Anda di halaman 1dari 35

Oleh

J. IIP HERMAWAN
Pengertian Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah variasi pemakaian bahasa.
Bachman (1990, dalam Angriawan, 2011:1),
menyatakan bahwa ragam bahasa adalah variasi
bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut
hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut medium
pembicara. Dengan kata lain, ragam bahasa
adalah variasi bahasa yang berbeda-beda yang
disebabkan karena berbagai faktor yang terdapat
dalam masyarakat, seperti usia, pendidikan,
agama, bidang kegiatan dan profesi, latar
belakang budaya daerah, dan sebagainya.
Menurut Felicia (2001 : 8), ragam bahasa dibagi
berdasarkan :
1. Media pengantarnya atau sarananya, yang terdiri
atas :
a. Ragam lisan.
b. Ragam tulis.
Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh
pemakai bahasa. Kita dapat menemukan ragam lisan
yang standar, misalnya pada saat orang berpidato
atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan,
ceramah; dan ragam lisan yang nonstandar, misalnya
dalam percakapan antarteman, di pasar, atau dalam
kesempatan nonformal lainnya.
Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau
yang tercetak. Ragam tulis pun dapat berupa
ragam tulis yang standar maupun
nonstandar. Ragam tulis yang standar kita
temukan dalam buku-buku pelajaran, teks,
majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga
dapat menemukan ragam tulis nonstandar
dalam majalah remaja, iklan, atau poster.
2. Berdasarkan situasi dan pemakaian Ragam bahasa
baku dapat berupa :
(1) ragam bahasa baku tulis dan (2) ragam bahasa
baku lisan. Dalam penggunaan ragam bahasa baku
tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak
ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam
bahasa baku lisan makna kalimat yang
diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian
sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur
kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam
bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan
ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah
ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat,
serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam
struktur kalimat.
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi
pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi
pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak
mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun
demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan
bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di
dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam
struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan
dalam ragam baku lisan karena situasi dan
kondisi pembicaraan menjadi pendukung di
dalam memahami makna gagasan yang
disampaikan secara lisan
1. Tata Bahasa (Bentuk kata, Tata Bahasa, Struktur
Kalimat, Kosa Kata)
a. Ragam bahasa lisan :
- Nia sedang baca surat kabar
- Ari mau nulis surat
- Tapi kau tak boleh nolak lamaran itu.
- Mereka tinggal di Menteng.
- Jalan layang itu untuk mengatasi
kemacetan lalu lintas.
- Saya akan tanyakan soal itu
b. Ragam bahasa Tulis :
- Nia sedang membaca surat kabar
- Ari mau menulis surat
- Namun, engkau tidak boleh menolak
lamaran itu.
- Mereka bertempat tinggal di Menteng
- Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi
kemacetan lalu lintas.
- Akan saya tanyakan soal itu.
2.Kosa kata
Contoh ragam lisan dan tulis berdasarkan
kosa kata :
a.Ragam Lisan
-Ariani bilang kalau kita harus belajar
-Kita harus bikin karya tulis
-Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak
b.Ragam Tulis
-Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar
-Kita harus membuat karya tulis.
-Rasanya masih terlalu muda bagi saya, Pak.
Istilah lain yang digunakan selain ragam bahasa
baku adalah ragam bahasa standar, semi
standar dan nonstandar.
a.ragam standar,
b.ragam nonstandar,
c.ragam semi standar.
Pembedaan antara ragam standar, nonstandar,
dan semi standar dilakukan berdasarkan :
a.topik yang sedang dibahas,
b.hubungan antarpembicara,
c.medium yang digunakan,
d.lingkungan, atau
e.situasi saat pembicaraan terjadi
Ciri yang membedakan antara ragam standar,
semi standar dan nonstandar :
penggunaan kata sapaan dan kata ganti,
penggunaan kata tertentu,
penggunaan imbuhan,
penggunaan kata sambung (konjungsi), dan
penggunaan fungsi yang lengkap.
Penggunaan kata sapaan dan kata ganti
merupakan ciri pembeda ragam standar dan
ragam nonstandar yang sangat menonjol.
Kepada orang yang kita hormati, kita akan
cenderung menyapa dengan menggunakan
kata Bapak, Ibu,Saudara, Anda.
Jika kita menyebut diri kita, dalam ragam
standar kita akan menggunakan kata saya
atau aku. Dalam ragam nonstandar, kita akan
menggunakan kata gue.
Penggunaan kata sambung (konjungsi)dan kata
depan (preposisi) merupakan ciri pembeda lain.
Dalam ragam nonstandar, sering kali kata
sambung dan kata depan dihilangkan. Kadang
kala, kenyataan ini mengganggu kejelasan
kalimat.
Contoh :
(1) Ibu mengatakan, kita akan pergi besok
(1a) Ibu mengatakan bahwa kita akan pergi
besok
Pada contoh (1) merupakan ragam semi standar
dan diperbaiki contoh (1a) yang merupakan
ragam standar.
Contoh : (2) Mereka bekerja keras
menyelesaikan pekerjaan itu
(2a) Mereka bekerja keras untuk
menyelesaikan pekerjaan itu
. Kalimat (1) kehilangan kata sambung
(bahwa), sedangkan kalimat (2) kehilangan
kata depan (untuk). Dalam laras jurnalistik
kedua kata ini sering dihilangkan. Hal ini
menunjukkan bahwa laras jurnalistik
termasuk ragam semi standar.
Kelengkapan fungsi merupakan ciri terakhir yang
membedakan ragam standar dan nonstandar. Artinya,
ada bagian dalam kalimat yang dihilangkan karena
situasi sudah dianggap cukup mendukung pengertian.
Dalam kalimat-kalimat yang nonstandar itu, predikat
kalimat dihilangkan. Seringkali pelesapan fungsi terjadi
jika kita menjawab pertanyaan orang. Misalnya, Hai, Ida,
mau ke mana? Pulang. Sering kali juga kita menjawab
Tau. untuk menyatakan tidak tahu. Sebenarnya,
pmbedaan lain, yang juga muncul, tetapi tidak
disebutkan di atas adalah Intonasi Masalahnya,
pembeda intonasi ini hanya ditemukan dalam ragam
lisan dan tidak terwujud dalam ragam tulis.
Pengertian Laras Bahasa
Apakah Anda tahu apa, mengenai laras bahasa?
Laras bahasa adalah suatu kesesuaian antara
bahasa itu sendiri dengan pemakaiannya. Dengan
kata lain, suatu bahasa harus sesuai dengan
pemakaiannya. Contohnya, jika dalam hal
penulisan karya sastra seperti puisi dan pantun,
maka laras bahasa yang digunakan adalah laras
puisi atau pun laras pantun. Sebaliknya, jika
bahasa di gunakan dalam hal penulisan ilmiah,
maka laras bahasa yang digunakan adalah laras
ilmiah.
1. Ure dan Ellis telah menyatakan pada 1977
bahawa laras bahasa adalah sejenis pencorakan
bahasa yang kerap kali digunakan dalam
sesuatu situasi komunikatif.
2. Zaba (1962) menerangkan laras ialah rupa
susuk bahasa yang dipakai apabila bercakap
atau mengarang, iaitu tentang perkataannya,
ikatan ayatnya, jalan bahasanya, cara
susunannya atau bentuk peribahasanya.
3.Halliday (1968) mendefinisikannya sebagi variasi bahasa
berlainan berdasarkan fungsi atau dengan kata yang lebih
mudah laras berubah mengikut situasi. Beliau mendasarkan
perbezaan laras yang digunakan kepada dua faktor, iaitu
pengguna dan penggunaan. Variasi bahasa yang timbul
yang berkaitan dengan penggunanya, iaitu yang melibatkan
tempat asal seseorang ialah dialek dan variasi bahasa yang
berkaitan dengan penggunaannya, iaitu yang berlainan mengikut
kumpulan sosial yang menggunakannya ialah register atau laras.
4.Naomi S. Baron (1979) mentakrifkan laras sebagai variasi
linguistik (linguistic variation) yang ditentukan oleh keadaan
sosialyang wujud pada ketika tertentu.
Pada saat digunakan sebagai alat komunikasi,
bahasa masuk dalam berbagai laras sesuai
dengan fungsi pemakaiannya. Jadi, laras bahasa
adalah kesesuaian antara bahasa dan
pemakaiannya. Dalam hal ini kita mengenal
iklan, laras ilmiah, laras ilmiah populer, laras
feature, laras komik, laras sastra, yang masih
dapat dibagi atas laras cerpen, laras puisi, laras
novel, dan sebagainya.
Setiap laras memiliki cirinya sendiri dan
memiliki gaya tersendiri. Setiap laras dapat
disampaikan secara lisan atau tulis dan dalam
bentuk standar, semi standar, atau nonstandar.
Kali ini kita akan coba bahas mengenai laras
bahasa ilmiah,iklan dan sastra
Laras Bahasa Ilmiah
Penggunaan bahasa dalam bidang ilmu
pengetahuan mempunyai sifat pemakaian yang
khas, yang spesifik, sehingga dapat dikatakan
bahwa bahasa dalam bidang ilmu pengetahuan
mempunyai laras bahasa tersendiri yang berbeda
dengan ragam-laras bahasa yang lain. Sifat-sifat
tersebut ada yang umum sebagai bahasa ilmiah,
dan ada yang khusus berhubungan dengan
pemakaian kosakata, istilah, serta bentuk-bentuk
gramatika.
Sifat bahasa ragam ilmiah yang bersifat
umum berhubungan dengan fungsi bahasa
sebagai alat untuk menyampaikan informasi
ilmiah pada peristiwa komunikasi yang terjadi
antara penulis dan pembaca. Informasi yang
disampaikan tentu dengan bahasa yang jelas,
benar, efektif, sesuai, bebas dari sifat samar-
samar, dan tidak bersifat taksa (ambigu).
Kata-kata yang digunakan dalam bahasa
ilmiah bersifat denotative. Artinya, setiap kata
hanya mempunyai satu makna yang paling
sesuai dengan konsep keilmuan tersebut atau
fakta yang disampaikan. Demikian pula
kalimat-kalimat yang digunakan dalam
bahasa ragam ilmiah bersifat logis. Hubungan
antara bagian-bagian kalimat dalam kalimat
tunggal atau hubungan antara klausa-klausa
dalam kalimat majemuk (kompleks)
mengikuti pola-pola bentuk hubungan logis.
Contoh :
Paragraf dalam sebuah karya ilmiah tentang bahaya
rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran
panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi
tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm
yang berisi daun-daun tembakau yang telah
dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya
dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup
lewat mulut pada ujung lain.
Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak
berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa
serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan
kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak
beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya
disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya
kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-
paru atau serangan jantung(walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal
hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa
Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh.
Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian
dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan
kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok
mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa
Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya
untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke
Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.
Laras Bahasa Sastra (puisi, cerpen, novel, dll.)
Memperlihatkan gaya bahasa yang menarik dan kreatif.
Bahasanya dapat dalam bentuk naratif, deskriptif,
preskriptif, dramatis dan puitis.
Beberapa ciri bahasa sastra:
Kreatif dan imajinatif: mengandung arti
mementingkan penyusunan, pengulangan, pemilihan
kata puitis dan hidup: monolog, dialog, dan
sebagainya.
Menggunakan bahas tersirat: perlambangan, kiasan,
perbandingan, peribahasa, metafora, simile, ilusi,
personifikasi dan sebagainya.
Ada penyimpangan tata bahasa atau manipulasi
bahasa.
Bahasa sastra merupakan salah satu fenomena
bahasa dalam sosiolinguistik. Bahasa sastra
memiliki karakteristik yang berbeda, ada unsur
permainan bahasa, bahasa disiasati,
dimanipulasi, didiberdayagunakan sedemikian
rupa untuk mencapai tujuan dan efek tertentu;
efek estetis. Ada kalanya bahasa bukan sekedar
sarana tetapi tujuan untuk mencapai keindahan,
atau bahkan keindahan itu sendiri.
Contoh :
Prosa Lama , seperti Hikayat di bawah ini
Botol Ajaib
Tidak ada henti-hentinya. Tidak ada kapok-
kapoknya, Baginda selalu memanggil Abu Nawas
untuk dijebak dengan berbagai pertanyaan atau
tugas yang aneh-aneh. Hari ini Abu Nawas juga
dipanggil ke istana.
Setelah tiba di istana, Baginda Raja menyambut Abu
Nawas dengan sebuah senyuman. Akhir-akhir ini
aku sering mendapat gangguan perut. Kata tabib
pribadiku, aku kena serangan angin. kata Baginda
Raja memulai pembicaraan
Puisi ,
TEMAN SEJATI
Seorang teman adalah seseorang
tertawa dan menangis dengan Inspirasi,
Seseorang yang meminjamkan tangan membantu,
meskipun teman-teman mungkin tidak selamanya,
Dan mereka tidak mungkin berakhir bersama-sama,
kenangan persahabatan sejati akan
bertahan selamanya.
Seorang teman bukanlah bayangan atau hamba
Tetapi seseorang yang memegang
sepotong seseorang dalam hatinya.
Seseorang yang berbagi senyum,
Seseorang yang mencerahkan hari Anda
Laras Bahasa Iklan
Fungsi utama laras ini untuk memperkenalkan dan
menjual barangan atau perkhidmatan yang diiklankan.
Laras Bahasa Iklan mempunyai ciri-ciri seperti; terdapat
penggunaan unsur grafik dan ilustrasi yang sangat
ketara pada iklan yang bercetak, terdapat penggunaan
gambar bergerak dan muzik dengan jelas pada laras
iklan pandang-dengar iaitu dalam filem dan televisyen,
struktur ayatnya pendek dan banyak menggunakan ayat
tunggal, menggunakan unsur retorik atau manipulasi
bahasa secara berkesan, menggunakan ungkapan istilah
dan juga menggunakan pelbagai kaedah untuk
memujuk atau menarik perhatian pengguna seperti
kaedah umpan, pujukan, kemesraan, gesaan dan doa.
Contoh laras bahasa iklan
Laras bahasa dapat digolongkan kepada dua
golongan besar, yaitu laras biasa dan laras khusus.
Laras biasa ialah laras khusus yang digunakan
untuk masyarakat umum seperti bidang hiburan,
pengetahuan, peneranagn, dan maklumat.
Laras khusus merujuk kepada kegunaan untuk
khalayak khusus seperti ahli-ahli atau peminat
dalam bidang tertentu dan pelajar-pelajar (rencana,
laporan, buku).
Pembeda utama yang membedakan antara laras
biasa dengan laras khsus ialah: kosa kata, tata
bahasa, dan gaya.
Laras Iklan, adalah bahasa yang digunakan untuk membuat iklan, yang
dapat menarik perhatian pembaca untuk membeli atau memakai barang
atau jasa yang ditawarkan.yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Menarik, Informatif, Persuatif,Bahasa yang positif,Mudah dipahami,Kalimat
aktif
Contoh:
Lowongan Kerja Teknik sipil
Sebuah perusahaan Kontraktor membutuhkan tenaga ahli yang bersedia
bekerja di bangka untuk posisi:
1. Proyek manager pelaksana
2. Construction Management
Dengan kualifikasi:
Pria, sarjana Teknik Sipil
Pengalaman Kerja 4-5 tahun dibidang proyek manager/Construction
Management.
Khusus pembangunan dermaga, shiping dock
Menguasai komputer (Autocad, excel, word)
Bersedia diletakan di lokasi Bangka
Persyaratan Lain:
Jujur, ulet, tekun, disiplin, dan inisiatif.
Memiliki kemampuan memimpin dan mengelola
proyek
Menguasai progaram analisa struktur
Dapat berkomunikasi dengan baik, bekerja dalam
tim, dan menguasai arahan.
Surat lamaran dikirimkan selambat-lambatnya dua
hari setelah pnerbitan iklan ini ke alamat atau
email:
HRD Recrutmen LPTTI Wisma subud, cilandak barat,
Jakarta selatan 12430
info@Lptii.com

Anda mungkin juga menyukai