Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Pemasaran sosial promosi kesehatan berbasis teknologi


informasi pada protokol kesehatan di era new normal

DI SUSUN OLEH :

NUR ANNISA PARNO (202008003)

S1 ADMINISTRASI KESEHATAN

ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP

TAHUN AKADEMIK 2022 / 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT.karena atas rahmat, karunia
serta kasih sayangNya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Pemasaran
sosial promosi kesehatan berbasis teknologi informasi pada protokol kesehatan di
era new normal. Sholawat serta semoga salam tetap tercurah kepada Nabi terakhir,
penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad
SAW

Dalam penulisan makalah ini,kami meyadari masih banyak terdapat


kesalahan dan kekeliruan,baik yang berkenaan dengan materi pembahasan
maupun dengan teknik pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal
kami selaku para penulis usahakan.

Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.

Pangkajene,28 April 2023

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3

BAB I PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4

1.1 Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4

1.2 Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

1.3 Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6

BAB III PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 10

Kesimpulan & saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .10

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .11

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

3
Meskipun pemerintah Indonesia saat ini membantu desa desa miskin yang
tersebar di seluruh pelosok Negara. Namun kenyataanya masyarakat di Jawa
sendiri masih banyak yang hidup sangat miskin. Karena kemiskinan itu maka
seolah mereka apatis, tidak mau tahu terhadap kehidupan mereka sendiri dan anak
anak mereka dibiarkan hidup seadanya, dengan kondisi lingkungan yang sangat
memprihatinkan kondisi demikian masih sangat banyak.
Pandemi COVID-19 menurut para ahli belum akan berakhir dalam waktu dekat.
Menurut para ahli, SARS CoV-2 penyebab COVID-19 masih akan bertahan lama
di muka bumi, yang artinya mau tidak mau dalam beberapa tahun ke depan kita
harus dapat hidup berdampingaan dengan virus ini. Masyarakat harus melakukan
perubahan pola hidup dengan tatanan dan nilai untuk memengaruhi perilaku
audiens target yang bermanfaat bagi masyarakat serta target audiens (P.Kotler,
N.R. Lee, & M. Rothschild, 2006).1

Secara umum pemasaran sosial bukan merupakan sains, tetapi lebih kepada
kegiatan profesional yang didasarkan pada berbagai disiplin ilmu dalam rangka
menciptakan program intervensi untuk merubah perilaku manusia (Smith, 2006).
Smith, 2006).2 Pemasar sosial akan menggunakan berbagai strategi komunikasi
kesehatan berdasarkan media massa, melalui penyedia layanan kesehatan,
interpersonal, promosi, diseminasi dan penjangkauan masyarakat berdasarkan
pendekatan multimodal untuk menjangkau audiens. Saat ini pendekatan yang
paling luas jangkauannya adalah dengan menggunakan internet.

Promosi kesehatan didefinisikan sebagai proses yang memungkinkan orang


meningkatkan kendali atas, dan memperbaiki, kesehatan mereka (Piagam Ottawa
untuk Promosi Kesehatan, 1986).4 Promosi kesehatan juga merupakan proses
advokasi kesehatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kemungkinan
personal (individu, keluarga dan masyarakat), swasta (profesional dan bisnis),
serta pemerintah (lokal, provinsi, nasional) untuk mendukung praktek kesehatan
positif menjadi norma sosial (Dwore &Kreuter, 1980) Teknologi informasi (TI)
menurut Haag dan Keen (1996) adalah seperangkat alat yang membantupekerjaan
dengan informasi dan melakukan tugastugas yang berhubungan dengan
pemrosesan informasi.

TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data,


suara, dan video. Contoh dari teknologi informasi bukan hanya berupa komputer
pribadi, tetapi juga telepon, televisi, peralatan rumah tangga elektronik, dan
peranti genggam modern (misalnya ponsel). Protokol kesehatan adalah upaya
kesehatan yang dilakukan baik oleh individu maupun masyarakat yang mengacu
pada sejumlah tindakan yang perlu dilakukan dalam rangka promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit. Saat ini protokol kesehatan.

4
Pencegahan penularan COVID-19 di Indonesia meliputi 5M: mencuci tangan
sabun dan air mengalir, menggunakan masker, menjaga jarak minimal 1 meter
dengan orang lain, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. New normal
adalah suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh masyarakat dan semua
institusi yang ada di suatu wilayah untuk melakukan pola harian atau pola kerja
atau pola hidup baru yang berbeda dengan sebelumnya untuk mencegah penularan
penyakit. Selanjutnya agar new normal lebih mudah diinternalisasikan oleh
masyarakat maka kemudian dinarasikan menjadi ‘adaptasi kebiasaan baru’.
Maksud dari adaptasi kebiasaan baru adalah agar kita bisa bekerja, belajar dan
beraktivitas dengan produktifdi era pandemi COVID-19.

Dalam hal ini LSM YKS bekerja sama dengan Child Found International (CFI)
sebagai penyandang dana, membuat perlembagaan masyarakat dinamakan
Marsudi Siwi memberikan pelayanan sosial dengan berbagai bantuan dengan
interval waktu selama 5-7 tujuh tahun. Mereka dididik diberdayakan dengan
harapan dalam lima tahun yang akan datang akan mampu hidup yang lebih baik
dari pada sekarang.

Desa Lencoh Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali memang secara geografis


tidak adanya sumber air bersih untuk mandi saja merupakan suatu hal yang
dianggap mewah karena mereka mandi harus di sungai atau air pancuran yang
jauh, dan bila kemarau sungai airnyapun tidak ada. Karena tanpa adanya hiburan
lain tampak sekali mereka memiliki anak yang rapat jarak kelahirannya dan
semuanya kelihatan kurang gizi.

Mayoritas rumah mereka gelap tanpa adanya jendela yang cukup, sinar matahari
ataupun udara yang sehat masuk. Rata rata mreka tidak memiliki WC, jika buang
kotoran umumnya hanya di selokan yang tidak ada airnya, ataupun di kebun.
Kehidupan yang mereka jalani dari hari ke hari adalah merupakan suatu yang
kurang lazim untuk masyarakat yang sudah mapan. Kandang ternak khususnya
sapi masih banyak yang dijadikan satu dengan rumah induk mereka .Maka
kedatangan YKS dengan proyek Marsudi Siwi nya memberikan suatu pelayanan
sosial adalah suatu yang dianggap baru oleh mereka .
Pelayanan sosial yang diberikan kepada desa yang dipilih adalah dari perbagai
kebutuhan primer masyarakat desa utamanya.
Untuk tahun pertama antara lain ;
1. Perbaikan gizi keluarga.
2. Kesehatan masyarakat, khususnya anak.
3. Sanitasi lingkungan antara lain membantu memberikan rehabilitasi MCK,
pembuatan pipanisasi untuk saluran air bersih, pemasangan air bersih melalui
berbagai sumber air yang ada di lereng lereng tebing, sebagai sumber air bersih,
perbaikan rumah yang cukup sinar dan sirkulasi udara yang baik. Sementara

5
menginjak tahun kedua, bantuan ditingkatkan kepada bantuan untuk sosial
antara
lain. Pemberian bantuan SPP, anak sekolah, sarana belajar anak, dan lain-lain.
Menginjak tahun ketiga, upaya pertumbuhan ekonomi produktif bagi masyarakat
itu sendiri. Untuk tahun keempat dan kelima adalah pelayanan yang menyeluruh
sebagai mana tahun pertama sampai tahun ketiga. Dengan perencanaan kegiatan
yang
dilaksanakan dari masyarakat untuk masyarakat itu sendiri. Lewat Badan
Musyawarah
Masyarakat ( BMM ).

1.2 Rumusan Masalah

“Adakah hubungan Komunikasi pemasaran sosial yang dilakukan YKS

Marsudisiwi Dengan Kesadaran Hidup Sehat, pada masyarakat miskin di desa

Lencoh kecamatan Selo kabupaten Boyolali ?”

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi
Dalam kehidupan manusia senantiasa tidak bisa lepas dari kegiatan
komunikasi. Karena komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang
dilaksanakan setiap saat yang melekat dalam kehidupan sehari hari hari. Salah
satu konsep yang dilontarkan Astrid S Susanto secara sederhana adalah suatu
proses pengoperan lambang yang mengandung arti (Susanto, 1985).

6
Interaksi dalam proses komunikasi pemasaran sosial ini menggunakan
model Interaksi dalam proses komunikasi pemasaran sosial ini menggunakan
model komunikasi langsung pada audiens dengan efek yang spontan. Maka para
ahli menyebut sebagai hubungan stmulus respon yang mekanis otomatis, atau
yang disebut sebagai hubungan searah. Dalam perkembangan selanjutnya muncul
model dua tahap saat itu disadari adanya pemuka pendapat/opinion leader yang
berperan sebagai penyaring informasi. Dalam hal ini didalam kelompok sosial
yang selalu terjadi komunikasi kelompok peran serta pemuka pendapat selalu
mendominasi dalam diskusi persuasi. Pengambilan keputusan selalu melalui
proses komunikasi kelompok ini.Pada tahap selanjutnya disadari bahwa setiap
proses komunikasi melibatkan banyak variabel (multi variabel ) yang memiliki
hubungan dinamis

2.1 Komunikasi Pemasaran Sosial

Yang dimaksud dengan komunkasi Pemasaran sosial, sebagaimana diungkap


Kotler adalah suatu proses untuk membuat rancangan, implementasi, dan
pengawasan program yang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan gagasan
sosial atau perilaku pada suatu kelompok sasaran (Philip Kotler, 1997).

Social marketing pada dasarnya merupakan aplikasi strategi pemasaran


komersil untuk “menjual” namun yang dijual adalah gagasan dalam rangka
mengubah pandangan atau perilaku masyarakat, terutama dalam manajemen yang
mencakup analisa, perencanaan, implementasi dan pengawasan (Kertajaya, 2003).
Marketing seharusnya tidak dipandang hanya sebagai sebuah alat atau seolah olah
anggota tubuh. Pandanglah marketing sebagai sebuah keseluruhan (the whole),
sesuatu yang menyeluruh. Di masa kini visi, misi dan nilai-nilai organisasi tidak
hanya melibatkan intelektualitas (mind) dan hati (heart) melainkan juga ruh
(spirit) (Kertajaya, 2003).

BAB III

PEMBAHASAN

Dari sembilan artikel tentang implementasi pemasaran sosial berbasis teknologi


informasi pada protokol kesehatan di era new normal didapatkan bahwa secara
umum saat ini masyarakat lebih nyaman menggunakan media sosial dalam
membantu aktivitas sehari-hari. Hal ini pulalah yang menjadikan peluang bagi

7
stakeholder selaku pemasar sosial untuk dapat melakukan promosi kesehatan
tentang penerapan protokol kesehatan di era new normal. Menurut data
Kementerian Komunikasi dan Informasi, pada tahun 2021 pengguna internet di
Indonesia meningkat 11% dari tahun sebelumnya, yaitu 175,4 juta menjadi 202,6
juta penggguna. Dengan penetrasi internet sebesar 76% dari jumlah penduduk,
Indonesia menduduki peringkat 15 di Asia. Pengguna internet berusia antara 16-
64 tahun diketahui memiliki perangkat elektronik berbeda termasuk telepon
genggam, laptop/PC, tablet, smartwatch dan sebagainya. Aktivitas internet yang
paling digemari pengguna internet di Indonesia adalah media sosial, selain itu
juga menonton televisi (baik streaming atau broadcast), membaca berita dari
perusahaan media (online atau cetak), mendengarkan musik di layanan streaming.
Media yang dapat digunakan untuk promosi protokol kesehatan antara lain
televisi, radio, SMS blast, seminar online, telemedicine, video animasi, iklan
layanan masyarakat dan lain-lain. Selain itu penting juga bagi stakeholder untuk
mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengadopsi gaya hidup perilaku
new normal mulai saat ini dan seterusnya.

Proses pemasaran sosial sendiri sama seperti pemasaran pada umumnya yang
melakukan riset pasar (untuk menentukan strategi pemasaran dan faktor
penentunya), segmentasi-targetting-positioning pasar, manfaat untuk audiens dan
tentu saja melibatkan elemen 4P (product, promotion, price, place). Segmentasi
pasar merupakan kegiatan memilah dan mengelompokkan konsumen berdasarkan
tatanan tertentu yang homogen. Targeting merupakan strategi menyeleksi dan
menjangkau pasar. Positioning dalam pemasaran sosial bukan sesuatu yang
dilakukan pemasar terhadap produk, tetapi sesuatu yang dilakukan terhadap benak
audiens. Konsep positioning berasal dari bagaimana audiens memperoleh
informasi. Hasil dari pemasaran sosial tidak serta-merta memberi keuntungan
pribadi bagi pemasar, akan tetapi lebih berfokus pada manfaat yang didapat
audiens atau masyarakat yang dituju.

Elemen 4P bauran pemasaran sosial:

1. Product/produk

Dalam pemasaran komersial yang ditawarkan adalah barang dan jasa, sedangkan
dalam pemasaran sosial yang ditawarkan adalah ide, gagasan, dan perubahan
perilaku (Lefebvre & Flora, 1988)

2. Promotion

Dalam pemasaran sosial promosi harus sesuai dengan perilaku yang ingin
ditawarkan, harga, saluran distribusi dan kelompok audiens yang ingin dituju. Jika
promosi digunakan secara efisien dan tepat, maka program-program sosial
marketing akan berjalan lebih efektif dan sesuai dengan tujuan

8
3. Price/harga
Dalam konsep pemasaran sosial adalah biaya atau pengorbanan yang harus
dileluarkan induvidu untuk mengadopsi perilaku yang ditawarkan

4. Place/distribusi
Mengacu pada saluran distribusi yang digunakan dalam rangka menyampaikan
produk yang ditawarkan kepada target audiens (Lefebvre & Flora, 1988)

Berdasarkan Theory of Planned Behaviour (Ajzen, 2005) perilaku individu


sangat dipengaruhi oleh niat individu tersebut terhadap perilaku tertentu. 6 Lebih
lanjut, teori tersebut juga menyatakan bahwa niat dipengaruhi oleh tiga komponen
penting yaitu attitude/sikap, subjective norms/norma subjektif dan self-efficacy.
Saat ini telah banyak penelitian empiris yang menemukan bahwa perubahan
attitude dari individu terhadap suatu hal akan menyebabkan perubahan minat yang
akhirnya akan merubah perilaku manusia (Povey et al., 2000; Scott et al., 2008).
Oleh karena itu, untuk merubah perilaku

seseorang, maka pemasar sosial haruslah mampu mendesain program-program


yang mampu merubah attidue, self-efficacy dan menciptakan lingkungan yang
mendukung perubahan perilaku

A. Strategi promosi kesehatan piagam ottawa

Pada tahun 1986 diselenggarakan Konferensi Internasional Promosi Kesehatan


di Ottawa, Canada yang disebut dengan Ottawa Charter. Konferensi tersebut
menghasilkan piagam yang disebut dengan Piagam Ottawa dan menelurkan lima
rumusan strategi baru dalam promosi kesehatan, yaitu:

1. Health public policy (Kebijakan Berwawasan Kebijakan)

Strategi promosi kesehatan yang melibatkan pemangku kepentingan dan pembuat


kebijakan untuk membuat kebijakan atau peraturan publik yang berdampak baik
terhadap kesehatan masyarakat.

2. Supportive environment (lingkungan yang mendukung)

Strategi promosi kesehatan yang melibatkan pemerintah daerah atau pengelola


tempat umum supaya tersedia sarana dan prasaran fasilitas kesehatan untuk
masyarakat.

3. Reorient health service (reorientasi pelayanan kesehatan)

9
Strategi promosi kesehatan reorientasi pelayanan kesehatan melibatkan
penyelenggara atau penyedia pelayanan kesehatan seperti pemerintah, swasta serta
masyarakat yang secara bersama- sama menciptakan pelayanan kesehatan terbaik.

4. Personnel skill (keterampilan individu)

Strategi promosi kesehatan ini melibatkan seluruh pihak yang terdiri dari individu,
keluarga atau kelompok lebih besar lagi untuk dapat meningkatkan keterampilan
dalam memelihara serta meningkatkan kesehatan baik kepada diri sendiri maupun
kepada pihak lain.

5. Community action (gerakan masyarakat)

Promosi kesehatan akan semakin berjalan efektif serta cepat mencapai tujuan
apabila di dalam masyarakat sendiri terdapat gerakan-gerakan yang
mempromosikan kesehatan secara berkelanjutan.

BAB VI

PENUTUP

A.Kesimpulan

Pemasaran sosial melalui promosi kesehatan dengan memanfaatkan teknologi

informasi merupakan upaya efektif untuk mengubah perilaku kesehatan. Pada

masa pandemi COVID-19 ini penggunaan teknologi informasi merupakan pilihan

terbaik untuk mempromosikan perilaku adaptasi kebiasaan baru pada era new

normal. Pemasaran sosial pada promosi kesehatan membutuhkan keterlibatan

banyak pihak, pemerintah, masyarakat, LSM, tokoh masyarakat dan individu.

Adaptasi kebiasaan baru di era new normal harus menjadi gaya hidup bagi setiap

individu untuk menjaga diri dan lingkungannya agar tetap aman dalam menjalani

aktivitas seperti biasa.

10
11
DAFTAR PUSTAKA

Cheng H, Kotler P, Lee NR. 2011. Social Marketing for Public Health, Global Trends and Success

Stories. Jones and Bartlett Publishers. Massachusetts.

Smith, W. A. (2006). Social marketing: an overview of approach and effects. British Medical

Journal, 12(Supplement 1), i38.

Evans WD. 2006. How Social Marketing Works in Healthcare. Diakses pada tanggal 14 Desember

2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1 463924/

Hulu VT, et.al.2020. Promosi Kesehatan Masyarakat. Yayasan Kita Menulis. Medan

Irawati T. 2020. Menuju Adaptasi Kebiasaan Baru, Artikel 19 Juni 2020. Direktorat Promosi

Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan. Diakses pada tanggal 13

Desember 2021.

Ajzen I. 2005. Attitudes, Personality and Behaviour (2nd ed.) Open University Press. Berkshire

Satuan Tugas Penanganan COVID-19. Kepatuhan Masyarakat Menjaga Prokes Meningkat. 4

September 2021. Diakses pada tanggal 10 Desember 2021.

12
13

Anda mungkin juga menyukai