Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini terdapat 180
juta penduduk dunia yang mengalami cacat penglihatan. Sebanyak 40-45 juta di
antaranya tidak dapat melihat atau buta. Laporan WHO juga mengungkapkan bahwa
setiap detik tambah satu penderita kebutaan di dunia.
Katarak adalah istilah medis untuk setiap keadaan keruh pada lensa mata.
Lensa mata terutama disusun oleh air, protein, dan lipid. Protein tersusun demikian
sehingga cahaya dapat menembus lensa dan difokuskan pada retina. Kadang-kadang
protein tersebut mengumpul bersama sehingga memperkeruh atau menutupi bagian
kecil pada lensa. Itulah yang disebut katarak. Makin lama, kumpulan protein tersebut
membesar dan memperkeruh lensa. Tanda-tanda katarak antara lain penglihatan
kabur, cahaya lampu kelihatan terlalu terang pada malam hari, cahaya matahari atau
lampu silau, dan warna tampak pudar.
B. Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari katarak ?
b. Ksasifikasi katarak ?
c. Bagaimana etiologi katarak ?
C. Tujuan
3. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas diskusi dan kelompok presentasi
mata kuliah KMB ( Keperawatan Medikal Bedah ).
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaran
yang diproyeksikan pada retina . Katarak merupakan penyebab umum kehilangan
pandangan secara bertahap (Springhouse Co). Derajat disabilitas yang ditimbulkan
oleh katarak dipengaruhi oleh lokasi dan densitas keburaman . Intervensi
diindikasikan jika visus menurun sampai batas klien tidak dapat menerima perubahan
dan merugikan atau mempengaruhi gaya hidup klien (yaitu visus 5/15). Katarak
biasanya mempengaruhi kedua mata tetapi masing-masing berkembang secara
independen . perkecualian ,katarak traumatic bisanya unilateral dan katarak
congenital biasanya stasioner.
1. Katarak Kongenital
Katarak kongenital adalah kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat
pembentukan lensa. Kekeruhan sudah terdapat pada waktu bayi lahir. Katarak ini
sering ditemukan pada bayi yang dilahirkanoleh ibu yang menderita
rubella,DM,toksoplasmosis, hipoparatiroidisme,galaktosemia.Ada pula yang
menyertai kelainan bawaan pada mata itu sendiri seperti mikroftalmus, aniridia,
koloboma,keratokonus, ektopia leentis, megalokornea, hetekronia iris. Kekeruhan
dapat dijumpai dalam bentuk arteri hialoidea yang persisten ,katarak Polaris
anterior,posterior, katarak aksialis,katrak zonularis,katarak stelata,katarak totalis dan
katarak kongenita membranasea.
2. Katarak Primer
Katarak primer, menurut umur ada tiga golongan yaitu atarak juvenilis (umur <20
tahun), katarak senilis (umur >50 tahun ). Katarak primer dibagi menjadi empat
stadium :
1. Stadium Insipien
Jenis katarak ini adalah stadium paling dini . Visus belum terganggu ,
dengan koreksi masih bisa 5/5 -6/6. Kekeruha terutama terdapat pada
bagian perifer berupa bercak-bercak seperti jari-jari roda.
2. Stadium Imatur
Kekeruhan sebelum mengenai seluruh lapisan lensa , terutama terdapat
dibagian posterior dan bagian belakang nucleus lensa . Shadow test posotif
. Saat ini mungkin terjadi hidrasi korteks yang menyebabkan lensa
menjadi cembung sehingga indeks refraksi berubah dan mata menjadi
miopa. Keadaan ini disebut intumesensi. Cembungnya lensa akan
mendorong iris kedepan, menyebabkan sudut bilik mata depan menjadi
sempit dan menimbulkan komplikasi glaucoma.
3. Stadium Matur
Pada stadium ini terjadi pengeluaran air sehingga lensa akan berukuran
normal kembali. Saat ini lensa telah keruh seluruhnya sehingga semua
sinar yang masuk pipil dipantulkan kembali. Shadow tes negative .Di
pupil tampak lensa seperti mutiara.
4. Stadium Hipermatur (Katarak Morgagni)
Korteks lensa yang seperti bubur telah mencair sehingga nucleus lensa
turun karena daya beratnya. Melalui pupil, nucleus terbayang sebagai
setengah lingkaran dibgian bawah dengan warna berbeda dari yang
diatasnya yaitu kecoklatan .Saat ini juga terjadi kerusakan kapsul lensa
yang menjadi lebih permeable sehingga isi korteks dapat keluar dan lensa
menjadi kempis yang dibawahnya terdapat nucleus lensa.Keadaan ini
disebut katarak morgani.
5. Katarak Komplikata
Katarak jenis ini terjadi sekunder atau sebagian komplikasi dari
penyakit lain . Penyebab katarak jenis ini adalah :
a. Gangguan okuler, karena retinitis pigmentosa, glaucoma,
ablasio retina yang sudah lama , uveitis, myopia maligna.
b. Penyakit siskemik , DM, hipoparatiroid, sindromdown,
dermatritis atopic.
c. Trauma , trauma tumpul, pukulan , benda asing didalam mata
terpajan panasa yang berlebihan , sinar X , radio aktif, terpajan
sinar matahari, toksik kimia.
B. ETIOLOGI
Lensa berisi 65% air, 35% protein dan mineral penting. Katarak merupakan
kondisi penurunan ambilan oksigen,penurunan air,peningkatan kandungan kalsium
dan berubahnya protein yang dapat larut menjadi tidak larut. Pada proses penuaan,
lensa secara bertahap kehilangan air dan mengalami peningkatan dalam ukuran dan
densitasnya. Peningkatan densitas diakibatkan oleh kompresi sentral serta lensa yang
lebih tua. Saat serat lensa yang baru diproduksi dikorteks,serat lensa ditekan menuju
sentral. Serat-serat lensa yang padat lama-lama menyebabkan hinlangnya transparansi
lensa yang tidak terasanyeri dan sering bilateral. Selain itu berbagai penyebab katarak
diatas menyebabkan gangguan metabolisme pada lensa mata. Gangguan metabolisme
ini , menyebabkan perubahan kandungan bahan-bahan yang ada didalam lensa yang
pada akhirnya menyebabkan kekeruhan lensa. Kekeruhan dapat berkembang
diberbagai bagian lensa atau kapsulnya. Pada gangguan ini sinar yang masuk
memalui kornea yang dihalangi oleh lensa yang keruh atau huram. Kondisi ini
memburamkan bayangan semu yang sampai pada retina.Akibat otak
mengiterprestasikan sebagai bayangan yang berkabut. Pada katarak yang tidak
diterapi, lensa mata menjadi putih susu, kemudian berubah kuning , bahkan menjadi
coklat atau hitam dank klien mengalami kesulitan dalam membedakan warna.
D. MANIFESTASI KLINIS
E. PATHWAY
Keruh
Pembedahan Katarak
G. PENATALAKSANAAN
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai
ke titik di mana pasien melakukan aktivitas sehari-hari, maka penanganan biasanya
konservatif.
H. FOKUS PENGKAJIAN
1. Sifat prosedur
2. Resiko dan keuntungan
3. Obat anestesi
4. Pilihan untuk rehabilitasi visual setelah pembedahan, seperti implan
lensa intraokuler, kontak lensa dan kacamata katarak (kacamata
afakia).
Jumlah informasi yang dicari klien.
b. Obyektif :
1. Tidak terdapat tanda-tanda peradangan kecuali pada katarak
komplikata yang penyakit intra okulernya masih aktif.
2. Pada pemeriksaan penyinaran lensa tampak kelabu atau kekeruhan
yang memutih.
3. Pada pemeriksaan optalmoskop pada jarak tertentu didapatkan
kekeruhan yang berwarna hitam dengan latar belakang berwarna
merah.
4. Pada pemeriksaan refraksi meningkat. Pada penderita yang tadinya
menderita presbiopia kemudian menderita katarak, pada stadium awal
dapat membaca tanpa menggunakan kacamata baca.
5. Observasi terjadinya tanda-tanda glaucoma karena komplikasi
katarak, tersering adalah glaucoma seperti adanya rasa nyeri karena
peningkatan TIO, kelainan lapang pandang.
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi :
1. Bedakan kemampuan lapang pandang diantara kedua mata
R : Menentukan kemampuan lapang pandang tiap mata
2. Anjurkan pasien menggunakan kacamata katarak, cegah lapang pandang
perifer dan catat terjadinya bintik buta.
R : Menurunkan penglihatan perifer dan gerakan.
3. Dorong klien untuk melakukan aktivitas sederhana seperti menonton TV,
radio, dll.
R : Meningkatkan input sensori, dan mempertahankan perasaan normal,
tanpa meningkatkan stress.
4. Observasi tanda disorientasi dengan tetap berada di sisi pasien.
R : Mengurangi ketakutan pasien dan meningkatkan stimulus.
Intervensi :
K. JURNAL PENELITIAN
Judul : Hubungan Persepsi Penderita Katarak Dengan Motivasi Mengikuti Operasi
Katarak Massal Di Wilayah Kerja Puskesmas Cibereum Tasikmalaya
Peneliti : Mahmudah
Latar Belakang : Masalah kesehatan mata di Indonesia telah menjadi masalah social
akibat angka kebutan yang cukup tinggi, dengan penyebab utamanya katarak 71%.
Katarak adalah opasitas lensa atau kekeruhan lensa. Kondisi ini akan mengakibatkan
penglihatan mata terganggu dan dapat mempengaruhi jarak pandang mata. Salah satu
cara penanganan katarak ialah dengan operasi. Upaya pemerintah dalam mengatasi
masalah tersebut yaitu dengan mengadakan program operasi katarak massal.
Tujuan :Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui persepsi dan motivasi penderita
katarak terhadap operasi katarak massal.
Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan
menggunakan metode penelitian korelasional. Populasi responden berjumlah 47
orang, dengan menggunakan total sampling. Alat pengumpulan data menggunakan
chisquare.
Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian diperoleh data yaitu persepsi baik sebanyak
59,6% dan motivasi baik 53,2%. Berdasarkan analisis statistik terdapat hubungan
antara persepsi penderita katarak dengan motivasi mengikuti operasi katarak massal
dengan pvalue 0,0006. Dengan demikian persepsi yang baik akan menghasilkan
motivasi yang baik, begitupun sebaiknya. Untuk meningkatkan persepsi dan motivasi
yang baik perlu peningkatan pelayanan dalam penyelenggaraan operasi.
Kata Kunci : motivasi, persepsi, operasi katarak massal
Pustaka : 24 (2009-2017)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Katarak adalah istilah medis untuk setiap keadaan keruh pada lensa mata.
Lensa mata terutama disusun oleh air, protein, dan lipid. Protein tersusun
demikian sehingga cahaya dapat menembus lensa dan difokuskan pada retina.
Kadang-kadang protein tersebut mengumpul bersama sehingga memperkeruh atau
menutupi bagian kecil pada lensa. Itulah yang disebut katarak. Makin lama,
kumpulan protein tersebut membesar dan memperkeruh lensa. Tanda-tanda
katarak antara lain penglihatan kabur, cahaya lampu kelihatan terlalu terang pada
malam hari, cahaya matahari atau lampu silau, dan warna tampak pudar.
B. SARAN
Dari kesimpulan di atas, kita sebagai mahkluk yang telah diberikan
kesempurnaan anatomik harus bisa menjaga kondisi tubuh kita dan mengetahui
bagimana kondisi tubuh kita. Sehingga kita kemungkinan besar dapat terhindar
dari penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Tamim Radjamin RK, Dkk, (1993), Ilmu Penyakit Mata, Airlangga University Press,
Surabaya.