan rambut
coklat ke corak hitam sedangkan phaeomelanin
berperan pada pewarnaan rambut keemasan, pirang,
dan merah. Kekurangan salah satu dari melanin
tersebut akan mengakibatkan warna putih atau abu-
abu pada rambut. Manusia telah mewarnai rambut
mereka sejak ribuan tahun yang lalu dengan
menggunakan tumbuhan dan mineral alami, contohnya
inai, kerak biji kacang kenari, dan cuka (vinegar). Para
arkeologi menemukan bahwa cat rambut atau pewarna
rambut telah digunakan sejak masa Neanderthal,
manusia waktu itu menggunakan berbagai sarana
untuk mengubah warna rambut dan kulit. Orang-orang
Galia Kuno dan Saxon juga mengecat rambut mereka
untuk menunjukkan peringkat atau status sosialnya.
Sedangkan orang Babilonia menaburkan debu emas
untuk mengubah warna rambut mereka. Pada zaman
Mesir Kuno, Yunani dan Romawi, tanaman dan hewan
dijadikan bahan untuk mewarnai rambut. Biasanya
bahan-bahan tersebut ditujukan untuk menggelapkan
warna rambut. Menjelang tahun 1800-an, perak nitrat
digunakan sebagai pewarna rambut yang ditujukan

145
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

untuk menggelapkan, hingga rambut pemakainya


berwarna keunguan. Warna ungu itu kemudian
mengarah pada penciptaan pewarna rambut sintetis
pertama, ketika pada tahun 1800-an ahli kimia
menemukan PPD dan penggunaannya dalam
pembuatan zat warna sintetis. Saat itu pula, hidrogen
peroksida ditemukan, dan dinyatakan sebagai bahan
kimia yang lembut dan aman untuk pewarnaan rambut.

Proses Pewarnaan Rambut: Pigmen alami pada


umumnya bekerja dengan cara mengecat tangkai
rambut dengan warna. Beberapa pewarna alami
digunakan dengan cara yang sama seperti shampoo
namun tidak membutuhkan waktu yang lama dan
kepekatan yang tinggi seperti pada formula sintetis
modern. Kulit sulit untuk mendapatkan hasil yang sama
persis jika menggunakan bahan alami, ditambah lagi
karakteristik beberapa orang yang alergi terhadap
ramuan tradisional. Sedangkan pewarna sintetis bekerja
berdasarkan proses oksidasi. Beberapa kasus, pigmen
warna buatan masuk ke dalam tangkai rambut dan
membentuk kompleks yang lebih besar di dalam
tangkainya. Pewarna sintetis biasanya bersifat
sementara. Hal ini terjadi karena pewarna rambut tidak
banyak mengandung amonia yang menyebabkan
tangkai rambut bagian atas tidak terbuka selama proses
pewarnaan rambut, sehingga sebenarnya pewarna
rambut yang alami lebih mampu menahan produk
pencuci atau shampoo jauh lebih baik.

146
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

Bahan pemutih biasa digunakan untuk memberikan


kesan bercahaya pada rambut. Reaksi pemutih dengan
melanin di dalam rambut merupakan reaksi yang
bersifat irreversible. Zat pemutih mengoksidasi molekul
melanin. Namun, melanin masih tetap dapat ditemukan
dalam bentuk hasil oksidasi yang telah berganti warna.
Walau telah dioksidasi, warna rambut cenderung
bercahaya dengan warna kuning muda, karena warna
kuning merupakan warna alami dari zat keratin yaitu
struktur protein yang terdapat pada rambut. Selain itu
juga pemutih lebih mudah bereaksi dengan pigmen
eumelaninyang pekat dan phaeomelamin, sehingga
beberapa hasil sisa warna yaitu warna keemasan atau
merah yang dapat terlihat kembali setelah pencahayaan.
Salah satu zat yang digunakan sebagai kesan bercahaya
adalah hidrogen peroksida. Pewarna rambut juga dapat
bersifat permanen. Bagian luar lapisan dari tangkai
rambut disebut kutikula. Bagian ini harus terbuka
sebelum pewarnaan. Pewarnaan rambut permanen
melalui dua tahapan proses pewarnaan (biasanya terjadi
bersama-sama). Proses yang pertama adalah mengganti
warna asli rambut dan proses yang kedua adalah
menyimpan warna barunya, dasar prosesnya sama
seperti pada proses membuat efek bercahaya pada
rambut, kecuali zat pewarna tersebut terikat dengan
tangkai rambut.

Amonia adalah zat kimia yang bersifat basa yang mampu


membuka kutikula dan membiarkan pewarna rambut
masuk ke dalam bagian korteks rambut. Amonia juga
bereaksi sebagai katalis ketika pewarna rambut

147
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

permanen masuk bersama-sama dengan peroksida,


kemudian peroksida mengganti posisi pigmen pada saat
reaksi awal pergantian warna atau “pre-existing” atau
disebut juga awal ketetapan warna. Pada saat itu,
peroksida menghancurkan ikatan kimia pada rambut,
melepaskan sulfur, dan kemudian memberikan
karakteristik bau pada pewarna rambut). Melanin yang
telah terdecolorinasi akan menjadi warna permanen
yang baru karena telah membentuk ikatan dengan
korteks rambut. Beberapa jenis alkohol serta
kondisioner juga dapat melakukan degradasi warna
pada rambut, untuk kondisioner prosesnya adalah
penutupan kutikula setelah pewarna masuk kedalam
selaput dalam dan kemudian mengikat warna baru

Klasifikasi Pewarnaan Rambut: Pewarnaan rambut


dapat dibagi kepada duaa jenis secara garis besar yaitu
permanen dan tidak permanen. Pewarnaan Tidak
Permanen: Pewarnaan rambut tidak permanen adalah
pewarnaan yang hanya tahan kurang dari 6 minggu.
Contohnya adalah pewarnaan rambut sementara
(temporary) dan pewarnaan rambut semi-permanen.
Pewarnaan rambut sementara (temporary) tersedia
sebagai bilasan, shampoo, gel, semprotan, dan busa.
Jenis pewarnaan rambut sementara biasanya lebih
terang dan lebih hidup daripada warna rambut semi-
permanen dan permanen. Pewarnaan sementara
bertahan hanya 1 cucian. Pewarnaan sementara paling
sering digunakan untuk warna rambut untuk acara-
acara khusus dan sering digunakan untuk acara, pesta
dan halloween.

148
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

Molekul-molekul pigmen warna teknik pewarnaan


sementara adalah besar dan tidak bisa menembus
lapisan kutikula. Sebaliknya, partikel warna tetap
terserap (erat patuh) pada batang rambut dan mudah
dihapus dengan cucian rambut pertama. Namun,
bahkan warna rambut sementara dapat bertahan jika
rambut pengguna adalah terlalu kering atau rusak,
memungkinkan untuk migrasi dari pigmen ke bagian
dalam batang rambut).

Pewarnaan rambut semi-permanen memiliki molekul


yang lebih kecil daripada pewarnaan sementara, dan
karena itu dapat sebagian menembus batang rambut.
Untuk alasan ini, warna akan bertahan walaupun
cucinya berulang, biasanya 4-6 minggu. Pewarnaan
semi-permanen tidak mengandung, atau tingkat yang
sangat rendah dari pengembang, peroksida atau
amonia, dan karena itu lebih aman untuk rambut rusak
atau rapuh. Namun, pewarnaan semi permanen
mungkin masih mengandung senyawa beracun PPD
atau sarana lainnya. Warna akhir dari setiap helai
rambut akan tergantung pada warna dan porositas
aslinya, sehingga akan ada variasi halus di tempat teduh
di seluruh kepala. Hal ini memberikan hasil yang lebih
natural daripada padat, warna keseluruhan dari
pewarnaan permanen. Namun, itu juga berarti bahwa
rambut abu-abu atau putih tidak akan sama sebagai
sisa rambut. Jika ada hanya beberapa abu-abu/putih
rambut. Efeknya biasanya akan cukup bagi mereka
untuk berbaur, tetapi sebagai menyebar abu-abu, akan
datang suatu titik dimana ia tidak akan menyamar juga.

149
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

Dalam hal ini, pindah ke warna permanen kadang-


kadang dapat ditunda dengan menggunakan semi-
permanen sebagai dasar dan menambahkan pewarnaan.
Warna semi-permanen tidak dapat meringankan rambut

Pewarnaan Permanen: Semua pewarnaan jenis


permanen mengandung pengembang, atau zat
pengoksidasi, dan agen amonia alkali. Ketika warna
yang mengandung bahan alkali dikombinasikan dengan
pengembang (biasanya hidrogen peroksida), peroksida
menjadi alkali dan berdifusi melalui serat rambut,
memasuki korteks, tempat melanin berada. Warna
permanen benar-benar permanen dan tidak akan
mencuci keluar, meskipun mungkin memudar.
Pertumbuhan kembali rambut jelas akan warna alami
rambut, yang berarti bahwa pewarnaan bulanan atau
enam rutin mingguan akan menjadi penting selama
warna rambut tetap terjaga. Pewarnaan permanen
adalah satu-satunya cara untuk mewarnai rambut gelap
menjadi lebih terang, dan itu harus dilakukan dalam
dua bagian: pertama, rambut diputih, dan warna
diterapkan. Hasil dari proses ini adalah pewarnaan jenis
permanen bertahan untuk jangka waktu yang panjang.
Satu-satunya cara untuk menyingkirkan warna
permanen adalah untuk menjalani proses pengupasan
(yang tidak mungkin dengan semua warna dan dapat
merusak rambut) atau warna kembali ke warna yang
alami (yang bisa sulit jika perubahan warna telah
ekstrim).

Efek Samping Pewarnaan Rambut : pewarnaan rambut


kebanyakkan digunakan oleh wanita mulai dari usia

150
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

muda dan sering digunakan adalah wanita tua, jenis


permanen yang tinggal berasingan dari keluarga dan
mempunyai uang saku yang banyak dan tidak
melakukan tes alergi sebelum melakukan pewarnaan.
Pewarnaan rambut menyebabkan terjadi kerusakan dan
perubahan pada struktur rambut. Pada kulit kepala
pula, pewarnaan rambut menyebabkan kerusakan yang
mengakibatkan terjadinya masalah kulit kepala bersisik,
kulit kepala kering, gatal dan sebagainya. Pemilihan
pewarnaan yang salah dapat mengubah tone warna
rambut. Selain dari itu, efek sistemik pewarnaan rambut
adalah iritasi pada mata, gangguan hormonal, kanker
payudara dan lain-lain.

7. Kerusakan pada Rambut

Kerusakan rambut dapat dibagi kepada beberapa


tingkat kerusakan rambut yaitu tingkat ringan, sedang
dan berat. Tingkat kerusakan ringan adalah tingkat
rambut yang rusak disebabkan oleh sinaran matahari,
air, dan proses styling. Ciri-ciri rambutnya adalah
kusam, kering, rambut mudah patah. Tingkat
kerusakan sedang adalah disebabkan oleh proses kimia.
Cirinya adalah kusam, kering, kasar dan kemerahan.
Tingkat kerusakan berat disebabkan oleh bleaching.
Ciri-cirinya adalah kusam, kering, rambut bercabang,
kasar, kemerahan serta seperti kapas.

Akibat pewarnaan rambut bisa menyebakan terjadinya


kelainan pada kulit kepala. Dermatitis kontak alergi
adalah salah satu contoh yang sering terjadi akibat
pewarnaan rambut. Komponen pewarnaan rambut yaitu

151
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

PPD akan menyebabkan terjadinya dermatitis kontak


alergi serta edema pada wajah yang parah. Lichen
simplex chronicus juga bisa terjadi akibat PPD yang
terdapat pada pewarnaan rambut. Ciri-ciri kelainan
pada kulit kepala adalah rasa gatal, rasa terbakar, kulit
kepala kering, bersisik, bengkak, kemerahan dan luka.

C. Kuku

1. Anatomi Kuku

Kuku sebagai tambahan dari kulit, merupakan lempeng


tanduk yang bertugas melindungi ujung-ujung jari
tangan dan kaki. Selain itu, sepanjang evolusi manusia,
kuku berfungsi untuk menggaruk dan pertahanan, serta
untuk fungsi tangan optimal. Tanpa kuku, sensitifitas
jari dapat berkurang sebanyak 50%, dan kemampuan
memegang sulit, karena tidak ada tekanan kuku
terhadap jari). Struktur kuku yang terdapat dasar kuku
mengandung lapisan-lapisan epidermis dan dermis, di
bawahnya mempunyai rabung memanjang. Di sini
terdapat kelenjar keringat dan folikel.

Sel-selnya banyak mengandung fibril sitoplasma yang


hilang pada tahap akhir setelah sel menjadi homogen
(berstruktur sama) lalu menjadi zat tanduk, dan
menyatu dengan lempeng kuku. Lapisan dalam matriks
kuku mengandung melanosit sehingga lempeng kuku
mungkin berpigmen pada ras hitam. Lempeng kuku
terdiri atas sisik epidermis yang menyatu erat dan tidak
mengelupas, badan kuku berwarna bening sehingga
kelihatan kemerahan karena ada pembuluh kapiler
darah di dalam dasar kuku. Sel-sel stratum korneum

152
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

meluas dari dinding kuku ke permukaan lempeng kuku


sebagai epikondrium atau kutikula. Lempeng kuku yang
hampir transparan dan epitel tipis dari dasar kuku
merupakan “jendela petunjuk” yang berguna untuk
mengetahui jumlah oksigen dalam darah dengan melihat
warna darah dalam pembuluh dermis.

Perubahan kuku juga dapat terjadi secara umum


biasanya pada orang tua, yaitu termasuk warna, kontur,
pertumbuhan, permukaan, ketebalan, dan histologi.
Pada saat terjadi penuaan kuku, yang meningkat adalah
kalsium, sedangkan kadar besi menurun.

2. Mikroskopis kuku

Mikroskopis kuku adalah sebagai berikut:

a. Lipatan Kuku (Nail Fold)

Lipatan kuku proksimal mirip dengan struktur


kulit tetapi biasanya tidak memiliki kelenjar
sebasea. Area distal sampai proksimal lipatan
kuku, kutikula menggambarkan atau
mencerminkan permukaan lempeng kuku.
kutikula terdiri dari modifikasi stratum korneum
dan berfungsi untuk melindungi struktur di dasar
kuku, khususnya matriks germinativum dari
lingkungan tidak baik seperti iritasi, alergi, serta
bakteri dan jamur patogen.

b. Matriks Kuku (Nail Matrix)

Proksimal (dorsal) dan distal (intermediet) matriks


kuku menghasilkan bagian yang penting bagi
kuku. seperti halnya epidermis kulit, matriks

153
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

memiliki lapisan pemisah basal yang menghasilkan


keratinosit. Keratinosit inilah yang mengeras lalu
mati, serta memberikan kontribusi pada lempeng
kuku. Matriks kuku juga mengandung melanosit
yang menyebabkan pigmentasi pada keratinosit.
Dalam keadaan normal, pigmen tidak terlihat pada
orang berkulit putih. Tetapi pada kebanyakan
orang yang berkulit hitam menunjukkan
melanogenesis yang tidak sempurna.

c. Palung Kuku (Nail Bed)

Palung kuku terdiri dari epidermis dan bagian


dermis yang mendasari penutupan periosteum
falang distal. Terdapat pembuluh darah, limfatik,
dan sel-sel lemak. 4.Lempeng atau Badan Kuku
(Nail Plate) Terdiri dari 3 lapisan horizontal, yaitu:

1) Amina dorsal tipis, lamina intermediet tebal,


dan lapisan ventral dari palung kuku. Dilihat
dari mikroskopisnya, terdiri dari sel-sel
skuamus yang mati, pada orang tua biasanya
tampak massa acidophilic yang disebut tubuh
pertinaks. Lempeng kuku kaya kalsium,
ditemukan sebagai fosfat dalam kristal
hidroksiapatit. Unsur-unsur lain yang hanya
dalam jumlah kecil, seperti tembaga, mangan,
seng, dan besi. Konsentrasi kalsium pada
kuku 10 kali lipat dari pada rambut. Kalsium
tidak secara signifikan berkontribusi untuk
membuat kuku menjadi keras. Kekerasan

154
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

kuku terutama dikarenakan adanya protein


belerang yang padat dari matriks.

Kelengkungan normal kuku berkaitan dengan


bentuk tulang falang yang mendasari lempeng
kuku, yang secara langsung diikat oleh
jaringan ikat antara epitel subungual dan
periosteum. Bagian kuku yaitu sebagai
berikut:

2) Badan kuku atau lempeng kuku (nail plate)


yaitu bagian yang kelihatan dari kuku yang
berada di atas palung kuku mulai dari atas
batas akar sampai tepi ujung lepas.

3) Akar kuku (free edge) yaitu akar kuku berada


pada dasar kuku dan tersembunyi dibawah
kulit, akar kuku berasal dari jaringan yang
tumbuh yaitu matriks atau kandungan kuku.

4) Ujung lepas yaitu merupakan bagian yang


berbatasan dengan badan kuku dan ujung
jari.

Jaringan-jaringan yang berbatasan dengan


kuku, yaitu:

a) Palung Kuku

Bagian dari kulit tempat kuku berada.


Palung kuku banyak terdapat pembuluh
darah yang menyediakan makanan
untuk pertumbuhan yang terus-
menerus bagi kuku. Palung kuku juga
terdapat urat syaraf.

155
KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

b) Kandungan kuku

Bagian palung kuku yang berada di


bawah akar kuku dan banyak terdapat
urat syaraf, getah bening, dan pembuluh
darah. Bulan sabit (lanula) kelihatan
keputih-putihan, yang berada di dasar
(bawah) badan kuku. Warna pucat pada
lanula disebabkan pemberian darah
berkurang di sekitar perkandungan
kuku. 3.Kulit kuku (cuticle) yaitu bagian
epidermis yang menutupi pinggir
sekeliling kuku.

c) Eponychium yaitu sambungan dari


cusificle, yaitu badan kuku yang
menutupi lanula.

d) Hyponichium yaitu bagian dari


epidermis yang berada di bawah ujung
lepas.

e) Mantel atau penutup kuku yaitu lipatan


yang berada di kulit dan tempat akar
kuku.

f) Dinding kuku yaitu lipatan-lipatan kecil


kulit yang menutupi pinggir-pinggir
kuku. 8.Alur kuku yaitu lipatan yang
dalam di kedua samping badan kuku.

156
157
BAB 15
Vaksin dan Imunisasi

T idak sedikit orang menganggap bahwa vaksinasi dan


imunisasi adalah dua hal yang sama. Vaksinasi dan imunsiasi
memang memiliki tujuan sama, yakni meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap penyakit tertentu. Namun, sebenarnya keduanya
memiliki makna yang berbeda.

A. Perbedaan Istilah Vaksinasi dan Imunisasi

Imunisasi merupakan proses membuat seseorang resisten


terhadap penyakit menular spesifik. Sedangkan vaksinasi
adalah istilah untuk proses pemberian vaksin, baik dengan
cara disuntikkan maupun diteteskan ke dalam mulut untuk
meningkatkan produksi antibodi sehingga tubuh dapat
menangkal penyakit tertentu. Maka, secara sederhana dapat
disimpulkan bahwa vaksinasi adalah tindakan mendapatkan
vaksin, sedangkan imunisasi adalah hasil dari vaksinasi,
yakni terbentuknya kekebalan tubuh. Imunisasi terbagi
menjadi dua, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
Imunisasi aktif dilakukan dengan memberikan antigen dalam
vaksin agar menimbulkan respon imun mirip seperti infeksi
alamiah. Sedangkan imunisasi pasif berarti tubuh diberikan
antibodi spesifik dan bukan dipancing untuk menghasilkan
ketahanan tubuh. Lalu, bagaimana cara kerja vaksin?

Cara Kerja Vaksin Dalam Tubuh : Pada dasarnya, semua


bentuk vaksin bekerja dengan cara sama. Ketika seseorang
disuntikan vaksin, kandungan pada vaksin dalam tubuh

158
VAKSIN DAN IMUNISASI

menghasilkan respon atau reaksi imunitas tubuh untuk


mempersiapkan tubuh melawan serangan infeksi. Sehingga,
ketika orang terinfeksi penyakit yang sama dengan kuman di
dalam vaksin, tubuh akan menghasilkan kekebalan untuk
mencegah perkembangan penyakit tersebut.

Selain cara pemberian vaksin, metode pemberian vaksin


dalam imunisasi juga dapat berbeda-beda. Beberapa vaksin
hanya diberikan sekali untuk seumur hidup, namun ada juga
yang perlu diberikan berkala agar kekebalan tubuh terbentuk
sempurna. Selain itu, umumnya, respon dan kerja imun
membutuhkan waktu minimal 2 minggu. Ini berarti,
perlindungan dari infeksi memang tidak langsung terjadi
sesaat setelah vaksinasi dilakukan.

Jangka Waktu Bertahan Vaksin Dalam Tubuh : Perlu


diketahui bahwa efek perlindungan imunisasi dalam tubuh
tidak semuanya seumur hidup. Beberapa jenis vaksin,
seperti vaksin tetanus, hanya dapat bertahan selama 30
tahun, setelah pemberian beberapa kali vaksin. Beberapa
imunisasi lain seperti vaksin pertusis (batuk rejan), hanya
memberikan perlindungan bagi tubuh sekitar 5 tahun setelah
masa pemberian penuh. Sama halnya dengan imunisasi
Influenza yang perlu diberikan setiap tahun karena seringnya
perubahan jenis virus influenza di masyarakat.

Apakah dengan Vaksinasi, Kita Terlindungi dari Segala


Penyakit? Pemberian vaksin dapat merangsang kekebalan
spesifik di dalam tubuh, sehingga mampu melawan serangan
berbagai penyakit berbahaya, mencegah sakit berat,
mencegah cacat, hingga mencegah kematian. Manfaat inilah
yang mendorong semua negara melakukan vaksinasi rutin

159
VAKSIN DAN IMUNISASI

kepada masyarakat. Namun, tidak semua anak yang


menerima semua dosis vaksin sesuai jadwal dapat terlindungi
dari penyakit tertentu. Vaksin campak, gondok, rubella,
tetanus, polio, hepatitis B, Haemophilus influenzae tipe b
(Hib) misalnya, melindungi sekitar 95% anak-anak yang
memenuhi imunisasi sesuai jadwal.

Tiga dosis optimal vaksin batuk rejan yang direkomendasi


IDAI dapat melindungi sekitar 85% anak-anak yang telah
divaksinasi, dan akan mengurangi keparahan penyakit pada
15% sisanya, jika mereka terkena batuk rejan. Namun, dosis
penguat tetap diperlukan karena kekebalan tubuh dapat
menurun seiring waktu.

B. Vaksin

1. Pengertian Vaksin

Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk


menghasilkan kekebalan terhadap suatu penyakit.
Pemberian vaksin (imunisasi) dilakukan untuk
mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi penyebab
penyakit- penyakit tertentu. Vaksin biasanya
mengandung agen yang menyerupai mikroorganisme
penyebab penyakit dan sering dibuat dari mikrob yang
dilemahkan atau mati, dari toksinnya, atau dari salah
satu protein permukaannya.

Pemberian vaksin disebut vaksinasi. Vaksinasi


merupakan metode paling efektif untuk mencegah
penyakit menular. Kekebalan karena vaksinasi terjadi
menyeluruh di dunia sebagian besar bertanggung jawab
atas pemberantasan cacar dan pembatasan penyakit

160
VAKSIN DAN IMUNISASI

seperti polio, campak, dan tetanus. Efektivitas vaksinasi


telah dipelajari dan diverifikasi secara luas, misalnya
vaksin terbukti efektif termasuk vaksin influenza, vaksin
HPV, dan vaksin cacar air. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) melaporkan bahwa vaksin berizin saat ini
tersedia untuk dua puluh lima infeksi yang dapat
dicegah. Vaksin berasal dari kata vaccinia, yaitu
penyebab infeksi cacar sapi yang ketika diberikan
kepada manusia, akan menimbulkan pengaruh
kekebalan terhadap cacar.

Agen merangsang sistem imun untuk mengenali agen


sebagai ancaman, menghancurkannya, dan untuk lebih
mengenali dan menghancurkan mikroorganisme yang
terkait dengan agen yang mungkin ditemui di masa
depan. Vaksin dapat bersifat profilaksis (misalnya untuk

Vaksin yang telah dimasukkan ke dalam tubuh dapat


merangsang bangkitnya sistem imun dan tahap
akhirnya adalah dibentuknya antibodi dan sel-sel
memori. Proses ini melibatkan sistem imun bawaan dan
sistem imun adaptif. Antigen yang masuk akan
ditangkap oleh sel dendritik dan mengalami pengolahan
antigen. Selanjutnya terjadi reaksi berantai yang
menghasilkan sel pembantu dan sel memori. Sel
pembantu dalam hal ini menginduksi aktivasi sel B
dalam menghasilkan antibody. mencegah atau
memperbaiki efek infeksi di masa depan oleh patogen
alami atau "liar") atau terapeutik (misalnya vaksin
terhadap kanker).

161
VAKSIN DAN IMUNISASI

2. Sejarah

Edward Jenner menyadari bahwa mereka yang telah


terinfeksi oleh cacar sapi (cowpox) sebelumnya, maka
tidak akan terkena smallpox (Variola vera). Pada tahun
1796, Edward Jenner menggunakan sapi yang diinfeksi
dengan cacar sapi (variolae vaccinae) untuk membuat
vaksin yang melindungi masyarakat dari smallpox. Ia
menginokulasi seorang anak dengan cowpox dan
kemudian menginfeksinya dengan smallpox. Anak
tersebut tetap sehat, karena telah terkena cowpox
sebelumnya. Inokulasi cowpox menyebabkan yang sakit
lebih sedikit daripada inokulasi smallpox

3. Jenis Vaksin

Vaksin dibuat menggunakan beberapa proses berbeda.


Vaksin ini diklasifikasikan menurut jenis antigen yang
terkandung didalamnya di antaranya vaksin
mengandung virus hidup yang telah dilemahkan
(dilemahkan atau diubah agar tidak menyebabkan
penyakit); organisme atau virus yang tidak aktif atau
terbunuh; racun yang tidak aktif (untuk penyakit bakteri
di mana racun yang dihasilkan oleh bakteri, dan bukan
bakteri itu sendiri); atau hanya segmen patogen
(termasuk vaksin subunit dan konjugat).

a. Vaksin hidup yang dilemahkan

Vaksin hidup yang dilemahkan (live attenuated


vaccine) mengandung mikroorganisme yang hidup
dan dilemahkan yang menghasilkan infeksi
terbatas yang cukup untuk memicu respons imun,
tetapi tidak cukup untuk menyebabkan keadaan

162
VAKSIN DAN IMUNISASI

penyakit yang sebenarnya. Untuk mencapai pada


inang asing. Selanjutnya akan diperoleh mutan
yang kurang virulen yang disesuaikan dengan
inang asing, dan mutan ini dapat digunakan untuk
vaksinasi. Contoh vaksin hidup: vaksin polio oral
(OPV), campak (measles), rotavirus, demam kuning
(yellow fever).

b. Vaksin inaktif

Vaksin yang terbunuh atau tidak aktif


(killed/inactivated vaccines) bekerja dengan
bantuan berbagai metode kimia, radiasi, atau
panas. Patogen tidak aktif sehingga tidak dapat
mereplikasi di inang dan digunaknyakit yang
sebenarnya. Untuk mencapai kondisi lemah ini,
agen penyebab penyakit dikultur berulang pada
inang asing. Selanjutnya akan diperoleh mutan
yang kurang virulen yang disesuaikan dengan
inang asing, dan mutan ini dapat digunakan untuk
vaksinasi. Contoh vaksin hidup: vaksin polio oral
(OPV), campak (measles), rotavirus, demam kuning
(yellow fever).

c. Vaksin toksoid

Vaksin toksoid berarti vaksin yang mengandung


toksoid atau toksin yang sudah diinaktifkan.
Contoh vaksin toksoid yaitu toksoid tetanus dan
difteri toksoid.

163
VAKSIN DAN IMUNISASI

d. Vaksin subunit

Vaksin Subumit mengandung antigen murni


daripada menggunakan seluruh mikroorganisme.
Antigen yang dimurnikan bisa berupa toksoid,
fragmen subseluler, atau molekul permukaan,
yang diangkut oleh pembawa yang berbeda. Respon
imun terhadap vaksin subunit berbeda
berdasarkan antigen yang digunakan. Antigen
protein biasanya menimbulkan respons imun
adaptif bergantung sel T, sedangkan antigen
polisakarida menghasilkan respons tidak
bergantung sel T. Contoh vaksin subunit: acellular
pertussis (aP), Haemophilus influenza type b (Hib),
pneumococcal (PCV-7, PCV-10, PCV-13), dan
hepatitis B (HepB). Vaksin konjugat Vaksin
terkonjugasi dapat didefinisikan sebagai subkelas
vaksin subunit karena pembawa protein
digunakan untuk membawa antigen berbasis
polisakarida.

Vaksin subunit mengandung antigen murni


daripada menggunakan seluruh mikroorganisme.
Antigen yang dimurnikan bisa berupa toksoid,
fragmen subseluler, atau molekul permukaan,
yang diangkut oleh pembawa yang berbeda. Respon
imun terhadap vaksin subunit berbeda
berdasarkan antigen yang digunakan. Antigen
protein biasanya menimbulkan respons imun
adaptif bergantung sel T, sedangkan antigen
polisakarida menghasilkan respons tidak
bergantung sel T. Contoh vaksin subunit: acellular

164
VAKSIN DAN IMUNISASI

pertussis (aP), Haemophilus influenza type b (Hib),


pneumococcal (PCV-7, PCV-10, PCV-13), dan
hepatitis B (HepB).

e. Vaksin konjugat

Vaksin terkonjugasi dapat didefinisikan sebagai


subkelas vaksin subunit karena pembawa protein
digunakan untuk membawa antigen berbasis

4. Imunologi Vaksin

Vaksin yang telah dimasukkan ke dalam tubuh dapat


merangsang bangkitnya sistem imun dan tahap
akhirnya adalah dibentuknya antibodi dan sel-sel
memori. Proses ini melibatkan sistem imun bawaan dan
sistem imun adaptif. Antigen yang masuk akan
ditangkap oleh sel dendritik dan mengalami pengolahan
antigen. Selanjutnya terjadi reaksi berantai yang
menghasilkan sel pembantu dan sel memori. Sel
pembantu dalam hal ini menginduksi aktivasi sel B
dalam menghasilkan antibodi.

5. Bahan

Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah


dilemahkan, sehingga tidak menimbulkan penyakit.
Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil-
hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa
virus). Vaksin akan mempersiapkan sistem imun
manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan
patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin.
Vaksin juga bisa membantu sistem imun untuk
melawan sel-sel (kanker). Saat ini telah terdapat

165
VAKSIN DAN IMUNISASI

berbagai macam vaksin untuk bermacam-macam


penyakit, walaupun demikian vaksin belum ada untuk
beberapa penyakit penting, seperti vaksin untuk
malaria, HIV, atau demam berdarah.

Vaksin biasanya mengandung satu atau lebih adjuvan,


yang digunakan untuk meningkatkan respons
kekebalan. Toksoid tetanus, misalnya, biasanya
diadsorpsi ke tawas. Bahan ini menyajikan antigen
sedemikian rupa untuk menghasilkan aksi yang lebih
besar daripada toksoid tetanus cair biasa. Vaksin juga
mengandung bahan pengawet untuk mencegah
kontaminasi dengan bakteri atau jamur. Sampai
beberapa tahun terakhir, thimerosal pengawet
digunakan dalam banyak vaksin yang tidak
mengandung virus hidup. Pada tahun 2005, satu-
satunya vaksin anak-anak di AS yang mengandung
thimerosal dalam jumlah lebih banyak adalah vaksin
influenza yang saat ini direkomendasikan hanya untuk
anak-anak dengan faktor risiko tertentu. Vaksin
influenza dosis tunggal yang diberikan di Inggris tidak
mencantumkan thiomersal (namanya di Inggris) dalam
bahan-bahannya. Pengawet dapat digunakan pada
berbagai tahap produksi vaksin, dan metode
pengukuran yang paling canggih mungkin mendeteksi
jejak mereka pada produk jadi.

6. Efektivitas

Dalam sejarah, vaksin adalah yang terefektif untuk


melawan dan memusnahkan penyakit infeksi.
Bagaimanapun, keterbatasan dari efektivitasnya ada.

166
VAKSIN DAN IMUNISASI

Kadang-kadang, perlindungan gagal, karena sistem


kekebalan tubuh tidak memberikan respons yang
diinginkan atau malah tidak merespons sama sekali
terhadap antigen yang diberikan oleh vaksin. Kurangnya
respons sistem kekebalan tubuh tersebut terjadi karena
faktor-faktor klinis seperti misalnya diabetes,
penggunaan steroid, infeksi HIV atau usia.
Bagaimanapun hal ini juga terjadi karena faktor genetik,
jika sistem kekebalannya tidak memiliki galur sel B yang
dapat menghasilkan antibodi yang bereaksi efektif dan
mengikat antigen dari patogen. Bahkan jika yang
divaksinasi mengembangkan antibodinya, proteksinya
mungkin tidak cukup; kekebalan mungkin berkembang
terlalu lambat, antibodi mungkin tidak dapat menumpas
antigen sepenuhnya, atau bisa juga terdapat berbagai
galur patogen, tidak semuanya bergantung pada sistem
rekasi kekebalan. Bagaimanapun, bahkan hanya
sebagian, terlambat, atau kekebalan yang lemah, seperti
terjadi pada kekebalan silang pada suatu galur daripada
galur target, mungkin meringankan infeksinya, yang
menurunkan tingkat kematian, menurunkan
banyaknya yang sakit (morbiditas) dan mempercepat
penyembuhan.

Vaksinasi ulang umumnya digunakan untuk


meningkatkan tanggapan kekebalan, terutama untuk
usia lanjut (50-75 tahun ke atas), di mana tanggapan
kekebalan untuk vaksin sederhana mungkin melemah.
Efektivitas vaksin bergantung pada beberapa faktor:

a. Penyakit itu sendiri (vaksin untuk penyakit A lebih


ampuh daripada vaksin untuk penyakit B)

167
VAKSIN DAN IMUNISASI

b. Starin dari vaksin (beberapa vaksin spesifik


terhadapnya, atau sekurangnya kurang efektif
melawan galur tertentu dari penyakit)[19]

c. Apakah jadwal imunisasi benar-benar dipatuhi.

d. Tanggapan yang berbeda terhadap vaksin;


sejumlah individu tidak memberikan tanggapan
pada vaksin tertentu, berati mereka tidak
memproduksi antibodi bahkan setelah divaksin
dengan benar.

e. Berbagai macam faktor seperti etnis, usia, atau


kelainan genetik.

f. Jika individu yang divaksin tetap sakit, maka


penyakitnya lebih jinak dan tidak mudah
menyebarkan penyakit daripada pasien yang tidak
divaksin.

Hal-hal yang harus dipertimbangkan untuk efektivitas


program vaksinasi:

a. Membuat pemodelan yang lebih hati-hati untuk


mengantisipasi dampak dari sebuah kampanye
imunisasi pada epidemiologi penyakit dalam
jangka menengah dan panjang

b. Pemantauan terus menerus pada penyakit tersebut


setelah penggunaan vaksin baru

c. Tetap menjaga tingkat imunisasi yang tinggi,


bahkan ketika penyakit sudah jarang ditemukan

Sistem kekebalan mengenali partikel vaksin sebagai


agen asing, menghancurkannya, dan "mengingat"-nya.

168
VAKSIN DAN IMUNISASI

Ketika di kemudian hari agen yang virulen menginfeksi


tubuh, sistem kekebalan telah siap:

a. Menetralkan bahannya sebelum bisa memasuki


sel; dan

b. Mengenali dan menghancurkan sel yang telah


terinfeksi sebelum agen ini dapat berbiak

c. Jika tetap sakit, maka sakitnya akan jauh lebih


ringan

Vaksin yang dilemahkan digunakan untuk melawan


tuberkulosis, rabies, dan cacar; agen yang telah mati
digunakan untuk mengatasi kolera dan tifus; toksoid
digunakan untuk melawan difteri dan tetanus.

7. Efek samping

Terdapat beberapa efek samping setelah menerima


vaksin seperti mual, pusing, dan muntah. Hal tersebut
terjadi karena tubuh akan merespon seolah-olah terjadi
infeksi. Meskipun begitu, vaksin sejauh ini tidak virulen
sebagaimana agen "sebenarnya", dan maka dari itu
harus diperkuat dengan vaksinasi ulang beberapa kali
tiap tahun. Suatu cara untuk mengatasi hal ini adalah
dengan vaksinasi DNA. DNA yang menyandi suatu
bagian virus atau bakteri yang dapat dikenali oleh sistem
kekebalan dimasukkan dan diekspresikan dalam sel
manusia/hewan. Sel-sel ini selanjutnya menghasilkan
toksoid agen penginfeksi, tanpa pengaruh berbahaya
lainnya. Pada tahun 2003, vaksinasi DNA masih dalam
percobaan, namun menunjukkan hasil yang
menjanjikan.

169
VAKSIN DAN IMUNISASI

Pemberantasan penyakit: Berbagai penyakit seperti polio


telah dapat dikendalikan di negara-negara maju dan
juga Indonesia melalui penggunaan vaksin secara
massal (rubella dilaporkan telah musnah dari AS). Cacar
nanah telah berhasil dimusnahkan dari seluruh dunia,
makanya tidak ada lagi vaksinasi cacar nanah (harap
bedakan dengan cacar air). Sepanjang mayoritas
masyarakat telah diimunisasi, penyakit infeksi akan
sulit mewabah. Pengaruh ini disebut kekebalan
kelompok.

Beberapa kalangan, terutama yang melakukan praktik


pengobatan alternatif, menolak untuk mengimunisasi
dirinya atau keluarganya, berdasarkan keyakinan
bahwa efek samping vaksin merugikan mereka. Para
pendukung vaksinasi rutin menjawab dengan
mengatakan bahwa efek samping vaksin yang telah
berizin, jika ada, jauh lebih kecil dibandingkan dengan
akibat infeksi penyakit, atau sangat jarang, dan
beranggapan bahwa hitungan untung/rugi haruslah
berdasarkan keuntungan terhadap kemanusiaan secara
keseluruhan, bukan hanya keuntungan pribadi yang
diimunisasi. Risiko utama rubella, misalnya, adalah
terhadap janin wanita hamil, tetapi risiko ini dapat
secara efektif dikurangi dengan imunisasi anak-anak
agar tidak menular kepada wanita hamil.

8. Sistem pemberian vaksin

Terdapat beberapa cara baru dalam pengembangan


pada sistem pemberian vaksin, yang diharapkan akan
lebih efisien dalam pemberiannya. Metode-metode yang

170
VAKSIN DAN IMUNISASI

mungkin termasuk liposome dan ISCOM (immune


stimulating complex).[24] Sistem pemberian vaksin yang
baru adalah pemberian melalui oral, seperti vaksin polio
(juga vaksin kolera). Dengan pemberian melalui oral,
maka tidak ada risiko mengkontaminasi darah. Vaksin
oral padatan telah terbukti lebih stabil dan tak perlu
terlalu dibekukan; kestabilan mengurangi kebutuhan
pendinginan terus menerus, yang biasanya pada
rentang suhu tertentu tergantung produsennya, yang
pada akhirnya mengurangi biaya keseluruhan.[25] Vaksin
tanpa menggunakan jarum (dengan nanopatch) juga
sedang dikembangkan oleh WHO.

9. Bahan

Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah


dilemahkan, sehingga tidak menimbulkan penyakit.
Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil-
hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa
virus). Vaksin akan mempersiapkan sistem imun
manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan
patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin.
Vaksin juga bisa membantu sistem imun untuk
melawan sel-sel (kanker). Saat ini telah terdapat
berbagai macam vaksin untuk bermacam-macam
penyakit, walaupun demikian masih ada vaksin untuk
beberapa penyakit penting, seperti vaksin untuk
malaria, HIV atau demam berdarah.

171
VAKSIN DAN IMUNISASI

C. Imunisasi

1. Pengertian

Imunisasi adalah proses untuk membuat seseorang


imun atau kebal terhadap suatu penyakit. Proses ini
dilakukan dengan pemberian vaksin yang merangsang
sistem kekebalan tubuh agar kebal terhadap penyakit
tersebut.

Bayi yang baru lahir memang sudah memiliki antibodi


alami yang disebut kekebalan pasif. Antibodi tersebut
didapatkan dari ibunya saat bayi masih di dalam
kandungan. Akan tetapi, kekebalan ini hanya dapat
bertahan beberapa minggu atau bulan saja. Setelah itu,
bayi akan menjadi rentan terhadap berbagai jenis
penyakit. Imunisasi bertujuan untuk membangun
kekebalan tubuh seseorang terhadap suatu penyakit,
dengan membentuk antibodi dalam kadar tertentu. Agar
antibodi tersebut terbentuk, seseorang harus diberikan
vaksin sesuai jadwal yang telah ditentukan. Jadwal
imunisasi tergantung jenis penyakit yang hendak
dicegah. Sejumlah vaksin cukup diberikan satu kali,
tetapi ada juga yang harus diberikan beberapa kali, dan
diulang pada usia tertentu. Vaksin dapat diberikan
dengan cara disuntik atau tetes mulut.

2. Imunisasi Rutin Lengkap di Indonesia

Kini, konsep imunisasi di Indonesia diubah dari


imunisasi dasar lengkap menjadi imunisasi rutin
lengkap. Imunisasi rutin lengkap atau imunisasi wajib

172
VAKSIN DAN IMUNISASI

terdiri dari imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan,


dengan rincian sebagai berikut:

a. Imunisasi dasar

1) Usia 0 bulan: 1 dosis hepatitis B

2) Usia 1 bulan: 1 dosis BCG dan polio

3) Usia 2 bulan: 1 dosis DPT, hepatitis B, HiB,


dan polio

4) Usia 3 bulan: 1 dosis DPT, hepatitis B, HiB,


dan polio

5) Usia 4 bulan: 1 dosis DPT, hepatitis B, HiB,


dan polio

6) Usia 9 bulan: 1 dosis campak/MR

b. Imunisasi lanjutan

1) Usia 18-24 bulan: 1 dosis DPT, hepatitis B,


HiB, dan campak/MR

2) Kelas 1 SD/sederajat: 1 dosis campak dan DT

3) Kelas 2 dan 5 SD/sederajat: 1 dosis Td

Mengenai cakupan imunisasi, data Kementerian


Kesehatan menyebutkan, sekitar 91% bayi di Indonesia
pada tahun 2017 telah mendapatkan imunisasi dasar
lengkap. Angka ini masih sedikit di bawah target renstra
(rencana strategis) tahun 2017, yaitu sebesar 92 persen.
Sembilan belas dari 34 provinsi di Indonesia juga belum
mencapai target renstra. Papua dan Kalimantan Utara
menempati tempat terendah dengan capaian kurang
dari 70%.

173
VAKSIN DAN IMUNISASI

Berdasarkan data tersebut, diketahui juga bahwa


hampir 9% atau lebih dari 400.000 bayi di Indonesia
tidak mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap.
Sedangkan untuk cakupan imunisasi lanjutan,
persentase anak usia 12-24 bulan yang telah
mendapatkan imunisasi DPT-HB-HiB tahun 2017
mencapai sekitar 63 persen. Angka ini telah melampaui
target renstra 2017 sebesar 45 persen. Sedangkan
persentase anak yang mendapatkan imunisasi
campak/MR tahun 2017, sebesar 62 persen. Jumlah ini
masih jauh dari target renstra 2017 sebesar 92 persen.

Selain beberapa jenis vaksin di atas, kini vaksin COVID-


19 juga tengah dikembangkan dan diteliti. Perlu
diketahui bahwa imunisasi memang tidak memberikan
perlindungan 100 persen pada anak. Anak yang telah
diimunisasi masih mungkin terserang suatu penyakit,
namun kemungkinannya jauh lebih kecil, yaitu hanya
sekitar 5-15 persen. Hal ini bukan berarti imunisasi
tersebut gagal, tetapi karena memang perlindungan
imunisasi sekitar 80-95 persen.

3. Efek Samping Imunisasi

Pemberian vaksin dapat disertai efek samping atau


kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), antara lain
demam ringan sampai tinggi, nyeri dan bengkak pada
area bekas suntikan, dan agak rewel. Namun demikian,
reaksi tersebut akan hilang dalam 3-4 hari. Bila anak
mengalami KIPI seperti di atas, Anda dapat memberi
kompres air hangat, dan obat penurun panas tiap 4 jam.
Cukup pakaikan anak baju yang tipis, tanpa diselimuti.

174
VAKSIN DAN IMUNISASI

Di samping itu, berikan ASI lebih sering, disertai nutrisi


tambahan dari buah dan susu. Bila kondisinya tidak
membaik, segera periksakan anak ke dokter.

Selain reaksi di atas, sejumlah vaksin juga dapat


menimbulkan reaksi alergi parah hingga kejang. Namun
demikian, efek samping tersebut tergolong jarang.
Penting diingat bahwa manfaat imunisasi pada anak
lebih besar dari efek samping yang mungkin muncul.
Penting untuk memberitahu dokter bila anak pernah
mengalami reaksi alergi setelah pemberian vaksin. Hal
ini guna mencegah timbulnya reaksi berbahaya, yang
bisa disebabkan oleh pemberian vaksin berulang.

4. Jenis Imunisasi di Indonesia

Berikut ini adalah vaksin yang direkomendasikan oleh


Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam program
imunisasi:

a. Hepatitis B

Vaksin ini diberikan untuk mencegah infeksi hati


serius, yang disebabkan oleh virus hepatitis B.
Vaksin hepatitis B diberikan dalam waktu 12 jam
setelah bayi lahir, dengan didahului suntik vitamin
K, minimal 30 menit sebelumnya. Lalu, vaksin
kembali diberikan pada usia 2, 3, dan 4 bulan.
Vaksin hepatitis B dapat menimbulkan efek
samping, seperti demam serta lemas. Pada kasus
yang jarang terjadi, efek samping bisa berupa gatal-
gatal, kulit kemerahan, dan pembengkakan pada
wajah.

175
VAKSIN DAN IMUNISASI

b. Polio

Polio merupakan penyakit menular yang


disebabkan oleh virus. Pada kasus yang parah,
polio dapat menimbulkan keluhan sesak napas,
kelumpuhan, hingga kematian. Imunisasi polio
pertama kali diberikan saat anak baru dilahirkan
hingga usia 1 bulan. Kemudian, vaksin kembali
diberikan tiap bulan, yaitu saat anak berusia 2, 3,
dan 4 bulan. Untuk penguatan, vaksin bisa
kembali diberikan saat anak mencapai usia 18
bulan. Vaksin polio juga bisa diberikan untuk
orang dewasa dengan kondisi tertentu. Vaksin
polio bisa menimbulkan demam hingga lebih dari
39 derajat Celsius. Efek samping lain yang dapat
terjadi meliputi reaksi alergi seperti gatal-gatal,
kulit kemerahan, sulit bernapas atau menelan,
serta bengkak pada wajah.

c. BCG

Vaksin BCG diberikan untuk mencegah


perkembangan tuberkulosis (TB), penyakit infeksi
serius yang umumnya menyerang paru-paru. Perlu
diketahui bahwa vaksin BCG tidak dapat
melindungi orang dari infeksi TB. Akan tetapi, BCG
bisa mencegah infeksi TB berkembang ke kondisi
penyakit TB yang serius seperti meningitis TB.

Vaksin BCG hanya diberikan satu kali, yaitu saat


bayi baru dilahirkan, hingga usia 2 bulan. Bila
sampai usia 3 bulan atau lebih vaksin belum
diberikan, dokter akan melakukan uji tuberculin

176
VAKSIN DAN IMUNISASI

atau tes Mantoux terlebih dahulu, untuk melihat


apakah bayi telah terinfeksi TB atau belum. Vaksin
BCG akan menimbulkan bisul pada bekas
suntikan dan muncul pada 2- 6 minggu setelah
suntik BCG. Bisul bernanah tersebut akan pecah,
dan meninggalkan jaringan parut. Sedangkan efek
samping lain, seperti anafilaksis, sangat jarang
terjadi.

d. DPT

Vaksin DPT merupakan jenis vaksin gabungan


untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, dan
tetanus. Difteri merupakan kondisi serius yang
dapat menyebabkan sesak napas, paru-paru
basah, gangguan jantung, bahkan kematian. Tidak
jauh berbeda dengan difteri, pertusis atau batuk
rejan adalah penyakit batuk parah yang dapat
memicu gangguan pernapasan, paru-paru basah
(pneumonia), bronkitis, kerusakan otak, hingga
kematian. Sedangkan tetanus adalah penyakit
berbahaya yang dapat menyebabkan kejang, kaku
otot, hingga kematian. Pemberian vaksin DPT
harus dilakukan empat kali, yaitu saat anak
berusia 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin dapat kembali
diberikan pada usia 18 bulan dan 5 tahun sebagai
penguatan. Kemudian, pemberian vaksin lanjutan
dapat diberikan pada usia 10-12 tahun, dan 18
tahun. Efek samping yang muncul setelah
imunisasi DPT cukup beragam, di antaranya
adalah radang, nyeri, tubuh kaku, serta infeksi.

177
VAKSIN DAN IMUNISASI

e. Hib

Vaksin Hib diberikan untuk mencegah infeksi


bakteri Haemophilus influenza tipe B. Infeksi
bakteri tersebut dapat memicu kondisi berbahaya,
seperti meningitis (radang selaput otak),
pneumonia (paru-paru basah), septic arthritis
(radang sendi), serta perikarditis (radang pada
lapisan pelindung jantung). Imunisasi Hib
diberikan 4 kali, yaitu saat anak berusia 2 bulan, 3
bulan, 4 bulan, dan dalam rentang usia 15-18
bulan. Sebagaimana vaksin lain, vaksin Hib juga
dapat menimbulkan efek samping, antara lain
demam di atas 39 derajat Celsius, diare, dan nafsu
makan berkurang.

f. Campak

Campak adalah infeksi virus pada anak yang


ditandai dengan beberapa gejala, seperti demam,
pilek, batuk kering, ruam, serta radang pada mata.
Imunisasi campak diberikan saat anak berusia 9
bulan. Sebagai penguatan, vaksin dapat kembali
diberikan pada usia 18 bulan. Tetapi bila anak
sudah mendapatkan vaksin MMR, pemberian
vaksin campak kedua tidak perlu diberikan.

g. MMR

Vaksin MMR merupakan vaksin kombinasi untuk


mencegah campak, gondongan, dan rubella
(campak Jerman). Tiga kondisi tersebut
merupakan infeksi serius yang dapat
menyebabkan komplikasi berbahaya, seperti

178
VAKSIN DAN IMUNISASI

meningitis, pembengkakan otak, hingga hilang


pendengaran (tuli). Vaksin MMR diberikan saat
anak berusia 15 bulan, kemudian diberikan lagi
pada usia 5 tahun sebagai penguatan. Imunisasi
MMR dilakukan dalam jarak minimal 6 bulan
dengan imunisasi campak. Namun bila pada usia
12 bulan anak belum juga mendapatkan vaksin
campak, maka dapat diberikan vaksin MMR.
Vaksin MMR dapat menyebabkan demam lebih dari
39 derajat Celsius. Efek samping lain yang dapat
muncul adalah reaksi alergi seperti gatal, gangguan
dalam bernapas atau menelan, serta bengkak pada
wajah. Banyak beredar isu negatif seputar
imunisasi, salah satunya adalah isu vaksin MMR
yang dapat menyebabkan autisme. Isu tersebut
sama sekali tidak benar. Hingga kini tidak
ditemukan kaitan yang kuat antara imunisasi
MMR dengan autisme.

h. PCV

Vaksin PCV (pneumokokus) diberikan untuk


mencegah pneumonia, meningitis, dan septikemia,
yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus
pneumoniae. Pemberian vaksin harus dilakukan
secara berangkai, yaitu saat anak berusia 2, 4, dan
6 bulan. Selanjutnya pemberian vaksin kembali
dilakukan saat anak berusia 12-15 bulan. Efek
samping yang mungkin timbul dari imunisasi PCV,
antara lain adalah pembengkakan dan kemerahan
pada bagian yang disuntik, yang disertai demam
ringan.

179
VAKSIN DAN IMUNISASI

i. Rotavirus

Imunisasi ini diberikan untuk mencegah diare


akibat infeksi rotavirus. Vaksin rotavirus diberikan
3 kali, yaitu saat bayi berusia 2, 4, dan 6 bulan.
Sama seperti vaksin lain, vaksin rotavirus juga
menimbulkan efek samping. Pada umumnya, efek
samping yang muncul tergolong ringan, seperti
diare ringan, dan anak menjadi rewel.

j. Influenza

Vaksin influenza diberikan untuk mencegah flu.


Vaksinasi ini bisa diberikan pada anak berusia 6
bulan dengan frekuensi pengulangan 1 kali tiap
tahun, hingga usia 18 tahun. Efek samping
imunisasi influenza, antara lain demam, batuk,
sakit tenggorokan, nyeri otot, dan sakit kepala.
Pada kasus yang jarang, efek samping yang dapat
muncul meliputi sesak napas, sakit pada telinga,
dada terasa sesak, atau mengi.

k. Tifus

Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit


tifus, yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
typhi. Pemberian vaksin tifus dapat dilakukan saat
anak berusia 2 tahun, dengan frekuensi
pengulangan tiap 3 tahun, hingga usia 18 tahun.
Meskipun jarang, vaksin tifus dapat menimbulkan
sejumlah efek samping, seperti diare, demam, mual
dan muntah, serta kram perut.

180
VAKSIN DAN IMUNISASI

l. Hepatitis A

Sesuai namanya, imunisasi ini bertujuan untuk


mencegah hepatitis A, yaitu penyakit peradangan
hati yang disebabkan oleh infeksi virus. Vaksin
hepatitis A harus diberikan 2 kali, pada rentang
usia 2-18 tahun. Suntikan pertama dan kedua
harus berjarak 6 bulan atau 1 tahun. Vaksin
hepatitis A dapat menimbulkan efek samping
seperti demam dan lemas. Efek samping lain yang
tergolong jarang meliputi gatal-gatal, batuk, sakit
kepala, dan hidung tersumbat.

m. Varisela

Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit


cacar air, yang disebabkan oleh virus Varicella
zoster. Imunisasi varisela dilakukan pada anak
usia 1-18 tahun. Bila vaksin diberikan pada anak
usia 13 tahun ke atas, vaksin diberikan dalam 2
dosis, dengan jarak waktu minimal 4 minggu. 1
dari 5 anak yang diberikan vaksin varisela
mengalami nyeri dan kemerahan pada area yang
disuntik. Vaksin varisela juga dapat menimbulkan
ruam kulit, tetapi efek samping ini hanya terjadi
pada 1 dari 10 anak.

n. HPV

Vaksin HPV diberikan kepada remaja perempuan


untuk mencegah kanker serviks, yang umumnya
disebabkan oleh virus Human papillomavirus.
Vaksin HPV diberikan 2 atau 3 kali, mulai usia 10
hingga 18 tahun. Umumnya, vaksin HPV

181
VAKSIN DAN IMUNISASI

menimbulkan efek samping berupa sakit kepala,


serta nyeri dan kemerahan pada area bekas
suntikan. Akan tetapi, efek samping tersebut akan
hilang dalam beberapa hari. Pada kasus yang
jarang, penerima vaksin HPV dapat mengalami
demam, mual, dan gatal atau memar di area bekas
suntikan.

o. Japanese encephalitis

Japanese encephalitis (JE) adalah infeksi virus


pada otak, yang menyebar melalui gigitan nyamuk.
Pada umumnya, JE hanya menimbulkan gejala
ringan seperti flu. Tetapi pada sebagian orang, JE
dapat menyebabkan demam tinggi, kejang, hingga
kelumpuhan. Vaksin JE diberikan mulai usia 1
tahun, terutama bila tinggal atau bepergian ke
derah endemis JE. Vaksin dapat kembali diberikan
1-2 tahun berikutnya untuk perlindungan jangka
panjang.

p. Dengue

Imunisasi dengue dilakukan untuk mengurangi


risiko demam berdarah, yang disebarkan oleh
nyamuk Aedes aegypti. Vaksin dengue diberikan 3
kali dengan interval 6 bulan, pada usia 9 hingga 16
tahun.

182
183
BAB 16
Vitamin dan Mineral

A. Latar Belakang

Vitamin bersal dari bahasa Inggris: vital amine. Vitamin


adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil
yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap
organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Nama
vitamin berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang
artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu
gugus fungsi yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada
awalnya vitamin dianggap demikian. Banyak vitamin yang
sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi
enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor
dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada
dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat
bertumbuh dan berkembang secara normal.

Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk


dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin
tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin,
riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6,
vitamin B12, dan folat). Vitamin memiliki peranan yang
sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D
dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif.
Sumber berbagai vitamin ini dapat berasal dari makanan,
seperti, dan suplemen makanan.

184
VITAMIN DAN MINERAL

Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat


pula memberikan manfaat kesehatan. Buah buahan, dan
sayuran jika kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh
dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan
vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini
diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan
terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah
avitaminosis. Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin
A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu,
asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karea dapat
menyebabkan gangguan metabolism pada tubuh.

B. Terminologi Vitamin

1. Pengertian Vitamin

Vitamin adalah zat biokimia yang dibutuhkan dalam


jumlah kecil agar sehat dan mampu melakukan yang
terbaik. Manusia dapat mengkonsumsi satu pon atau
lebih karbohidrat, serta beberapa gram protein untuk
memenuhi kebutuhan dalam satu hari untuk
beraktivitas. Namun vitamin, diukur dalam miligram
atau bahkan mikrogram. Itu sebabnya ahli gizi
menyebut lemak, karbohidrat, dan protein sebagai
makronutrien sedang vitamin dan mineral sebagai
mikronutrien.

Vitamin penting karena tubuh tidak dapat memproduksi


vitamin namun membutuhkan vitamin agar tetap sehat.
Idealnya, seeorang harus mendapatkan vitamin dari
makanan, tetapi jika tidak mendapatkan jumlah vitamin
yang cukup dari makanan, dapat dengan menambah

185
VITAMIN DAN MINERAL

suplementasi vitamin. Vitamin diklasifikasikan


berdasarkan kelarutan:

a. Vitamin larut dalam lemak:

Vitamin A, D, E, dan K. Secara kimia, vitamin larut


lemak tidak dapat larut atau bercampur dengan
air, tetapi mereka larut dalam lemak. Vitamin yang
larut dalam lemak disimpan dan dipertahankan
untuk waktu yang lama di dalam tubuh.

b. Vitamin larut dalam air:

Vitamin C dan kompleks dari delapan vitamin B


(thiamin, riboflavin, B6, niasin, asam folat, B12,
biotin, dan asam pantotenat). Zat gizi ini larut atau
mudah bercampur dengan airsehingga lebih
mudah dikeluarkan dari dalam tubuh (biasanya
melalui urin).

2. Fungsi Vitamin

Vitamin dan mineral merupakan zat gizi yang esensial


utuk menjaga fungsi metabolisme tubuh, termasuk
membentuk sel darah. Karena darah tidak dapat
dibentuk oleh sel tubuh manusia, sehingga dibutuhkan
peran aktif vitamin dan mineral dalam
pembentukannya. Jika seseorang kurang vitamin dan
mineral, maka sel darah ini akan terganggu
pembentukannya. Sehingga akibatnya bisa
menimbulkan kurang darah, atau anemia yang
membuat seseorang menjadi lemah dan cepat lelah.
Tubuhnya untuk melakukan fungsi tersebut.

186
VITAMIN DAN MINERAL

Selain fungsi membentuk sel darah, vitamin dan mineral


juga memiliki fungsi penting lainnya bagi kesehatan
tubuh, yaitu, katalisator proses metabolisme tubuh atau
energi, koenzym, antioksidan, neurotopik atau pengatur
pelepasan sistem neurotransmitter, sistem imunitas
memproduksi hormon, dan sebagai pembantu
regenerasi sel. dia menjelaskan mineral terbanyak dalam
tubuh manusia adalah kalsium. Karenanya, asupan
kalsium dalam tubuh harus terpenuhi dengan baik, agar
tidak menimbulkan masalah yang berhubungan dengan
defiensi kalsium seperti osteoporosis.

3. Dampak Vitamin

Beberapa dampak kekurangan vitamin dan mineral,


antara lain orang gampang lelah karena produksi
energinya tidak efisien, karena defisit mineral dan
vitamin sehingga pembentukan energi tidak cukup.
Vitamin dan mineral sendiri bisa membentuk energi
dalam sel tubuh manusia yang disebut mitochondria.
Dampak yang yang lain, yaitu kekurangan mineral dan
vitamin bisa kekurangan enzym tubuh yang berfungsi
untuk mencerna makanan atau yang disebut koenzym.
Sehingga makanan sulit dicerna dan menyebabkan
nutrisi makanan tidak terserap dengan baik oleh tubuh.
Kemudian, kekurangan vitamin dan mineral juga dapat
membuat masalah syaraf dalam tubuh manusia.
Alasannya karena vitamin dan mineral berfungsi untuk
mnghantar syaraf dalam tubuh atau sebagai sarana
pelepasan neurotransmitter ke semua sistem syaraf
dalam tubuh. Jika kekurangan vitamin dan mineral,
maka ketika otak memerintahkan tangan untuk

187
VITAMIN DAN MINERAL

bergerak, dia akan sulit mendengar perintahnya, karena


syaraf bermasalah.

Vitamin terbaik yang dibutuhkan manusia adalah yang


berasal dari makanan. Seperti dari buah dan sayuran.
Sementara, untuk vitamin dan mineral yang berasal dari
suplemen atau multivitamin, sebaiknya sebagai
pelengkap saja, bukan sebagai sumber asupan utama,
karena vitamin dan mineral yang alami memiliki
kandungan yang lebih murni dan cepat terserap oleh
tubuh manusia. Selain itu sayuran dan buah-buahan
minim dari proses kimiawi yang bisa memengaruhi
kualitas dari vitamin dan mineral itu sendiri.

Vitamin dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu


yang larut dalam air (vitamin B kompleks dan vitamin C)
dan yang larut dalam minyak/lemak (A, D, E dan K).
Peranan vitamin secara lebih lengkap akan dibahas
dalam modul mengenai metabolisme vitamin; di bawah
ini hanya akan diutarakan secara garis besar. Vitamin
B1 (tiamin) berperan dalam metabolisme karbohidrat
untuk pembentukan energi (sebagai ko-enzin).

Kekurangan vitamin B1 dapat menimbulkan kurang


nafsu makan, cepat merasa lelah, kerusakan pembuluh
darah, sel syaraf, dan menimbulkan penyakit beri-beri.
Vitamin B2 (riboflavin) berperan dalam metabolisme
karbohidrat, asam amino, dan asam lemak, yaitu
sebagai ko-enzim dari flavin enzim. Kekurangan vitamin
B2 dapat menimbulkan rasa lelah, ketidakmampuan
untuk bekerja, dan perubahan bibir pada bagian yang
kulitnya keras. Kekurangan yang berlanjut dapat

188
VITAMIN DAN MINERAL

mengurangi ketajaman penglihatan dan mata cepat


lelah. Kekurangan vitamin B12 dan asam folat dapat
menyebabkan timbulnya anemia. Sebagian anemia gizi
pada wanita hamil disebabkan karena kekurangan asam
folat.

C. Mineral

Adalah zat yang ditemukan secara alami dalam kerak bumi,


dan beberapa dari mereka, seperti vitamin, sangat penting
untuk kesehatan dan hanya dapat diperoleh dari apa yang
dimakan dan minum. Mineral esensial memiliki 2 subclass:

1. Mineral mayor:

Mineral yang dibutuhkan dalam jumlah 100 mg atau


lebih. Contohnya natrium, kalium, kalsium, fosfor, dan
magnesium.

2. Trace mineral:

Mineral yang dibutuhkan dalam jumlah yang lebih kecil,


biasanya kurang dari 20 mg per hari. Contohnya zat
besi, seng, tembaga, selenium, dan kromium. Penting
agar tubuh berfungsi secara optimal.

Berlawanan dengan kepercayaan yang beredar di


masyarakat, vitamin dan mineral tidak memberi energi,
tetapi mereka memainkan peran kunci dalam
metabolisme karbohidrat dan lemak yang merupakan
bahan bakar utama otot selama latihan/beraktifitas.
Mineral juga terlibat dalam perbaikan dan
pembangunan protein otot sebagai respon dari latihan.
Proses metabolisme seperti metabolisme energi dan

189
VITAMIN DAN MINERAL

sintesis protein, diatur oleh regulator biokimia dalam


tubuh yangdikenal sebagai enzim metabolik.

Enzim ini memerlukan koenzim atau kofaktor untuk


berfungsi dengan baik. Banyak vitamin B berfungsi
sebagai kofaktor untuk enzim metabolik. Jika vitamin B
dalam diet memadai, maka enzim metabolic untuk dapat
melakukan pekerjaannya. Tetapi jika asupan
mikronutrien tertentu tidak mencukupi, maka enzim
tidak dapat berfungsi secara optimal laiknya motor
dengan busi yang kotor. Jika memeriksa tabel vitamin
dan mineral di bawah ini, Anda akan melihat bahwa
mikronutrien terlibat dalam segala macam reaksi
biokimia yang terjadi dalam tubuh Anda setiap menit
setiap hari.

Mikronutrien mendukung pertumbuhan dan


perkembangan, kontraksi otot, keseimbangan cairan,
fungsi saraf, metabolisme energi, memperbaiki jaringan,
metabolisme tulang, transportasi oksigen ke seluruh
tubuh, dan fungsi kekebalan tubuh. Membuat
keseimbangan, karena vitamin dan mineral melakukan
fungsi yang penting, jika mengkonsumsi sejumlah
mikronutrien akan berdampak baik, maka
mengkonsumsi jumlah yang lebih banyak akan lebih
baiklagi.

Terus menerus mengkonsumsi diet rendah kalori,


kesehatan dan kinerja akhirnya akan menurun.
Sebaliknya, jika mengonsumsi secara teratur
mengkonsumsi terlalu banyak kalori, Anda akhirnya
akan menjadi gemuk, dan kemampuan untuk

190
VITAMIN DAN MINERAL

beraktifitas pun akan menurun. Tapi jika secara


konsisten mencukupi kebutuhan kalori yang
dibutuhkan tubuh, maka telah mencapai keseimbangan
energi yang memungkinkan untuk beraktifitas secara
optimal.

Jika asupan terlalu rendah secara terus-menerus,


fungsi metabolik tubuh maupun kemampuan
beraktifitas tidak akan optimal. Sebaliknya, jika terlalu
banyak mengkonsumsi mikronutrien ini, tubuh dapat
mengembangkan gejala-gejala keracunan yang dapat
mengganggu organ-organ tubuh, dan bahkan lebih
buruk, menimbulkan ganguan kesehatan/sakit. Tetapi
jika secara konsisten mengkonsumsi vitamin dan
mineral dalam jumlah yang cukup, maka tubuh
memiliki dasar mikronutrien yang kokoh yang
memungkinkan untuk menjadi sehat, dan beraktifitas.

Apakah atlet membutuhkan lebih banyak zat gizi?


Seseorang atlet membakar ratusan kalori tambahan
setiap hari dan membuang kilogram dari berat badan
melalui keringat, maka tubuh memerlukan
mikronutrien yang relative lebih banyak dari orang
kebanyakkan.

Para peneliti telah menyelidiki terkait beberapa


mikronutrien yang berbeda. Vitamin B sebagai contoh:
Aktivitasfisik pasti berakibat pada pembakaran kalori,
maka tubuh memiliki kebutuhan yang lebih tinggi untuk
vitamin B, yang berfungsi sebagai kofaktor dalam
metabolisme energi. Ternyata, bukti menunjukkan
bahwa kebutuhan vitamin B atlet memang sedikit lebih

191
VITAMIN DAN MINERAL

besar dibanding orang biasa. Namun, sebagian besar


atlet yang membakar lebih banyak kalori juga cenderung
untuk makan lebih banyak makanan, dan yang
tampaknya menutupi kebutuhan akan vitamin B
tambahan.

192
193
DAFTAR PUSTAKA

Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiologis Untuk Para


Medis,Cetakan kedua puluh Sembilan. Jakarta:PT. Gramedia
Pustaka Utama,2006.p. 141-142.2
Wenzel SE, Larsen GL. Assessment of lung function: pulmonary
function testing. In: Bierman CW, Pearlman DS, Shapiro GG,
Busse WW, editors. Allergy, asthma, and immunology from
infancy to adulthood. Philadelphia: WB Saunders Co; 1996. p.
156-72.3 Guyton, A.C.Ventilasi Paru-paru. In:
Buku Teks Fisiologi Kedokteran.Jakarta: EGC, 1983.p. 1-
13.4.Satoto, Karjati, S.,
Darmojo, B., Tjokroprawiro, A., Kodyat, BA. Kegemukan, Obesitas
dan Penyakit Degeneratif: Epidemiologi dan Strategi
Penanggulangannya, Dalam: Widyakarya Nasional Pangan dan
Gizi VI tahun 1998. Jakarta: LIPI, 1998. p. 787 –808.5.
WHO2000.Obesity: Preventing and Managing The Global Epidemic,
WHO Technical Report Series Geneva 2000; 894.6.World Heath
Organization, 2010.
Global Recommendations on Physical Activity for Health. Geneva,
Switzerland : WHO Press, 10. 7.
Sukmaningtiyas H, Pudjonarko D, Basjar E. Pengaruh Latihan
Aerobik dan Anaerobik terhadap Sistem Kardiovaskuler dan
Kecepatan Reaksi. MediaMedika Indonesia, 2004; 39 : p. 74-
79.8.
Bompa, O.T. Theory and Methodology of Training. Dubuque, Iowa:
Kendal/Hunt Publishing Company:1990.9.Bloomfield, john,
Ackland and Elliot Bruce C.Applied Anatomy andBiomechanics
in sport. Melbourne:Blackell scientific
Publications,1994.10.Atan T, Akyol P,Cebi M.
Comparison of Respiratory Functions of Athletes Engaged in
Different Sports Branches. Turkish Journal of Sport And
Exercise 2012;14:p. 76-81.11.Price,S.A. Patofisiologi konsep
klinis proses-proses penyakit =pathophysiology clinical
concepts of disease proccesses/ Sylvia Anderson
Price, Lorraine McCarty Wilson; alih bahasa, Peter Anugerah;
editor, Caroline Wijaya. –Ed. 4-Jakarta: EGC; 1995.12.
Rab, Tabrani. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Hipokrates,
1996.13.Murray, R.K., et al., 2003. Harper’s Illustrated

194
Biochemistry. Ed 26. USA : McGraw-Hill Companies,p.40-
47.14.
Miller MR, et al.American Thoracic Society/European Respiratory
Society Task Force: Standardization of spirometry. Eur Resp J.
2005;26:p.319-338.15.Lung function test[Internet]. 2011 [cited
2015January30]. Available from:
http://www.webmd.com/lung/lung-function-tests?page=2.
16.Dorland, W.A.

195
Tentang Penulis
Sri Handayani

Penulis lahir di Binjai, Sumatera Utara dari orang tua


H.Harun Abdullah dan Hj. Khairani, Arahap. SD dan SMP
ditempuh di MUhammadiyah Binjai. Memulai kariernya
sebagai perawat Unit Gawat Darurat (UGD) di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta pada tahun 1983 sampai 1994, dan sebagai
dosen di AKPER ‘Aisyiyah Yogyakarta pada tahun 1990 yang kemudian
konversi menjadi STIKes ‘Aisyiyah sampai tahun 2004.
Riwayat pendidikan: melanjutkan pendidikan Sarjana keperawatan dan
Ners di S.1 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Selain itu penulis
juga pernah lulus Sekolah Bidan Program B di Sutopo Surabaya. Pasca
Sarjana S.2 pada tahun 2001 dan S3 di Universitas Gajah pada tahun
2015, kedokteran umum minat kesehatan reproduksi.
Sebagai dosen penulis juga aktif sebagai peneliti terutama di bidang
kesehatan reproduksi, pemberdayaan perempuan dan anak. Beberapa
penelitian yang telah dilakukan didanai oleh Kemenristek DIKTI.
Selain peneliti, penulis juga aktif menulis buku ber ISBN, buku-buku
yang telah diterbitkan antara lain : Ilmu Politik dalam Kebijakan
Kesehatan, Kperawatan Maternitas, Keperawatan Paliatif, Penelitian
dalam Kesehatan, Hikmah Puasa dalam Kesehatan, dan Kesehatan
Lansia.
Selain penulis buku, penulis juga aktif sebagai redaktur majalah Suara;
Aisyiyah (SA), penanggungjawab rubrik kesehatan ‘Aisyiyah (SA). Aktivis
dan aktif di bidang sosial/ormas.

Anda mungkin juga menyukai