Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah
yang berjudul “pengorganisasian dan pemberdayaan” ini dapat tersusun hingga selesai.
Pembuatan makalah ini bertujuan guna memenuhi tugas Mata kuliah Keperawatan
Komunitas. Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan sebagai
refrensi tambahan dalam mempelajari mata kuliah Keperawatan komunitas. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, saya yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B.Tujuan ...................................................................................................1
C. Manfaat
................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................2
A.Pengorganisasian Masyarakat...........................................................................2
B. Pemberdayaan Masyarakat ............................................................................2
BAB III PENUTUP.....................................................................................3
A.Kesimpulan................................................................................................ 11
B.Saran ................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan atau hidup sehat adalah hak setiap orang, oleh sebab itu
masyarakat setempat, lembaga donor, serta instansi terkait yang saling bekerja
masyarakat.
Perilaku yang yang perlu di ubah adalah perilaku yang tentunya merugikan
kesejahteraannya. Contoh yang yang sering kita temui dalam seperti ibu hamil tidak
boleh makan telur, anak tidak perlu sekolah, membicarakan rencana pembangunan
masyarakat untuk saling mengatur dalam mengelolah kegiatan atau program yang
Lembaga-lembaga yang ada sebaiknya perlu dilibatkan karena lembaga inilah yang
B. Tujuan
masyarakat adalah:
Masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
dipakai oleh para pekerja sosial di Amerika pada akhir tahun 1800, sebagai upaya
datang (Garvin dan Cox). Dalam pengorganisasian terkandung tiga aspek penting
yaitu: :
1. Proses.
a. Merupakan proses yang terjadi secara sadar, tetapi mungkin juga tidak .
untuk mengatasinya
untuk mengatasinya.
2. Masyarakat.
a. Kelompok yang mempunyai batas-batas geografis: Desa, kelurahan, kecamatan, dst
b. Suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari kelompok
d. Kelompok yang secara bersama-sama mencoba mengatasi masalah dan memenuhi
kebutuhannya.
3. Berfungsinya Masyarakat.
sebagai berikut :
a. Menarik orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja untuk membentuk
b. Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh seluruh
masyarakat.
rencana tersebut
dengan hati yang terbuka dan kemauan untuk mengenal sebagaimana adanya,
tanpa disertai prasangka buruk sambil menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan
Dalam tahap ini dituntut suatu kemampuan untuk dapat mengenal masalah-
Tujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka tentang tahu
upaya pelayanan kesehatan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada.
terorganisasi dengan baik, untuk itu beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam
c. Rembuk Desa.
2. Pelaksanaan.
perencanaan yang telah disusun. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam
c. Kegaitan agar disesuaikan dengan kemampuan, waktu, sumber daya yang tersedia
di masyarakat
d. Tumbuhkan rasa percaya diiri masyarakat bahwa mereka mempunyai ke mampuan
2. Evaluasi.
2. Dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang telah dijalankan apakah
2. Dilakukan setelah melalaui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan.
3. Dapat diketahui apakah tujuan atau target dalam pelayanan kesehatan telah
4. Perluasan.
B. Pemberdayaan Masyarakat
bertindak yang berupa akal, ikhtiar atau upaya (Depdiknas, 2003). Masyarakat
adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas
dengan harkat dan martabat mereka dalam melaksanakan hak-hak dan tanggung
keberhasilannya serta memiliki motivasi yang lebih bagi partisipasi pada tahap-tahap
mengacu pada kata “empowerment” yang berarti memberi daya, memberi ”power”
terutama Eropa. Konsep ini muncul sejak dekade 70-an dan kemudian terus
kritik Frankfurt School. Bersamaan itu juga muncul konsep-konsep elit, kekuasaan,
dan civil society. Konsep pemberdayaan juga dapat dipandang sebagai bagian dari
aliran-aliran paruh abad ke-20, atau yang dikenal dengan aliran post-modernisme,
dengan penekanan sikap dan pendapat yang orientasinya adalah anti-sistem, anti-
ekonomi tidak langsung terkait dengan tujuan pembangunan yang lain seperti
dalam beberapa kasus kesenjangan ekonomi justru meningkat. Pada tahun 1970,
sejumlah 944 juta orang, atau 52 persen dari total penduduk Negara Selatan masih
pandangan yang berbeda. Perbedaan tersebut dilandasi oleh paradigma atau cara
pandang yang sangat berpengaruh terhadap teori-teori yang digunakan sebagai alat
analisis atas realitas sosial. Teori mencakup empat fungsi dasar yaitu: penjelasan,
(termasuk apa yang akan terjadi apabila dilakukan intervensi atau tidak dilakukan
intervensi); dan berusaha untuk mengelola dan mengontrol terhadap perubahan
Menurut Fakih, salah satu dari banyak hal yang mempengaruhi terbentuknya sebuah
teori dan analisis atas realitas sosial, karena pada dasarnya tidak ada satu
pandangan atau satu teori sosial pun yang bersifat netral dan objektif, melainkan
“The Structure of Scientific Revolution” menjelaskan bahwa suatu aliran ilmu lahir
dan berkembang sebagai proses revolusi paradigma, dimana suatu pandangan teori
ditumbangkan oleh pandangan teori yang baru. Paradigma diartikan sebagai satu
kerangka referensi atau pandangan dunia yang menjadi dasar keyakinan atau
yang kita lihat, bagaimana cara kita melihat suatu masalah, apa yang kita anggap
sebagai masalah ketidakberdayaan itu, apa masalah yang kita anggap bermanfaat
untuk dipecahkan serta metode apa yang kita gunakan untuk meneliti dan
mempengaruhi apa yang tidak kita pilih, apa yang tidak ingin kita lihat, dan apa yang
tidak ingin kita ketahui. Paradigma pula yang akan mempengaruhi pandangan
seseorang mengenai apa yang ‘adil dan tidak adil’, baik-buruk, tepat atau tidaknya
suatu program dalam memecahkan masalah sosial. Dalam konteks ini, Freire
menjelaskan klasifikasi ideologi teori social yang terbagi kedalam tiga kesadaran
yaitu: kesadaran magis (magical consciousness); kesadaran naif (naival
Pertama, kesadaran magis yaitu suatu keadaan kesadaran yang tidak mampu
mengetahui hubungan atau kaitan antara satu faktor dengan faktor lainnya.
Dalam teori perubahan sosial, apabila proses analisis sebuah teori tidak mampu
mengaitkan antara sebab dan musabab suatu masalah sosial, teori tersebut disebut
sebagai teori sosial fatalistik. Suatu teori sosial bisa dikategorikan dalam model ini
jika teori yang dimaksud tidak memberikan kemampuan analisis dan kaitan antara
menerima kebenaran dari teoretisi sosial tanpa ada mekanisme untuk memahami
Tuhan yang Maha Tahu apa arti dan hikmah dibalik ketentuan tersebut. Makhluk,
termasuk umat tidak tahu tentang gambaran besar skenario Tuhan akan perjalanan
umat manusia. Bagi mereka, masalah kemiskinan dan marginalisasi tidak ada
‘ujian’ atas keimanan dan kita tidak tahu manfaat dan mudaratnya, malapetaka apa
yang dibalik kemajuan dan pertumbuhan serta globalisasi bagi umat-umat manusia
diciptakan.
Kedua, kesadaran naif, yang melihat ‘aspek manusia’ sebagai akar penyebab
masalah dalam masyarakat. Dalam kesadaran ini, masalah etika, kreatifitas dan
‘need for achievement’ dianggap sebagai penentu dalam perubahan sosial. Jadi,
karena kesalahan mereka sendiri, yakni karena mereka malas, tidak memiliki jiwa
karena itu, man power development adalah sebuah jalan keluar yang diharapkan
dapat memicu perubahan. Teori perubahan dalam konteks ini adalah teori yang tidak
mempertanyakan sistem dan struktur, bahkan sistem dan struktur yang ada
dianggap sudah baik dan benar, merupakan faktor given dan karena itu tidak perlu
agar masyarakat bisa beradaptasi dengan sistem yang sudah benar tersebut.
Masyarakat yang memiliki kesadaran ini pada dasarnya sepaham dengan pikiran
bahwa masalah yang dihadapi kaum miskin berakar dari persoalan karena ada yang
salah dengan sikap mental, budaya, ataupun teologi mereka. Kemiskinan umat tidak
ini memiliki pendekatan dan analisis yang sama dengan penganut paham
berpartisipasi secara aktif dalam proses pembangunan dan globalisasi. Oleh karena
itu, mereka cenderung melihat nilai-nilai (values) sikap mental, kreativitas, budaya
dan paham teologi sebagai pokok permasalahan, dan tidak melihat struktur kelas,
gender dan sosial sebagai pembentuk nasib masyarakat. Bagi mereka, masyarakat
metodologi yang benar, serta dikelola oleh pemerintahan yang bersih (Sri Widayanti,
Bagi penganut paham ini, permasalahan globalisasi lebih pada sejauh mana mereka
mampu menyiapkan sumber daya manusia yang cocok dan dapat bersaing dalam
menguatnya liberalisme, para intelektual yang memiliki kesadaran naïf ini justru
melakukan penafsiran ulang atas ajaran-ajaran agama yang tidak sesuai dengan
Ketiga, kesadaran kritis, yaitu paradigma yang lebih melihat aspek sistem dan
victims dan lebih menganalisis secara kritis struktur dan sistem sosial, politik,
dan struktur yang ada, kemudian mampu melakukan analisis bagaimana sistem dan
sosial dalam paradigma kritis adalah menciptakan ruang dan kesempatan agar
masyarakat terlibat dalam suatu proses dialog ‘penciptaan struktur yang secara
fundamental baru dan lebih baik atau lebih adil’. Kesadaran ini disebut sebagai
ketidakadilan sistem dan struktur ekonomi, politik, dan budaya. Bagi mereka, agenda
penciptaan relasi yang secara fundamental lebih baik dan lebih adil dalam bidang
ekonomi, politik dan budaya. Mereka menyadari bahwa transformasi meliputi proses
panjang penciptaan ekonomi yang tidak eksploitatif, politik tanpa represi dan kultur
Dengan mendasarkan pada prinsip keadilan, fokus kerja kaum ini adalah mencari
sosial. Keberpihakan mereka terhadap kaum miskin dan tertindas tidak hanya
diilhami oleh sumber-sumber ajaran agama, tetapi juga didasarkan pada analisis
kritis terhadap struktur yang ada. Agama bagi mereka dipahami sebagai
menjadi sistem yang adil. Globalisasi, serta berbagai proyek kapitalisme yang lain
bagi golongan ini menjadi salah satu penyebab yang memiskinkan, memarginalisasi
C. Petugas PPM
Dari uraian diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa petugas kesehatan dalam
bekerjasama dalam masyarakat bukan bekerja untuk masyarakat. Oleh karena itu
masyarakat dengan pemerintah daerah setempat dan pihak lain yang dapat
sumber daya yang ada baik sumber daya manusia maupun suber daya alam dapat
3. Mengetahui dengan baik sumber daya dan sumber alam yang ada di masyarakat
4. Mampu berkomunikasi secara baik dengan masyarakat, menggunakan metode dan
6. Mempunyai pegetahuan tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keadaan
lingkungannya
7. Mempunyai pengetahuan dan keterampian tentang kesehatan yang dapat diajarkan
kepada masyarakat.
8. Mengetahui dinas-dinas terkait dan ahli yang ada di wilayah tersebut untuk
intervesi pada tingkat masyarakat yang diarahkan pada peningkatan atau perubahan
dapat optimal jika adanya partisipasi masyarakat dalam menetapkan tujuan dan
pelaksanaan tindakan.
masalah yang bersifat rasional, emphiris. Proses menekankan pada aspek teknis
dalam penyelesaian masalah dengan melalui perencanaan yang baik dan rasional,
yang dihadapi.
Kelemahannya :
2. Social Planning, menbutuhkan tenaga ahli teknis dari luar, membuat masyarakat
1. Pengertian.
Kader desa adalah: tenaga sukarela yang terdidik dan terlatih dalam bidang
maysarakat yang akan merumuskan segala hal yang menjadi kebutuhan dari
desa.
optimal.
c. Keterlibatan masyarakat dalam program menjadi lebih besar sehingga ikut berperan
kader adalah
Daya jangkau program menjadi lebih luas dengan tambahan tenaga kader.
b. Cara pelaksanaan kegiatan/program dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakat
setempat (karena kader bersal dari masyarakat setempat yang telah dipilih oleh
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pekerja sosial, masyarakat, lembaga donor, serta instansi terkait yang saling bekerja
bertindak yang berupa akal, ikhtiar atau upaya (Depdiknas, 2003). Masyarakat
adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas
B. Saran
Adapun saran dalam penulisan Makalah ini adalah bagi masyarakat agar
DAFTAR PUSTAKA