DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat , karunia, serta taufik dan hidayahnya dapat menyelesaikan makalah tentang
“Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat Menuju Peningkatan Derajat Kesehatan
Masyarakat yang Berkelanjutan dan Dilandasi Pendekatan Mandiri“ dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga berterimakasih kepada ibu Silvia
Indah Desvita, S.Tr.Keb.MKM dosen mata kuliah kesehatan masyarakat yang telah
memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................ i
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tertulis di
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk itu, upaya kesehatan harus selalu
diusahakan peningkatannya secara terus menerus agar masyarakat yang sehat sebagai
investasi dalam pembangunan dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis
(Nurbeti, M. 2009).
Pemberdayaan masyarakat terhadap usaha kesehatan agar menjadi sehat sudah sesuai
dengan Undang – undang RI, Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, bahwa
pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup masyarakat yang setinggi- tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya masyarakat. Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan,
mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi –
tingginya. Pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan mendorong peran serta
aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan (Nurbeti, M. 2009). Dalam
rangka pencapaian kemandirian kesehatan, pemberdayaan masayrakat merupakan
unsur penting yang tidak bisa diabaikan. Pemberdayaan kesehatan di bidang
kesehatan merupakan sasaran utama dari promosi kesehatan. Masyarakat merupakan
salah satu dari strategi global promosi kesehatan pemberdayaan (empowerment)
sehingga pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat
sebagai primary target memiliki kemauan dan kemampuan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan (Supardan, 2013).
Terdapat tiga model pendekatan yang dilakukan LSM dalam hal menjalin
hubungan dengan pemerintah Indonesia yakni: (1) Model 1, Kerjasama tingkat
tinggi : pembangunan akar rumput, model ini membatasi diri pada upaya untuk
memepengaruhi kebijakan melalui badan-badan pemerintah yang secara langsung
berkepentingan. Contohnya LSM Bina Swadaya dan Yayasan Indonesia Sejahtera
(YIS). (2) Model 2, politik tingkat tinggi: mobilisasi akar rumput, LSM pada model
ini biasanya memiliki hubungan baik dan berpengaruh terhadap jaringan militer dan
birokrasi serta memantau secara saksama perkembangan politik di Jakarta. Contoh
LSM Lembaga Studi Pembangunan, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia
(YLKI), dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI). (3) Model 3,
penguatan di tingkat akar rumput, LSM pada model ini biasanya menjalin hubungan
yang minim dengan badan-badan milik pemerintah. Mereka berkeyakinan bahwa
kelompok ini akan mampu menumbuhkan sebuah gerakan masyarakat yang kuat
meskipun tidak terstruktur secara informal. Contohnya Kelompok Studi Bantuan
Hukum (KSHB), dan Masyrakat pinggir kali di Gondolayu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini adalah pemberdayaan masyarakat
merupakan sasaran utama dalam promosi kesehatan yang bertujuan untuk
memandirikan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan status
kesehatannya menjadi lebih baik dengan menggunakan prinsip pemberdayaan
dimana petugas kesehatan berperan untuk memfasilitasi masyarakat dalam
meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuannya untuk memelihara dan
meningkatkan status kesehatannnya.