Penentuan Nilai Akhir (NA) Mahasiswa Kehadiran (bobot 30%) Tugas (bobot 30%) UTS (bobot 20%) UAS (bobot 30%) Rentang Nilai Akhir: 85-100 : A 70-84 : B 55-69 : C 45-54 : D 00-44 : E FUNGSI BAHASA Sebagai alat berkomunikasi Sebagai alat mengekspresikan diri Sebagai alat berinteraksi dan beradaptasi sosial Sebagai alat kontrol sosial (Keraf, 1994:3- 6) RAGAM BAHASA Adalah variasi bahasa yang terjadi karena pemakaian bahasa. 1. Berdasarkan media pengantarnya: a. Ragam lisan b. Ragam tulis 1. Berdasarkan situasi pemakaiannya: a. Ragam formal c. Ragam non formal PERBEDAAN RAGAM LISAN DAN RAGAM TULIS Ragam lisan menghendaki adanya lawan bicara yang siap mendengar apa yang diucapkan seseorang. Didalam ragam lisan, unsur-unsur fungsi gramatikal seperti subjek, predikat, objek dan keterangan tidak selalu dinyatakan dengan kata-kata. Ragam lisan terikat pada situasi, kondisi, ruang dan waktu; sedangkan ragam tulis tidak terikat pada situasi, kondisi dan waktu. Didalam ragam lisan, makna dipengaruhi oleh tinggi rendah dan panjang pendeknya nada suara, sednagkan didalam ragam tulis makna ditentukan oleh tanda baca. Keunggulan & kelemahan berkomunikasi secara lisan dan tulis Cara berkomunikasi Keunggulan Kelemahan dan ragam bahasa Komunikasi lisan/ragam 1. Berlangsung cepat 1. Tidak selalu lisan 2. Sering dapat menmpunyai bukti berlangsung tanpa autentik alat bantu 2. Dasar hukumnya 3. Kesalahan dapat lemah langsung dikoreksi 3. Sulit disajikan secara 4. Dapat dibantu matang/bersih dengan gerak tubuh 4. Mudah dimanipulasi dan mimik muka Komunikasi tulis/ragam 1. Mempunyai bukti 1. Berlangsung lambat tulis 2. Dasar hukumya kuat 2. Selalu memakai alat 3. Dapat disajikan lebi bantu matang/bersih 3. Kesalahan tidak dapat 4. Lebih sulit langsung dikoreksi dimanipulasi 4. Tdk dpt dibantu dgn gerak tubuh & mimik muka PEMAKAIAN RAGAM NONFORMAL DAN RAGAM FORMAL Ragam non formal lisan Ragam formal lisan Diapkai untuk Dipakai untuk a. Berbicara sehari-hari dirumah a. Berceramah b. Bergunjing b. Berpidato c. Bercerita c. Berdiskusi d. mengobrol d. Mempresentasikan sesuatu Ragam non formal tulis Ragam formal tulis Dipakai untuk Dipakai untuk a. Menulis surat kepada kerabat a. Menulis surat resmi b. Menulis surat kepada teman b. Menulis makalh, artikel c. Menulis surat kepada pacar c. Menulis proposal d. Menulis catatan harian d. Menulis laporan formal Bahasa Indonesia yang baik dan benar Bahasa sudah dikatakan baik apabila maknanya dapat dipahami oleh lawan bicaranya dan ragamnya sudah sesuai dengan situasi pada saat bahasa itu digunakan. EYD (ejaan yang disempurnakan) Ruang lingkup EYD mencakup 5 aspek: 1. pemakaian huruf 2. penulisan huruf 3. penulisan kata 4. penulisan unsur serapan 5. pemakaian tanda baca Pemakaian huruf membicarakan masalah yang mendasar dari suatu bahasa, yaitu: a.Abjad b.Vokal c. Konsonan d. Pemenggalan e. Nama diri Penulisan huruf Membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan sebelumnya yang meliputi: a. Huruf kapital b. Huruf miring Penulisan kata Membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan jenisnya yang berupa: Kata dasar Kata turunan Kata ulang Gabungan kata Kata ganti kau, ku, mu dan nya Kata depan di, ke dan dari Kata sandang si dan sang Partikel Singkatan dan akronim Angka dan lambang bilangan Penulisan unsur serapan Membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan, terutama kosakata yang berasal dari bahasa asing. Pemakaian tanda baca/pungtuasi Membicarakan teknik kelimabelas tanda baca dalam penulisan dengan kaidahnya masing-masing tanda baca itu adalah: Tanda titik (.) Tanda koma (,) Tanda titik dau (:) Tanda hubung (-) Tanda pisah (−) Tanda elipsis (...) Tanda tanya (?) Tanda seru (!) Tanda kurung ((...)) Tanda kurung siku ([...]) Tanda petik ganda (“...”) Tanda petik tunggal (‘...’) Tanda garis miring (/) Tanda penyingkat (‘) Bentuk dan Makna FONEM Fonem adalah bunyi terkecil yang dapat membedakan makna. Contoh variasi fonem huruf e makanan favoritku adalah sate Anik suka bumbu rujak yang pedas makan nasi panas dicampur sambal, enak rasanya Contoh variasi fonem huruf o selain bersekolah, ia juga aktif dalam organisasi sosial pedagang burung beo itu berasal dari Solo Contoh variasi fonem huruf k dahulu pak Hadi perokok berat sehari beliau dapat menghabiskan tiga pak rokok Contoh pelafalan huruf e, o dan k Huruf Contoh pelafalan dalam Fonem kata e jahe, karatr, sate /e/ Emas, lepas, pedas /ə/ enak., engsel, elok /ɛ/ o sekolah, organisasi, sosial, /o/ beo, solo ‘sendiri’, trio penyanyi /Ʋ/ k bak ‘tempat air’, batok, periuk, /k/*) anak, enak, ternak. /?/**) Perhatikan peranan fonem /ə/ dan /ɛ/ sebagai pembeda makna dalam deret kata berikut:
Seret [sərət] = tersendat-sendat, ‘tidak
lancar’ Seret [sɛrɛt] = menarik suatu benda menyusur tanah Apel [apəl] = nama buah Apel [apɛ] = wajib mengikuti upacara; melapor MORFEM Adalah satuan bentuk terkecil yang dapat membedakan makna dan atau mempunyai makna. Wujud morfem dapat berupa imbuhan, klitika, partikel dan kata dasar (misalnya –an, -lah, -kah, bawa). Sebagai kesatuan pembeda makna, semua contoh wujud morfem tersebut merupakan bentuk terkecil dan tidak dapat dipecah lagi menjadi kesatuan bentuk yang lebih kecil. menurut bentuk dan maknanya morfem dapat dibedakan atas dua macam: Morfem bebas: morfem yang dapat berdiri sendiri dari segi makna tanpa harus dihubungkan dengan morfem lain. Semua kata dasar tergolong morfem bebas. Morfem terikat: morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dari segi makna. Makna morfem terikan baru jelas setelah morfem itu dihubungkan dengan morfem lain. Semua awalan (awalan, akhiran serta kombinasi awalan dan akhiran) tergolong sebagai morfem terikat. KATA Adalah satuan bentuk terkecil (dari kalimat) yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna. Dari segi bantuknya kata dapat dibedakan atas dua macam, yaitu: 1) kata yang bermorfem tunggal 2) kata yang bermorfem banyak. Jenis kata dalam bahasa Indonesia Kata benda (nomina) Kata kerja (verba) Kata sifat (ajektiva) Kata ganti (pronomina) Kata keterangan (adverbia) Kata bilangan (numeralia) Kata sambung (konjungsi) Kata sandang (artikel) Kata seru (interjeksi) Kata depan (preposisi) Kata kerja (verba) Kata kerja atau verba adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses, dan keadaan yang bukan merupakan sifat. Kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat. Ciri-ciri kata kerja Dapat diberi aspek waktu, seperti akan, sedang, dan telah. Contoh: akan, sedang, telah. Dapat diingkari dengan kata tidak. Contoh: tidak. Dapat diikuti oleh gabungan kata dengan + KB/KS. Kata tulis, pergi, bicara, lihat, menulis, berpergian, berbicara, melihat tergolong sebagai kata kerja. Perhatikan penggabungan dibawah ini: Tulis + dengan pena (KB) Pergi + dengan adik (KB) Bicara + dengan dosen (KB) Lihat + dengan mata (KB) Menulis + dengan cepat (KS) Berpergian + dengan gembira (KS) Berbicara + dengan fasih (KS) Melihat + dengan jelas (KS) AFIKS PEMBENTUK KATA KERJA Bentuk Afiks Contoh Prefiks ber berkarya, bertemu di- dibawa, dipakai, dibahas per- perkuat, perindah ter- tertawa, tersenyum Sufiks -i namai, gulai, tandai -kan maafkan, matikan, camkan Konfiks Ber- + an Berpergian Ber- + kan Beralaskan di- + -i Diselimuti di- + -kan Dibuatkan ke- + -an Kejatuhan memper-+-i Memperbaiki memper- + -kan Mempertanyakan me- + -kan Meluruskan per- + -i Perbaiki per- + -kan pertemukan Bentuk kata kerja/ verba Verba reduplikasi/verba berulang dengan atau tanpa pengimbuhan; misalnya makan- makan, batuk-batuk, Verba majemuk yaitu verba yang terbentuk melalui proses penggabungan kata yang tidak berbentuk idiom: misalnya terjun payung, tatap muka. Kata sifat Kata sifat atau ajektiva adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan, watak, tabiat orang/binatang/suatu benda. Didalam pembentukan kalimat kata sifat umumnya berfungsi sebagai predika, objek dan penjelas subjek. Kata sifat dapat dibedakan atas dua macam: 1. kata sifat berbentuk tunggal dan kata sifat berbentuk imbuhan. Ciri kata sifat berbentuk tunggal : Dapat diberi keterangan pembanding seperti lebih, kurang, dan paling. Dapa diberi keterangan penguat seperti: sangat, amat, benar, sekali dan terlalu. Dapat diingkari dengan kata ingkar tidak. Kata sifat berbentuk tunggal dihimpun ke dalam beberapa kelompok: Keadaan/situasi warna Ukuran Perasaan/sikap Cecapan/indera Afiks pembentuk kata sifat Bentuk Afiks Contoh Sufiks -al Formal, nasional -i Abadi, alami -iah lahiriah, alamiah -if Aktif, fiktif -ik Magnetik -is Praktis -er Parlementer -wi Manusiawi Konfiks Ke- + an Keinggris-inggrisan (dengan reduplikasi)
Se- + -nya Sebaik-baiknya, sepandai-pandainya
(dengan reduplikasi) Kata keterangan Kata keterangan atau adverbia adalah kata yang memberi keterangan pada verba, ajektiva, nomina predikatif atau kalimat. Perhatikan contoh berikut Saya ingin segera melukis Lukisannya sangat indah Ayah saya hanya pegawai biasa Agaknya dia kecewa Kata benda (nomina) Kata yang mengacu kepada sesuatu benda (kongkret maupun abstrak). Ciri kata benda: 1. dapat diingkari dengan kata bukan: gula, saya, ikan, roti, kayu. 2. dapat diikuti oleh gabungan kata yang + KS atau yang sangat + kata sifat. Afiks pembentuk kata benda Bentuk Afiks Contoh Prefiks ke- Ketua, kekasih pe- Petinju, pembela ter- Terdakwa, tersangka Sufiks -an Pikiran, tepian -in Hadirin, muslimin -wan Ilmuan, karyawan Infiks -em- Kemuning, kemilau -el- Telunjuk, pelatuk -er- Serabut, seruling -in- kinerja Konfiks Ke- + -an Kehidupan Pe- + -an Pegunungan Kata ganti pronomina : kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain. - pronomina penyanya - pronomina penyapa - pronomina mengacu kepada umum Kata bilangan numeralia: kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang atau barang. - tiga - satu-satu - berlima Rumpun kata tugas (partikel) Anggota rumpun kata tugas meliputi: 1) kata depan (preposisi) 2) kata sambung (konjungsi) 3) kata seru (interjeksi) 4) kata sandang (artikel) 5) partikel Kata depan (preposisi) Kata tugas yang selalu berada di depan kata benda, kata sifat, atau kata kerja untuk membentuk gabungan kata depan (frasa preposional). - di kantor - dengan memburu - oleh petuga sekretariat - tentang peristiwa - pada hari minggu - buat orang tuamu - bagi almamater tercinta - sejak kecil - dari timur Kata sambung (konjungsi) Adalah kata tugas yang berfungsi menghubungkan dua kata atau kalimat. Contoh : - ......antara hidup dan mati - anda pasti berhasil kalau rajin belajar - ....oleh presiden atau Wakil Presiden RI - pengetahuannya terbatas karena kurang membaca - ..... Bukan Amri, melainkan Amrin - rapat sudah dimulai ketika kami tiba. - ....terhalang demonstran sehingga pertemuan tertunda - bersikaplah biasa agar mereka tidak curiga. Konjungtor antar kalimat Selain itu Akan tetapi Setelah itu Meskipun begitu Walaupun demikian Oleh kerena itu Kemudian Namun Akan tetapi Setelah Selanjutnya Tambahan pula Kecuali itu Dengan demikian Oleh karena itu Bertalian dengan itu Kata seru Kata tugas yang dipakai untuk menungkapkan seruan hati seperti rasa kagum, sedih, heran, dan jijik. Kata seru dipakai dalam kalimat seruan atau kalimat perintah. - ayo, maju terus, pantang mundur! - aduh, gigiku sakit sekali! - Ih, bau benar kamar mandi itu! Kata sandang (Artikel) Kata tugas yang membatasi makna jumlah orang atau benda. Tiga macam artikel: - artikel yg bermakna tunggal : sang - yang bermakna jamak : para - yang bermakna netral : si hitam manis Partikel Partikel yang berperan membentuk kalimat tanya (introgatif) yaitu –kah dan –tah ditambah dengan –lah yang dipakai dalam kalimat perintah (imperatif) dan kalimat pernyataan (deklaratif), serta pun yang hanya dalam kalimat pernyataan. FRASA Adalah kelompok kata atau gabungan kata yang tidak mengandung predikat dan belum membentuk klausa atau kalimat. Farasa dapat berfungsi sebagai subjek, predikat, dan objek dalam kalimat. Ciri frasa Konstruksinya tidak mempunyai predikat (nonpredikatif) Proses pemaknaanya berbeda dengan idiom Susunan katanya berpola tetap. Frasa tidak boleh mengandung predikat karena kelompok kata yang mengandung predikat akan membentuk kalusa. Predikat adalah kata atau kelompok kata yang menerangkan perbuatan/tindakan atau sifat dari subyek/pelaku. Klausa Frasa (Kelompok kata berpredikat ) (Kelompok kata tanpa predikat)
Belajar bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
Meminum air mineral Air mineral dari pegunungan
Memakai baju batik Baju batik biru langit
Diratakan dengan buldoser Dengan buldoser besar.
Perluasan lima jenis kata menjadi frasa Contoh kata Perluasan menjadi frasa
Mengetik (verba) Mengetik cepat sepuluh jari (frasa verba)
Dingin (ajektiva) Dingin yang menusuk tulang (frasa ajektivsa)
Sekarang (adverbia) Pada waktu sekarang ini (frasa adverbial)
Sepeda (nomina) Sepeda gunung buatan Itali (frasa nominal)
Di (partikel) Di dalam (frasa partikel)
Contoh frasa verbal (artinya = verba) Asik belajar Sedang berfikir Tidak akan datang lagi Harus menulis kembali Sudah melarikan diri Contoh frasa ajektival Sudah baik Harus bijak Sudah tidak layak Tidak harus mahal Harus tidak kotor Sangat malu Benar sekali Sama sekali tidak sombong. Contoh frasa adverbial Pada zaman jepang Di atas meja makan Sebelum subuh Karena cinta yang membara Satu sama lain Contoh frasa nominal Cucu yang lucu dan menggemaskan Formulir pendaftaran calon mahasiswa baru Manajer pemasaran yang sangat terampil Lembar jawaban ujian akhir semester Ontoh frasa partikel Akan tetapi Bagi kita Sampai dengan Oleh karena Di atas Makna dan perubahannya Adalah hubungan antara bentuk bahasa dengan objek atau sesuatu (hal) yang di acunya. Ada dua macam makna: a. Makna leksikal b. Makna gramatikal Makna leksikal / makna denotasi Adalah makna kata secara lepas tanpa kaitan dengan kata yang lain dalam sebuah struktur. Ex:belah dapat mempunyai makna 1. celah 2. patah menjadi dua 3. setengah 4. sisi 5. pihak. contoh penggunaan: Surat-surat resmi, surat-surat dagang, laporan dan tulisan ilmiah. Makna gramatikal/ makna konotasi Makna yang timbul akibat proses gramatikal. Makna gramatikal suatu kata adalah makna yang sudah bergeser dari makna leksikal kata itu. Ex: kata hitam yang bermakna leksikal ‘warna yang gelap’ makna gramatikalnya dapat menjadi ‘penuh kegetiran’ sinonim Adalah ungkapan yang maknanya hampir sama dengan ungkapan lain. Kata nasib dan takdir dimisalkan seperti A dan B, ungkapan A (nasib) adalah sinonim ungkapan B (takdir), kalau A sinonim dengan B maka B selalu sinonim dengan A. Sinonim dapat dibedakan menurut taraf dimana ia terdapat: Sinonim antarkalimat; misalnya saya melihat dia, dan Dia kulihat Sinonim antar frasa; misalnya dua tangkao bunga dan bunga dua tangkai Sinoim antar kata; misal nasib dan takdir Sinonim antar morfem; misalnya kestabilan dan stabilitas Contoh kata majemuk yang berupa gabungan kata yang bersinonim Caci maki Fakir miskin Gagah perkasa sunyi sepi Kasih sayang Yatim piatu Antonim atau lawan makna Ungkapan yang maknanya kebalikan dari ungkapan yang lain. Kata mudah dan sukar dimisalkan seperti A dan B. Kalau A antonim terhadap B, maka B selalu antonim terhadap A. Antonim dapat dibedakan atas tataran sistematis berikut ini: Antonim antar kalimat; misalnya dia sakit dan dia tidak sakit Antonim antar frasa; misalnya secara teratur dan secara tidak teratur Antonim antar kata; misalnya mustahil dan mungkin, hidup dan mati Antonim antar morfem; misalnya prasarjana dan pascasarjana. Kata yang berantonim dapat digabungkan, sehingga dapat melahirkan frasa. Atas bawah Bongkar pasang Jiwa raga Maju mundur Plus minus. Contoh pemakaian kata majemuk berantonim dalam kalimat. Membongkar mesin itu mudah, tetapi memasangnya sulit Pak Budi menjual sawahnya untuk membeli mobil Untung rugi perusahaan itu sulit diketahui. Homofon: terjadi jika dua kata mempunyai ucapan yg sama tetapi makna dan bentuknya berbeda, ex: sangsi + ‘ragu- ragu’ dan sanksi = hukuman. Homograf: terjadi jika dua kata mempunyai bentuk yang sama tetapi bunyi/ucapannya berbeda; misalnya beruang = nama binatang, dengan beruang = ‘mempunyai uang’ Hiponim Terarjadi jika makna sebuah ungkapan merupakan bagian dari makna ungkapan yang lain; misalnya merah adalah hiponim dari kata berwarna., hiponim hanya berlaku satu arah, bila sebaliknya disebut hipernim; misalnya berwarna hipernim terhadap merah. Perubahan Makna Meluas: yaitu jika cakupan makna lebih dari makna yang lama. Kata putra-putri dahulu hanya dipakai untuk anak-anak raja, sekarang dipakai untuk menyebut anak laki-laki dan perempuan. Menyempit: yaitu jika cakupan makna dahulu lebih luas dari makna yang sekarang, misalnya kata sarjana dulu dipakai untuk semua cindikiawan, sekarang hanya untuk gelar akademis. Amelioratif: yaitu perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilai darimakna lama. Kata istri dan nyonya dirasakan lebih baik dari bini. Peyoratif: yaitu perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah dari makna lama (kebaikan dari amelioratif), kata oknum dan gerombolan yg dianggap baik pada zaman lampau sekarang maknanya menjadi tidak baik. Sinestesia: yaitu perubahan makna yang terjadi karena pertukaran tanggapan dua indera yang berlainan. Contoh: kata- katanya manis, manis merupakan tanggapan indera perasa, tetapi dipakai untuk indera pendengar, ex: mukanya masam, pidatonya hambar. Asosiasi: yaitu perubahan makna yang terjadi karena persamaam sifat. Kata amplop yang berarti kertas pembukus surat, dan sering juga dipakai sebagai pembungkus uang, berdasarkan persamaan tersebut dipakai untuk pengertian memberi sogokan. beri dia amplop agar urusan cepat beres Unsur kalimat Adalah fungsi sintaksis yang dalam buku- buku tata bahasa Indonesia lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel) dan keterangan (Ket). Pembawa acara yang kocak itu (S) pembawa acara yang kocak itu // S membeli // bunga P O (P) Indra // adalah pembawa acara yang S P kocak
(O) Maddona // menelpon // pembawa acara
S P O yang kocak itu (Pel) pesulap itu // menjadi // pembawa S P Pel acara yang kocak
(Ket) Si Fulan // pergi // dengan pembawa
S P Ket acara yang kocak itu Predikat Adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan tindakan apa atau dalam kegiatan bagaimana S yaitu (pelaku atau sosok di dalam suatu kalimat). Pdedikat juga menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jati diri S. Contoh Kuda meringkik Ibu sedang tidur siang Putrinya cantik jelita Kota Jakarta dalam keadaan memanas Kucingku belang tiga Robby mahasiswa baru Rumah pak Hartawan lima *adik saya yang gendut lagi lucu itu... *kantor kami yang terletak di jalan Raya Sering.... *Mataram yang terkenal sebagai kota seribu masjid Subjek Adalah bagian kalimat yang merujuk pada pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Contoh Ayahku sedang melukis Meja dekan besar Yang berbaju batik dosen saya Berjalan kaki menyehatkan badan Membangun jalan layang sangat mahal Objek Adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Objek pada umumnya diisi oleh nominal atau kalusa Letak O selalu dibelakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O. Contoh: a. Nurul menimbang gula b. Arsitek merancang apartemen c. Juru masak itu sangat ganteng Jika P diisi oleh verba intransitif, O tidak diperlukan dalam kalimat. Contoh: a. Nenek pulang mandi b. Komputerku rusak c.Tamunya pulang Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya dipasifkan. Contoh : 1. a. Selena Gomes mengalahkan Ariana Grande [O] b. Ariana Grande dikalahkan oleh Selena Gomes [S] 2. Orang itu menipu adik saya [O] Adik saya [S] ditipu oleh orang itu Pelengkap Adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Letak Pel umumnya dibelakang P yang berupa verba. Kata yang mengisi Pel dan O juga sama yaitu nominal atau frasa nominal. Perhatikan contoh berikut: Ketua MPR // membacakan // Pancasila S P O
Banyak orsospol // berlandaskan //
S P Pancasila Pel Pancasila // dibacakan // oleh Ketua MPR S P O * Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol Perhatikan contoh dibawah ini Risa mendengarkan Rayhan cerita si Kancil Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum Nisa mengirimi kakeknya kopiah bludru Keterangan Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O, Pel. Posisinya bersifat manasuka, dapat diawal, ditengah atau diakhir. Diana mengambilkan adiknya minum dari kulkas Tono sekarang sedang belajar bernyanyi Lia memotong tali dengan gunting Polisi menyelidiki kasus narkoba dengan hati-hati Budi pergi dengan teman-teman menonton konser Karena malas belajar mahasiswa itu tidak lulus Anak yang baik rela berkorban demi orang tuanya POLA DASAR KALIMAT Tipe/ Subjek Predikat Objek Pel Ket fungsi 1. S-P Orang itu Sedang tidur - - - Saya Mahasiswa 2. S-P-O Ayahnya Membeli Mobil baru - - Rani Mendapat Hadiah 3. S-P-Pel Beliau Menjadi - Presiden pancasila Merupakan Dasar negara kita 4. S-P-Ket Kami Tinggal - - Di Bali Kecelakaa Terjadi Tahun n itu 2014 5. S-P-O- Dia Mengirimi Ibunya Uang - Pel Rian Mengambilkan Adiknya Air minum - 6. S-P-O- Pak Menyimpan Uang - Di Bank Ket Raden - Dengan Beliau Memperlakukan Kami baik Kalimat dasar tipe S-P Kalimat bertipe S-P, verba transitif atau frasa verbal lazim sebagai pengisi P, akan tetapi, adapula pengisi P itu berupa nomina, ajektiva, frasa nominal, dan frasa ajektival. Perhatikan contoh berikut: S P Lisa tersenyum
Lina anak pak Hadi tersenyum manis
Kenalan saya dosen Bahasa
Para pengungsi terlantar
Kalimat dasar tipe S-P-O Predikat dalam kalimat S-P-O diisi oleh verba transitif yang memerlukan dua pendamping, yakni S (disebelah kiri) dan O (disebelah kanan). Jika kedua pendamping itu tidak hadir, kalimat itu tidak gramatikal. Perhatikan contoh berikut : S P O AC Milan Mengalahkan Barcelona
Korea utara telah mematuhi seruan PBB
Tamu negara bertemu dengan tokoh
LSM terkenal Kalimat dasar tipe S-P-Pel Seperti halnya tipe S-P-O, kalimat tipe S-P- Pel mempunyai P yang memerlukan dua pendamping, yakni S (disebelah kiri) dan pel (disebelah kanan). Perhatikan contoh berikut : S P Pel Negara kita berlandaskan hukum
Keputusan hakim sesuai dengan tuntutan jaksa
Adik bungsu saya merasa tersisihkan
Kalimat dasar tipe S-P-Ket Predikat kalimat bertipe S-P-Ket menghendaki dua pendamping yang berupa S (disebelah kiri) dan Ket (di sebelah kanan). Perhatikan contoh berikut : S P Ket Prabowo Subianto tinggal di Jakarta
Anak tetangga saya mahasiswa di Lape
Pertengkaran itu terjadi kemarin
Kalimat dasar tipe S-P-O-Pel Predikat kalimat tipe S-P-O-Pel menuntut kehadiran tiga pendamping agar konstruksinya menjadi gramatikal. Pendamping yang dimaksud adalah S (disebelah kiri) O dan Pel (disebelah kanan ) Perhatikan contoh berikut : S P O Pel Mahasiswa mengirimi rektor ayam betina
Kadir menghadiahi pacarnya jam rolex
Petani menanami sawahnya padi
Kalimat dasar tipe S-P-O-Ket Ada tiga pendamping yang diperlukan oleh P kalimat bertipe S-P-O-Ket yakni S (disebelah kiri), O dan Ket (di sebelah kanan). Perhatikan contoh kalimat berikut : S P O Ket Mereka memperlakukan saya dengan sopan
Melanie memasukkan bungkusan itu ke dalam
mobil Pemerintah menaikkan harga BBM mulai tanggal 9 Mei 2014 JENIS KALIMAT Menurut jumlah klausanya: a. Kalimat tunggal b. Kalimat majemuk Menurut fungsi isinya: a. Kalimat berita b. Kalimat tanya c. Kalimat perintah d. Kalimat seru Menurut kelengkapan unsurnya: a. Kalimat lengkap (kalimat mayor) b. Kalimat taklengkap (kalimat minor) Menurut susunan subjek predikatnya a. Kalimat versi b. Kalimat inversi Jenis kalimat menurut jumlah klausanya: Kalimat tunggal: kalimat yang tediri atas satu klausa. Hanya mengandung satu unsur S, P, O, Pel dan Ket. Contoh: a. Kami mahasiswa Indonesia b. Jawaban anak pintar itu sangat tepat c. Sapi-sapi sedang merumput Kalimat Majemuk Kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal. Contoh : a. Seorang menajer harus mempunyai S P1 wawasan yang luas dan harus menjunjung tinggi O1 P2 etika profesi O2 Anak-anak bermain layang-layang di halaman kampus S1 P1 O1 Ket ketika para dosen, karyawan, dan mahasiswa S2 menikmati hari libur P2 O2 Kalimat majemuk setara Dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal Kedudukan setiap kalimat sederajat Contoh : a. Rika mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya b. Muridnya kaya tetapi ia sendiri miskin c. Engkau tinggal di sini, atau ikut dengan saya d. Ia memarkir mobil di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7 Kalimat majemuk bertingkat Dia datang ketika kami sedang rapat Anda harus bekerja keras agar dapat behasil Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku Jenis kalimat menurut fungsinya Kalimat berita Kalimat tanya Kalmat perintah Kalimat seru Kalimat berita Adalah kalimat yang dipakai oleh penutur untuk menyatakan suatu berita kepada mitra komunikasinya. Isinya merupakan pemberitaan. Contoh : Pembagian beras gratis di kampungku dilakukan kemarin pagi. Tadi siang terjadi tabrakan mobil di Lawang Gali Mahasiswa fisip akan melakukan penyuluhan hukum bulan depan Kalimat tanya Kalimat yang dipakai oleh penutur/penulis untuk memperoleh informasi atau reaksi berupa jawaban yang diharapkan dari mitra komunikasinya. Contoh : a.Apakah barang ini milik saudara? b. Kapan kakakkmu berangkat ke Australia? c. Siapa nama dosen Bahasa Indonesia? d. Kamu sudah makan atau belum? e. PR-mu dapat kamu kerjakan, atau tidak? Kalimat perintah Dipakai untuk menyuruh atau melarang orang berbuat sesuatu. Kalimat perintah: a. kp halus: tolong bawa sepeda ini ke bengkel b. kp langsung: pergilah kamu sekarang c. kp ajakan dan harapan: ayolah, kita belajar d. kp larangan halus: terimakasih karena anda tidak merokok! e. kp pembiaran. Biarlah dia menemani orang tuanya. Kalimat seru Dipakai untuk mengungkapkan perasaan emosi yang kuat, termasuk kejadian yang tiba-tiba dan memerlukan reaksi spontan. contoh: a. Hai, ini dia orang yang kita cari! b.Wah, pintar benar anak ini! c.Aduh, pegangan saya terlepas! Kalimat tidak lengkap Kalimat yang tidak ber-S dan ber-P disebut kalimat minor. contoh: Mia : ada siapa di dalam? Amira : ibu Mia : apa ibu sudah tau rencana kita? Amira : belum Kalimat inversi Kalimat yang P nya mendahului S. Urutan P-S dipakai untuk penekanan atau ketegasan makna. contoh : a. Menangis pacarku karena sedihnya b. Berlari adik mengejar layangan putus c. Sepakat kami untuk membantu mereka. Kalimat Efektif Adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulis secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Untuk dapat mencapai keefektifan tersebut, kalimat efektif harus memenuhi paling tidak enam syarat berikut: 1. kesatuan 2. kepaduan 3. kepararelan 4. ketepatan 5. kehematan 6. kelogisan. Kesatuan contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya: 1. pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberikan kredit. (terdapat subyek ganda dalam kalimat tunggal) 2. dalam pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik (memakai kata depan yang salah sehingga gagasan kalimat menjadi kacau) Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberikan kredit untuk membangun gedung sekolah baru. Pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik Kepaduan (koherensi) Terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Contoh kalimat yang unsurnya tidak koheren: 1. kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi (tidak mempunyai subjek, subjeknya tidak jelas) 2. saya punya rumah baru saja diperbaiki (sturktur kalimat tidak benar/rancu) Contoh kalimat yang unsurnya koheren Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi Rumah saya baru saja diperbaiki. Kepararelan Terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai dalam kalimat. contoh pararelisme yang salah. 1. kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan buku- buku diberi label. 2. kakakmu menjadi dosen atau sebagai pengusaha? Contoh pararelisme yang benar 1. Kegiatan diperpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan katalok, dan pemberian label 2. Kakakmu menjadi dosen atau menjadi pengusaha? 3. Kakakmu sebagai dosen atau sebagai pengusaha? Ketepatan Kesesuaian/kecocokan pemakaian unsur- unsur yang membangun suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti. Kalimat yang tidak memperhatikan ketepatan: Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sehingga malam. Bukan saya yang tidak mau, namun dia yang tidak suka Penulisan kalimat yang memperhatikan faktor ketepatan Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sampai petang Bukan saya yang tidak mau, melainkan dia yang tidak suka. Kehematan Adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu Contoh kalimat yang tidak hemat kata: 1. saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa itu belajar seharian dari pagi sampai petang. 2. Dalam pertemuan yang mana hadir Wakil Bupati Sumbawa dilakukan suatu perundingan yang membicarakan tentang STP Contoh kalimat yang hemat kata Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian Dalam pertemuan yang dihadiri Wakil Bupati Sumbawa dilakukan perundingan STP Kelogisan Terdapatnya arti alimat yang logis/masuk akal. contoh: 1. kucing sangat senang bermain hujan 2. karena lama tinggal di asrama putra anaknya semua laki-laki 3. tumpukan uang itu terdiri atas pecahan ribuan, ratusan, sepuluh ribuan, lima puluh ribuan, dua puluh ribuan. Kepada bapak (Dekan), waktu dan tempat kami persilahkan. Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan, selesailah makalah ini tepat waktunya. ALINEA Alinea atau paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan gabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi alinea, yang perlu diperhatikan adalah adanya kesatuan dan kepaduan. Kesatuan bebarti seluruh kalimat dalam alinea membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal). Perhatikan contoh berikut : Sampah yang setiap hari kita buang sebenarnya bisa di sederhanakan menjadi dua macam, yaitu sampah organic dan sampah anorganik. Sampah organic adalah sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan dan daun-daunan yang umumnya basah. Sampah anorganik adalah sampah yang sulit atau yang tidak bisa membusuk, umpamanya plastik, kaca,logam,kain dan karet. Struktur Alinea Berdasarkan fungsinya, kalimat yang membangun alinea pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu (1) kalimat topik/kalimat pokok, dan (2) kalimat penjelas/pendukung. Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok atau ide utama alinea. Adapun kalimat penjelas/pendukung – sesuai dengan namanya – adalah kalimat yang berfungsi menjelaskan atau mendukung. Ciri –ciri kalimat topik Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut. Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri Mempunyai arti cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain. Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung. Ciri-ciri kalimat penjelas : Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti) Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelag dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data tambahan lain yang bersifat mendukung kalimat topik. Syarat Alinea Kesatuan : Sebuah alinea dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam alinea hanya membicarakan satu ide pokok, satu topik/masalah. Perhatikan contoh berikut : Sampah yang setiap hari kita buang sebenarnya bisa di sederhanakan menjadi dua macam, yaitu sampah organic dan sampah anorganik. Sampah organic adalah sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan dan daun-daunan yang umumnya basah. Sampah anorganik adalah sampah yang sulit atau yang tidak bisa membusuk, umpamanya plastik, kaca,logam,kain dan karet.