Anda di halaman 1dari 22

BENTUK KATA DAN

MAKNA

Dosen Pengampu: Desak Made Ristia Kartika, S.Pd., M.Sc.


BENTUK KATA DAN MAKNA

Suatu bentuk terkecil dalam


bahasa adalah fonem dan yang
terbesar adalah karangan. Di
antara suatu bentuk terkecil dan
terbesar itu terdapat deretan
bentuk morfem, kata, kalimat,
dan alinea.
BENTUK KATA DAN MAKNA

Satuan bentuk bahasa itu baru diakui eksistensinya jika mempunyai makna atau dapat
mempengaruhi makna. Maksud pernyataan dapat mempengaruhi makna dalam hal ini
adalah kehadirannya dapat mengubah makna atau menciptakan makna baru.
BENTUK DAN MAKNA

FONEM K ATA

MORFEM
BENTUK KATA DAN MAKNA
Fonem – morfem – kata – frasa – klausa – kalimat – alinea –
karangan
1. FONEM : bunyi bahasa yang membedakan
arti/makna
Contoh : /apēl/ dan /apəl/
/mental/ dan /məntal/
/s/ayur - /m/ayur → /s/ : /m/

Fonem ada dua : Konsonan dan Vokal


contoh :
1. konstruksi ----- k o n s t r u k s i
k v k k k k v k k v
2. pantai ----- p a n t a i
k v k k v v
Fonem adalah satuan bunyi bahasa yang terkecil yang mampu
menunjukan perbedaan makna. Jika satu fonem saja diganti atau
dihilangkan atau bahkan ditambahkan maka akan mengubah kata.
Fonem dibedakan atas vocal dan konsonan.

FONEM
Fonem & huruf merupakan dua hal yang berbeda. Fonem adalah
bunyi dari huruf (untuk didengar), sedangkan huruf adalah lambang
dari fonem (untuk dilihat). Huruf abjad bahasa Indonesia ada 26.

Fonem huruf e,fonem huruf o dan k contoh nya adalah sebagai berikut
:
•Variasi fonem huruf e : Makanan favoritku adalah sate.
•Variasi fonem huruf o : Pedagang burung beo itu sedang makan soto.
•Variasi fenom huruf k : Beliau dapat menghabiskan tiga pak rokok
dalam sehari.
2. MORFEM → bentuk bahasa terkecil yang dapat
membedakan dan atau mempunyai
makna.
→ bentuk bahasa terkecil yang
mengandung arti gramatikal dan leksikal
Contoh : memasak → morfem me- + masak
bantuan → morfem bantu + -an

Wujud morfem dapat berupa:


imbuhan, akhiran, sisipan, klitika, partikel, dan
kata dasar
Morfem adalah suatu bentuk terkecil yang dapat membedakan makna
dan atau mempunyai makna.

Contoh :
MORFEM
Morfen –an, -di, me-, ter, -lah, jika digabungkan dengan kata makan,
dapat membentuk kata makanan, dimakan, memakan, termakan,
makanlah yang mempunyai makna baru yang berbeda dengan makna
kata makan.

Menurut bentuk dan maknanya, morfem dapat dibedakan atas dua macam.
1) Morfem bebas, yaitu morfem yang dapat berdiri sendiri dari
segi makna tanpa harus dihubungkan dengan morfem yang
lain. Semua kata dasar tergolong sebagai morfem bebas.
2) Morfem terikat, yaitu morfem yang tidak dapat berdiri
sendiri dari segi makna. Semua imbuhan (awalan, sisipan,
akhiran, serta kombinasi awalan dan akhiran) tergolong
sebagai morfem terikat.
1. Morfem Bebas → dapat berdiri sendiri
Contoh : - Baju baru morfem bebas
- Makan nasi yang dapat berdiri
sendiri

2. Morfem Terikat → terikat dengan bentuk lain


Contoh : - berperang → morfem terikat ber-
- memakai → morfem terikat me-
3. KATA : satuan bentuk terkecil (dari kalimat)
yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai
makna.

Pengelompokan kata menurut Tata Bahasa


Baku Bahasa Indonesia terdiri lima
golongan / rumpun:
1. Kata Kerja (Verba)
2. Kata Sifat (Adjektiva)
3. Kata Keterangan (Adverbia)
4. Kata Benda (Nomina)
5. Kata Tugas
1. Kata Kerja (Verba)

◼ Kata yang menyatakan perbuatan, tindakan,


proses.
◼ Biasanya berfungsi sebagai predikat

Terdiri dari :
1. Verba Asal : yaitu kata dasar : makan, minum,
main, kerja, dsb
2. Verba Turunan (berafiks) : berjalan, menunggu,
mengerjakan, dsb.
Bentuk Verba :
1. Verba reduplikasi/berulang → makan-makan, berlari-lari
2. Verba majemuk → proses penggabungan
kata, tetapi bukan idiom
:temu wicara, terima kasih,
tanda tangan,dll.
3. Verba berpreposisi → verba intransitif yang
diikuti preposisi
: tahu akan, terdiri dari,
bercerita tentang,...

Contoh: 1. Mereka berlari-lari mengejar bus kota.


2. Surat itu sudah saya tanda tangani.
3. Anjasmara bercerita tentang masa lalunya.
2. Kata Sifat (Adjektiva)
◼ Menerangkan sifat, watak, tabiat
orang/binatang/suatu benda. Contoh
malas, pintar
◼ Berfungsi sebagai predikat atau penjelas
subjek : Dia cantik, Baju merah itu
◼ Ciri :
1. Dapat diberi keterangan pembanding :
lebih, kurang, paling, dsb
2. Dapat diberi keterangan penguat : sangat,
amat, ... benar, terlalu.....
3. Dapat ditambahi kata ingkar : tidak..,
3. Kata Keterangan (Adverbia)

→Memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina


predikatif atau kalimat.
Ciri :
1. Keterangan waktu --> sejak, ketika, sekarang, besok
2. Keterangan tempat --> di sana, ke sini, dari…
3. Keterangan tujuan --> agar, supaya, demi, untuk
4. Keterangan cara --> sekuat-kuatnya,
dengan sekuat-kuatnya
secara hati-hati
5. Keterangan penyertaan --> dengan sahabat, bersama...
6. Keterangan alat --> dengan motor,...
7. Keterangan kemiripan/ --> seperti, laksana, bak
8. Keterangan Sebab --> karena, sebab
9. Keterangan saling --> satu sama lain

4. Kata Benda (Nomina)

➢ Kata yang mengacu pada benda konkret (meja, buku)


atau abstrak (demokrasi, kehendak, peraturan)
➢ Berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap
➢Termasuk dalam golongan nomina (kata benda)
adalah juga : pronomina (kata ganti orang), numeralia
(kata bilangan).
5. Kata Tugas (Partikel)
1. Kata depan (preposisi) : di, ke, dari...
2. Kata sambung (konjungsi) : dan, tetapi, atau
3. Kata seru (interjeksi) :aduh,wah,ayo,astaga
4. Kata sandang (artikel) : sang, si, para
5. Partikel (unsur terkecil suatu benda) :-lah, -kah, -tah,
pun
FRASA
Definisi : Gabungan kata yang tidak melebihi
batas fungsi.
Ciri :
1. nonpredikatif : bangsa Indonesia, ≠
belajar bahasa
2. proses pemaknaannya berbeda dengan
idiom: siap tempur ≠ main api
3. susunan kata yang berpola tetap = tidak
bisa dibalik : siap tempur ≠ tempur siap
(pada idiom kadang masih bisa dibalik : tipis
kuping = kuping tipis)
Jenis Frasa
◼ Frasa verbal : berintikan kata kerja : asyik
belajar, rajin menabung, berpikir keras
◼ Frasa adjektival : berintikan kata sifat : cantik
sekali, tidak sombong, amat bersahaja
◼ Frasa adverbial: berintikan kata keterangan :
tidak selalu, seperti…., bagaikan…
◼ Frasa nominal : berintikan kata benda : meja
kayu, emas batangan, penyakit menular
◼ Frasa preposisional : salah satunya berupa
kata depan : di sini, kepada saya, untuk dia.
MAKNA DAN PERUBAHANNYA
Makna adalah hubungan antara bentuk bahasa dengan objek/sesuatu
hal yang diacunya.

1. Makna Leksikal/Makna Denotasi : makna yang sudah tetap


terkandung dalam sebuah kata ( tertera dalam kamus)
Contoh : kuda = sejenis binatang
pensil = alat untuk menulis
2. Makna Gramatikal : makna yang timbul akibat melekatnya morfem +
morfem.
Contoh : makan + an = sesuatu yang dimakan
langit + langit = seperti langit
3. Makna konotatif : makna tambahan, makna yang memberikan tafsiran
khusus dan nilai rasa tertentu.
Contoh : hitam = hina, berdosa
besi = keras hati, kaku dalam prinsip, gagah, dsb
Beberapa istilah yang perlu diketahui:
➢ Sinonim : persamaan makna
➢ Antonim : makna berlawanan
➢ Homonim : tulisan dan lafalnya sama, arti
beda. (bisa, tanggal)
➢ Homograf : tulisan sama, lafal dan arti beda.
(teras, apel)
➢ Homofon : lafal sama, tulisan dan arti beda.
(bang><bank; masa><massa)
HOMONIM, HOMOGRAF DAN HOMOFON

Bentuk Lafal Tulisan Makna


homonim sama sama berbeda
homograf berbeda sama berbeda
homofon sama berbeda berbeda
Perubahan Makna
1. Meluas : cakupan makna sekarang lebih luas dari makna
yang lama. (bapak, ibu, putra)
2. Menyempit : cakupan makna sekarang lebih sempit dari
makna yang lama. (sarjana, pendeta, dsb.)
3. Ameliorasi : makna baru dirasakan lebih halus/tinggi niainya
dari makna lama.
(‘istri; nyonya’ lebih baik dari ‘bini’)
4. Peyorasi : makna baru dirasakan lebih kasar/rendah nilainya
dari makna lama. ( oknum, gerombolan)
5. Sinestesia : makna yang muncul karena pertukaran
tanggapan indera yang berbeda.
→ Kata-katanya manis.
6. Asosiasi : persamaan sifat antara makna baru dan lama.
→ Agar lancar, beri saja dia amplop.

Anda mungkin juga menyukai