Oleh :
Dedy fikriansyah
NIM 202204005
Oleh :
Dedy fikriansyah
NIM :202204005
Oleh
Pembimbing
NIK.
Mengetahui,
Koord.Profesi Ners
2. Etiologi
Penyebab dari Sindrom Down adalah adanya kelainan kromosom yaitu terletak pada
kromosom 21 dan 15, dengan kemungkinan-kemungkinan :
» Non disjunction (pembentukan gametosit)
1. Genetik Bersifat menurun. Hal ini dibuktikan dengan penelitian epidemiologi pada keluarga
yang memiliki riwayat sindrom down akan terjadi peningkatan resiko pada keturunannya.
2. Radiasi Menurut Uchida (dikutip dari Puechel dkk, dalam buku tumbuh kembang anak
karangan Soetjiningsih) menyatakan bahwa sekitar 30% ibu yang melahirkan anak dengan sin-
drom down adalah ibu yang pernah mengalami radiasi pada daerah perut. Sehingga dapat terjadi
mutasi gen.
3. InfeksiInfeksi juga dikaitkan dengan sindrom down, tetapi sampai saat ini belum ada ahli
yang mampu menemukan virus yang menyebabkan sindrom down ini.
3. Manifestasi Klinis
Berat pada bayi yang baru lahir dengan penyakit sindrom down pada umumnya kurang dari normal,
diperkirakan 20% kasus dengan sindrom down ini lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram.
Anak-anak yang menderita sindroma down memiliki
penampilan yang khas:
1. Bentuk tulang tengkoraknya asimetris atau ganjil dengan bagian belakang kepalanya men-
datar (sutura sagitalis terpisah).
2. Lesi pada iris mata (bintik Brushfield), matanya sipit ke atas dan kelopak mata berlipat-lipat
(lipatan epikantus) serta jarak pupil yang lebar.
3. Kepalanya lebih kecil daripada normal. (mikrosefalus) dan bentuknya abnormal serta Leher
pendek dan besar
4. Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa Congenital Heart Disease (kelainan jantung
bawaan). kelainan ini yang biasanya berakibat fatal di mana bayi dapat meninggal dengan cepat.
5. Hidungnya datar (Hidung kemek/Hipoplastik) lidahnya menonjol, tebal dan kerap terjulur
serta mulut yang selalu terbuka.
6. Tangannya pendek dan lebar dengan jari-jari tangan yang pendek dan seringkali hanya
memiliki satu garis tangan pada telapak tangannya. Tapak tangan ada hanya satu lipatan
7. Jarak ibu jari kaki dengan jari kedua lebar
8. Jari kelingking hanya terdiri dari dua buku dan melengkung ke dalam (Plantar Crease).
4. Patofisiologi
Penyebab yang spesifik belum diketahui, tapi kehamilan oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun
beresiko tinggi memiliki anak syndrom down. Karena diperjirakan terdapat perubahan hormonal
yang dapat menyebabkan “non-disjunction” pada kromosom yaitu terjadi translokasi kromosom 21
dan 15. Hal ini dapat mempengaruhi pada proses menua. (livingstone,2006).
5. Komplikasi
a. Penyakit Alzheimer’s (penyakit kemunduran susunan syaraf pusat)
b.Leukimia (penyakit dimana sel darah putih melipat ganda tanpa terkendalikan).
6. Prognosis
Sebanyak 44 % syndrom down hidup sampai 60 tahun dan hanya 14 % hidup sampai 68 tahun.
Tingginya angka kejadian penyakit jantung bawaan pada penderita ini yang mengakibatkan 80 %
kematian. Meningkatnya resiko terkena leukemia pada syndrom down adalah 15 kali dari populasi
normal. Penyakit Alzheimer yang lebih dini akan menurunkan harapan hidup setelah umur 44 tahun
(William,2002).
7. Pemeriksaan Diagnosis
Pemeriksaan diagnostik digunakan ntuk mendeteksi adanya kelainan sindrom down, ada beberapa
pemeriksaan yang dapat membantu menegakkan diagnosa ini, antara lain:
» Pemeriksaan fisik penderita
» Pemeriksaan kromosom (Kariotip manusia biasa hadir sebagai 46 autosom+XX atau 46 autosom
+XY, menunjukkan 46 kromosom dengan aturan XX bagi betina dan 46 kromosom dengan aturan
XY bagi jantan, tetapi pada sindrom down terjadi kelainan pada kromosom ke 21 dengan bentuk
trisomi atau translokasi kromosom 14 dan 22).
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Sampai saat ini belum ditemukan
metode pengobatan yang paling efektif untuk mengatasi kelainan ini.Pada tahap perkembangannya
penderita Down syndrom juga dapat mengalami
kemunduran dari sistim tubuhnya.Dengan demikian penderita harus mendapatkan support maupun
informasi yang cukup serta kemudahan dalam menggunakan sarana atau fasilitas yang sesuai
berkaitan dengan kemunduran perkembangan baik
fisik maupun mentalnya.
3) Pemeriksaan Nutrisi
Pada perkembangannya anak dengan sindrom down akan mengalami gangguan pertumbuhan baik
itu kekurangan gizi pada masa bayi dan prasekolah ataupun kegemukan pada masa sekolah dan
dewasa, sehingga perlu adanya kerjasama dengan ahli gizi.
4)Pemeriksaan Radiologis
Diperlukan pemeriksaan radiologis untuk memeriksa keadaan tulang yan dianggap sangat
mengganggu atau mengancam jiwa (spinaservikalis).
b. Pendidikan
1) Pendidikan khusus
Program khus untuk menangani anak dengan sindrom down adalah membuat desain bangunan
dengan menerapkan konsep rangsangan untuk tempat pendidikan anak-anak down's syndrome. Ada
tiga jenis rangsangan, yakni fisik, akademis dan sosial. Ketiga rangsangan itu harus disediakan di
dalam ruangan maupun di luar ruangan. Hal ini diharapkan anak akan mampu melihat dunia sebagai
sesuatu yang menarik untuk mengembangkan diri dan bekerja.
2) Taman bermain atau taman kanak– kanak
Rangsangan secara motorik diberikan melalui pengadaan ruang berkumpul dan bermain bersama
(outdoor) seperti :
a) Cooperative Plaza untuk mengikis perilaku pemalu dan penyendiri.
b) Mini Zoo dan Gardening Plaza adalah tempat bagi anak untuk bermain bersama hewan dan
tanaman
3) Intervensi dini.
Pada akhir – akhir ini terdapat sejumlah program intervensi dini yang dipakai sebagai pedoman bagi
orang tua untuk memberikan lingkungan bagi anak
dengan sindrom down. Akan mendapatkan manfaat dari stimulasi sensori dini, latihan khusus untuk
motorik halus dan kasar dan petunjuk agar anak mau berbahasa.
Dengan demikian diharapkan anak akan mampu menolong diri sendiri, seperti belajar makan, pola
eliminasi, mandi dan yang lainnya yang dapat membentuk perkembangan fisik dan mental.
9. Pencegahan
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk penyakit sindrom down antara lain :
a. Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis
bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan (lebih dari 3 bulan). Terlebih lagi
ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan Down syndrome atau mereka yang hamil di atas
usia 35 tahun harus dengan hati-hati dalam memantau perkembangan janinnya karena mereka
memiliki resiko melahirkan anak dengan Down syndrome lebih tinggi. Down Syndrome tidak bisa
dicegah, karena Down Syndrome merupakan kelainan yang disebabkan oleh kelainan jumlah
kromosom. Jumlah kromosm 21 yang harusnya cuma 2 menjadi 3.
b. Konseling genetik juga menjadi alternatif yang sangat baik, karena dapat
menurunkan angka kejadian sindrom down. Dengan Gene targeting atau Homologous
recombination gene dapat dinon-aktifkan. Sehingga suatu saat gen 21 yang bertanggung jawab
terhadap munculnya fenotip sindrom down dapat di non aktifkan.
3. Rencana Keperawatan
Intervensi:
a) Motivasi orang tua agar member kesempatan anak untuk bermain dengan teman sebaya agar anak
mudah bersosialisasi
Rasional: Pertukem anak tidak semaikin terhambat
Intervensi:
a) Berikan motivasi pada orang tua agar memberi lingkungan yang memadai pada anak
Rasional: lingkungan yang memadai mendukung anak untuk berkembang
b) Dorong partisipasi orang tua dalam memberi latihan motorik kasar dan halus serta pentunjuk agar
anak mampu berbahasa
Rasional: Kemampuan berbahasa pada anak akan terlatih
c) Beri motivasi pada orang tua dalam memberi latihan pada anak dalam aktivitas sehari- hari.
Rasional: Aktivitas sehari-hari akan membantu
pertukem anak
4. Evaluasi
1) Diagnosa 1
Anak tidak menunjukkan adanya tanda-tanda infeksi atau distress pernafasan
2) Diagnosa 2
a) Bayi mengkonsumsi makanan dengan jumlah adekuat yang sesuai dengan usia dan ukurannya
b) Keluarga melaporkan kepuasan dalam pemberian makanan
c) Bayi bertambah berat badannya sesuai dengan tabel perkembangan
d) Keluarga mendapatkan manfaat dari pelayanan spesialis
3) Diagnosa 3
a) Anak berpartisipasi dalam aktivitas bermain dan berolahraga
b) Anak tidak mengalami cedera yang berkaitan dengan aktivitas fisik
4) Diagnosa 4
Anak mampu bersosialisasi dan berinteraksi dengan baik sehingga anak dapat menjalin hubungan
baik dengan orang lain tidak merasa minder
5) Diagnosa 5
a) Keluarga mengetahui tentu perawatan pada anak dengan Sindrome Down
b) Keluarga berpartisipasi aktif dalam perawatan anaknya
Pohon Masalah
Penjelasan
1. Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pedriatrik Edisi 4. Jakara: EGC
2.http://link.cd2000.net/cache/?s=http:// varyaskep.wordpress.com/2009/01/21/down- syndrom-
pada-anak/ diakses pada 04-02-2014: 21.00 WIB
3. http://h-bie2.blogspot.com/2009/02/blog- post.html. diakses pada 04-05-2010; 21.37 WIB
Oleh :
Dedy Fikriansyah
NIM 202204005
Oleh :
Dedy Fikriansyah
NIM 202204005
Oleh
Pembimbing
NIK.
Mengetahui,
Koord.Profesi Ners
FORMAT PENGKAJIAN
( KEPERAWATAN ANAK )
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Nama : An. A
b. Umur : 5 Tahun
c. Jenis Kelamin : laki-laki
d. Agama : Islam
e. Suku/ Bangsa : Indonesia
f. Alamat : banyuwangi
g. Pekerjaan :-
h. Nomor Register : 22xxxx
i. Tanggal MRS : 17 oktober 2022
j. Tanggal Pengkajian : 17 oktober
k. Diagnosa Medis : sindrom down
Biodata Penanggungjawab
a. Nama : Ny. C
b. Umur : 37 tahun
c. Jenis Kelamin : laki- laki
d. Agama : islam
e. Pekerjaan : swasta
f. Pendidikan : SMA
g. Status Perkawinan : Kawin
h. Suku Bangsa : Indonesia
i. Alamat : banyuwangi
1. Riwayat Perkembangan
7. Motorik Halus
anak tidak dapat menyendok pasir atau krikil dari wadah ke wadah
- anak tidak dapat berkosentrasi
b. Motorik Kasar
mennunjukan pada anak bagaimana memainkkan music yang berbeda dan tidak mmbentuk Gerakan
piano
c. Bahasa / Komunikasi
anak tampak berbicara tidak jelas
d. Adaptasi Sosial
Ny. C mengatakan nak lebih dekat dengan keluarga danlingkungan yang di kenali
Skor KPSP dan interpretasi :..……………………………………………………….....................
Lampirkan KPSP sesuai usia
b. Pola Eliminasi
1). Buang Air Besar
a). Sebelum Sakit
Frekuensi : 2 kali
Warna : kuning khas
Konsistensi : padat khas
Pampers : Ya/tidak
b). Saat Sakit
Frekuensi : 2 kali
Warna : kuning khas
Konsistensi : padat khas
Pampers : Ya/tidak, Jika ya : 50 gram (berat pampers kosong ±35 gr)
Keluhan : tidak ada
2). Buang Air Kecil
a). Sebelum Sakit
Frekuensi : 5 kali
Warna : bening kuning khas
Pampers : Ya/tidak
b). Saat Sakit
Frekuensi : 5 kali
Warna : bening kuning khas
Pampers : Ya/tidak , jika ya : 50 Gram (berat pampers kosong ±35 gr)
cateter : Ya/tidak (UT : ………..cc/…..jam)
Keluhan : tidak ada
Balance Cairan : Intake – output =…………cc
4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
a. Keadaan Sakit
Pasien tampak sedang
8). Payudara
(a). Inspeksi
Simetris : ya/tidak kulit sekitar : sama/tidak
(b). Palpasi
Massa : ya/tidak
Nyeri tekan : ya/tidak
keluhan lain tidak ada
No Parameter Skor
.
1. Apakah pasien tampak kurus
a. Tidak 0
b. Ya 1
0
Total Skor : …...........
.
Intepretasi skor:
0 : Risiko rendah 1 – 3 : Risiko sedang 4 – 5 : Risiko berat
6. Risiko Cedera / Jatuh ( untuk anak usia ≥ 12-18 tahun)
Lampirkan 27ias27si formulir pemantauan risiko jatuh pasien anak (berdasarkan Skala Humpty
Dumpty)
7. Pemeriksaan Penunjang
-
8. Penatalaksanaan
-
9. Harapan Klien/ Keluarga sehubungan dengan Penyakitnya
Ny. C mengatakan ingin segera melihat anaknya sembuh sehingga 28ias beraktifitas seperti
biasa
60 57 63
Ny.c
Tn.I
An.a
Ket :
:laki laki
: garis hubungan
: pasien
Mahasiswa
Hari/
DATA ETIOLOGI MASALAH
Tgl/ Jam
17/ DS:
10/2022 - Ny. C mengatakan anak
mengeluh batuk pilek dan
rewel
DO :
- An. A tampak susah dalam
menyampaikan pendapat
baik dalan tulisan maupun
dengan kata-kata,
- An. A sulit berkonsentrasi,
suka bermain, suka
bermain
- An. A tampak suka
menaggapi orang dengan
senyum
- An. A Tampak berbicara
kurang jelas
DO:
- An. A tampak sering
melamun
DIAGNOSIS
Hari/
No. KEPERAWATAN Kode SLKI Kode SIKI
Tgl/ Jam
(SDKI)
Manajemen Jalan Napas
Observasi:
1. Monitor bunyi napas tambahan
2. Monitor sputum (jumlah,warna,aroma)
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
2 17/10/22 Gangguan tumbuh D.0106 Status perkembangan L.10101 PERAWATAN PERKEMBANGAN( I.10339)
kembang berhubungan membaik 1. Identifikasi isyarat perilaku dan fisiologis yang
dengan inkonsistensi 1. ketrampilan/perilaku di tunjukan anak
respon sesuai usia meningkat 2. meminimalkan kebisingan ruangan
2. kemampuan respon sosial 3.jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
meningkat
3 17/10/22 Resiko cidera D.0136 Tingkat cidera L.14136 PENCEGAHAN CIDERA (I.14537)
berhubungan dengan 1. tolerasi aktivitas 1. Identifikais area lingkungan yang berpotensi
perubahan fungsi meningkat menyebabkab cidera
Har
i/
Paraf
Tgl/ No. Dx Jam Implementasi Paraf Jam Evaluasi (SOAP)
Shif
t
14.00 Manajemen Jalan Napas S: Ny. C mengatakan anak masih mengeluh
Observasi: batuk dan secret masih sulit di keluarkan
Tindakan O : RR 27, terdengar suara ronchi
1. Monitor bunyi napas tambahan A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan Intervensi
Hasil
17/1 Bunyi nafas Ronchi
0/22
15.00
/ Tindakan
D.0001
sian 2. Monitor sputum (jumlah,warna,aroma)
g
Hasil
Anak masih sulit mengeluarkan dahak
Terapeutik
Tindakan
1. Posisikan semi fowler atau fowler
Hasil
Anak masih rewel
Edukasi
Tindakan
1. Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, kon-
traindikasi
15.50
Hasil
Ny. C memahami tentang edukasi yang di
bahas
Kolaborasi
17.15
Tindakan
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
Hasil
Anak tampak sedikit rileks namun masih
terdengar ronchi
Tindakan : S:
Melakukan operan dengan dinas pagi - Ny. C mengatakan keterlambatan
perkembangan dan kurang aktif semenjak jatuh
17/1 Hasil : usia 3 bulan
D.0106
0/20 20.45 - Ny.C mengatakan sadar bahwa anak
22 Mengetahui apa yang telah dilakukan oleh di- mengalami keterlambatan perkembangan pada
nas pagi dan yang belum di lakukan saat usia 4 tahun
Tindakan: mengidentifikasi isyarat perilaku dan - Ny. C mengatakan anak sulit
fisiologis yang di tunjukan anak berkosentrasi dan mudah bosan
Institute of Health Sciences Banyuwangi
O:
- An. A tampak susah dalam
Hasil: menyampaikan pendapat baik dalan tulisan
- An. A tampak susah dalam menyam- maupun dengan kata-kata,
paikan pendapat baik dalan tulisan - An. A sulit berkonsentrasi, suka
maupun dengan kata-kata, bermain, suka bermain
- An. A tampak suka menaggapi orang
- An. A sulit berkonsentrasi, suka dengan senyum
bermain, suka bermain - An. A Tampak berbicara kurang jelas
- An. A tampak suka menaggapi orang A. masalah belum teratasi
dengan senyum P:lanjutkan intervensi
1. Identifikasi isyarat perilaku dan fisiologis
- An. A Tampak berbicara kurang jelas
yang di tunjukan anak
2. meminimalkan kebisingan ruangan
3.jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
18/1 (D0001) 14.00 Manajemen Jalan Napas S: Ny. C mengatakan anak masih mengeluh
0/22 Observasi: batuk dan secret masih sulit di keluarkan
/ Tindakan O : RR 27x/mnt , suara terdengar ronchi
sian 3. Monitor bunyi napas tambahan A : Masalah belum teratasi
g P : lanjutkan Intervensi
Hasil
Bunyi nafas Ronchi
15.00 Tindakan
4. Monitor sputum (jumlah,warna,aroma)
Hasil
Anak masih sulit mengeluarkan dahak
Terapeutik
Tindakan
Hasil
Anak tampak sulit di atur
Tindakan
4. Lakukan fisioterapi dada,
Hasil
Anak masih rewel
Edukasi
Tindakan
1. Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, kon-
traindikasi
15.50
Hasil
Ny. C memahami tentang edukasi yang di
bahas
Kolaborasi
17.15
Tindakan
2. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
Hasil
- Anak tampak sedikit rileks namun masih
terdengar ronchi