Anda di halaman 1dari 27

BENTUK DAN MAKNA

KATA
BENTUK KATA DAN MAKNA
Fonem – morfem – kata – frasa – klausa – kalimat – alinea
– karangan

1. FONEM : satuan bunyi terkecil yang dapat


membedakan arti/makna
Contoh : /c/ari dan /j/ari → /c/ : /j/
jah/a/t dan jah/i/t → /a/ : /i/

Gabungan dua huruf yg menghasilkan satu fonem :


kh,ng,ny,sy
Contoh : /s/amar dan /kh/amar /t/aman dan ny/aman
bu/k/a dan bu/ng/a /c/ukur dan /sy/ukur
2. MORFEM  satuan bentuk terkecil yang dapat
membedakan makna dan atau mempunyai
makna.
Contoh : memasak  morfem me- + masak
bantuan  morfem bantu + -an

Wujud morfem dapat berupa:


imbuhan, akhiran, sisipan, klitika, partikel, dan kata
dasar
Menurut Bentuk dan Arti,
Morfem dibagi Dua, yaitu:

1. Morfem bebas : morfem yang dapat berdiri sendiri dari segi


makna tanpa harus dihubungkan dengan morfem yg lain.
contoh : semua kata dasar.

2. Morfem terikat : morfem yg tdk dapat berdiri sendiri dari segi


makna. Makna morfen terikat baru jelas setelah morfem itu
digabungkan dengan morfem yang lain.
contoh : semua imbuhan dan klitika serta partikel.
1. Morfem Bebas  dapat berdiri sendiri
Contoh : - Baju baru morfem bebas
- Makan nasi yang dapat berdiri
sendiri

2. Morfem Terikat  terikat dengan bentuk lain


Contoh : - berperang  morfem terikat ber-
- memakai  morfem terikat me-
3. KATA : satuan bentuk terkecil (dari kalimat)
yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai
makna.

Pengelompokan kata menurut Tata Bahasa


Baku Bahasa Indonesia terdiri lima
golongan / rumpun:
1. Kata Kerja (Verba)
2. Kata Sifat (Adjektiva)
3. Kata Keterangan (Adverbia)
4. Kata Benda (Nomina)
5. Kata Tugas
1. Kata Kerja (Verba)

• Kata yang menyatakan perbuatan, tindakan,


proses.
• Biasanya berfungsi sebagai predikat

Terdiri dari :
1. Verba Asal : yaitu kata dasar : makan, minum,
main, kerja, dsb
2. Verba Turunan (berafiks) : berjalan, menunggu,
mengerjakan, dsb.
Bentuk Verba :
1. Verba reduplikasi/berulang  makan-makan, berlari-lari
2. Verba majemuk  proses penggabungan
kata, tetapi bukan idiom
:temu wicara, terima kasih,
tanda tangan,dll.
3. Verba berpreposisi  verba intransitif yang
diikuti preposisi
: tahu akan, terdiri dari,
bercerita tentang,...

Contoh: 1. Mereka berlari-lari mengejar bus kota.


2. Surat itu sudah saya tanda tangani.
3. Anjasmara bercerita tentang masa lalunya.
2. Kata Sifat (Adjektiva)
• Menerangkan sifat, watak, tabiat
orang/binatang/suatu benda. Contoh malas, pintar
• Berfungsi sebagai predikat atau penjelas subjek :
Dia cantik, Baju merah itu
• Ciri :
1. Dapat diberi keterangan pembanding : lebih,
kurang, paling, dsb
2. Dapat diberi keterangan penguat : sangat, amat, ...
benar, terlalu.....
3. Dapat ditambahi kata ingkar : tidak..,
3. Kata Keterangan (Adverbia)

Memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina


predikatif atau kalimat.
Ciri :
1. Keterangan waktu --> sejak, ketika, sekarang, besok
2. Keterangan tempat --> di sana, ke sini, dari…
3. Keterangan tujuan --> agar, supaya, demi, untuk
4. Keterangan cara --> sekuat-kuatnya,
dengan sekuat-kuatnya
secara hati-hati
5. Keterangan penyertaan --> dengan sahabat, bersama...
6. Keterangan alat --> dengan motor,...
7. Keterangan kemiripan/ --> seperti, laksana, bak
8. Keterangan Sebab --> karena, sebab
9. Keterangan saling --> satu sama lain

4. Kata Benda (Nomina)

 Kata yang mengacu pada benda konkret (meja, buku)


atau abstrak (demokrasi, kehendak, peraturan)
 Berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap
Termasuk dalam golongan nomina (kata benda) adalah
juga : pronomina (kata ganti orang), numeralia (kata
bilangan).
5. Kata Tugas (Partikel)
Anggota rumpun kata tugas :
1.Kata depan (preposisi) : di, ke, dari...
2.Kata sambung (konjungsi) : dan, tetapi,
atau
3.Kata seru (interjeksi)
:aduh,wah,ayo,astaga
4.Kata sandang (artikel) : sang, si, para
5.Partikel (unsur terkecil suatu benda) :-lah, -kah,
-tah, pun
4. FRASA
Definisi : Gabungan kata yang tidak mempunyai
unsur subjek predikat
Contoh : bahasa indonesia
5. KLAUSA
Definisi : Gabungan kata yang membentuk
kesatuan makna
Contoh : mahasiswa asing sedang belajar
bahasa indonesia
Jenis Frasa
• Frasa verbal : berintikan kata kerja : asyik belajar, rajin
menabung, berpikir keras
• Frasa adjektival : berintikan kata sifat : cantik sekali,
tidak sombong, amat bersahaja
• Frasa adverbial: berintikan kata keterangan : hampir
selalu, amat sangat, kuirang lebih
• Frasa nominal : berintikan kata benda : meja kayu,
emas batangan, penyakit menular
• Frasa preposisional : menunjukan arah,tempat dan
waktu.
contoh : sekarang kami berada di Makasar
MAKNA DAN PERUBAHANNYA

Makna adalah hubungan antara bentuk bahasa dengan objek/sesuatu hal


yang diacunya.

1. Makna Leksikal/Makna Denotasi : makna yang sudah tetap terkandung


dalam sebuah kata ( tertera dalam kamus)
Contoh : kuda = sejenis binatang
pensil = alat untuk menulis
2. Makna Gramatikal : makna yang timbul akibat melekatnya morfem +
morfem.
Contoh : makan + an = sesuatu yang dimakan
langit + langit = seperti langit
Beberapa istilah yang perlu diketahui:

• Sinonim : persamaan makna


• Antonim : makna berlawanan
• Homonim : tulisan dan lafalnya sama, arti
beda. (bisa, tanggal)
• Homograf : tulisan sama, lafal dan arti beda.
(teras, apel)
• Homofon : lafal sama, tulisan dan arti beda.
(bang><bank; masa><massa)
HOMONIM, HOMOGRAF DAN HOMOFON

Bentuk Lafal Tulisan Makna


homonim sama sama berbeda
homograf berbeda sama berbeda
homofon sama berbeda berbeda
Perubahan Makna

1. Meluas : cakupan makna sekarang lebih luas dari makna


yang lama. (bapak, ibu, putra)
2. Menyempit : cakupan makna sekarang lebih sempit dari
makna yang lama. (sarjana, pendeta, dsb.)
3. Ameliorasi : makna baru dirasakan lebih halus/tinggi niainya
dari makna lama.
(‘istri; nyonya’ lebih baik dari ‘bini’)
4. Peyorasi : makna baru dirasakan lebih kasar/rendah nilainya
dari makna lama. ( oknum, gerombolan)
5. Sinestesia : makna yang muncul karena pertukaran
tanggapan indera yang berbeda.
 Kata-katanya manis.
6. Asosiasi : persamaan sifat antara makna baru dan lama.
 Agar lancar, beri saja dia amplop.
PILIHAN KATA (DIKSI)
Tiga Hal yang dapat Kita Petik:
1. Kemahiran pemilihan memilih kata hanya
dimungkinkan bila seseorang menguasai
kosakata yang luas.
2. Diksi/pilihan kata  upaya/kemampuan
membedakan secara tepat kata-kata yang
memiliki nuansa makna serumpun.
3. Diksi/pilihan kata menyangkut kemampuan
untuk memilih kata-kata yang tepat dan
cocok untuk situasi tertentu.
Syarat Ketepatan Pemilihan Kata
1. Dapat membedakan antara denotasi dan konotasi
Contoh: kata ‘bunga’
2. Dapat membedakan kata-kata yang hampir
bersinonim.
Contoh: pengubah = peubah
3. Dapat membedakan kata-kata yang hampir mirip
dalam ejaannya.
Contoh: intensif – insentif, karton – kartun
4. Dapat memahami dengan tepat makna kata-kata
yang abstrak.
Contoh: keadilan, kebahagiaan, keluhuran.
5. Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan
secara tepat.
Pasangan yang Salah Pasangan yang Benar
antara … dengan … antara … dan …
tidak … melainkan … tidak … tetapi …
baik … ataupun … baik … maupun …
bukan … tetapi … bukan … melainkan …

Contoh:
Baik dosen ataupun mahasiswa ikut memperjuangkan
reformasi. (salah)
Baik dosen maupun mahasiswa ikut memperjuangkan
reformasi.

6. Dapat membedakan antara kata umum dan kata khusus.


Gaya Bahasa/Majas : cara penutur mengungkapkan
maksudnya.
Enam faktor yang mempengaruhi tampilan bahasa
seorang komunikator dalam berkomunikasi:
1. Cara dan media komunikasi  lisan/tulis;
langsung/tidak langsung; media cetak/media
elektronik.
2. Bidang ilmu  sastra, hukum, kedokteran, dll.
3. Situasi  resmi, tidak resmi, setengah resmi.
4. Khalayak  berdasarkan umur; jenis kelamin;
tingkat pendidikan; status sosial.
5. Tujuan  membangkitkan emosi, diplomasi,
humor, informasi.
Idiom : kata atau kelompok kata yang maknanya tidak
sama dengan gabungan unsur-unsur pembentuknya.
 Kelompok Kata : gulung tikar, adu domba, dll.
 Pasangan Kelompok Kata (ungkapan idiomatik) :
pasangan kata yang selalu muncul bersama atau
berperilaku idiom.
bertemu dengan dibacakan oleh
berawal dari disebabkan oleh
berdasarkan pada sampai ke
bergantung pada sehubungan dengan
berkenaan dengan sesuai dengan
dibacakan oleh terdiri atas/dari
diperuntukan bagi tergantung pada
Kesalahan
Pemakaian Gabungan Kata dan Kata

A. Kesalahan Pemakaian yang mana, di mana,


daripada.
 Dalam rapat yang mana dihadiri oleh para
ketua RT telah dibacakan.
Yang benar:
1. di mana : sebagai kata tanya  menanyakan
tempat
2. yang mana : kalimat tanya  yang mengandung
pemilihan.
3. daripada : untuk perbandingan/pengontrasan
sesuatu terhadap lainnya.
B. Kesalahan Pemakaian Kata dengan, di, dan ke
 Sampaikan salam saya dengan Dona. (=
kepada siapa salam ditujukan?)
Fungsi kata dengan:
1. Adanya alat yang digunakan untuk
melakukan sesuatu.
 Saya mengetik dengan komputer.
2. Adanya beberapa pelaku yang mengambil
bagian pada peristiwa yang sama.
 Peneliti itu sedang bercakap-cakap dengan
responden.
3. Adanya sesuatu yang menyertai sesuatu yang lain.
 Ujian akhir semester berlangsung dengan tertib.
4. Sebagai frasa tansisi untuk membentuk kalimat/alinea.
: berbeda dengan, berkenaan dengan, bersamaan dengan,
bertepatan dengan, sehubungan dengan, sesuai dengan.

Fungsi kata depan di, ke, dan kata kepada


• Kata depan di dan ke harus diikuti oleh tempat, arah, dan
waktu.
• Kata kepada harus diikuti oleh nama/jabatan orang atau kata
ganti orang.
Contoh: - Buku agendaku tertinggal di rumah Andi.
- Jangan menoleh ke kiri!
- Permohonan cuti diajukan kepada direktur.

Anda mungkin juga menyukai