Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PARTNERSHIP DAN JEJARING


SOSIAL DIBIDANG KESEHATAN

DISUSUN OLEH :
Sartika 2215201066
Tiara Kash 2215201067
Viani Karomatul Aulia 2215201068
Vifi Gusti Safitri 2215201069

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata
kuliah ilmu kesehatan masyarakat yang berjudul “Pemberdayaan
Masyarakat,Partnership Dan Jejaring Sosial”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Bukittinggi, 24 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1. Latar Belakang 1


1.2. Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4

2.1 Pemberdayaan Masyarakat 4


2.2 Konsep Pemberdayaan Masyarakat 5
2.3 Unsur Pemberdayaan Masyarakat 6
2.4 Pendekatan Pengembangan
Masyarakat 7
2.5 Partnership/Kemitraan 8
2.6 Langkah-langkah Kemitraan
10
2.7 Jejaring Sosial 11
2.8 Media atau alat peraga dalam promosi
Kesehatan 16
BAB III PENUTUP................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 .Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur


kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimana tertulis di pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Untuk itu, upaya kesehatan harus selalu diusahakan peningkatannya secara
terus menerus agar masyarakat yang sehat sebagai investasi dalam
pembangunan dapat hidup produktif secara social dan ekonomis (Nurbaeti,
M. 2009).
Pemberdayaan masyarakat terhadap usaha kesehatan agar menjadi sehat
sudah sesuai dengan Undang-Undang RI, Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan bahwa, pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk
meningkatkan kesehatan, kemauan, dan kemampuan hidup masyarakat yang
stinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
masyarakat. Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
Pemerintah bertanggung jawab memberdayakan dan mendorong peran serta
aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan (Nurbaeti, M. 2009).
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) memiliki tujuan dalam rangka
meningkatkan dan membina peran serta masyarakat dalam rangka usaha
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Puskesmas adalah unit
pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
melaksanakan pembangunan kesehatan di kecamatan. Kedudukan Posyandu
terhadap Puskesmas adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan yang secara teknis medis dibina oleh Puskesmas.
Penyuluhan merupakan bagian dari jalur pendidikan informal yang ada
dalam kegiatan Posyandu. Menurut Suhardjo (2003:31) istilah penyuluhan
seringkali dibedakan dari penerangan, walaupun kedua-duanya merupakan
upaya edukatif.

1
2

Secara popular penyuluhan lebih menekankan “bagaimana”, sedangkan


penerangan lebih menitik beratkan pada “apa”. Dalam uraian berikut ini,
penyuluhan diberikan arti lebih luas dan menyeluruh dan merupakan upaya
perubahan perilaku manusia yang dilakukan melalui pendekatan edukatif.
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) merupakan unit pelaksana
teknis (UPT) dinas kesehatan yang ada di kabupaten atau kota, mempunyai
tanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu wilayah
kecamatan melalui pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kepmenkes No
128/Menkes/SK/2004 tentang puskesmas dan salah satu fungsi peran
puskesmas merupakan pusat pemberdayaan masyarakat dengan strategi
kemitraan dengan kelompok masyarakat.
Media sosial atau jejaring sosial merupakan tren saluran media yang
digunakan hampir semua lapisan masyarakat. karena pengetahuan media
masyarakat terhadap media masih minim,atau tingkat literasi media
rendah,masyarakat secara umumlebih sering mendapat pengaruh negatif dari
penggunaannya. Ini fenomena dominan dari kelatahan penggunaan media
terkhusus media sosial atau jejaring sosial.
Kecanduan jejaring sosial juga mengakibatkan masalah psikis. Orang
menjadi sangat tergantung hingga seolah hidup tidak lengkap kalau sehari
saja tidak membuka account miliknya di situs tersebut. Guy Hoskins
menulis di jurnal Helium (2008) bahwa ada tujuh dosa besar FB jika orang
sudah kecanduan.
Ketujuh dosa besar FB itu ada rasa malas bekerja (sloth), sifat rakus
(greed), iri (envy), dengki ((lust), takabur (pride), marah (wrath), dan
mengada-ngada (gluttony). (Kumorotomo,2009) dalam tulisannya berjudul
Menilai Situs Jejaring Sosial Secara Adil.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa itu pemberdayaan masyarakat?
b. Apa itukonsep pemberdayaan masyarakat ?
c. Apa itu unsur pemberdayaan masyarakat?
3

d. Apa itu pendekatan pengembangan masyarakat?


e. Apa saja partnership/kemitraan dalam kesehatan masyarakat?
f. Apa saja Langkah-langkah Kemitraan?
g. Apa itu jejaring social?
h. Apa media atau alat peraga dalam promosi kesehatan

1.3 Tujuan

a. Tujuan Umum
Dengan adanya makalah ini bertujuan untuk menjadi acuan atau
pedoman dalam membandingkan antara teori dalam konsep
pemberdayaan masyarakat, partnership dan jejaring social dalam bidang
masyarakat.
b. Tujuan Khusus
1. Memahami pengertian konsep pemberdayaan masyarakat.
2. Mengetahui konsep pemberdayaan masyarakat.
3. Memahami unsur pemberdayaan masyarakat
4. Memahami pendekatan pengembangan masyarakat
5. Memahami partnership/kemitraan.
6. Memahami Langkah-langkah kemitraan.
7. Memahami pengertian jejaring social.
8. Memahami Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

b.1 Pemberdayaan Masyarakat


a. Pengertian

Pemberdayaan masyarakat suatu upaya atau proses untuk


menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan
kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan (Supardan,
2013).
Gerakan pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya dalam
peningkatan kemampuan masyarakat guna mengangkat harkat hidup,
martabat, dan derajat kesehatannya. Peningkatan keberdayaan berarti
peningkatan kemampuan dan kemandirian masyarakat agar dapat
mengembangkan diri dan memperkuat sumber daya yang dimilki untuk
mencapai kemajuan (Nurbeti, M. 2009).
Gerakan pemberdayaan masyarakat juga merupakan cara untuk
menumbuhkan dan mengembangkan notma yang membuat masyarakat
mampu untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Strategi ini tepatnya
ditujukan pada sasaran primer agar berperan serta secara aktif (Supardan,
2013).
Bidang pembangunan biasanya meliputi 3 (tiga) sector utama, yaitu
ekonomi, social (termasuk didalamnya pendidikan, kesehatan, dan social
budaya), dan bidang lingkungan. Sednag masyarakat dapat diartikan
dalam dua kosnep yaitu masyarakat sebuah tempat bersama, yakni sebuah
wilayah geografi yang sama. Contoh sebuah rukun tetangga, perumahan di
daerah pertokoan, atau sebuah kampong di wlayah pedesaan (Nurbeti,
2013).

4
5

Hikmat (2001) menyebutkan pemberdayaan msyarakat dalam wacan


pembangunan dihubungkan dengan monsep mandiri, partisipasi, jaringan
kerja, dan keadilan. Pada dasarnya pemberdayaan diletakkan pada
kekuatan tingkat individu dan social. Inbandi Rukminto adi (2008)
menyatakan pembangunan masyarakat digunakan untuk menggambarkan
pembangunan bangsa secara keseluruhan.

Dalam arti sempit istilah pengembangan masyarakat di Indonesia


sering dipadankan dengan pembangunan masyarakat desa dengan
mempertimbangkan desa dan kelurahan berada pada tingkatan yang setara
sehingga pengembangan masyarakat (desa) kemudian menjadi dengan
kosnep penmgembangan masyarakt local (locality development).

UKBM (upaya kesehtan bersumberdaya manusi ) adalah salah satu


wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
Kondisi ini ternyata mampu memacu munculnya berbagai bentuk UKBM
lainnya seperti polindes, POD, pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja),
TOGA (Taman Obat Keluarga), dan sehat dan lain-lain. (Nurbeti, M.
2009).

b.2 Konsep Pemberdayaan Masyarakat

Istilah konsep berasal dari bahasa latin conceptum, artinya sesuatu yang
dipahami. Konsep merupakan abstraksi suatu ide atau gambaran mental, yang
dinyatakan dalam suatu kata atau symbol. Secara konseptual, pemberdayaan
atau pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata power yang berarti
kekuasaan atau keberdayaan.
Konsep pemberdayaan berawal dari penguatan modal sosial di
masyarakat (kelompok) yang meliputi Kepercayaan (trusts), Patuh Aturan
(role), dan Jaringan (networking). Apabila kita sudah memiliki modal social
yang kuat maka kita akan mudah mengarahkan dan mengatur (direct)
masyarakat serta mudah mentransfer knowledge kepada masyarakat. Dengan
6

memiliki modal social yang kuat maka kita akan dapat menguatkan
Knowledge, modal (money), dan people.
Konsep ini mengandung arti bahwa konsep pemberdayaan masyarakat
adalah transfer kekuasaan melalui penguatan modal social kelompok untuk
menjadikan kelompok produktif untuk mencapai kesejahteraan sosial. Modal
sosial yang kuat akan menjamin suistainable didalam membangun rasa
kepercayaan di dalam masyarakat khususnya anggota kelompok (how to build
the trust).

b.3 Unsur Pemberdayaan Masyarakat

a. Inklusi dan Partisipasi

Inklusi berfokus pada pertanyaan siapa yang diberdayakan, sedangkan


partisipasi berfokus pada bagaimana mereka diberdayakan dan peran apa
yang mereka mainkan setelah mereka menjadi bagian dari kelompok yang
diberdayakan. Menyediakan ruang partisipasi bagi masyarakat, khususnya
masyarakat miskin, dalam pembangunan adalah memberi mereka otoritas
dan kontrol atas keputusan mengenai sumbersumber pembangunan.
Partisipasi masyarakat miskin dalam menetapkan prioritas pembangunan
pada tingkat nasional maupun daerah diperlukan guna menjamin bahwa
sumber daya pembangunan (dana, prasarana/sarana, tenaga ahli, dll) yang
terbatas secara nasional maupun pada tingkat daerah dialokasikan sesuai
dengan kebutuhan dan prioritas masyarakat miskin tersebut.
b. Akses pada informasi

Akses adalah aliran informasi yang tidak tersumbat antara masyarakat


dengan masyarakat lain dan antara masyarakat dengan pemerintah.
Informasi meliputi ilmu pengetahuan, program dan kinerja pemerintah,
hak dan kewajiban dalam bermasyarakat, ketentuan tentang pelayanan
umum, perkembangan permintaan dan penawaran pasar, dan sebagainya.
Masyarakat pedesaan terpencil tidak mempunyai akses terhadap semua
informasi tersebut, karena hambatan bahasa, budaya dan jarak fisik.
7

Masyarakat yang informed, mempunyai posisi yang baik untuk


memperoleh manfaat dari peluang yang ada, memanfaatkan akses terhadap
pelayanan umum, menggunakan hak-haknya, dan membuat pemerintah
dan pihakpihak lain yang terlibat bersikap akuntabel atas kebijakan dan
tindakan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.
c. Kapasitas organisasi lokal

Kapasitas Adalah kemampuan masyarakat untuk bekerja bersama,


mengorganisasikan perorangan dan kelompok-kelompok yang ada di
dalamnya, memobilisasi sumber-sumber daya yang ada untuk
menyelesaikan masalah bersama. Masyarakat yang organized, lebih
mampu membuat suaranya terdengar dan kebutuhannya terpenuhi.
d. Profesionalitas pelaku pemberdayaan

Adalah kemampuan pelaku pemberdaya, yaitu aparat pemerintah atau


LSM, untuk mendengarkan, memahami, mendampingi dan melakukan
tindakan yang diperlukan untuk melayani kepentingan masyarakat. Pelaku
pemberdaya juga harus mampu mempertanggung jawabkan kebijakan dan
tindakannya yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.

b.4 Pendekatan Pengembangan Masyarakat

Sebagai upaya dalam melakukan suatu intervensi masyarakat melalui


pengembangan masyarakat, maka dibutuhkan suatu pendekatan yang
dilakukan oleh community worker dalam implementasi dilapangan. Batten
(1967) mengatakan terdapat dua pendekatan dalam pengembangan
masyarakat.
a.Pendekatan Direktif (Instruktif)
Pendekatan ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa community worker
tahu apa yang dibutuhkan dan apa yang baik untuk masyarakat. Dalam
pendekatan ini peranan community worker bersifat lebih dominan karena
prakarsa kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan lebih banyak berasal
dari community worker. Community worker-lah yang menetapkan apa
8

yang baik atau buruk bagi masyarakat, cara-cara apa yang perlu dilakukan
untuk memperbaikinya dan menyediakan sarana yang diperlukan untuk
perbaikan tersebut. Dengan pendekatan ini, prakarsa dan pengambilan
keputusan berada ditangan community worker.
b.Pendekatan Non direktif (Partisipatif)
Pendekatan ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa masyarakat tahu apa
yang sebenarnya mereka butuhkan dan apa yang baik untuk mereka. Pada
pendekatan ini, community worker tidak menempatkan diri sebagai orang
yang menetapkan apa yang baik dan buruk bagi suatu masyarakat.
Pemeran utama perubahan masyarakat adalah masyarakat itu sendiri,
community worker lebih bersifat menggali dan mengembangkan potensi
masyarakat. Masyarakat diberikan kesempatan untuk membuat analisis
dan mengambil keputusan yang berguna bagi mereka sendiri, serta mereka
diberi kesempatan penuh dalam penentuan cara-cara untuk mecapai tujuan
yang mereka inginkan. Tujuan dari pendekatan ini agar masyarakat
memperoleh pengalaman belajar untuk mengembangkan dirinya melalui
pemikiran dan tindakan yang dirumuskan oleh mereka.

b.5 Partnership/Kemitraan
Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong
atau kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok.
Menurut Notoatmodjo (2003), kemitraan adalah suatu kerjasama formal atara
individu-individu atau kelompok atau organisasi untuk mencapai suatu tugas
atau tujuan tertentu.
Dalam bidang kesehatan bnayak tentunya kegiatan kemitraan yang bisa
dilakasanakan, seperti:
a. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Posyandu merupakan jensi UKBM yang paling memasyarakatkan saat ini.
Gerakan posyandu ini telah berkambang dengan pesat secara nasional
sejak tahun 1982. Saat ini telah popular di lingkungan desa dan RW
diseluruh Indonesia. Posyandu meliputi lima program prioritas yaitu: KB,
9

KIA, Imunnisasi, dan penaggulangan diare yang tebrukti mempunyai daya


ungkit besar terhadap penurunan angka kematian bayi.
b. Pondok Bersalin Desa (Polindes)
Pondok bersalin desa merupakan salah satu peran serta masyarakat dalam
menyediakan tempat pertolongan persalinan dan kesehatan ibu serta
kesehatan anak lainnya. Kegiatan pokok polindes ini antara lain
melakukan pemeriksaan : ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan
balita. Memeberikan imunisasi, penyuluhan kesehatan masyarakat
terutama kesehatan ibu dan anak, serta pelatihan dan pembinaan kepada
kader dan masyarakat.
Polindes dimaksudkan untuk menutupi empat kesejangan dalam KIA yaitu
kesenjangan geografis, informasi, ekonomi, dan kesenjangan social
budaya.
c. Pos Obat Desa (POD)
Atau Warung Obat Desa (WOD) merupakan perwujudan peran serta
masyarakat dalam pengobatan sederhana terutama penyakit yang sering
terjadi di lingkungan masyarakat stempat (endemic). POD dapat berdiri
sendri atau menjadi salah satu kegiatan dari UKBM yang ada. Gambaran
situasi POD mirip dengan posyandu dimana bentuk pelayanan
menyediakan obat bebas dan obat khusus untuk keperluan berbagai
program kesehatan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.
Beberapa POD antara lain :
1. POD murni, tidak terkait dengan UKBM lainnya
2. POD yang diintegrasi dengan dana sehat
3. POD yang bentuk peningkatan posyandu
4. POD yang dikaitkan dengan pokdes/polindes
5. POP (Pos pelayanan pondok Pesantren.
d. Dana Sehat
Dana sehat dikembangkan pada 32 provinsi meliputi 209 kabupaten/kota.
Dalam implementasinya juga berkembang di beberapa pola dana sehat:
1. Dana sehat pola usaha kesehatan sekolah UKS
10

2. Dana sehat pola pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD)


3. Dana sehat pola pondok pesantren
4. Dana sehat pola koprasi unti Desa (KUD)
5. Dana sehat yang dikembangkan lembaga swadaya masyarakat (LSM)
6. Dana sehat organisasi/kelompok lainnya (tukang becak, sopir
angkutan, dll)
e. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
f. Upaya Kesehatan Tradisional
g. Pos Gizi
h. Pos KB Desa
i. Pos Kesehatan Pesantren (poskestren)
j. Saka Bhakti Husada (SBH)
k. Pos Upaya Kesehatan Kerja
l. Kelompok Masyarakat Pemakai Air
m. Karang Taruna Husada
n. Pelayanan Puskesmas Pembantu

b.6 Langkah-langkah Kemitraan


Beberapa langkah untuk menjalin kemitraan yaitu
1. Penjajakan: penjajakan perlu dilakukan dengan calon mitra kerja.
Tahapan melakukan penjajakan adalah identifikasi calon mitra kerja.
Yujuan penjajakan ini yaitu untuk mencari pihak-pihak yang memiliki
potensi untuk mendukung program yang akan dilaksanakan.
2. Menyamakan Persepsi: penyamaan persepsi perlu dilakukan pertemuan
awal guna menyamakan persepsi terhadap masalah kesehatan yang
dihadapi agar keberhasilanmencapai tujuan bisa dilakukan dengan lebih
efektif dan efisien.
3. Pembagian Peran: dalam mencapai kemitraan peran bersama peran
masing-masing beragam namun sama pentingnya. Oleh karena itu perlu
dibicarakan secara terbuka dan bersama sebelum menuangkan dalam
kesepakatan.
11

4. Komunikasi intensif: komunikasi intensif sangatlah diperlukan guuna


mengetahui perkembangan program kemitraan yang sudah terjalin
5. Pelaksanaan: pelaksanaan kegiatan haruslah dikerjakan sesuai dengan
rencana yang telah disepakati sejak awal. Hal ini mencakup monitoring
dan juga evaluasi terhadap jalannya kemitraan maupun dalam upaya
mencapai tujuan bersama.

b.7 Jejaring Sosial


a. Pengertian jejaring sosial
Situs jejaring sosial yang dalam bahasa Inggris disebut social
network sites merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang
memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar
pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk
bergabung dalam situs tersebut. Tampilan dari situs jejaring sosial ini
menampilkan halaman profil pengguna, yang di dalamnya terdiri dari
identitas diri dan foto pengguna (Juditha, 2011).
Situs jejaring sosial merupakan situs yang dapat membantu
seseorang untuk membuat sebuah profil dan kemudian dapat
menghubungkan dengan pengguna lainnya. Situs jejaring sosial adalah
aplikasi yang memungkinkan penggun untuk terhubung menggunakan
profil pribadi atau akun pribadinya. Adapun contoh berbagai situs
jejaring sosial seperti Friendster, Facebook, Foursquare, Myspace,
Twitter, juga termasuk Blackberry Messenger (Juditha, 2011).
Jejaring sosial merupakan bentuk dari Media Sosial dan juga
merupakan jenis Media massa yaitu berupa media digital. Media massa
sebagai saluran informasi bagi khalayak luas selalu hadir dengan
beragam pemberitaan. Khalayak tidak dapat menghindari akan
kebutuhannya terhadap informasi, baik dari dunia politik, ekonomi,
pendidikan, sosial, budaya, teknologi, dan lainnya. Media sosial yang
dalam bahasa Inggris “Social Media” menurut tata bahasa terdiri dari
12

kata “social” yang memiliki arti kemasyarakatan atau sebuah interaksi,


dan “media” adalah sebuah wadah atau tempat social itu sendiri.
Media sosial adalah sebuah media online dengan para penggunanya
bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi
blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial
dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan
oleh masyarakat di seluruh dunia (Juditha, 2011).
Tahun 2002, muncul Friendster sebagai situs anak muda pertama
yang semula disediakan untuk tempat pencarian jodoh. Dalam
kelanjutannya, friendster ini lebih diminati anak muda untuk saling
berkenalan dengan pengguna lain. Tahun 2003, muncul sistus sosial
interaktif lain menyusul kemunculan Friendster, Flick R, Youtube,
Myspace. Hingga akhir tahun 2005, friendster dan myspace merupakan
situs jejaring sosial yang paling diminati (Juditha, 2011).
b. Kelebihan dan Kekurangan Jejaring Sosial
1. Kelebihan jejaring sosial
Keberadaan situs jejaring sosial ini memudahkan kita untuk
berinteraksi dengan mudah dengan orang-orang dari seluruh belahan
dunia dengan biaya yang lebih murah dibandingkan menggunakan
telepon. Selain itu, dengan adanya situs jejaring sosial, penyebaran
informasi dapat berlangsung secara cepat dan luas. Selain itu itu
jejaring sosial mempunyai kelebihan interaksi yang lebih jujur di
dalam dunia maya dibandingkan dengan dunia nyata. Maksudnya
disini adalah pengguna jejaring sosial cenderung lebih mudah untuk
menunjukkan segala pendapat dan luapan emosional yang
dimilikinya. Hal ini yang menjadikan dunia maya menciptakan
banyak intrik sosial termasuk juga masalah sosial empati (Agung
Pribadi, 2011)
2. Kelemahan jejaring sosial
Kemunculan situ jejaring sosial ini menyebabkan interaksi
interpersonal secara tatap muka (face-to-face) cenderung menurun.
13

Orang lebih memilih untuk menggunakan situs jejaring sosial karena


lebih praktis. Di lain pihak, kemunculan situs jejaring sosial ini
secara tidak langsung membawa dampak negatif, seperti laju
informasi yang cepat dan luas hingga tak terbendung. Informasi yang
beredar bukan saja tepat pada sasaran tetapi juga meluber ke
berbagai elemen pengguna jejaring sosial. Selain itu juga dapat
mengakibatkan kecanduan (addiksi) yang berlebihan dan
terganggunya privasi seseorang. Adapun kaitannya dengan empati
dalam dunia maya juga memiliki pengaruh. Pengguna sering lupa
diri di ruang bebas pendapat yang ada di dalam dunia maya dengan
menuliskan berbagai pendapat yang menimbulkan kontra. Sering
kali tulisan-tulisan itu sesuatu yang menyudutkan, menjelekkan atau
bahkan menghina harga diri seseorang dan lain sebagainya yang
merugikan orang lain (Agung Pribadi, 2011).
c. Intensitas

Kata intensitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu intense yang berarti
semangat, giat (John M. Echols, 1993). Sedangkan menurut Nurkholif
Hazim (2005), bahwa: “intensitas adalah kebulatan tenaga yang
dikerahkan untuk suatu usaha”. Jadi intensitas secara sederhana dapat
dirumuskan sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan
penuh semangat untuk mencapai tujuan. Perkataan intensitas sangat
erat kaitannya dengan motivasi, antara keduanya tidak dapat
dipisahkan.
1. Faktor Yang Mempengaruhi Intensitas Penggunaan Situs Jejaring
Sosial
aktor-faktor yang mempengaruhi intensitas penggunaan situs
jejaring sosial adalah suasana emosional (mood), skema kognitif,
suasana terpaan, predisposisi individual, dan tingkat identifikasi
khalayak dengan tokoh dalam situs jejaring sosial (Andarwati dan
Sankarto, 2005).
14

2. Unsur-Unsur Intensitas Penggunaan Situs Jejaring Sosial

Dari pengertian intensitas diatas dapat diambil beberapa unsur


dalam intensitas penggunaan situs jejaring sosial, yaitu:
a) mengetahui perihal situs jejaring sosial
b) pemakaian fasilitas situs jejaring sosial Adanya proses,
mengolah atau mengaplikasikan fitur-fitur yang disediakan oleh
situs jejaring sosial
c) frekuensi serta durasi penggunaan situs jejaring sosial.

3. Indikator Intensitas

Nuraini (2011) menyatakan intensitas memiliki beberapa indikator


yaitu sebagai berikut:
a) Motivasi

Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme


(baik manusia maupun hewan) yang mendrongnya untuk
melakukan sesuatu. Disini motivasi berarti pemasok daya untuk
berbuat atau bertingkah laku secara terarah. Motivasi menunjuk
pada hubungan sistematik antara suatu respon atau himpunan
respon dengan keadaan dorongan tertentu.
b) Durasi kegiatan

Durasi kegiatan yaitu berapa lamanya penggunaan untuk


melakukan kegiatan. Dari indikator ini dapat dipahami bahwa
motivasi akan terlihat dari kemampuan seseorang menggunakan
waktunya untuk melakukan kegiatan.
c) Frekuensi kegiatan

Frekuensi dapat diartikan dengan kekerapan atau kejarangan


kerapnya. Frekuensi yang dimaksud adalah seringnya kegiatan
itu dilaksanakan dalam periode waktu tertentu.
d) Presentasi
15

Presentasi yang dimaksud adalah gairah, keinginan atau harapan


yang keras yaitu maksud, rencana, cita-cita atau sasaran, target
dan idolanya yang hendak dicapai dengan kegiatan yang
dilakukan. Ini bisa dilihat dari keinginan yang kuat dalam
menggunakan jejaring sosial.
e) Arah sikap

Sikap sebagai suatu kesiapan pada diri seseorang untuk


bertindak secara tertentu terhadap hal-hal yang bersifat positif
ataupun negatif. Dalam bentuknya yang negatif akan terdapat
kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci,
bahkan tidak menyukai objek tertentu. Sedangkan dalam
bentuknya yang positif kecenderungan tindakan adalah
mendekati, menyenangi, dan mengharapkan objek tertentu.
f) Minat

Minat timbul apabila individu tertarik pada sesuatu karena


sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu
yang akan digeluti memiliki makna bagi dirinya. Minat ini erat
kaitannya dengan kepribadian dan selalu mengandung unsur
afektif, kognitif, dan kemauan. Ini memberikan pengertian
bahwa individu tertarik dan kecenderungan pada suatu objek
secara terus menerus, hingga pengalaman psikisnya yang lain
terabaikan.

2.8 Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan


a. Pengertian media

Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai
alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba,
dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebarluasan
informasi Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk
16

menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh


komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik (TV, radio,
komputer, dan lain-lain) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat
meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah
perilakunya kearah positif terhadap kesehatannya.
Adapun tujuan media promosi kesehatan diantaranya:

1. Media dapat mempermudah penyampaian informasi

2. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.

3. Dapat memperjelas informasi

4. Media dapat mempermudah pengertian.

5. Mengurangi komunikasi yang verbalistik


6. Dapat menampilkan obyek yang tidak bisa ditangkap dengan mata.

7. Memperlancar komunikasi

b. Jenis Media Promosi Kesehatan

1. Berdasarkan bentuk umum penggunaan

a) Bahan bacaan: Modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet,


majalah, buletin, dan sebagainya.
b) Bahan peragaan: Poster tunggal, poster seri, plipchart, tranparan,
slide, film, dan seterusnya.

2. Berdasarkan cara produksinya, media promosi kesehatan


dikelompokkan menjadi:
a) Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-
pesan visual. Media cetak pada umumnya terdiri dari gambaran
sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Fungsi utama
media cetak ini adalah memberi informasi dan menghibur.
Adapun macam-macamnya adalah poster, leaflet, brosur, majalah,
surat kabar, lembar balik, stiker, dan pamflet.
17

1) Kelebihan media cetak diantaranya:


a. Tahan lama.

b. Mencakup banyak orang.

c. Biaya tidak tinggi.

d. Tidak perlu listrik.

e. Dapat dibawa ke mana-mana.

f. Dapat mengungkit rasa keindahan

g. Meningkatkan gairah belajar.

2) Kelemahan media cetak yaitu:

a. Media ini tidak dapat menstimulir efek suara dan efek


gerak

b. Mudah terlipat

b) Media elektronika yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat


dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat
bantu elektronika. Adapun macam-macam media tersebut adalah
TV, radio, film, video film, cassete, CD, VCD.
1) Kelebihan media elektronika diantaranya :

a. Sudah dikenal masyarakat.


b. Mengikutsertakan semua panca indra.

c. Lebih mudah dipahami.

d. Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak

e. Bertatap muka.

f. Penyajian dapat dikendalikan.

g. Jangkauan relatif lebih besar

h. Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang


18

2) Kelemahan media elektronika diantaranya:


a. Biaya lebih tinggi.

b. Sedikit rumit.

c. Perlu listrik.

d. Perlu alat canggih untuk produksinya.

e. Perlu persiapan matang.

f. Peralatan selalu berkembang dan berubah.

g. Perlu keterampilan penyimpanan.

h. Perlu terampil dalam pengoperasian

c) Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya di


luar ruang secara umum melalui media cetak dan elektronika
secara statis, misalnya: Papan reklame yaitu poster dalam ukuran
besar yang dapat dilihat secara umum di perjalanan, spanduk
yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar yang
dibuat di atas secarik kain dengan ukuran tergantung kebutuhan
dan dipasang di suatu tempat yang strategi agar dapat dilihat oleh
semua orang, pameran, banner dan TV layar lebar.
1) Kelebihan media luar ruang diantaranya :

a. Sebagai informasi umum dan hiburan.

b. Mengikutsertakan semua panca indra.

c. Lebih mudah dipahami.

d. Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak.

e. Bertatap muka

f. Penyajian dapat dikendalikan.

g. Jangkauan relatif lebih besar.

h. Dapat menjadi tempat bertanya lebih detail.


19

i. Dapat menggunakan semua panca indra secara langsung,


dan lainlain.
2) Kelemahan media luar ruang diantaranya:

a. Biaya lebih tinggi.

b. Sedikit rumit.

c. Ada yang memerlukan listrik.

d. Ada yang memerlukan alat canggih untuk produknya.

e. Perlu persiapan matang.

f. Peralatan selalu berkembang dan berubah.

g. Perlu keterampilan penyimpanan.

h. Perlu keterampilan dalam pengoperasian


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Adapun Kesimpulan dalam makalah ini adalah pemberdayaan masyarakat


merupakan sasaran utama dalam promosi kesehatan yang bertujuan untuk
memandirikan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatklan status
kesehatannya menjadi lebih baik dengan mengguanakan prinsip pemberdayaan
dimana petugas kesehatan berperan untuk memfasilitasi masyarakat dalam
meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk memelihara dan
meningkatkan status kesehatannya.

Dalam pemberdayaan masyarakat peran serta masyarakat sangat vital,


karena masyarakat yang menjadi pemeran utamanya, namun peran petugas
kesehatan juga tidak bisa dihilangkan. Dalam pemberdayaan masyarakat, petugas
kesehatan memiliki peran penting, yaitu memfasilitasi masyarakat melalui
kegiatan-kegiatan atau program pemberdayaan masyarakat meliputi pertemuan
dan pengorganisasian masyarakat, memberikan motivasi kepada masyarakat untuk
bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan agar masyarakat mau
berkontribusi terhadap program tersebut, melakukan pelatihan-pelatihan yang
bersifat vokasional.

Seiring dengan perkembangan zaman, maka langkah-langkah promosi


kesehatan yang biasanya hanya bisa kita jumpai dalam sebuah forum
musyawarah. Namun sekarang bisa juga kita lakukan dan dapatkan dalam sebuah
media informasi digital yaitu jejaring social, yang mana dengan adanya media
jejaring sosial ini mampu meberikan kelebihan-kelebihan yang kita dapatkan
berupa: cakupan target promosi tidak terbatas, informasi mudah didapatkan
dengan bermodal smartphone, dan masih banyak lagi.

Jenis-jenis pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan adalah


posyandu, pos obat desa (POD), Pondok bersalin desa (Polindes), dana sehat,

20
21

Lembaga swadaya Masyarakat (LSM), upaya kesehatan tradisional, pos


gizi, pos KB, Pos Kesehatan pesantren, Saka Bhakti Husada, Pos Upaya
kesehatan Kerja, kelompok pemkaia air (pokmair), karang taruna husada,
pelkayanan puskesmaS, dan puskesmas pembantu (pustu) dan lain sebagainya.

3.2 Saran

1. Bagi mahasiswa (tenaga kesehatan) agar dapat memfasilitasi masyarakat


melalui kegiatan-kegiatan maupun program-program pemberdayaan
masyarakat meliputi pertemuan-pertemuan dan pengorganisasian masyarakat,
memberikan motivasi kepada masyarakat untuk bekerjasama dalam
melaksanakan kegiatan pemberdayaan agar masyarakat mau berkontribusi
terhadap program tersebut.

2. Bagi masyarakat diharapakan adanya kesadaran akan pentingnya kesehatan,


agar dapat berpartisipasi dalam mendukung program-program kesehatan
dalam system pemberdayaan masyarakat.

3, Bagi pembaca harapan penulis agar makalah ini dapat menambah wawasan
tentang pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.
22

DAFTAR PUSTAKA

Hikmat, 2001. Masyarakat dalam Kesehatan.Agung Sentosa. Jakarta

Nurbeti, M. 2009. Pemberdayaan masyarakat dalam konsep “kepemimpinan yang

mampu menjembatani”. Rineka Cipta, Jakarta.

Notoatmpdjo, S. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu perilaku. Rineka Cipta.

Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai