Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
MOJOKERTO 2022
KATA PENGANTAR
TIM PENYUSUN
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
mampu (Harefa, 2019).
Dalam menjalankan visi misinya tentu perawat komunitas memiliki
peran dan fungsi. Diataranya Peran yang dapat dilaksanakan adalah sebagai
pelaksana pelayanan keperawatan, pendidik, koordinator pelayananan
kesehatan, pembaharu (innovator), pengorganisasian pelayanan kesehatan
(organizer), panutan (role model), sebagai fasilitator (tempat bertanya), dan
sebagai pengelola (manager). Selain peran perawat juga memiliki fungsi,
diantaranya adalah fungsi independen, fungsi dependen dan fungsi
interdependen. Dengan tanggung jawab fungsi dan peran tersebut kehadiran
perawat diharapkan mampu meningkatkan status kesehatan masyarakat
Indonesia (Efendi & Makhfudli, 2016).
Peran perawat komunitas dalam pencapaian target MDGs tahun 2015,
yaitu dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal mungkin
melalui praktik keperawatan komunitas, dilakukan melalui peningkatan
kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat
pencegahan (levels of prevention). Perawat dalam melaksanakan praktik
kelapangan melaksanakan atau memberikan asuhan keperawatan di
komunitas atau masyarakat pertama, berbasis institusi pendidikan ketika
sedang menempuh program diploma, pada saat menempuh program sarjana
(tahap akademik dan profesi), pada tahap menempuh pascasarjana baik
aplikasi maupun spesialis, dan ketika berada di tatanan tempat kerja yaitu
didinkes dan puskesmas (Amin, 2019). Berdasarkan fenomena diatas, tim
penyusun tertarik untuk membahas Trend dan Isu Keperawatan Komunitas
serta Implikasinya terhadap Perawat di Indonesia.
2
1.3 Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami
lebih dalam mengenai trend dan isu dalam keperawatan komunitas baik
dalam ruang lingkup pendidikan, penelitian hingga keprofesian yang
berlangsung dalam praktik keperawatan komunitas.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Trend dan issue
a. Defenisi Trend
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, tren
juga dapat didefenisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada
saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat. Trend adalah
sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya
berdasarkan fakta.
b. Defenisi issue
Issue adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat di perkirakan terjadi atau
tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, social,
politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian,
ataupun tentang krisis. Issu adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak
namun belum jelas faktanya atau buktinya.
4
1) Anggota dari tim kesehatan masyarakat seperti epidemilogis, pekerja sosial,
nutrisionis dan pendidik kesehatan
2) Organisasi kesehatan pemerintah
3) Penyedia layanan kesehatan
4) Organisasi dan koalisasi masyarakat
5) Unit pelayanan komunitas seperti sekolah, lembaga bantuan hukum dan unit
gawat darurat
6) Industri dan bisnis
7) Institusi penelitian dan pendidikan
5
7. Di panti atau kelompok khusus lain, seperti panti asuhan anak, panti
wreda, dan panti sosial lainnya serta rumah tahanan (rutan) atau lembaga
pemasyarakatan (lapas)
8. Pelayanan pada kelompok kelompok resiko tinggi :
a. Pelayanan perawatan pada kelompok wanita, anak-anak lansia
mendapat perlakuan kekerasan
b. Pelyanan keperawatan di pusat pelayanan kesehatan jiwa
c. Pelayanan keperawatan dipusat pelayanan penyalahgunaan obat
d. Pelayanan keperawatan ditempat penampungan kelompok lansia ,
gelandangan pemulung/pengemis, kelompok penderita HIV
(ODHA/ orang dengan HIV-AIDS). Dan WTS
6
jumlah perawat tinggi namun rasio perawat disbanding jumlah
penduduk sebagian besar wilayah Indonesia belum memenuhi
target Renstra Kesehatan, selain itu jumlah perawat ahli dan
spesialis masih relative kecil, melainkan paling banyak adalah
perawat vokasi dan perawat yang bekerja dengan menggunakan
STR hanya sebesar 41,8% (Infodatin, 2017).
7
2.4.3 Kolaborasi dalam pendidikan keperawatan
Evaluasi pendidikan komprehensif memerlukan partisipasi,
keterlibatan, dan kolaborasi antara Dewan Perawat, kantor menteri
keperawatan, fakultas keperawatan, dan Organisasi Keperawatan.
Dengan demikian, perlu untuk lebih menentukan sistem evaluasi,
kebijakan, pendekatan, metode, dan prosedur evaluasi pendidikan saat
ini (Khodaveisi, Pazargadhi, Bimoradi, et all. 2012).
Sedangkan kondisi di Indonesia evaluasi pembelajaran
merupakan hasil belajar mahasiswa yang dievaluasi secara berkala
meliputi struktur, proses, hasil, berdasarkan capaian kompetensi.
Kemudian hasil evaluasi dijadikan sebagai acuan pengembangan bagi
mahasiswa, program pendidikan, dan penentuan beban studi
selanjutnya. Evaluasi dilakukan oleh pendidik (Standar Pendidikan
Keperawatan Indonesia, 2012). Untuk peningkatan kualitas
pendidikan tinggi kesehatan dinilai berdasarkan system akreditasi,
penjaminan mutu lulusan melalui system uji Kompetensi (Sailah,
2012).
8
ini disebabkan kesulitan berbahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi
Internasional.
9
2.5 Trend dan Issue Penelitian Keperawatan Komunitas
2.5.1 Pengertian
Ilmu pengetahuan di bidang kesehatan pada beberapa dekade
terakhir telah mengalami kemajuan yang sangat pesat melampaui
perkembangan sebelumnya. Derivasi ilmu-ilmu kesehatan dan
pengembangannya melalui riset merupakan dinamika proses yang
sangat penting dalam pertumbuhan masingmasing profesi kesehatan.
Tujuan dilakukannya riset kesehatan adalah untuk memperkuat dasar-
dasar keilmuan yang nantinya akan menjadi landasan dalam kegiatan
praktik klinik, pendidikan, dan menejemen pelayanan
kesehatan.Sedangkan praktik pelayanan kesehatan yang berdasarkan
fakta empiris (evidence based practice) bertujuan untuk memberikan
cara menurut fakta terbaik dari riset yang diaplikasikan secara hati-
hati dan bijaksana dalam tindakan preventif, pendeteksian, maupun
pelayanan kesehatan. Menerapkan hasil penelitian dalam pelayanan
kesehatan adalah upaya signifikan dalam memperbaiki pelayanan
kesehatan yang berorientasi pada efektifitas biaya dan manfaat
(costbenefit effectiveness). Meningkatkan kegiatan riset kesehatan dan
menerapkan hasilnya dalam praktik pelayanan kesehatan merupakan
kebutuhan mendesak untuk membangun pelayanan kesehatan yang
lebih efektif dan efisien. Menurut sebuah studi meta-analysis terhadap
berbagai laporan penelitian keperawatan yang dilakukan oleh Heater,
Beckker, dan Olson (1988), menjumpai bahwa pasien yang
mendapatkan intervensi keperawatan bersumber dari riset memiliki
luaran yang lebih baik bila dibandingkan dengan pasien yang hanya
mendapatkan intervensi standar. Sudah saatnya kini, praktisi
kesehatan di tingkat pelayanan primer maupun dunia pendidikan
kesehatan perlu segera mendorong pertumbuhan budaya ilmiah di
lingkungannya agar mereka dapat mempraktikan hasil berbagai
penelitian. Kegiatan yang dilakukan untuk memberdayakan organisasi
keperawatan, yaitu :
1. Membentuk komite riset;
10
2. Menciptakan lingkungan kerja yang ilmiah;
3. Kebijakan kegiatan riset dan pemanfaatan hasilnya;
4. Pendidikan berkelanjutan.
Budaya ilmiah juga dapat dimanfaatkan sebagai strategi
akuntabilitas publik, justifikasi indakan keperawatan, dan bahan
pengambilan keputusan. Kesadaran terhadap nilai riset yang potensial
akan memberikan dampak yang menguntungkan bagi rganisasi,
misalnya kinerja keperawatan yang meningkat dan out come klien
yang optimal. Issue dan Trend dalam penelitian keperawatan
komunitas sudah banyak sekali topik/judul yang digunakan oleh para
peneliti keperawatan komunitas seperti Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Kepatuhan Lansia Berkunjung Ke Kelompok
Binaan Khusus Lansia Di Puskesmas Global Limboto Kabupaten
Gorontalo dan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dengan
Kejadian Diare Pada Anak Sekolah Dasar (SD). Menurut Depkes
2014 angka kejadian diare sangat tinggi, banyak peneliti yang
melakukan penelitian terhadap PHBS pada anak usia sekolah karena
anak usia sekolah lebih aktif dan rasa keingin tahuan yang tinggi
terhadap benda asing sehingga rentan sekali untuk terkena penyakit
daire dan kurangnya suatu penerapan tersebut dari orang tua dan pihak
sekolah. Dengan dilakukannya tindakan PHBS maka anak, dan orang
tua mengetahui bahwa pentingnya melakukan cuci tangan dengan
menggunakan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah makan.
Trend dan issue saat ini juga adalah kurangnya dukungan keluarga
terhadap lansia, sehingga para lansia memiliki harga diri rendah
seperti merasa sudah tidak berdaya di dalam keluarganya. Dukungan
keluarga kepada lansia sangat di butuhkan agar lansia merasa bahagia
dan berguna, dengan cara memberikan motivasi kepada lansia dalam
mengikuti suatu kegiatan di lingkungan sekitar rumah.
11
terakhir telah mengalami kemajuan yang sangat pesat melampaui
perkembangan sebelumnya. Derivasi ilmu-ilmu kesehatan dan
pengembangannya melalui riset merupakan diamika proses yang
sangat penting dalam pertumbuhan masing-masing profesi kesehatan.
Tujuan dilakukannya riset kesehatan adalah untuk memperkuat dasar-
dasar keilmuan yang nantinya akan menjadi landasan dalam kegiatan
praktikklinik, pendidikan, dan menejemen pelayanan kesehatan.
(Ross, Mackenzie, & Smith, 2003). Sedangkan praktik pelayanan
kesehatan yang berdasarkan fakta empiris (evidence based practice)
bertujuan untuk memberikan cara menurut fakta terbaik dari risetyang
diaplikasikan secara hati-hati dan bijaksana dalam tindakan preventif,
pendeteksian, maupun pelayanan kesehatan.(Cullum,2001).
12
yang mereka peroleh. Tunjangan pada PNS lebih besar dari pada gaji
pokok. Pemberian gaji juga berdasarkan pada lamanya pengalaman
pekerjaan sang perawat (Efendy, 2011).
Perkembangan/ pelatihan pada keperawatan komunitas dapat
dikatakan masih jarang dan masih minim, tetapi pelatihan sangat
diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
masalah penyakit serta meningkatkan mutu pelayanan puskesmas.
Maka dalam komunitas diperlukan suatu pelatihan pada puskesmas
tentang peningkatan pelayanan kesehatan dan pemberian konseling
kepada kader dan masyarakat tentang masalah kesehatan yang sering
terjadi pada lingkup masyarakat. Kegiatan tersebut sangat bermanfaat
bagi masyarakat dan puskesmas karena meningkatkan wawasan bagi
masyarakat serta mampu menurunkan morbiditas dan mortalitas pada
desa yang memiliki angka kejadian tinggi. Sebaliknya untuk desa
yang memiliki angka kejadian rendah dapat mempertahankannya agar
tidak memiliki kurva morbiditas dan mortalitas yang meningkat
(Maulana, 2016).
13
2.6.3 Dasar Hukum Praktik Mandiri Perawat
Dasar hukum praktik mandiri perawat diatur dalam :
1. Undang – undangan Keperawatan No. 38 tahun 2014, antara lain:
Pasal 28 ayat 1 dan 2, yaitu:
1) Praktik keperawatan dilaksankan di fasilitas pelayanan
kesehatan dan tempat lainnya sesuai dengan klien
sasarannya.
2) Praktik keperawatan sebagaimana dimaksut pada ayat (1)
terdiri atas praktik keperawatan mandiri dan praktik
keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
14
Memiliki ijazah pendidikan tinggi keperawatan.
Memiliki sertifikat kompetensi atau sertifikat profesi.
Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental.
Memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji
profesi
Membuat pernyatan mematuhi dan melaksanakan ketentuan
etika profesi.
4. Perawat yang memiliki surat izin praktek perawat (SIPP). Dalam
UUK no. 38 tahun 2014 pasal 19, SIPP diberikan oleh Pemerintah
Daerah kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat kesehatan yang
berwenang di kabupaten/kota tempat Perawat menjalankan
praktiknya. Untuk mendapatkan SIPP Perawat harus
melampirkan: salinan STR yang masih berlaku, Rekomendasi dari
Organisasi Profesi Perawat; dan Surat pernyataan memiliki tempat
praktik atau surat keterangan dari pimpinan Fasilitas Pelayanaan
Kesehatan.
15
Ingat, hanya boleh obat bebas dan obat bebas terbatas.
3. Perlengkapan administrasi, meliputi formulir catatan tindakan
asuhan keperawatan serta formulir rujukan dan formulir
persetujuan tindakan keperawatan (inform consent).
16
4. Jangan melakukan pekerjaan tenaga medis,karenakita tidak
berwenang,kecuali jika sudah ada pendelegasian tertulis dari
dokter yang bersangkutan.
5. Pasien berhak memberi persetujuan atau menolak tindakan
keperawatan yang akan diterimanya,jadi sebelum melakukan
tindakan apapun itu sebaiknya minta surat persetujuan atau inform
consent.
6. Dokumentasikan segala teman pengkajian,tindakan,evaluasi yang
telah dilakukan kepada pasien.
7. Jangan lupa memperpanjang SIPP dan memasang papan nama
diklinik yang dijalankan.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan merupakan suatu profesi yang memiliki organisasi yang sangat
bermanfaat dalam menetapkan standar praktek, pelayanan dan pendidikan
keperawatan. Keperawatan sebagai sebuah profesi yang didalamnya terdapat body
of knowledge yang jelas, memiliki dasar pendidikan yang kuat sehingga dapat
dikembangkan setinggi- tingginya.
Untuk itu Tren praktik keperawatan meliputi berbagai praktik di berbagai tempat
praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat secara
terus menerus meningkatkan otonomi dan penghargaan sebagai anggota tim
asuhan keperawatan. Peran perawat meningkat dengan meluasnya focus asuhan
keperawatan. Tren dalam keperawatan sebagai profesi meliputi perkembangan
aspek- aspek dari keperawatan yang mengkarakteristik keperawatan sebagai
proses meliputi pendidikan, teori, pelayanan, otonomi, dan kode etik.
3.2 saran
perawat dapat memilih dari dan menggunakan berbagai metode, materi, dan
media untuk mendukung kesehatan mereka kegiatan pendidikan. Sumber daya
tersebut harus ditinjau dan di evaluasi untuk kesesuaian mereka untuk kelompok
sasaran yang dituju. Kunci untuk memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan
masyarakat yang merangkul gagasan bahwa pendidikan kesehatan adalah proses
interaktif akan di pengaruhi oleh faktor internal dan eksternal banyak. Untuk
mengetahui trend issue keperawatan kesehatan komunitas di Indonesia dan dunia
diantaranya home care, home health care, perawat keluarga, pondok kesehatan
desa (poskesdes)
18
DAFTAR PUSTAKA
Infodatin. (2017). Pusat Data dan Onformasi Kementrian Kesehatan RI: Situasi
Tenaga Keperawatan Indonesia. Diakses 5 Juni 2021 dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin
%20perawat%202017.pdf
19
Komarudin. (2012). Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan dalam Pencapaian
Sustainability Profesionalisme Keperawatan. Diakses pada 5 Juni 2021
dari http://digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/53/umj-1x-komarudin-
2604-1-10.artik-v.pdf
Zurn, Poz, Stilwell, & Adams. (2002). Imbalances in the health workforce.
Diakses pada 5 Juni 2021 dari
http://www.who.int/hrh/documents/en/imbalances_briefing.pdf
20