MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN STRAIN AND SPRAIN
Disusun oleh :
Kelompok 3
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang atas izin dan
kuasaNya makalah dengan judul Asuhan Keperawatan Strain And Sprain dapat
diselesaikan.
Penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah sistem muskuloskeletal program studi ilmu keperawatan. Penyusunan
makalah terlaksana dengan baik berkat dukungan dari banyak pihak. Untuk itu,
pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
bersangkutan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ......................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Sprain and Strain ............................................................ 4
B. Etiologi Sprain and Strain ............................................................. 5
C. Klasifikasi Sprain and Strain ......................................................... 6
D. Patofisiologi Sprain and Strain...................................................... 6
E. Pathway Sprain and Strain ............................................................ 8
F. Manifestasi Klinis Sprain and Strain ............................................. 9
G. Pemeriksaan Penunjang Sprain and Strain .................................... 9
H. Penatalaksanaan Sprain and Strain ................................................ 10
I. Komplikasi Sprain and Strain ....................................................... 11
J. Pencegahan Sprain and Strain ....................................................... 12
K. Asuhan Keperawatan Sprain and Strain ........................................ 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
sekitar 15% sampai 50% (Aaron & Buford, 2015). sprain dan strain terjadi
lebih sering pada remaja dibandingkan pada anak-anak (Dowshen, 2014).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sprain and Strain?
2. Apa etiologi Sprain and Strain?
3. Bagaimana patofisiologi Sprain and Strain ?
4. Bagaimana manifestasi klinis Sprain and Strain?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang Sprain and Strain?
6. Bagaimana penatalaksaan Sprain and Strain?
7. Bagaimana komplikasi Sprain and Strain?
8. Bagaimana pencegahan Sprain and Strain?
9. Bagaimana pathway Sprain and Strain?
10. Bagaimana asuhan keperawatan Sprain and Strain?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien yang
mengalami Sprain and Strain.
2. Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan Sprain and
Strain.
2) Mahasiswa mampu mengetahui apa etiologi Sprain and Strain.
2
3) Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana patofisiologi Sprain and
Strain.
4) Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana manifestasi klinis Sprain
and Strain.
5) Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana pemeriksaan penunjang
Sprain and Strain.
6) Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana penatalaksaan Sprain and
Strain.
7) Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana komplikasi Sprain and
Strain.
8) Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana pencegahan Sprain and
Strain.
9) Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana pathway Sprain and Strain.
10) Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana asuhan keperawatan
Sprain and Strain.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis
Dalam penyusunan makalah ini dapat memberikan sumbangan pemikiran
dalam memperkaya wawasan bagi dunia pendidikan khususnya dunia
pendidikan ilmu keperawatan dan sebagai sumber informasi dalam
menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran.
2. Manfaat praktis
1) Bagi mahasiswa
Dapat menambah wawasan ilmu bagi mahasiswa yang lain, dan
dapat menambah pertimbangan referensi.
2) Bagi insititusi
Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas
lembaga pendidikan yang ada, termasuk para pendidik yang ada
didalamnya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
1. Sprain
Sprain adalah cedera struktur ligamen di sekitar sendi akibat gerakan
menjepit atau memutar. Sprain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau
kerobekan pada ligament (jaringan yang menghubungkan tulang dengan
tulang) atau kapsul sendi, yang memberikan stabilitas sendi. Kerusakan
yang parah pada ligament atau kapsul sendi dapat menyebabkan
ketidakstabilan pada sendi. Fungsi ligamen adalah menjaga stabilitas,
namun masih mampu melakukan mobilitas. Ligamen yang sobek akan
kehilangan kemampuan stabilitasnya. Pembuluh darah akan terputus dan
terjadilah edema, yaitu sendi terasa nyeri tekan dan gerakan sendi terasa
sangat nyeri (Brunner & Suddart,2001: 2355).
2. Strain
Strain merupakan tarikan otot akibat penggunaan dan peregangan yang
berlebihan atau stres lokal yang berlebihan (Arif Muttaqin, 2008: 69).
Strain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada
struktur muskulo-tendinous (otot dan tendon).
Strain akut pada struktur muskulo-tendinous terjadi pada persambungan
antara otot dan tendon. Strain adalah tarikan otot akibat penggunaan
berlebihan, peregangan berlebihan, atau stres yang berlebihan. Strain adalah
4
robekan mikroskopis tidak komplet dengan perdarahan kedalam jaringan
(Brunner & Suddart, 2001: 2355).
B. Etiologi
1. Penyebab terjadinya sprain
a. Penggunaan daya yang berlebihan atau tekanan berulang-ulang
sehingga terjadi tendonitis atau peradangan pada tendon.
b. Umur
c. Terjatuh atau kecelakaan
d. Pukulan
e. Tidak melakukan pemanasan
2. Penyebab terjadinya strain
a. Pada strain akut terjadi akibat otot yang keluar dan berkontraksi secara
mendadak.
b. Pada strain kronis terjadi secara berkala oleh karena penggunaaan yang
berlebihan / tekanan berulang-ulang, menghasilkan tendonitis
(peradangan pada tendon).
c. Trauma diakibatkan adanya benturan keras pada sendi dan
mengakibatkan dislokasi.
d. Terjatuh
5
e. Patologis mengakibatkan tear ligament dan kapsul articuler yang
merupakan penghubung tulang (Smeltzer Suzame, 2001).
C. Klasifikasi
1. Sprain
a. Tingkat I. Ditandai dengan sedikit hematoma dalam ligamentum dan
hanya beberapa serabut yang putus. Menimbulkan rasa nyeri tekan,
pembengkakan, dan sakit di daerah cedera.
b. Tingkat II. Ditandai dengan banyaknya serabut ligamentum yang putus,
sehingga menimbulkan rasa sakit, nyeri tekan, pembengkakan, efusi
atau adanya cairan yang keluar, dan biasanya tidak dapat menggerakkan
persendian tersebut.
c. Tingkat III. Ditandai dengan terputusnya semua ligamentum akibatnya
kedua ujung terpisah. Persendian tersebut akan terasa sakit, darah di
persendian, pembengkakan, tidak dapat bergerak, dan terdapat gerakan
abnormal.
2. Strain
a. Derajat I (Strain ringan). Cidera akibat penggunaan berlebih pada unit
muskulotendinous ringan yang berupa robekan ringan pada otot atau
ligament. Gejala yang timbul berupa nyeri lokal, meningkat bila bergerak
atau ada beban pada otot. Ditandai dengan adanya spasme otot ringan,
bengkak, dan gangguan kekuatan otot.
b. Derajat II (Strain sedang). Cedera pada unit muskulotendinous akibat
kontraksi berlebihan dengan gejala nyeri lokal, menigkat apabila
bergerak atau beban. Ditandai dengan spasme otot sedang, bengkak,
tenderness, gangguan kekuatan otot, dan kelamahan fungsi otot sedang.
c. Derajat III (Strain berat). Adanya tekanan berat sehingga mengakibatkan
robekan penuh pada otot dan ligament yang mengakibatkan
ketidakstabilan sendi. Gejala yang timbul berupa nyeri berat, dan
stabilisasi. Ditandai dengan spasme otot kuat, bengkak, tenderness, dan
gangguan kekuatan otot dan fungsi berat.
6
D. Patofisiologi
Sprain adalah terputusnya (avulsion) seluruh atau sebagian dari dan
disekeliling sendi, yang disebabkan oleh daya yang tidak semestinya,
pemelintiran atau mendorong / mendesak pada saat berolah raga atau aktivitas
kerja.
7
E. Pathway Sprain dan Strain Gerakan menjepit / memutar sendi (saat
Penggunaan berlebihan , peregangan terjatuh/kecelakaan), faktor usia, tidak
berlebihan , stres yang berlebihan, melakukan pemanasan sebelum olah raga,
Trauma diakibatkan adanya benturan
keras pada sendi
Cedera ligamen (sprain )
a. Terjatuh
Tarikan otot / Strain Odem Jaringan Ligamen robek
Infeksi
Robekan mikroskopis Pembuluh darah
terputus
dikirim ke hipotalamus
persepsi nyeri
Gg. Mobilitas
fisik
8
F. Manifestasi klinik
Tanda dan gejala yang mungkin timbul karena keseleo (sprain) meliputi :
1. Nyeri lokal (Khususnya pada saat menggerakkan sendi)
2. Pembengkakan dan rasa hangat akibat inflamasi
3. Gangguan mobilitas akibat rasa nyeri (yang baru terjadi beberapa jam
setelah cedera)
4. Perubahan warna kulit akibat ekstravasasi darah kedalam jaringan
sekitarnya
Jika otot atau tendon robek sepenuhnya, nyeri akut akan muncul dan
sulit bergerak.
G. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk melengkapi informasi yang
diperoleh dari anamnesis (wawancara dengan penderita) serta pemeriksaan
fisik. Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada kasus sprain dan stran
berupa CT scan (sinar X) untuk mengetahui bila ada cedera tulang seperti
Fraktur avulasi (Smeltzer & Bare 2001).
9
H. Penatalaksanaan Sprain dan Strain
Penatalaksanaan Farmakologi
1) Analgetik
Analgetik biasanya digunakan untuk klien yang mengalami nyeri. Berikut
contoh obat analgetik :
a) Aspirin: Kandungan : Asetosal 500mg ; Indikasi : nyeri otot ; Dosis dewasa
1tablet atau 3tablet perhari,anak > 5tahun setengah sampai
1tablet,maksimum 1 sampai 3tablet perhari.
b) Bimastan : Kandungan : Asam Mefenamat 250mg perkapsul, 500mg
perkaplet ; Indikasi : nyeri persendian, nyeri otot ; Kontra indikasi :
hipersensitif, tungkak lambung, asma, dan ginjal ; efeksamping : mual
muntah, agranulositosis, aeukopenia ; Dosis: dewasa awal 500mg lalu
250mg tiap 6jam.
c) Analsik : Kandungan : Metampiron 500mg, Diazepam 2mg ; Indikasi : nyeri
otot dan sendi ; Kontra indikasi : hipersensitif ; Efek samping :
agranulositosis ; Dosis : sesudah makan (dewasa 3xsehari 1 kaplet, anak
3xsehari 1/2kaplet).
2) Pemberian kodein (jika cedera berat)
3) Pemasangan pembalut elastis atau gips, atau jika keseleo berat, pemasangan
gips lunak atau bidai untuk imobilisasi sendi
4) Pembedahan yang segera dilakukan untuk mempercepat kesembuhan,
termasuk penjahitan kedua ujung potongan ligamen agar keduanya saling
merapat (pada sebagia altet).
1. Non Farmakologi
Menurut (Smeltzer & Bare 2001) :
a. RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation)
Prinsip utama penatalaksanaan sprain adalah mengurangi
pembengkakan dan nyeri yang terjadi. Langkah yang paling tepat sebagai
penatalaksanaan tahap awal (24-48 jam) adalah prinsip RICE (rest, ice,
compression, elevation), yaitu :
a. Rest (istirahat)
10
Kurangi aktifitas sehari-hari sebisa mungkin. Jangan menaruh
beban pada tempat yang cedera selama 48 jam. Dapat digunakan alat
bantu seperti crutch (penopang/penyangga tubuh yang terbuat dari kayu
atau besi) untuk mengurangi beban pada tempat yang cedera.
b. Ice (es)
Letakkan es yang sudah dihancurkan kedalam kantung plastik
atau semacamnya. Kemudian letakkan pada tempat yang cedera selama
maksimal 2 menit guna menghindari cedera karena dingin.
c. Compression (penekanan)
Untuk mengurangi terjadinya pembengkakan lebih lanjut, dapat
dilakukan penekanan pada daerah yang cedera. Penekanan dapat
dilakukan dengan perban elastis. Balutan dilakukan dengan arah dari
daerah yang paling jauh dari jantung ke arah jantung.
d. Elevation (peninggian)
Jika memungkinkan, pertahankan agar daerah yang cedera
berada lebih tinggi daripada jantung. Sebagai contoh jika daerah
pergelangan kaki yang terkena, dapat diletakkan bantal atau guling
dibawahnya supaya pergelangan kaki lebih tinggi daripada jantung.
Tujuan dari tindakan ini adalah agar pembengkakan yang terjadi dapat
dikurangi.
e. Latihan ROM.
I. Komplikasi
Strain dan sprain yang berulang dapat menyebabkanTendonitis dan
Perioritis , dan perubahan patologi adanya inflasi serta dapat mengganggu /
robeknya jaringan otot dan tendon dari intensitas ringan berat tergantung tipe
strain yang didapatkan. Strain dapat mengakibatkan patah tulang karena
robeknya ligament , membuat tulang menjadi kaku dan mudah patah bila
salah mobilisasi (Smeltzer & Bare,2001).
11
J. Pencegahan
Untuk membantu mencegah keseleo( Strain) dan ketegangan (sprain) , berikut
beberapa hal yang dapat dilakukan :
1. Hindari berolahraga yang berlebihan atau berolahraga saat lelah atau
kesakitan.
2. Makan makanan seimbang untuk menjaga otot tetap kuat.
3. Pertahankan berat badan yang sehat.
4. Cobalah untuk menghindari terjatuh / menghindari jalan yang dapat
menyebabkan terjatuh (misalnya dengan meletakkan pasir atau garam di
tempat yang dingin di tangga depan atau trotoar sehingga dapar
mencegah resiko jatuh).
5. Pakailah sepatu yang pas.
6. Ganti sepatu jika tinggi hak sepatu sudah berbeda antara kiri dan kanan.
7. Berolahraga setiap hari.
8. Lakukan pemanasan dan peregangan sebelum berolahraga.
9. Memakai alat pelindung saat bermain/berolahraga.
10. Bejalan pada permukaan datar
(NIAM, 2015)
12
K. Asuhan Keperawatan Paresthesia
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama, umur, pendidikan, pekerjaan, suku, agama, alamat.
b. Keluhan utama
Keluhan utama adalah nyeri.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat penyakit sekarang
Dikarenakan nyeri merupakan pengalaman interpersonal,
perawat harus menanyakannya secara langsung kepada pasien
dengan teknik P,Q,R,S,T. :
13
d. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1) Data Biologis
i. Gerak dan Aktivitas
Kaji kemampuan aktivitas dan mobilitas kehidupan klien
sehari-hari
ii. Kebersihan Diri
Kaji apakah ada kesulitan dalam memelihara dirinya
2) Data Psikologis
i. Rasa Aman
Kaji kemampuan pasien dalam melakukan keamanan dan
pencegahan pada saat melaksanakan aktiivitas hidup
sehari-hari, termasuk faktor lingkungan, faktor sensori,
serta faktor psikososial.
ii. Rasa Nyaman
Kaji apakah pasien mengalami nyeri (P,Q,R,S,T)
3) Data Sosial
i. Sosial
Melalui komunikasi antar perawat, pasien, dan
keluarga dapat dikaji mengenai pola komunikasi dan
interaksi sosial pasien dengan cara mengidentifikasi
kemampuan pasien dalam berkomunikasi.
ii. Prestasi
Kaji tentang latar belakang pendidikan pasien.
iii. Bermain dan rekreasi
Kaji kemampuan aktifitas rekreasi dan relaksasi (jenis
kegiatan dan frekuensinya)
iv. Belajar Kaji apakah pasien sudah mengerti tentang
penyakitnya dan tindakan pengobatan yang akan
dilakukan. Kaji bagaimana cara klien mempelajari
sesuatu yang baru
14
4) Data Spiritual :
Kaji bagaimana klien memenuhi kebutuhan spiritualnya sebelum
dan ketika sakit.
2. Pemeriksaan Fisik:
a. Inspeksi :
1) Kelemahan
2) Edema
3) Ketidakstabilan fungsi ligamen
b. Palpasi :
adanya `nyeri tekan
3. Pemeriksan penunjang
Pemeriksaan ct-scan dianjurkan
4. Diagnosis Keperawatan
1) Nyeri akut b/d pereganggan atau putus pada otot, ligament atau
tendon ditandai kelemahan, mati rasa, perdarahan, edema, nyeri.
2) Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri/ketidakmampuan, ditandai
dengan keidakmampuan untuk mempergunakan sendi, otot, dan
tendon.
3) Infeksi b/d tidak adekuanya pertahanan primer, kerusakan kulit dan
trauma jaringan.
15
5. Intervensi Keperawatan
No Tujuan & Kriteria
Dx. Intervensi Rasional
. hasil
1. Nyeri akut b/d Tujuan 1. Pertahankan 1. Meminimalkan nyeri dan
pereganggan setelah dilakukan imobilisasi bagian yang mencegah kesalahan posisi
atau kekoyokan tindakan keperawatan sakit dengan tirah tulang/tegangan jaringan
pada otot, selama 2x24 jam baring, yang cedera.
ligament atau diharapkan nyeri 2. Tinggikan dan dukung 2. Menurunkan aliran balik
tendon ditandai yang dirasakan pasien exstermitas yang vena, menurunkan edema.
kelemahan, dapat berkurang, terkena. Dan rasa nyeri
mati rasa, pasien dapat 3. Pemberian kompres 3. Menurunkan edema /
perdarahan, mengontrol nyeri dingin selama 15 pembentukan hematoma,
edema, nyeri. yang dirasakan, menit-30 menit selama menurunkan sensasi nyeri
pasien merasakan 4x sehari 4. Balutan berfungsi untuk
rasa nyaman. 4. Ajarkan metode meminimalkan efusi,
distraksi dan relaksasi menyangga daerah yang
Criteria hasil : selama nyeri akut. sakit dan memberikan rasa
1. Mampu mengontrol 5. Daerah yang sakit nyaman.
nyeri, mampu diberi balutan kompresi 5. Peninggian berguna untuk
menggunakan tehnik elastik dan tidak boleh mengontrol
non farmakologi ketat atau menjerat. pembengkakan dan
untuk mengurangi 6. Bagian yang sakit memungkinkan istirahat.
nyeri, mencari ditinggikan sampai 6. Kolaborasi obat untuk
bantuan). setinggi jantung (diberi membantu proses
2. Melaporkan bahwa bantalan) penyembuhan gejala klinis
nyeri berkurang 7. Berikan individu nyeri.
dengan menggunakan pereda rasa sakit yang
manajemen nyeri. optimal dengan
3. Mampu mengenali analgesic. (kolaborasi
nyeri (skala, tim medis lain)
intensitas, frekuensi
16
dan tanda nyeri
)
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang.
17
4. Memperagakan untuk penanganan
penggunaan alat lebih lanjut.Batasi
bantu untuk pergerakan px
mobilisasi
(walker).
18
6. Tidak ada tanda
tanda infeksi
(rubor, color,
dolor, tumor,
fungsiolesa).
BAB III
PENUTUP
19
A. Kesimpulan
Strain adalah tarikan otot akibat penggunaan
berlebihan,peregangan berlebihan,atau stress yang berlebihan. Strain akut
pada struktur muskulotendious terjadi pada persambungan antara otot dan
tendon. Sprain adalah cedera struktur ligamen di sekitar sendi akibat
gerakan menjepit atau memutar.Ligamen yang sobek akan kehilangan
kemampuan stabilitasnya.
B. Saran
Sebagai tenaga profesional tindakan perawat dalam penanganan masalah
keperawatan khususnya kasus strain dan sprain harus dibekali dengan
pengetahuan yang luas dan tindakan yang di lakukan harus rasional sesuai
gejala penyakit.
20
DAFTAR PUSTAKA
Aaron, et.al. 2015. Incidence of Patients With Knee Strain and Sprain Occurring
at Sports or Recreation Venues and Presenting to United States
Emergency Departments. Journal of Athletic Training November
2015;Vol. 50 No. 11 :11901198 by the National Athletic Trainers
Association, Inc. Homepage : www.natajournals.org
21