Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena atas berkat
dan rahmatnya maka penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr.
Hadi Siswanto, SKM. MPH, selaku dosen mata kuliah Pengorganisasian dan
Pengembangan Masyarakat yang secara tidak langsung telah melatih penulis dalam
membuat makalah.
Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah mendukung penulis demi
terselesaikannya makalah ini baik dari segi moril maupun materil.
Jakarta, 21 November 2013
Tim Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Berkaitan
dengan hal itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tngginya
dicapai melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Menurut L. Blum, derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
lingkungan, perilaku, pelayanan medis dan keturunan. Yang sangat besar pengaruhnya
adalah keadaan lingkungan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan perilaku
masyarakat yang merugikan kesehatan, baik masyarakat di pedesaan maupun perkotaan
yang disebabkan karena kurangnya
pengetahuan dan kemampuan masyarakat dibidang kesehatan, ekonomi maupun
teknologi.
Salah satu strategi untuk mencapai peningkatan derajad kesehatan, produktivitas dan
taraf hidup masyarakat, ialah melalui promosi kesehatan atau sering disebut perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) yang merupakan pendekatan terencana untuk mencegah
penularan penyakit, melalui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat secara
meluas. Program PHBS ini merupakan salah satu kegiatan kolektif dari bentuk
pengorganisasian dan pengembangan masyarakat.
1.2 Tujuan
Di dalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang merupakan
suatu lingkaran yang tak berujung yang menghambat perkembangan masyarakat secara
keseluruhan. Maksudnya, keadaan sosial ekonomi rendah yang mengakibatkan
ketidakmampuan dan ketidaktahuan, ketidakmampuan dan ketidaktahuan ini selanjutnya
mengakibatkan produktivitas secara umum juga rendah, produktivitas yang rendah
selanjutnya membuat keadaan sosial ekonomi semakin rendah dan seterusnya. Langkah-
langkah untuk mengembangkan dan meningkatkan dinamika masyarakat, dapat
ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan
2. Mempertinggi mutu potensi yang ada
3. Mengusahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada
4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan
Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan di masyarakat, wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu
mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi,
Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM.
Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi
dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui
pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan
masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan
masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan
meningkatkan kesehatannya.
Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditiap tatanan, diperlukan
pengelolaan manajemen program PHBS melalui tahap pengkajian, perencanaan,
penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan penilaian. Selanjutnya
kembali lagi ke proses semula.
Dengan demikian suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku
tertentu. Ada 3 faktor penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku tertentu yaitu
faktor pemungkin, faktor pemudah dan faktor penguat.
a. Faktor pemungkin adalah faktor pemicu terhadap perilaku yang memungkinkan
suatu motivasi atau aspirasi terlaksana.
b. Faktor pemudah adalah faktor pemicu atau anteseden terhadap perilaku yang
menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku.
c. Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan
memperoleh dukungan atau tidak.
Ketiga faktor penyebab tersebut di atas dipengaruhi oleh faktor penyuluhan dan faktor
kebijakan. peraturan serta organisasi. Semua faktor faktor tersebut merupakan ruang
lingkup promosi kesehatan.
Promosi kesehatan adalah proses memandirikan masyarakat agar dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya (Ottawa Charter 1986). Promosi kesehatan lebih
menekankan pada lingkungan untuk terjadinya perubahan perilaku. Contohnya
masyarakat dihimbau untuk membuang sampah di tempatnya, selanjutnya diterbitkan
peraturan dilarang membuang sampah sembarangan. Himbauan dan peraturan tidak akan
berjalan, apabila tidak diikuti dengan penyediaan fasilitas tempat sampah yang
memadai.
PHBS di rumah tangga merupakan untuk memberdayakan anggota rumah tangga, agar
tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif
dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Macam PHBS tatanan rumah tangga:
1. PHBS bidang gizi dan farmasi
Misal:
a. Makan dengan gizi seimbang
b. Minum tablet Fe selama hamil
c. Memberi bayi ASI eksklusi
d. Mengkonsumsi garam beryodium
e. Memberi kapsul Vitamin A
3. Tahap Perencanaan
Penyusunan rencana kegiatan PHBS gunanya untuk menentukan tujuan, dan strategi
komunikasi PHBS. Adapun langkah-langkah perencanaan sebagai berikut:
a. Menentukan Tujuan
Berdasarkan kegiatan pengkajian PHBS dapat ditentukan klasifikasi PHBS
wilayah maupun klasifikasi PHBS tatanan, maka dapat ditentukan masalah
perilaku kesehatan masyarakat di tiap tatanan dan wilayah. Selanjutnya
berdasarkan masalah perilaku kesehatan dan hasil pengkajian sumber daya PKM
ditentukan tujuan yang akan dicapai untuk mengatasi masalah PHBS yang
ditemukan.
Kegiatan ini secara komprehensif harus ada dalam perencanaan, Namur untuk
menentukan kegiatan apa yang lebih besar daya ungkitnya ditentukan dari hasil
pengkajian.
Contoh, dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa masih banyak keluarga yang
membuang sampah sembarangan. Setelah dilakukan analisis data kualitatif
melalui FGD ternyata penyebabnya adalah tidak adanya tempat sampah. Pada
situasi ini kegiatan yang bernuansa bina suasana akan lebih banyak porsinya
dibanding dengan kegiatan lainnya.
Contoh lain, dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa masih banyak keluarga
yang tidak memeriksakan kehamilannya. Setelah dilakukan analisis kualitatif,
diperoleh kesimpulan bahwa mereka tidak mengerti manfaat pemeriksaan
kehamilan. Kondisi seperti ini kegiatan gerakan masyarakat akan lebih banyak
dilakukan dibanding kegiatan lainnya.
Ditingkat petugas, strategi ini ditujukan kepada para pimpinan atau pengambil
keputusan, seperti Kepala Puskesmas, pejabat di tingkat kabupaten/kota, yang
secara fungsional maupun struktural pembina program kesehatan di wilayahnya.
Tujuannya adalah agar para pimpinan atau pengambil keputusan mengupayakan
kebijakan, program atau peraturan yang berorientasi sehat, seperti adanya
peraturan tertulis, dukungan dana, komitmen, termasuk memberikan keteladanan.
Langkah-langkah Advokasi:
1) Tentukan sasaran yang akan diadvokasi, baik sasaran primer, sekunder atau
tersier
2) Siapkan informasi data kesehatan yang menyangkut PHBS di 5 tatanan.
3) Tentukan kesepakatan dimana dan kapan dilakukan advokasi.
4) Lakukan advokasi dengan cara yang menarik dengan menggunakan teknik
dan metoda yang tepat.
5) Simpulkan dan sepakati hasil advokasi.
6) Buat ringkasan eksekutif dan sebarluaskan kepada sasaran.
Hasil yang dicapai dalam tahap penggerakan pelaksanaan adalah adanya kegiatan
yang dilaksanakan sesuai rencana, khususnya dalam :
1) Penyuluhan perorangan, kelompok dan masyarakat
2) Kegiatan pengembangan kemitraan dengan program dan sektor terkait serta
dunia usaha.
3) Kegiatan pendekatan kepada pimpinan/pengambil keputusan
4) Kegiatan pembinaan, bimbingan dan supervisi.
5) Mengembangkan daerah kajian atau daerah binaan.
6) Melaksanakan pelatihan, baik untuk petugas kesehatan, lintas sektor,
organisasi kemasyarakatan dan kelompok profesi.
7) Mengembangkan pesan dan media spesifik.
8) Melaksanakan uji coba media dll.
b. Penilaian
Penilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sudah dirancang
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penilaian dilaksanakan oleh pengelola
PHBS lintas program dan lintas sektor. Penilaian PHBS meliputi masukan,
proses dan keluaran kegiatan. Misalnya jumlah tenaga terlatih PHBS media yang
telah dikembangkan, frekuensi dan cakupan penyuluhan. Waktu penilaian dapat
dilakukan pada setiap tahun atau setiap dua tahun Caranya dengan
membandingkan data dasar PHBS dibandingkan dengan data PHBS hasil
evaluasi selanjutnya menilai kecenderungan masing-masing indikator apakah
mengalami peningkatan atau penurunan, mengkaji penyebab masalah dan
melakukan pemecahannya, kemudian merencanakan intervensi berdasarkan data
hasil evaluasi PHBS.
3.1 Kesimpulan
PPM melibatkan beberapa actor terkait yang saling bekerja sama mulai dari
perancangan, pelaksanaan, sampai evaluasi terhadap program atau proyek
tersebut.
2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat, wujud keberdayaan masyarakat
yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5
program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana
Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM.
Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan
(Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat
(Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan
masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditiap tatanan,
khususnya untuk tatanan rumah angga diperlukan pengelolaan manajemen
program PHBS melalui tahap pengkajian, perencanaan, penggerakan
pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan penilaian. Selanjutnya kembali
lagi ke proses semula.
3.2 Saran
http://environmentalsanitation.wordpress.com/category/pengorganisasian-dan-
pengembangan-masyarakat/ diakses pada Rabu, 20 November 2013
http://kesejahteraansosial.blogspot.com/2013/02/definisi-dan-pengertian-
pengembangan.html diakses pada Rabu, 20 November 2013
http://www.promkes.depkes.go.id/bahan/pedoman-umum-PHBS.pdf
diakses pada kamis, 21 November 2013
http://pasca.unand.ac.id/id/wp-content/uploads/2011/09/ANALISIS-MANAJEMEN-
PROMOSI-KESEHATAN-DALAM-PENERAPAN-PERILAKU-HIDUP-BERSIH-
DAN-SEHAT-PHBS-TATANAN-RUMAH-TANGGA-DI-KOTA-PADANG-TAHUN-
2011.pdf diakses pada kamis, 21 November 2013
http://gigihlardino.blogspot.com/2010/12/pengorganisasian-dan-pengembangan.html
diakses pada kamis, 21 November 2013