DISUSUN OLEH :
TRY APRIATNA
(1701011003)
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat
dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “SISTEM
SARAF DAN SISTEM PERSEPSI SENSORI”. Dalam penulisan makalah ini penulis
banyak mendapatkan bantuan, saran, dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa/i dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
penulis
SISTEM SARAF
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan jaringan saraf yang kompleks,
sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf adalah
serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari
jaringan saraf.Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus
eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau
sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk
mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga
cara utama : Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui
reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor somatik) maupun internal
(reseptor viseral).Aktivitas integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi
impuls listrik yang menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla
spinalis, yang kemudian akan menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus,
sehingga respon terhadap informasi bisa terjadi.Output motorik. Input dari¬ otak
dan medulla spinalis memperoleh respon yang sesuai dari otot dan kelenjar
tubuh , yang disebut sebagai efektor.
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk
bervariasi.Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.Sistem saraf
merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan
dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.Sistem saraf memungkinkan
makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
di lingkungan luar maupun dalam.Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf
(neuron).Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa
rangsang atau tanggapan.
Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang
bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas
serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel
khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan
oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah
otot dan kelenjar (Lita,2006).
2.2 Organisasi Struktural Sistem Saraf
a. Sistem saraf pusat (SSP). Terdiri dari otak dan medulla spinalis yang
dilindungi tulang kranium dan kanal vertebral.
b. Sistem saraf perifer meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh.
Sistem ini terdiri dari saraf cranial dan saraf spinal yang menghubungkan
otak dan medulla spinalis dengan reseptor dan efektor. Secara fungsional
sistem saraf perifer terbagi menjadi sistem aferen dan sistem eferen.
Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor
sensorik ke SSP
Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke otot
dan kelenjar. Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki dua
sub divisi :
1) Divisi somatic (volunter) berkaitan dengan perubahanϑ
lingkungan eksternal dan pembentukan respons motorik
volunteer pada otot rangka.
2) Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon
involunter pada otot polos, otot jantung dan kelenjar dengan
cara mentransmisi impuls saraf melalui dua jalur :
a) Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada
medulla spinalis
b) Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada
medulla spinalis.
2.3 Sel-Sel Pada Sistem Saraf
2.3.1 Neuron
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron.Neuron
bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls
(rangsangan).Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan
akson.Bagian-bagian neuron dapat dibedakan menjadi :
Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf
Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan
meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel,
sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel.
Berikut adalah bagian-bagian dari badan sel :
1. Nucleus : inti dari soma sel yang mengandung kromosom.
Kromosom terdiri dari rantai DNA.
2. Sitoplasma: cairan bening seperti jelly pada bagian dalam neuron dan
terdiri dari beberapa orgab, antara lain mitikondria yang mengolah
substansi makanan, seperti glukosa yang akhirnya digunakan sebagai
tenaga bagi sel.
3. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat
transportasi sintesis protein.
4. Soma sel (sel body) : bagian dari neuron yang mengandung
nucleus (inti sel) dan dapat diibaratkan sebagai mesin yang
bertanggungjawab atas kehidupan sel.
Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang.
Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk
menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel. Merupakan
lanjutan dari soma sel yang menerima sebagian besar kontak sinapsis dari
neuron-neuron yang lain. Kontak antar neuron ditransmisikan melalui
sinapsis.
Akson
Akson disebut neurit.Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang
merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat
benang-benang halus yang disebut neurofibril.Neurofibril dibungkus oleh
beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan
berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan.
Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan
membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit
dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut
neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan.Bagian neurit ada yang
tidak dibungkus oleh lapisan mielin.Bagian ini disebut dengan nodus
ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
1. Axon hillock
bagian berbentuk kerucut pada pertemuan axon dan soma sel
2. Axon
benang neurit sebagai penghantar impuls yang diselubungi myelin.
Axon membawa informasi dari soma sel ke terminal buttons.
3. Myelin : lapisan berlemak yang menyelubungi akson
4. Nodes of Ranvier
bagian akson yang diselubungi myelin
5. Terminal Buttons
bagian akhir dari akson yang berbentuk sebagai kancing yang
berfungsi melepaskan neurotransmitter (dengan substansi transmitter
yang berupa substansi kimiawi ke sinapsis. Substansi kimiawi ini
mempengaruhi sel penerima, sehingga sel penerima akan menentukan
apakah pesan akan diteruskan ke axon atau tidak.
6. Synaptic Vesicles (Pembuluh Sinapsis)
bagian dari molekul neurotransmitter yang berbentuk kantong-kantong
kecil; umumnya bersatu di button dekat dengan membrane presinapsis
7. Synapses (sinapsis)
jarak terdekat antara neuron yang satu dengan yang lain dimana sinyal-
sinyal kimiawi ditransmisikan. Sinapsis adalah bagian yang
menyambungkan terminal button (sebagai sensor) dari sel pengirim ke
bagian soma atau membran dendrite sel penerima. Sinapsis dalam
dendrit berupa bulatan kedl (buds) yang disebut dengan dendritic
spines. Sinapsis antara terminal button dengan soma hanya berjalan
satu arah, yaitu terminal button mengirimkan pesan ke dalam sel dan
tidak menerima pesan lanjutan dari sel. Pesan disampaikan ke neuron
lain melalui axon
2.3.2 Klasifikasi Neuron
a) Fungsi
Neuron diklasifikasi secara fungsional berdasarkan arah transmisi impulsnya.
- Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada
kulit, organ indera atau suatu organ internal ke SSP.
- Neuron motorik menyampaikan impuls dari SSP ke efektor.
- Interneuron (neuron yang berhubungan) ditemukan seluruhnya dalam SSP.
Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau
menyampaikan informasi ke interneuron lain.
b) Struktur
- Neuron diklasifikasi secara struktural berdasarkan jumlah prosesusnya.
- Neuron unipolar memiliki satu akson dan dua denderit atau lebih.
Sebagian besar neuron motorik, yang ditemukan dalam otak dan medulla
spinalis, masuk dalam golongan ini.
- Neuron bipolar memiliki satuϑ akson dan satu dendrite. Neuron ini
ditemukan pada organ indera, seperti amta, telinga dan hidung.
- Neuron unipolar kelihatannya memiliki sebuah prosesus tunggal, tetapi
neuron ini sebenarnya bipolar.
c) Sel Neuroglial
Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang tambahan pada SSP
yang berfungsi sebagai jaringan ikat :
c. Pia meter, adalah lapisan meninges paling dalam dimana yang paling
rapuh. Lapisan ini banyak mengandung pembuluh darah dan melekat
erat ke permukaan otak dan korda spinalis, mengikuti setiap tonjolan
dan lekukan. Bagian ini menyelipkan dirinya ke dalam celah yang ada
pada otak dan sumsum tulang belakang dan sebagai akibat dari kontak
yang sangat erat san berfungsi untuk menyediakan darah untuk
struktur-struktur ini (Pearce,2009).
Antara dura mater dan membran arachnoidea terdapat rongga kecil yang
disebut subdural space, dan antara membran arachnoidea dengan pia mater
terdapat rongga lain, yaitu arachnoid space.Disamping selubung tulang dan
membran, otak dan sumsum tulang belakang juga dibentengi dengan bantalan
cairan disekelilingnya dan di dalamnya. Cairan ini disebut cairan
cerebrospinal (Basoeki,1988).
a. CEREBRUM
Cerebrum (otak besar) merupakan bagian yang terluas dan terbesar dari
otak, berbentuk telur, mengisi penuh bagian depan atas rongga tengkorak. Masing
– masing disebut fosa kranialis anterior atas dan fosa kranialis media. Otak
mempunyai 2 permukaan, permukaan atas dan permukaan bawah, kedua
permukaan ini dilapisi oleh lapisan kelabu (zat kelabu) yaitu pada bagian korteks
serebral dan zat putih terdapat pada bagian dalam yang mengandung serabut saraf
(Syaifuddin, 2006).
Pada cerebrum terdiri dari dua hemisperium cerebri yang dihubungkan oleh
massa substantia alba yang disebut corpus callosum. Setiap hemisphere
terbentang dari os frontale sampai ke os occipital, di atas fossa cranii anterior,
media, dan posterior, di atas tentorium cerebelli. Hemisphere dipisahkan oleh
sebuah celah dalam, yaitu fissa longitudinalis cerebri, tempat menonjolnya falx
cerebri.Lapisan permukaan hemispherium cerebri disebut cortex dan disusun oleh
substantia grisea.Cortex cerebri berlipat – lipat, disebut gyri, yang dipisahkan
oleh fissure atau sulci. (Snell,2006).
Korteks serebri selain dibagi dalam lobus dapat juga dibagi menurut fungsi
dan banyaknya area. Campbel membagi bentuk korteks serebri menjadi 20 area.
Secara umum korteks serebri dibagi menjadi 4 bagian :
Bagian paling bawah korteks motorik disebut dengan Daerah Broca dan
mempunyai hubungan dengan kemampuan bicara pada seseorang. Pada orang –
orang yang lazim menggunakan anggota badannya yang sebelah kanan, Daerah
Broca terletak pada sisi kiri hemisfer, sebaliknya pada orang – orang kidal,
Daerah Broca terletak pada sisi kanan hemisfer (Pearce, 2008).
Korteks sensorik terletak persis di belakang sulkus sentralis, yang
merupakan perasa berbagai sifat perasaan.Daerah auditorik (pendengaran) terletak
pada lobus temporalis, persis di bawah fisura longitudinalis.Di sini kesan atas
suara diterima dan ditafsirkan.Daerah visual (penglihatan) terletak pada ujung
lobus oksipitalis yang menerima bayangan serta kesan – kesan untuk ditafsirkan.
Pusat pengecapan dan penciuman terletak agak di sene;ah depan pada lobus
temporalis. Substansi putih pada hemisfer otak terdiri dari serabut saraf yang
bergerak ked an dari korteks dan menyambungkan berbagai “ pusat ” pada otak
dengan sumsum tulang belakang (Pearce, 2008).
Lobus frontalis adalah bagian dari cerebrum yang terletak di depan sulkus
sentralis. Lobus frontalis yang terletak di korteks bagian depan,
bertanggung jawab terhadap 3 fungsi utama :
- Aktivitas motoric volunteer
- Kemampuan berbicara
- Elaborasi pikiran
b. BATANG OTAK
Batang Otak Terdiri dari :
- DIENSEFALON
terdiri dari thalamus dan hypothalamus. Thalamus merupakan sebuah
struktur berbentuk oval di atas otak tengah dengan panjang kira –kira 3
cm dan menyusun empat perlima bagian diensefalon. Terdiri dua masa
oval, sebagian besar substansia grisea, tersusun menjadi nulkei yang
mebentuk dinding lateral vertikel III(Basoeki, 1988).
Thalamus terutama berkenaan dengan penerimaan impuls
sensorik yang dapat ditafsirkan pada tingkat subkortikal atau
disalurkan pada daerah sensorik korteks otak, dengan tujuan
mengadakan kegiatan penting mengatur perasaan dan gerakan pada
pusat – pusat tertinggi (Pearce, 2008).
Thalamus juga bisa diartikan sebagai stasiun penguat utama untuk
impuls sensor yang mencapai kortex serebralis dari corda spinalis, batang
otak, serebelum, dan bagian –bagian otak lain.Thalamus juga berfungsi
sebagai pusat interpretasi impuls sensori, seperti sakit, cahaya, sentuhan,
dan tekanan (Basoeki, 1988).
Hypothalamus adalah suatu bagian kecil dari diensafalon.
Hypothalamus membentuk lantai dan abgian dari dinding lateral vertikel
III dan sebagian dilindungi oleh sella turcica dari os sphenoidale(Basoeki,
1988).
Pada hipotalamus daerah – daerah atau lunas ventrikel ketiga,
terdapat beberapa nucleus tertentu yang memiliki kegiatan fisiologik yang
tertentu juga. Beberapa diantaranya mempunyai hubungan dengan sistem
saraf otonom yang membentuk “ bagian tertinggi pada sistem itu “.
Beberapa nucleus juga mempunyai hubungan dengan lobus posterior-
kelenjar hipofisis pada sistem endoktrin, dimana nucleus – nucleus itu
melakukan pengendalian fungsi – fungsi seperti pengendalian fungsi –
fungsi seperti pengaturan suhu tubuh, lapar, dan haus diatur oleh pusat –
pusat dalam hipotalamus (Pearce, 2008).
Informasi dari lingkungan external sampai hypothlamus melalui
aferen yang berasal dari organ sensori periferal. Bagian – bagian lain
hypothalamus secara terus – menerus memantau derajadair, konsentrasi
hormon, dan temperatur darah. Hypothalamus mempunyai beberapa
hubungan sangat penting dengan kelenjar pituitari.
- METENSEFALON
Mesenchepalon adalah bagian sempit otak yang berjalan melewati
incisura tentoria dan menghubungkan otak depan dengan otak belakang.
Mesenchepalon terdiri dari dua belahan lateral yang disebut pedunculus
cerebri. Rongga sempit mesencephalon disebut aqueductus cerebri, yang
mengubungkan ventriculus tertius dan ventriculus quartus.Tectum adalah
bagian mesenchepalon yang terletak posterior terhadap aquaductus
cerebri.Tectum mempunyai empat tonjolan kecil yaitu dua colliculus
superior dan dua colliculus inferior.Colliculus terletak pada profunda di
antara cerebellum dan hemispherium cerebri (Snell, 2006).
Otak tengah mengandung pusat untuk penerimaan dan integrasi
beberapa jenis informasi sensoris. Bagian ini juga berfungsi sebagai pusat
proyeksi, yang mengirimkan informasi sensoris yang dikode di sepanjang
neuron ke wilayah tertentu pada otak depan (Campbell. 2004).
Pada atap mesencephalon terdapat 4 bagian yang menonjol ke atas, 2
bagian di sebelah atas disebut corpus kuadrigeminus superior, sedangkan 2
bagian di sebelah bawah disebut korpus kuadrigeminus inferior. Berperan
sebagai pusat pendengaran dan reflex penglihatan.Juga jalur persarafan
antara hemisfer otak dengan bagian bawah otak.Serat saraf okulomatorius
berjalan ke ventral di bagian medial.Serat saraf troklearis berjalan ke arah
dorsal menyilang garis tengah ke sisi lain (Pearce, 2008).
Fungsinya antara lain :
Membantu pergerakan mata dan mengangkat kelopak mata
Memutar mata dan pusat pergerakan mata (Pearce, 2008).
- JEMBATAN VAROL (PONS VAROLLI)
Jembatan varol terletak tepat di atas medula, terdiri dari substansia alba
dengan beberapa nuklei. Pons berfungsi sebagai “ jembatan “ jalur
penghantaran antara kortex serebralis dan serebllum (Basoeki, 1988).
1. MEDULLA SPINALIS
Servikal : 8 pasang
Torakal : 12 pasang
Lumbal : 5 pasang
Sacral : 5 pasang
Koksigial : 1 pasang
Medulla spinalis mengandung zat putih dan zat kelabu yang mengecil pada
bagian atas menuju ke bagian bawah sampai servikal dan torakal.Pada bagian ini
terdapat pelebaran dari vertebra servikal IV sampai vertebra torakal II.Pada daerah
lumbal pelebaran ini semakin kecil di sebut konus medularis.Konus ini berakhir
pada vertebra lumbal I dan II.Akar saraf yang berasal dari lumbal bersatu
menembus foramen intervertebralis.
Sumsum tulang belakang ada dua macam zat yaitu zat putih sebelah luar
dan zatkelabu sebelah dalam. Zat kelabu di bentuk oleh saraf(ganglio) berkatup
banyak. Didalamnyaterdapat jaringan penunjang (monoglia). Sebelah kiri-kanan
terdapat tiang depan (tanduk depan) dan tiang belakang (tanduk belakang).
Kanalis sentralis (saluran pusat) merupakan saluran sempit berhubungan dengan
2. SYARAF SPINAL
I. Saraf Simpatis
1. Mengecilkan pupil
2. Menstimulasi aliran ludah
3. Memperlambat detak jantung
4. Membesarkan bronkus
5. Menstimulasi peristalsis dansekresi
6. Menstimulasi pelepasan bolus
7. Mengerutkan kandung kemih
Menstimulasi ereksi pada pria
III. Perbedaan Efek Simpatis dan Parasimpatis pada Tubuh
b. Pengolahan Informasi
c. Penyimpanan Informasi
Hanya berbagai kecil informasi sensoris penting yang menyebabkan reaksi
motorik segera. Sebagian besar sisa disimpan untuk mengatur kegiatan motorik di
masa yang akan datang dan digunakan dalam proses berpikir. Penyimpanan ini
terjadi dalam korteks serebri tetapi tidak semuanya karena daerah basal otak
medula spinalis dapat menyimpan sejumlah kecil informasi.
Jika sebuah otot tiba-tiba menjadi tegang, suatu reseptor saraf sensoris
dalam otot disebut berkas otot, menjadi teregang dan mengirim impuls saraf
melalui sistem saraf sensoris ke dalam medula spinalis. Serabut ini bersinaps
langsung dengan suatu neuron dalam kornu anterior substansia grisea medula
spinalis.Motorik neuron tersebut mengirim impuls kembali ke otot menyebabkan
otot efektor tersebut berkontraksi, kontraksi otot ini menimbulkan peregangan otot
semula.Refleks ini bekerja sebagai umpan balik dari suatu reseptor ke suatu
efektor untuk mencegah perubahan mendadak dalam panjang otot tersebut, proses
ini disebut refleks penarikan diri.
Hampir semua kegiatan bawah sadar tubuh diatur dalam daerah otak yang
lebih rendah.
g. SINAPS
Celah sinaps merupakan hubungan antara satu sel saraf dengan sel saraf
yang lain tempat terjadinya pemindahan impuls. Dalam susunan saraf pusat hanya
ada sinaps interneural biasa, disingkat sinaps.Hubungan antara neuron ini
dijumpai dalam berbagai bentuk keanekaragaman gelembung sinaps, morfologi
membrane dan hubungan antara membrane.
Hubungan sinaps
Sinaps interneuronal, hubungan kontak fungsional antara dua neuron.
Sinaps neuromuscular, hubungan kontak fungsional antara satu neuron dengan
satu sel otot atau satu serat otot
Sinaps neuroglandular, hubungan kontak antara satu neuron dengan satu
kelenjar.
- Mekanisme penghantaran impuls sinaps.
Proses penghantaran secara kimiawi melibatkan serangkaian langkah-
langkah: pembentukan neurotransmitter, penyimpanan, pembebasan, reaksi
dengan reseptornya, dan penghentian pengaruhnya. Apabila hal ini terjadi pada
suatu sinaps listrik, hubungan antara sel post- dan presinaps sangat erat sehingga
potensial aksi dapat langsung memengaruhi membran sel postsinaps sehingga
potensial aksi dapat langsung terjadi.
Pada sinaps kimia hal ini tidak mungkin terjadi sebab antara sel presinaps
dan postsinaps terdapat celah yang besar sehingga tidak mungkin potensial aksi
dari presinaps dapat langsung menimbulkan potensial aksi postsinaps. Pada sinaps
kimia ini potensial aksi presinaps meningkatkan jumlah neurotransmitter yang
dilepas, hal ini akan memengaruhi membran sel postsinaps sehingga terjadi
potensial aksi hiperpolarisasi sel postsinaps.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi
yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh
bagian tubuh, serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Sistem
saraf meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Terdapat tiga komponen
pada sistem saraf, yaitu reseptor, penghantar impuls dan efektor.
3.2 Saran
1. Pahami konsep anatomi dan fisiologisnya agar lebih mudah di
terapkan dalam pembuatan asuhan keperawatan pada setiap gangguan
sistem saraf.
2. Menambah wawasan dengan membaca jurnal penelitian yang dapat
dijadikan dasar untuk mengembangkan penelitian ataupun peningkatan
skill berdasarkan evidence based practice.
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Defisit sensori
Suatu kerusakan dalam fungsi normal penerimaan dan persepsi
sensori adalah defisit sensori. Klien tidak mampu menerima stimulus
tertentu (misalnya kebutaan tau ketulian), atau stimulus mejadi ditorsi
(misalnya penglihatan kabur karena katarak). Kehilangan sensori tiba-tiba
dapat menyebabkan ketakutan, marah, dan perasaan tidak berdaya.
Apabila indera rusak maka perasaan terhadap diri juga rusak. Pada
awalnya seseorang dapat menarik diri dengan menghindari komunikasi
atau sosialisasi dengan orang lain dalam suatu usaha untuk mengatasi
kehilangan sensori. Hal ini menjadi sulit bagi seseorang untuk berinteraksi
dengan aman pada lingkungan sampai mempelajari keterampilan baru
fungsi yang ada. Jika defisit terjadi bertahap atau waktu yang dapat
dipertimbangkan telah terlewati sejak permulaan dari suatu kehilangan
sensori yang akut, seseorang belajar untuk bergantung pada indra bahkan
mungkin menjadi lebih akut untuk mengkompensasi terhadap suatu
perubahan. Sebagai contoh, seorang klien yang buta sering kali
mengembangkan indera akut pendengaran.
Klien yang mengalami defisit sensori dapa mengubah perilaku
dalam cara-cara yang adaptif atau maladaptif. Sebagai contoh, seorang
klien yang mengalami kerusakan pendengaran dapat memutar telinga yang
tidak terganggu kearah pembicara untuk mendengar dengan lebih baik,
sementara kilen lain mungkin menghindar dari orang untuk mengindari
malu karena tidak mampu memahami pembicaraan mereka.
2. Deprivasi sensori
Sistem pengaktivasi reticular dalam batang otak menyebarkan
semua stimulus sensori ke korteks serebral, sehingga meskipun saat tidur
yang nyenyak, klien mampu menerima stimulus. Stimulasi sensori harus
cukup kualitas dan kuantitasnya untuk mempertahankan kesadaran
seseorang.Deprivasi sensori yang paling bermakna dialami klien yang
melaporkan kurangnya sentuhan manusiawi (Mackellaig, 1986).Klien
diruang ICU seringkali terpapar pada sentuhan fisik, tetapi ini biasanya
lebih berhubungan dengan intervensi teknis daripada personal, sentuhan
yang nyaman.Jika seseorang mengalami stimulasi yang tidak adekuat
kualitas dan kuantitasnya seperti stimulus yang monoton atau tidak
bermakna maka terjadi deprivasi sensori. Tiga jenis deprivasi sensori
adalah kurangnya input sensori (defisit sensori dari kehilangan penglihatan
atau pendengaran), eliminasi perintah atau makna dari input (misal
terpapar pada lingkungan asing), dan retriksi dari lingkungan (misal tirah
baring atau berkurangnya variasi lingkungan) yang menyebabkan monoton
dan kebosanan (Ebersole dan Hess, 19994).
Individu yang beresiko terjadi deprivasi sensori umumnya tinggal
di ruang terbatas pada perawatan dirumah.Meskipun kebanyakan panti
perawatan yang berkualitas menawarkan stimulasi yang bermakna melalui
aktivitas kelompok, mengatur lingkungan, dan berkumpul pada saat waktu
makan, kecuali terdapat pengecualian. Lansia yang terbatas dikursi roda,
menderita pada pendengaran dan atau penglihatan yang buruk, mengalami
penurunan tenaga, menghindari kontak dengan orang lain berada pada
resiko yang bermakna untuk deprivasi sensori. Jika lingkungan
menciptakan kebosanan maka penghuni perawatan dirumah mengalami
penurunan kapasitas untuk belajar dan berpikir.
Terdapat banyak efek deprivasi sensori seperti :
a. Kognitif
Penurunan kapasitas untuk belajar, ketidakmampuan berpikir atau
menyelesaikan masalah , penampilan tugas buruk, diorientasi, berpikir
aneh, regresi dan peningkatan kebutuhan untuk sosialisasi. Mekanisme
perhatian pun menjadi berubah.
b. Afektif
Kebosanan, kelelahan, peningkatan kecemasan, kelabilan
emosional, dan peningkatan kebutuhan untuk stimulasi fisik.
c. Persepsi
Disorganisasi persepsi terjadi pada koordinasi visual atau motorik,
persepsi warna, pergerakan nyata, keakuratan taktil , kemampuan
untuk mempersepsi ukuran dan bentuk, dan penilaian mengenai ruang
dan waktu (Ebersole dan Hess, 1994).
a. Pendengaran
a. Pekerja pabrik
b. Pekerja bandara
c. Musisi rock
b. Penglihatan
a. Terpapar dengan gas yang mengiritasi
b. Pengelasan
b. Progamer computer
c. Manikuris
d. Pekerja pabrik
d. Trauma
a. Peralatan industri
b. Pekerjaan kayu perumahan
2. Klien hospitalisasi
Klien yang hospitalisasi dapat beresiko terhadap perubahan sensori
disebabkan terpapar oleh stimulus lingkungan atau suatu perubahan dalam
input sensori. Klien imobilisasi disebabkan tirah baring atau halangan fisik
(misal grip atau traksi) beresiko sebab mereka tidak mampu untuk
mengalami semua sensasi normal dari pergerakan bebas.
3. Klien yang diisolasi dalam pelayanan kesehatan atau rumah.
Sebagai contoh, klien yang ditempatkan di ruang isolasi karena
tuberkulosis, sering kali dibatasi dalam suatu ruangan rumah sakit dan
tidak dapat menikmati interaksi normal dengan pengunjung. Lingkungan
rumah sakit penuh dengan stimulus sensori. Isolasi terapeutik, suara
monitor listrik dan peralatan, lampu penerangan yang terang, bau cairan
tubuh dan lain-lain. Seorang yang sehat dapat mengubah lingkungan atau
mencari lingkungan yang lain. Akibat dari penyakit atau hospitalisasi
maka seorang klien sering kali dihadapkan pada suatu lingkungan yang
tidak dikenal dan tidak responsif. Hal ini tidak berarti bahwa semua klien
yang dirawat akan mengalami perubahan sensori. Oleh karena itu perawat
harus mengkaji lebih berhati-hati pada klien tersebut yang terus-menerus
terkena stimulusi sensori (misal klien ICU, hospitalisasi jangka panjang,
banyak terapi dan lain-lain).
2. Sensorik penglihatan
Input yang didapatkan berupa warna, cahaya dan gerakan yang
ditangkap oleh mata. Gangguan sensorik penglihatan di antaranya adalah:
3. Sensorik pengecapan
Inputnya didapatkan dari semua hal yang masuk ke mulut dan juga lidah.
Gangguan sensorik pengecapan di antaranya adalah:
6. Sensorik perabaan
Input yang didapatkan berasal dari reseptor di kulit yang bisa berupa
sentuhan, tekanan, suhu, rasa sakit dan gerakan bulu-bulu atau rambut.
Gangguan sensorik perabaan di antaranya adalah :
7. Sensorik pendengaran
Input yang didapatkan berasal dari suara-suara di luar tubuh. Gangguan
sensorik pendengaran di antaranya adalah:
1. Peningkatan kesehatan
a. Skrining
Pencegahan kerusakan penglihatan pada anak-anak
memerlukan skrining yang tepat (wong, 1995). Kerusakan penglihatan
adalah umum pada masa anak-anak. Masalah penglihatan yang paling
umum adalah kesalahan refraktif seperti ketidakdekatan mata. Peran
perawat adalah mendeteksi dan merujuk. Orang tua harus mengetahui
tanda yang menandai kerusakan penglihatan, misalnya kegagalan
bereaksi cahaya dan penurunan kontak mata dari bayi. Tanda-tanda ini
harus dilaporkan ke dokter segera. Skrining penglihatan anak usia
sekolah dan remaja dapat mendeteksi masalah lebih awal. Sekolah
taman kanak-kanak biasanya bertanggung jawab untuk tes penglihatan.
3.1 Simpulan
Kami menyimpulkan bahwa proses penerimaan dan pengolahan
informasi dalam diri individu dimulai dari proses penerimaan informasi yang
paling awal, yaitu sensasi, kemudiandiikuti dengan proses persepsi sampai
proses penyimpanan dan penggunaan kembali informasi tersebut, Jadi
persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi. Denganmelakukan
persepsi manusia memperoleh pengetahuan baru. Persepsi mengubah sensasi
menjadi informasi Jika sensasi adalah proses kerja idera kita maka persepsi
adalah cara kita memproses data indera tadi menjadi informasi agar dapat kita
artikan. Proses penginderaan berlangsung setiap saat, pada waktu individu
menerima stimulus melalui alat indera. Persepsi stimulus dapat datang dari
luar, tetapi juga dapat datang dalam diri individu sendiri. Tetapi sebagian
besar stimulus datang dari luar individu yang bersangkutan. Karena persepsi
merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu,maka apa yang ada
dalam diri individu akan aktif dalam persepsi.serta dapat dikemukakan karena
perasaan, sedangkan sensasi dapat ditemukan pada waktu proses menangkap
stimuli. Proses sensasi dan presepsi itu berbeda. Dalam ungkapan lain
disebutkan,”sensasi ialah penerimaan stimulus lewat alat indra, sedangkan
persepsi adalah menafsirkan stimulusyang telah ada didalam otak”. Meskipun
alat untuk menerima stimulus itu serupa pada setiapindividu, interpretasinya
berbeda.
3.2 Saran
GramediaPustaka Utama.
Performance, Butterworth-Heinemann, Oxford