Anda di halaman 1dari 8

Pengertian, Persamaan dan Perbedaan Ragam

dan Laras Bahasa


Pengertian, Persamaan dan Perbedaan Ragam dan Laras Bahasa

Pada pembahasan materi Bahasa Indonesia kali ini akan membahas mengenai pengertian dari
ragam dan laras bahasa dan juga contoh kalimat atau kata berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan, ragam bahasa sendiri terbagi menjadi ragam bahasa formal, semiformal dan
nonformal serta tata cara penggunaan ragam dan laras bahasa dalam menulis makalah atau
penulisan karangan ilmiah, untuk lebih jelasnya mengenai hal tersebut dapat disimak dalam
penjelasan singkat berikut ini!

Pengertian, Persamaan dan Perbedaan Ragam dan Laras Bahasa

1. Makalah
Ketika bahasa itu berada pada tataran fungsi bahasa ekspresi diri dan fungsi bahasa
komunikasi, bahasa yang digunakan masuk ke dalam ragam bahasa dan laras bahasa. Ragam
bahasa adalah variasi bahasa yang terbentuk karena pemakaian bahasa. Pemakaian bahasa itu
dibedakan berdasarkan media yang digunakan topik pembicaraan, dan sikap pembicaranya.
Di pihak lain, laras bahasa dimaksudnya kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya.
Fungsi pemakaian bahasa lebih diutamakan dalam laras bahasa dari pada aspek lain dalam
ragam bahasa. Selain itu, konsepsi antara ragam bahasa dan laras bahasa saling terkait dalam
perwujudan aspek komunikasi bahasa. Laras bahasa apa pun akan memanfaatkan ragam
bahasanya. Misalnya, laras bahasa lisan dan ragam bahasa tulis.

2. Ragam Bahasa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut
pemakaiannya, topic yang dibicarakan hubungan pembicara dan teman bicara, dan medium
pembicaraannya. (2005:920).

Sedangkan menurut para ahli Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian,
yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan
bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Yang
biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-
undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas)
disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.

Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa indonesia,
timbul dua masalah pokok,yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku.Dalam
situasi remis,seperti di sekolah,di kantor,atau didalam pertemuan resmi digunakan bahasa
baku.sebaliknya dalam situasi tak resmi,seperti dirumah,di taman,dipasar,kita tidak dituntut
menggunakan bahasa baku.

1
Pengertian ragam bahasa ini dalam berkomunikasi perlu memperhatikan aspek:

1. situasi yang dihadapi,


2. permasalahan yang hendak disampaikan,
3. latar belakang pendengar atau pembaca yang dituju, dan
4. medium atau sarana bahasa yang digunakan.

Keempat aspek dalam ragam bahasa tersebut lebih mengutamakan aspek situasi yang
dihadapi dan aspek medium bahasa yang digunakan dibandingkan kedua aspek yang lain.

2.1. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi Pemakaianannya


Berdasarkan situasi pemakaiannya, ragam bahasa terdiri atas tiga bagian, yaitu ragam bahasa
formal, ragam bahasa semiformal, dan ragam bahasa nonformal. Setiap ragam bahasa dari
sudut pandang yang lain dan berbagai jenis laras bahasa diidentifikasikan ke dalam situasi
pemakaiannya. Misalnya, ragam bahsa lisan diidentifikasikan sebagai ragam bahasa formal,
semiformal, atau nonformal. Begitu juga laras bahasa manjemen diidentifikasikan sebagi
ragam bahasa formal, semiformal, atau nonformal. Ragam bahasa formal memperhatikan
kriteria berikut agar bahasanya menjadi resmi.

1. Kemantapan dinamis dalam pemakaian kaidah sehingga tidak kaku tetapi tetap lebih
luwes dan dimungkinkan ada perubahan kosa kata dan istilah dengan benar.
2. Penggunaan fungsi-fungsi gramatikal secara konsisten dan eksplisit.
3. Penggunaan bentukan kata secara lengkap dan tidak disingkat.
4. Penggunaan imbuhan (afiksasi) secara eksplisit dan konsisten
5. Penggunaan ejaan yang baku pada ragam bahasa tulis dan lafal yang baku pada ragam
bahasa lisan.

Berdasarkan kriteria ragam bahasa formal di atas, pembedaan antara ragam formal, ragam
semiformal, dan ragam nonformal diamati dari hal berikut:

1. Pokok masalah yang sedang dibahas,


2. Hubungan antara pembicara dan pendengar,
3. Medium bahasa yang digunakan lisan atau tulis,
4. Area atau lingkungan pembicaraan terjadi, dan
5. Situasi ketika pembicaraan berlangsung.

Kelima pembedaan ragam bahasa di atas, dipertegas lagi pembedaan antara ragam bahasa
formal dan ragam bahasa nonformal yang paling mencolok adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan kata sapaan dan kata ganti, misalnya:
Saya dan gue/ogut
Anda dan lu/situ/ente
2. Penggunaan imbuhan (afiksasi), awalan (prefix), akhiran (sufiks), gabungan awalan dan
akhiran (simulfiks), dan imbuhan terpisah (konfiks). Misalnya :

2
Awalan :

1. menyapa – apaan
2. Mengopi – ngopi

Akhiran :

1. laporan – laporin
2. Marahi – marahin

Simulfiks :

1. menemukan------nemuin
2. Menyerahkan-----nyerahin

Konfiks :

1. Kesalaha-----------nyalahin
2. Pembetulan-------betulin

(4) Penggunaan unsure fatik (persuasi) lebih sering muncul dalam ragam bahasa nonformal,
seperti sih, deh, dong,kok,lho, ya kale, gitu ya.
(5) Penghilangan unsure atau fungsi kalimat (S-P-O-Pel-Ket) dalam ragam bahasa nonformal
yang menganggu penyampaian suatu pesan. Misalnya,

1. Penghilangan subjek: Kepada hadirin harap brdiri.


2. Penghilangan predikat: Laporan itu untuk pimpinan.
3. Penghilangan objek : RCTI melaporkan dari Medan.
4. Penghilangan pelengkap: Mereka berdiskusi dilantai II.

3
2.2. Ragam bahasa berdasarkan mediumnya
Berdasarkan mediumnya ragam bahasa terdiri atas dua ragam bahasa, yaitu

1. ragam bahasa lisan


2. ragam bahasa tulis.

Ragam bahasa lisan adalah bahasa yang dilafalkan langsung oleh penuturnya kepada
pendengar atau teman bicaranya.

Ragam bahasa lisan ini ditentukan oleh intonasi dalam pemahaman maknanya. Misalnya,

1. Kucing/ makan tikus mati.


2. Kucing makan//tikus mati.
3. Kucing makan tikus/mati.

Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang ditulis atau dicetak dengan memerhatikan
penempatan tanda baca dan ejaan secara benar.

Ragam bahasa tulis dapat bersifat formal, semiformal, dan nonformal. Dalam penulisan
makalah seminar dan skripsi, penulis harus menggunakan ragam bahasa formalsedangkan
ragam bahasa semiformal digunakan dalam perkuliahan dan ragam bahasa
nonformal digunakan keseharian secara informal. Berikut ini dideskripsikan perbedaan
dan persamaan antara bahasa lisan dan bahasa tulis dalam bentuk bagan Penggunaan
ragam bahasa dan laras bahasa dalam penulisan karangan ilmiah harus berupaya pada:

1. ragam bahasa formal,


2. ragam bahasa tulis,
3. ragam bahasa lisan ,
4. laras bahasa ilmiah, dan
5. berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

4
Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis (berdasarkan tata bahasa dan
kosa kata) :

1. Tata bahasa (Bentuk kata,tata bahasa,struktur kalimat,kosa kata)

a. Ragam bahasa lisan :


- Melyana sedang baca surat kabar
- Ari mau nulis surat
- Tapi kau tidak boleh nolak lamaran itu.
- Mereka tinggal di Menteng.
- Jalan laying itu mengatasi kemacetan lalu lintas.
- Saya akan tanyakan soal itu

b. Ragam bahasa tulis :


- Melyana sedang membaca surat kabar
- Ari mau menulis surat
- Namun,engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
- Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
- Akan saya tanyakan soal itu.

2. Kosa kata

Contoh ragam lisan dan tulis berdasarkan kosa kata :


a. Ragam lisan
- Rani bilang kalau kita harus belajar
- Kita harus bikin karya tulis
- Rasanya masih terlalu pagi buat saya,pak

b. Ragam tulis
- Rani mengatakan bahwa kita harus belajar
- Kita harus membuat karya tulis.
- Rasanya masih terlalu muda bagi saya,pak.

Istilah lain yang menggunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam bahasa standar, semi
standard an nonstandart.
a. Ragam standar,
b. Ragam nonstandard
c. Ragam semi standar.

5
Bahasa ragam standar memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan aturan tetap.akan
tetapi,kemantapan itu tidak bersifat kaku.ragam standar tetap luwes sehingga memungkinkan
perubahan dibidang kosa kata,peristilahan,serta mengizinkan perkembangan berbagai jenis
laras yang diperlukan dalam kehidupan modem (Alwi,1998:14).
Pembedaan antara ragam standar, nonstandard, dan semi standar dilakukan berdasarkan :
a. Topik yang sedang dibahas,
b. Hubungan antar pembicara,
c. Medium yang digunakan,
d. Lingkungan atau
e. Situasi saat pembicaan terjadi

Ciri yang membedakan antara ragam standar, semi standard an nonstandard :


- Penggunaan kata sapaan dan kata ganti,
- Penggunaan kata tertentu,
- Penggunaan imbuhan,
- Penggunaan kata sambung (konjungsi),dan
- Penggunaan fungsi yang lengkap.

Penggunaan kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pembeda ragam standard dan ragam
nonstandard yang sangat menonjol, kepada orang yang kita hormati, kita akan cenderung
menyapa dengan menggunakan kata Bapak, Ibu, Saudara, Anda. Jika kita menyebut diri kita,
dalam standar kita akan menggunakan kata saya atau aku. Dalam ragam nonstandard, kita
akan menggunakan kata gue.

Penggunaan kata tertentu merupakan ciri lain yang sangat menandai perbedaan ragam
standard dan ragam nonstandard. Dalam ragam standar, digunakan kata-kata yang merupakan
bentuk baku atau istilah dan bidang ilmu tertentu. Penggunaan imbuhan adalah ciri lain.
Dalam ragam standar kita harus menggunakan imbuhan secara jelas dan teliti.

Penggunaan kata sambung (konjungsi) dan kata depan (preposisi) merupakan ciri pembeda
lain. Dalam ragam nonstandar, sering kali kata sambung dan kata depan dihilangkan. Kadang
kala, kenyataan ini mengganggu kejelasan kalimat.
Contoh :

1. Ibu mengatakan, kita akan pergi besok


2. ibu mengatakan bahwa kita akan pergi besok

6
Pada contoh (1) merupakan ragam semi standard dan diperbaiki contoh (2) yang merupakan
ragam standar.

Contoh :

1. Mereka bekerja keras menyelesaikan pekerjaan itu.


2. Mereka bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaan itu.

Kalimat (1) kehilangan kata sambung (bahwa), sedangkan kalimat (2) kehilangan kata depan
(untuk). dalam laras jurnalistik kedua kata ini sering dihilangkan. hal ini menunjukkan bahwa
laras jurnalistik termasuk ragam semi standar.

Kelengkapan fungsi merupakan ciri terakhir yang membedakan ragam standard dan
nonstandard. Artinya, ada bagian dalam kalimat yang dihilangkan karena situasi sudah di
anggap cukup mendukung pengertian. Dalam kalimat-kalimat yang nonstandar itu, predikat
kalimat dihilangkan. Seringkali pelepasan fungsi terjadi jika kita menjawab pertanyaan orang.
Misalnya, Hai, ida,mau kemana?” “pulang.” Sering kali juga kita menjawab “tau.” Untuk
menyatakan ‘tidak tau.’ Sebenarnya, ada perbedaan lain, yang juga muncul, tetapi tidak
disebutkan diatas adalah intonasi. Masalahnya, pembeda intonasi ini hanya ditemukan dalam
ragam lisan dan tidak terwujud dalam ragam tulis.

3. Laras Bahasa
Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya. Laras bahasa
terkait langsung dengan selingkung bidang (home style) dan keilmuan, sehingga dikenallah
laras bahasa ilmiah dengan bagian subsublarasnya. Pembedaan diantara sub-sublaras bahasa
seperti dalam laras ilmiah itu dapat diamati dari

1. penggunaan kosakata dan bentukan kata,


2. penyusunan frasa,klausa, dan kalimat,
3. penggunaan istilah
4. pembentukan paragraph,
5. penampilan halteknis,
6. penampilan kekhasan dalam wacana.

Berdasarkan konsepsi laras bahasa tersebut,laras bahasa ekonomi mempunyai sub-sublaras


bahasa manajemen, sublaras akuntansi, sublaras asuransi, sublaras perpajakan, dll.

Kesimpulan
Ragam bahasa adalah variasi penggunaan bahasa tergantung dari topik yang sedang di
bicarakan dengan kawan bicara maupun pada saat situasi resmi. Kadang penggunaan bahasa
yang ragam bahasa yang baik banyak di gunakan oleh kalangan terdidik, kalangan pejabat,
maupun kalangan pengusaha. Sedangkan laras bahasa adalah kesesuaian bahasa dan fungsi
pemakainya, dalam hal ini laras bahasa menitik beratkan pada media penggunaanya.

Anda mungkin juga menyukai