Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM) atau community


organization or comunity development (COCD) merupakan perencanaan, pengorganisasian,
atau proyek dan atau pengembangan berbagai aktivitas pembuatan program atau proyek
kemasyarakatan yang tujuan utamanya meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan sosial
masyarakat. Sebagai suatu kegiatan kolektif, PPM melibatkan beberapa aktor, seperti
pekerja sosial, masyarakat setempat, lembaga donor, serta instansi terkait yang saling bekerja
sama mulai dari perancangan, pelaksanaan, samapai evaluasi terhadap program atau proyek
tersebut.
PPM sangat memperhatikan keterpaduan antara sistem klien dengan lingkungannya.
Sistem klien bisa bervariasi, mulai dari individu, keluarga, RT, tempat kerja, rumah sakit
dll.Dalam PPM, pekerja sosial menempatkan masayarakat sebagai sistem klien dan sistem
lingkungan sekaligus. Karenanya pengetahuan dan ketrampilan yang harus dikuasai oleh
pekerja sosial yang akan terlibat dalam PPM meliputi pengetahuan tentang masyarakat,
organisasi sosial, perkembangan, perilaku manusia, dinamika kelompok, program sosial dan
pemasaran sosial.
World Health Organization (1974) mendefinisikan komunitas atau masyarakat sebagai
suatu pengelompokan sosial yang ditentukan oleh batas-batas geografi serta kesamaan nilai-
nilai dan tujuan. Pada umumnya, anggota-anggotanya saling mengenal dan berinteraksi baik
dengan lingkungan internal maupun eksternal. Komunitas berfungsi dalam struktur sosial
tertentu serta menerapkan dan membentuk norma-norma tertentu pula.
Pengorganisasian masyarakat adalah pekerjaan yang terjadi pada pengaturan lokal
untuk memberdayakan individu, membangun hubungan, dan membuat tindakan untuk
perubahan sosial.Yang diharapkan dapat mendorong kesadaran dan pemahaman kritis
masyarakat tentang berbagai aspek yang senantiasa berkembang dalam kehidupan
masyarakat. Mendorong digunakannya kearifan-kearifan budaya sebagai alat dalam
mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat dan negara yang lebih demokratis maupun dalam
menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi di masyarakat

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Pendekatan apa saja yang terdapat dalam pengembangan dan pengorganisasian


masyarakat ?
2. Pentahapan apa saja yang terdapat dalam pengembangan dan pengorganisasian
masyarakat ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa saja yang terdapat dalam Pendekatan pengembangan dan
pengorganisasian masyarakat ?
2. Untuk mengetahui apa saja yang terdapat dalam Pentahapan pengembangan dan
pengorganisasian masyarakat ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pendekatan dalam Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat

Pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat dapat


mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhannya dan menentukan prioritas dari kebutuhan-
kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-
kebutuhan sesuai dengan skala prioritas tadi berdasarkan atas sumber-sumber yang ada di
masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar, dengan usaha secara gotong-royong. Tiga
aspek dalam pengorganisasian masyarakat meliputi proses, masyarakat serta berfungsinya
masyarakat. Pengertian Proses dalam Pengorganisasian masyarakat merupakan proses yang
dapat terjadi secara sadar tetapi mungkin pula merupakan proses yang tidak disadari oleh
masyarakat. Sedangkan pengertian Masyarakat, dapat diartikan sebagai suatu kelompok besar
yang mempunyai batas-batas geografis, bisa pula diartikan sebagai suatu kelompok dari
mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dan berada dalam kelompok yang besar tadi.
Berfungsinya masyarakat (functional community) ditandai dengan keberhasilan
mengajak orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja, membuat rencana kerja
yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, serta melakukan usaha-
usaha/kampanye untuk menggolkan rencana tersebut public health problem Perencanaan
dalam pengorganisasian masyarakat, berdasarkan aspek perencanaannya, terdapat 2 (dua)
bentuk, langsung (direct) dan tidak langsung (inderect). Perencanaa yang bersifat langsung
mengandung langkah-langkah Identifikasi masalah/kebutuhan, Perumusan masalah, serta
menggunakan nilai-nilai sosial yang sama dalam mengekspresikan hal-hal tersebut di atas.
Sedangkan bentuk yang tidak langsung (indirect), mempersyaratkan adanya orang-
orang yang benar-benar yakin akan adanya kebutuhan/masalah dalam masyarakat yang jika
diambil tindakan-tindakan untuk mengatasinya maka akan timbu manfaat bagi masyarakat.
Hal ini dapat berupa badan perencanaan yang mempunyai dua fungsi, yaitu untuk
menampung apa yang direncanakan secara tidak formal oleh para petugas, serta mempunyai
efek samping terhadap mereka yang belum termotivasi dalam kegiatan ini.

3
1. Pendekatan direktif dan non-direktif

Secara realistis-pragmatis, maka sikon masyarakat yang berbeda-beda dalam upaya


melibatkan masyarakat secara aktif, memang memerlukan pendekatan yang berbeda-beda
pula. Masyarakat yang lebih siap dapat dibina dengan pendekatan yang non-direktif
sedangkan masyarakat yang belum siap dapat mulai dibina dengan pendekatan yang direktif.
Meskipun demikian, aplikasi hal ini harus dengan disertai suatu kesadaran bahwa tujuan
akhir adalah diperolehnya kemandirian dan oleh karena itu secara bertahap -sesuai dengan
kesiapan masyarakat- perlu ditingkatkan pendekatan yang non-direktif.

Secara sederhana, penerapan hal ini dapat digambarkan secara skematis sebagai berikut :

Non-direktif
Direktif

(1) (2) (3)

Pada masyarakat yang masih belum siap (1), maka pendekatan direktif dapat
dipertimbangkan. untuk diterapkan sebagai awal tetapi kemudian secara bertahap dikurangi
dan diikuti dengan peningkatan pendekatan yang sifatnya non-direktif (2) dan ( 3).

2. Metode pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat diklasifikasikan sebagai


berikut :

Dalam buku Pengembangan Masyarakat Ife dan Tesoriero (openbook, 2009) Edisi
Berbahasa Indonesi, Strategi dan Pendekatan yang dikemukakan mampu membantu proses
pembangunan masyarakat, Sebab dalam menetapkan posisi kerja masyarakat dan layanan
berbasis masyarakat dalam suatu konteks yang lebih luas dari suatu pendekatan kepada
pengembangan masyarakat (community development).

Menurut Lee J Cary (openbook, 2009) menjelaskan Pendekatan komunitas


menekankan tiga fitur atau bentuk pendekatan yang berbeda yaitu: (1) Partisipasi populasi
atau partisipasi luas (popular or broad-based participation), (2) Komunitas sebagai konsep
penting (community as an importent concept), (3)Terkait dengan holistik alami (holistic-
nature concern).

4
1. Spesific content objective approach
Seseorang atau badan/lembaga yang telah merasakan adanya kepentingan bagi masyarakat
dapat mengajukan suatu program untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan. Hal ini bisa
dilakukan oleh yayasan, lembaga swadaya masyarakat, atau atas nama perorangan.

2. General content objective approach


Tujuan pendekatan ini adalah untuk mengoordinasi berbagai usaha dalam wadah tertentu.
Kegiatan ini dapat dilakukan baik oleh pemerintah maupun organisasi nonpemerintah
(nongoverment organization).

3. Process organization approach


Penggunaannya berasal dari prakarsa masyarakat, timbul kerjasama dari anggota masyarakat
untuk akhirnya masyarakat sendiri mengembangkan kemampuannnya sesuai dengan
kapasitas mereka dalam melakukan usaha mengatasi masalah. Salah satu contohnya adalah
kelompok kerja kesehatan (pokjakes) yang dibentuk dengan prinsip dari, oleh, dan untuk
masyarakat.

G. R. Murray (2001) membagi peranan tugas dalam beberapa jenis, antara alain
sebagai pembimbing (guide), enabler, dan ahli (expert), sebagai pembimbing, petugas
berperan membantu masyarakat mencari jalan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan
oleh masyarakat sendiri dengan cara yang efektif. Tetepi pilihan cara dan penentuan tujuan
dilakukan sendiri oleh masyarakat bukan oleh petugas. Sebagai enabler, petugas berperan
memunculkan dan mengarahkan keresahan yang ada dalam masyarakat untuk diperbaiki.
Sebagai ahli, menjadi tugasnya untuk memberikan keterangan dalam bidang-bidang yang
dikuasainya.

5
3.1 Pentahapan dalam Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat

Berdasarkan berbagai rujukan mengenai konsep PPM maka dibahas tentang tahapan yang
perlu dilakukan dalam mengorganisasi dan mengembangkan masyarakat. Pentahapan dalam
PPM dilandasi pada pemikiran bahwa proses belajar berlangsung secara bertahap yang
disesuaikan dengan sikon kelompok sasaran. Pentahapan ini sekaligus menggambarkan
proses pendelegasian wewenang dari petugas kepada kelompok sasaran. Dalam proses
pendelegasian wewenang ini maka secara bertahap kelompok sasaran disiapkan agar mampu
mandiri. Pentahapan juga bisa dilihat dari segi keterlibatan kelompok sasaran dalam daur
pemecahan masalah. Keterlibatan yang semula lebih banyak pada kegiatan yang bersifat
pelaksanaan, secara bertahap ditingkatkan untuk terlibat pada kegiatan yang lebih canggih
seperti misalnya pemantauan kegiatan, perencanaan dan penilaian.

Secara sistematis maka hal ini dapat digambarkan sbagai berikut:

Tahap Peran Petugas Peran Masyarakat


(1.) Persiapan Petugas +++++
a. Dinamisasi Kelompok +++++
b. pendekatan pada pejabar/ +++++
sectoral
c. Penyiapan Lapangan +++++
(2.) Persiapan sosial
a. Pengenalan Masyarakat ++++ +
b. Pengenalan Masalah +++ ++
c. Penyadaran +++ ++
(3.) Penyusunan Rencana ++ +++
(4.) Pelaksanaan ++ +++
(5.) Pemantauan dan ++ +++
Penilaian
(6.) Perluasan + ++++

Dikaitkan dengan konsep Pendekatan Edukatif, maka pentahapan PPM diatas sejalan dengan
konsep yang dituangkan dalam Pendekatan edukatif

6
A. Konsep Gotong Royong
Prinsip keterlibatan masyarakat dalam upaya kesehatan sebetulnya mempunyai akar
dalam tradisi gotong royong. Pembahasan masalah gotong royong ini terutama merujuk pada
tulisan dari Koentjaraningrat yang membahas konsep gotong royong dikaitkan dengan
kegiatan pembangunan. Bahasan ini memperlihatkan bahwa konsep gotong royong erat
kaitannya dengan konsep kelompok primer dan sekunder. Gotong royong lebih sesuai
dikembangkan dalam kelompok primer yang mempunyai kesempatan untuk berkomunikasi
secara lebih intensif dibandingkan dengan kelompok sekunder. Hal ini dikaitkan dengan
masalah penerapan gotong royong di pedesaan dan perkotaan. Posisi yang diambil dalam
bahasan ini adalah dikaitkan dengan sifat kelompok seperti disebutkan diatas, bahwa
penerapan gotong royong lebih dikaitkan dengan sifat kelompok. Oleh karena itu di
perkotaan pun bisa diterapkan gotong royong dengan bentuk yang berbeda dengan
penerapannya di pedesaan.

B. Penerapan dalam Bidang Kesehatan


Dalam bidang kesehatan maka pembahasan mengenai penerapan PPM dikaitkan
dengan pelaksanaan program PKMD/Posyandu termasuk hal-hal yang berkaitan dengan
pembinaan kader kesehatan (oleh karena itu pula lah mata ajaran ini disebut juga sebagai
mata ajaran PKMD). Juga dalam kaitan dengan penerapan PPM dalam program kesehatan ini
dibahas kebijakan mengenai keterpaduan KB - Kesehatan dan pola pembinaan peran serta
masyarakat dari Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat.

C. Bahasan dari Konsep Difusi Inovasi


Keterlibatan masyarakat melalui kader-kader kesehatan dalam upaya kesehatan dapat
dipersepsi oleh masyarakat sebagai hal baru. Hal ini dikaitkan dengan pola pemikiran yang
"tradisional" bahwa pelayanan kesehatan (dalam arti yang modern) merupakan "hak
prerogatif" profesi kesehatan. Dari pemikiran ini dapat dimengerti jika konsep keterlibatan
kader kesehatan dalam upaya kesehatan bisa dianggap sebagai sesuatu yang baru.
Dengan titik tolak ini, maka penyebaran ide PKMD atau Posyandu bisa dianalisis dengan
menggunakan kerangka teori difusi inovasi dari Everett Rogers. Dibahas disini misalnya
faktor- faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, proses adopsi, kader sebagai tenaga
quasi-professional dan strategi komunikasi yang disesuaikan dengan pentahapan proses
adopsi.

7
D. Lembaga Swadaya Masyarakat (Non-governmental Organization/NGO)
Dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan, maka selain aparat pemerintah
(governmental organization) juga terlibat berbagai organisasi non-pemerintah (non-
governmental organization). Organisasi non-pemerintah ini merupakan wadah dari
sekumpulan orang yang ingin ikut berkontribusi dalam upaya pembangunan. Dalam beberapa
kegiatan bahkan organisasi non-pemerintah inilah yang menjadi pionir, seperti misalnya
PKBI dalam kegiatan keluarga berencana. Dalam kontribusinya pada kegiatan pembangunan,
organisasi non-pemerintah mempunyai keunikan misalnya dalam kemampuannya untuk lebih
menerapkan pendekatan yang partisipatif. Hal ini disebabkan antara lain karena sifat
organisasi non-pemerintah yang tidak terlalu birokratis, sehingga mempunyai kemampuan
untuk membuat penyesuaian dengan situasi dan kondisi. Dalam pembahasan mengenai
organisasi non-pemerintah ini akan dibahas mengenai ruang lingkup dan peran organisasi
non-pemerintah, potensinya dan kegiatan-kegiatannya.

8
BAB III
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Pengorganisasian masyarakat adalah pekerjaan yang terjadi pada pengaturan local


untuk memberdayakan individu, membangun hubungan, dan membuat tindakan untuk
perubahan social. Masyarakat adalah sekumpulan individu yang tinggal di suatu wilayah
dengan batasan tertentu dan saling berinteraksi Aspek aspek masyarakat terdiri dari proses
pengorganisasian, masyarakat, dan tugas yang diemban masyarakat.
Pengembangan masyarakat adalah proses perubahan sosial berencana dilokalitas
tertentu, dimana sasaran pengembangan masyarakat adalah perbaikan dan peningkatan
bidang ekonomi, teknologi, bahkan sosial dan politik sebagai upaya memenuhi kebutuhan
masyarakat sepanjang mampu dilakukan oleh masyarakat itu sendiri.
Pranarka & Vidhyandika (1996) menjelaskan bahwa ”proses pemberdayaan
mengandung dua kecenderungan. Pertama, proses pemberdayaan yang menekankan pada
proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada
masyarakat agar individu lebih berdaya. Kecenderungan pertama tersebut disebut
kecenderungan primer dari makna pemberdayaan. Sedangkan kecenderungan kedua atau
kecenderungan sekunder menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau
memotivasi agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang
menjadi pilihan hidupnya.

9
Daftar Pustaka

Kurniati, Desak Putu Yuli. 2015 “Bahan Ajar Pengembangan dan Pengorganisasian
Masyarakat”. Bali: Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana 2015
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/571a3cc8a3c9df700a0b29304ec3c5ae.pdf

Anonim. 2011 “Makalah strategi dan Pendekatan Dan Pengembangan

https://himawanfamz2604.wordpress.com/2011/05/

Anonim. 2011 “Makalah Strategi Community Development.

https://www.openbooks.com/2009/community-development-jim-ife-frank.html/2011/05/

http://tugasagnesmutiara.blogspot.com/2016/02/tugas-pengembangan-dan-
pengorganisasian.html

https://edudetik.blogspot.com/2014/05/makalah-pengorganisasian-dan.html

10

Anda mungkin juga menyukai