Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengertian Bahasa

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri.

Berikut akan dipaparkan beberapa hakikat bahasa menurut para ahli. Dimulai dari pendapat
Chaer (dalam Muliastuti, 2014, hlm. 13) yang mengungkapkan bahwa ciri bahasa (hakikat
bahasa) adalah sebagai berikut.

1. Bahasa itu adalah sebuah sistem,


yang berarti bahasa memiliki susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang
bermakna atau berfungsi.
2. Bahasa itu berwujud lambang,
kata atau gabungan kata dalam bahasa terdiri atas lambang-lambang bunyi, contohnya adalah
huruf a-z dalam alphabet.
3. Bahasa itu berupa bunyi,
namun spesifik terhadap bunyi-bunyi bermakna yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, bunyi
tersebut disebut dengan fon/fonem (bunyi diluar bersin, batuk, dsb).
4. Bahasa itu bersifat arbitrer,
dipilih secara acak tanpa alasan tetapi berdasarkan kebiasaan (sepatu disebut sepatu, mengapa
tidak disebut alas kaki? karena bahasa itu arbiter; manasuka).
5. Bahasa itu bermakna,
kata atau morfem pada dasarnya telah memiliki makna, namun jika disusun dalam kalimat tidak
bermakna maka kalimat tersebut bukanlah bahasa. Oleh karena itu, segala ucapan yang tidak
bermakna bukanlah bahasa.
6. Bahasa itu bersifat konvensional,
bahasa haruslah mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu digunakan untuk mewakili konsep
yang diwakilinya. Jika tidak dipatuhi maka akan terjadi hambatan komunikasi yang terjadi
karena hambatan bahasa.
7. Bahasa itu bersifat unik,
atau memiliki ciri khas spesifik yang tidak dimiliki oleh bahasa lain. Contohnya, susunan kata
dalam kalimat bahasa Indonesia sangat menentukan makna, sedangkan dalam bahasa Latin tidak.
8. Bahasa itu bersifat universal,
meskipun unik bahasa tetap memiliki ciri sama yang dimiliki oleh semua bahasa di dunia.
Misalnya, setiap bahasa memiliki kata-kata berkategori nomina, verba, ajektiva, adverbia. Setiap
bahasa juga memiliki unsur konsonan dan vokal.
9. Bahasa itu bersifat produktif,
artinya bahasa banyak menghasilkan unsur-unsur yang tidak terbatas jumlahnya. Contohnya, dari
beberapa huruf akan tercipta banyak kata yang berbeda, dari beberapa kata akan tercipta banyak
kalimat yang berbeda.
10. Bahasa itu bervariasi,
suatu bahasa dapat memiliki bermacam idiolek, dialek, dan ragam yang berbeda (Chaer,
2012). Idiolek adalah variasi bahasa yang bersifat perorangan, contohnya setiap orang memiliki
gaya bicara yang berbeda. Dialek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok
masyarakat pada suatu tempat tertentu, oleh karena itu, bermunculan variasi bahasa Sunda,
bahasa Jawa, bahasa Flores, dsb. Sedangkan ragam adalah variasi bahasa yang digunakan dalam
situasi tertentu. Misalnya, jika berada pada situasi formal, kita selalu berusaha menggunakan
bahasa baku. Sebaliknya, jika berbicara dalam situasi nonformal kita akan menggunakan ragam
bahasa nonbaku.
11. Bahasa itu bersifat dinamis,
perkembangan budaya suatu masyarakat bahasa akan berakibat pula pada perkembangan
bahasanya. Suatu kata dapat meluas atau menyempit maknanya. Berbagai dialek akan terus
bermunculan, dan kosakata suatu bahasa akan terus bertambah.
12. Bahasa itu bersifat manusiawi,
binatang tidak dapat menyampaikan konsep baru atau ide baru dengan alat komunikasinya,
Mengapa? Karena binatang tidak dianugerahi akal budi bahasa yang menyamai manusia.

B. Ragam Bahasa

Pengertian Ragam Bahasa

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakainya, yang berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,serta
menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragamyang
baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalamkarya
ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalamsurat
menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi

Pada umumnya, pemakaian bahasa Indonesia digolongkan menjadi dua jenis yaitu baku dan
tidak baku. Seperti halnya ketika kita berada dalam situasi resmi maka kita akan menggunakan
bahasa baku. Sedangkan, apabila di tengah pasar atau di rumah sendiri maka kita tidak harus
menggunakan bahasa baku.

Namun, penggolongan di atas tidak dapat mewakili dari keseluruhan bahasa. Seperti contoh
apabila ditinjau dari media atau sarananya, ragam bahasa terdiri dari :

1. Ragam bahasa lisan


2. Ragam bahasa tulisan

Ragam bahasa lisan merupakan bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap dengan fonem sebagai
unsur. Sedangkan, ragam bahasa tulisan merupakan bahasa yang dihasilkan dengan
menggunakan tulisan atau rangkaian huruf sebagai unsurnya.
Fungsi Ragam Bahasa

Adapun ragam bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai bahasa nasional. Fungsi-fungsi tersebut
adalah :

1. Menyatukan berbagai bahasa di Indonesia.


2. Simbol kebanggaan nasional.
3. Simbol identitas bangsa.
4. Pemersatu antar kelompok atau etnis.
5. Alat pemersatu adat dan budaya antar daerah.

Selain itu, bahasa Indonesia juga digunakan sebagai bahasa negara. Fungsi dari bahasa negara
adalah :

1. Bahasa resmi negara.


2. Bahasa pengantar pendidikan.
3. Alat komunikasi di tingkat nasional untuk kepentingan pembangunan.
4. Alat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Jenis dan Ciri Ragam Bahasa

Seperti yang telah kita ketahui, bahasa Indonesia memiliki beragam jenis. Macam-macam ragam
bahasa dapat dibedakan karena berbagai faktor. Berikut merupakan macam-macam dari ragam
bahasa :

Ragam Bahasa Berdasarkan Media

Dilihat dari media atau sarananya, bahasa Indonesia dibedakan menjadi dua yaitu ragam lisan
dan tulisan.

Ragam Lisan

Ragam bahasa lisan merupakan bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap dengan fonem sebagai
unsur dasar. Ciri-ciri dari ragam lisan adalah :

 Memerlukan orang kedua/teman bicara;


 Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
 Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
 Berlangsung cepat;
 Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
 Dapat dibantu dengan gerak tubuh 

Ragam Tulis

Ragam bahasa tulisan adalah bahasa yang dihasilkan dengan menggunakan tulisan atau
rangkaian huruf sebagai unsurnya. Ciri-ciri dari ragam bahasa tulisan yaitu :

 Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;


 Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
 Harus memperhatikan unsur gramatikal;
 Berlangsung lambat;
 Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
 Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda
baca, huruf kapital, dan huruf miring.

Contoh Penggunaan Bentuk Kata:


Ragam Lisan Ragam Tulis
Rina dan Rani hari ini tugas ngepel Rina dan Rani hari ini bertugas mengepel
lantai lantai
Nia sedang baca buku Nia sedang membaca buku
Fotokopi ijazah yang dibawa harus Fotokopi ijazah yang dibawa harus
dilegalisir terlebih dahulu dilegalisasi terlebih dahulu
Doni ngeliat temannya mengalami Doni melihat temannya mengalami
kecelakaan kecelakaan

Contoh Penggunaan Kosakata:


Ragam Lisan Ragam Tulis
Disebabkan karena Disebabkan oleh
Gak boleh dirubah Tidak boleh diubah
Nemui Menemukan

Contoh Penggunaan Struktur Kalimat:


Ragam Lisan Ragam Tulis
Masalah kebersahilan tergantung kepada Masalah kebersahilan bergantung pada
keseriusan keseriusan
Ragam Bahasa berdasarkan Standar

Selain digolongkan dari media, terdapat penggolongan ragam bahasa berdasarkan standar atau
kebakuan bahasa. Pembedaan antara ragam standar, nonstandar, dan semi standar dilakukan
berdasarkan:

 Topik yang sedang dibahas,


 Hubungan antarpembicara,
 Medium yang digunakan,
 Lingkungan, atau
 Situasi saat pembicaraan terjadi

Ciri yang membedakan antara ragam standar, semi standar dan nonstandar adalah sebagai
berikut:

 Penggunaan kata sapaan dan kata ganti.


 Imbuhan.
 Penggunaan kata sambung (konjungsi), dan
 Penggunaan fungsi yang lengkap.

Penggunaan kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pembeda ragam standar dan ragam
nonstandar yang sangat menonjol. Kepada orang yang kita hormati, kita akan cenderung
menyapa dengan menggunakan kata Bapak, Ibu, Saudara, Anda. Jika kita menyebut diri kita,
dalam ragam standar kita akan menggunakan kata Saya atau Aku. Dalam ragam nonstandar, kita
akan menggunakan kata Gue.

Penggunaan kata tertentu merupakan ciri lain yang sangat menandai perbedaan ragam standar
dan ragam nonstandar. Dalam ragam standar, digunakan kata-kata yang merupakan bentuk baku
atau istilah dan bidang ilmu tertentu. Penggunaan imbuhan adalah ciri lain. Dalam ragam standar
kita harus menggunakan imbuhan secara jelas dan teliti.

Penggunaan kata sambung (konjungsi) dan kata depan (preposisi) merupakan ciri pembeda lain.
Dalam ragam nonstandar, sering kali kata sambung dan kata depan dihilangkan. Kadang kala,
kenyataan ini mengganggu kejelasan kalimat.
Contoh 1:
(a) " Ibu mengatakan, kita akan pergi besok"
(b) "Ibu mengatakan bahwa kita akan pergi besok"

Pada Contoh (1a) merupakan ragam semi standar dan diperbaiki pada Contoh (1b) yang
merupakan ragam standar.
Contoh 2:
(a) "Mereka bekerja keras menyelesaikan pekerjaan itu."
(b) "Mereka bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaan itu."

Kalimat (a) kehilangan kata sambung (bahwa), sedangkan kalimat (b) kehilangan kata depan
(untuk). Dalam laras jurnalistik kedua kata ini sering dihilangkan. Hal ini menunjukkan bahwa
laras jurnalistik termasuk ragam semi standar.

Kelengkapan fungsi merupakan ciri terakhir yang membedakan ragam standar dan nonstandar.
Artinya, ada bagian dalam kalimat yang dihilangkan karena situasi sudah dianggap cukup
mendukung pengertian. Dalam kalimat-kalimat yang nonstandar itu, predikat kalimat
dihilangkan. Seringkali pelesapan fungsi terjadi jika kita menjawab pertanyaan orang. Misalnya,
Hai, Ida, mau ke mana?” “Pulang.” Sering kali juga kita menjawab “Tau.” untuk menyatakan
‘tidak tahu’. Sebenarnya, pëmbedaan lain, yang juga muncul, tetapi tidak disebutkan di atas
adalah Intonasi. Masalahnya, pembeda intonasi ini hanya ditemukan dalam ragam lisan dan tidak
terwujud dalam ragam tulis.

Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan Cara Pandang Penutur

Apabila dilihat dari cara pandang penutur atau pembicaranya, ragam bahasa Indonesia dibedakan
menjadi:

1. Ragam Dialek
2. Ragam Terpelajar
3. Ragam Resmi
4. Ragam Tak Resmi

Contoh:

1. Ragam Dialek, contohnya: “Gue udah baca itu buku.”


2. Ragam Terpelajar, contohnya: “Saya sudah membaca buku itu.”
3. Ragam Resmi, contohnya: “Saya sudah membaca buku itu.”
4. Ragam Tak Resmi: “Saya sudah baca buku itu.”

Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan Topik Pembicaraan

Terdapat berbagai ragam bahasa yang digunakan dilihat dari topik pembicaraannya. Topik yang
dimaksud adalah hukum, bisnis, agama, sosial, sains dan lainnya.

Salah satu ciri dari ragam tersebut adalah ragam ilmiah memiliki beberapa karakteristik seperti :

 Bahasa Indonesia ragam baku;


 Penggunaan kalimat efektif;
 Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda;
 Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian kata dan
istilah yang bermakna kias;
 Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan;
 Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antaralinea.

Anda mungkin juga menyukai