Disusun Oleh :
Kelompok 3-Tingkat 2C
Listi Trisnawati
Friska Rimadiani
Marti Haniva
Vina Regina
2017
1
KATA PENGANTAR
Assalamualikum wr.wb
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat,
karunia dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas Praktek Teknologi
Sediaan Steril di Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia. Adapun judul makalah ini Praktek
Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari
teknik penulisan dan isi tulisan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya saran dan kritik
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Morbili adalah penyakit yang diakibatkan oleh infeksi virus yang belum ada obatnya
Peran perawat adalah mengatasi penyakit morbili dengan promotif, preventif, kreatif
penyakit morbili dan penanggulangannya, preventif yaitu untuk mencegah terjadinya morbili
adalah merubah kebiasaan sehari-hari yaitu menjaga kebersihan lingkungan, pola hidup sehat.
Masa tunas atau inkubasi penyakit morbili berlangsung kurang lebih dri 10-20 hari
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan
penyakit campak?
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. PENGERTIAN MTBS
yang mengalami sakit, yang bertujuan untuk meningkakan derajat kesehatan anak
serta kualitas pelayanan kesehatan anak. Bentuk ini sebagai salah satu cara yang
efektif untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan pada bayi dan anak,
mengingat bentuk pengelolaan ini dapat dilakukan pada pelayanan tingkat pertama
adalah upaya kuratif,promotif dan preventif, upaya kuratif ini dilakukan penanganan
Pada manajemen terpadu balita sakit ini model pengelolaannya dapat meliputi:
1) Penilaian adanya tanda dan gejala dari suatu penyakit dengan cara
6
2) Membuat klasifikasi,dengan menentukan tingkat kegawatan dari suatu penyakit
fasilitas kesehatan, membuat resep serta mengajari ibu tentang obat serta tindakan
4) Memberikan konseling dengan menilai cara pemberian makan dan kapan anak
pada dua kategori yaitu pada bayi muda(1 hari sampai dengan 2 bulan) dan anak umur
BULAN 5 TAHUN
Pada pelaksanaan manajemen terpadu balita sakit pada umur 2 bulan sampai
dengan 5 tahu tahapan pelaksanaan sama seperti pada bayi kurang dari 2 bulan yaitu
di mulai dengan tahap penilaian dan gejala, tahap klasifikasi, dan tingkat kegawatan,
tahap tindakan dan pengobatan, tahap pemberian koselling dan tahap pelayanan
Pada penilaian tanda dan gejala pada bayi umur 2 bulan samapai dengan 5 tahun
ini yang di nilai adalah ada tidaknya tanda bahaya umum (tidak bias minum atau
menetek, muntah, kejang, letargis atau tidak sadar) dan keluhan seperti batuk atau
kesukaran bernafas, adanya diare, demam, masalah telinga, mal nurisi, anemia,
dan lain-lain.
7
Penilaian pertama keluhan batuk atau suka bernafas, tanda bahaya umum, tarikan
adalah pada anak usia 2 bulan 12 bulan normal pernafasan 50x atau lebih per
menit, sedangkan frekuensi pernafasan anak usia 12 bulan sampai dengan 5 tahun
Penilaian kedua keluhan dan tanda adanya diare, seperti letargis atau tidak sadar,
mata cekung, tidak bias minum atau malas makan, turgor kulit jelek, gelisah,
rewel, haus atau banyak minum, adanya darah dalam tinja (berak bercampur
dengan darah).
Penilaian ketiga tanda demam, disertai dengan tanda bahaya umum, kaku kuduk,
dan adanya infeksi local seperti kekeruhan pada kornea mata, luka pada mulut,
mata bernanah, adanya tanda pre syok seperti nadi lemah ekstremitas dingin,
muntah darah, berak hitam, pendarahan hidung, pendarahan pada bawah kulit,
Penilaian keempat tanda masalah telinga seperti nyeri pada telinga, adanya
pembenkakan, adanya cairan keluar dari telinga yang kurang dari 14 hari dan lain
lain.
Penilaian kelima tanda status gizi seperti badan kelihatan bertambah kurus,
bengkak pada bagian kaki, telapak tangan pucat status gizi di bawah garis merah
8
b. Penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan
Pada penentunan klasifikasi dan tingkat kegawatan ini dilakukan setelah penilaian
tanda dan gejala yang di klasifikasikan berdasarkan dari kelompok keluhan atau
1) Klasifikasi campak
bahaya umum, terjadi kekeruhan pada kornea mata, adanya luka pada daerah
mulut yang dalam luas serta adanya tanda umum campak seperti adanya
ruam kemerahan di kulit yang menyeluruh, adanya batuk, pilek atau mata
merah.
Kedua, klasifikasi campak dengan komplikasi pada mata atau mulut apabila
Ketiga, klasifikasi campak apabila hanya tanda khas campak yang tidak
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menentukan tindakan dan
Klasifikasi campak :
9
apabila dijumpai kekeruhan pada kornea, pemberian paracetamol apabila disertai
demam tinggi (38,5 derajat celcius), kemudian apabila campak disertai dengan
komplikasi mata dan mulut di tambahkan dengan pemberian gentian violet dan
apabila hanya campak saja tidak ditemukan penyakit atau komplikasi lain maka
Vitamin A Vitamin A
2000.000 IU 1000.000 IU
dimilikinya, apabila mata masih bernanah maka lakukan evaluasi kepada keluarga
atau ibu dengan menjelaskan cara mengobati infeksi mata jika sudah benar maka
lakukan rujukan dan apabila kurang benar maka ajari dengan benar, dan apabila
sudah tidak bernanah akan tetapi tampak kemerahan maka lakukan pegobatan
lanjutan, kemudian pada daerah mulut apabila masih didapatkan luka dan baunya
tercium busuk maka lakukan rujukan dan apabila keadaan mulai membaik maka
2. PENGERTIAN CAMPAK
menular terutama menyerang anak-anak, walaupun pada beberapa kasus juga dapat
10
menyerang orang dewasa. Pada anak-anak dengan keadaan gizi buruk ditemukan
kematian.
Campak/ Rubella. Campak adalah penyakit infeksi menular yang ditandai dengan 3
stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi dan stadium konvalesensi. Penularan
terjadi secara droplet dan kontak langsung dengan pasien. Virus ini terdapat dalam
darah, air seni, dan cairan pada tenggorokan. Itulah yang membuat campak ditularkan
PENYAKIT CAMPAK
a. Etiologi
Etiologi campak adalah virus RNA dari famili paramikoviridae, genus morbili
virus. Hanya 1 tipe antigen yang diketahui. Selama masa prodormal dan selama waktu
singkat sesudah ruam tampak, virus ditemukan dalam sekresi nasofaring, darah dan
urin. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar.
Virus Campak dapat diisolasi dalam biakan emrio manusia atau jaringan ginjal kera
rhesus, perubahan sitopatik, tampak dalam 5 10 hari, terdiri dari sel raksasa multi
nudeus dengan 1 nukleusi intra nudear. Anti bodi dalam sirkulasi dapat dideteksi bila
b. Epidemologi
Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan
kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita
11
morbili akan mendapat kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6
bulan dan setelah umur tersebut kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat
menderita morbili. Bila seseorang wanita menderita morbili ketika sang ibu hamil 1
atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan mengalami abortus bila sang ibu
menderita morbili pada trimester I, II, atau III maka ia akan mungkin melahirkan
seorang anak dengan kelainan bawaan atau seorang anak dengan BBLR, atau lahir
c. Patofisiologi
Penularan terjadi secara droplet dan kontak virus melalui saluran pernapasan
dan masuk ke sistem retikula endotholial berkembeng biak dan selanjutnya menyebar
pencernaan. Konjungtiva dan disusul dengan gejala patoknomi berupa percah konflik
dan ruam kulit. Antibiotik yang terbentuk berperan dalam timbulnya ruam pada kulit
dan retrolisasi virus dalam sirkulasi. Mekanisme imunologi saluler juga ikut berperan
d. Manifestasi Klinis
Masa tunas/inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih dari 10-20 hari dan
ditandai oleh demam ringan hingga sedang, batuk kering ringan, coryza,
morbili, tetapi sangat jarang dijumpai. Bercak koplik berwarna putih kelabu,
12
teratur mengenai seluruh permukaan pipi. Meski jarang, mereka dapat pula
lakrimalis. Bercak tersebut muncul dan menghilang dengan cepat dalam waktu
2. Stadium erupsi
durum dan palatum mole. Terjadinya eritema yang berbentuk makula papula
dibagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah.
disertai diare dan muntah. Variasi dari morbili yang biasa ini adalah Black
Measles yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan
traktus digestivus.
3. Stadium konvalesensi
Komplikasi :
13
1) Otitis media akut
2) Pneumonia / bronkopneumoni
3) Encefalitis
4) Bronkiolitis
Pengobatan :
demam tinggi. Istirahat ditempat tidur dan pemasukan cairan yang adekuat.
Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan Fisik
2) Pemeriksaan Darah
PenetalaksanaanTeraupetik
1) Pemberianvitamin A
2) Istirahatbaringselamasuhumeningkat, pemberianantipiretik
1) Imunisasi aktif
Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan vaksin campak hidup yang
14
Tersbut membawa perkembangan dan pemakaian Strain Schwartz dan
membentuk antibodi secara baik karena masih ada antibodi dari ibu.
2) Imunusasi pasif
Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses keperawatan
1. Pengumpulan Data
a. Anamnese
a) Identitas penderita
Meliputi nama anak, umur : rentan pada anak berumur 1-14 th dengan
status gizi yang kurang dan sering mengalami penyakit infeksi, jenis
15
b) Keluhan utama
Pada anak yang terinfeksi virus campak biasanya ditanyakan pada orang
koriza, bercak koplik dan enantema serta upaya yang telah dilakukan
untuk mengatasinya.
f) Riwayat imunisasi
Imunisasi apa saja yang sudah didapatkan misalnya BCG, POLIO I,II,
g) Riwayat nutrisi
Status Gizi
16
2) Gizi kurang 60 % - <80 %
a. Tahap pertumbuhan
Pada anak umur lima tahun, perkiraan berat badan dalam kilogram
Tapi ada rata-rata BB pada usia 3 tahun : 14,6 Kg, pada usia 4 tahun
16,7 kg dan 5 tahun yaitu 18,7 kg. Untuk anak usia pra sekolah rata
pada usia pra sekolah yaitu 3 tahun 95 cm, 4 tahun 103 cm, dan 5
tahun 110 cm. Rata-rata pertambahan TB pada usia ini yaitu 6 7,5
tinggi.
b. Tahap perkembangan.
17
anak berjenis kelamin berbeda.Oedipus komplek ( laki-laki lebih
dekat ke ayahnya ).
keagamaan dari ortu atau guru dan belajar yang benar salah
kelompoknya.
18
8) Perkembangan bahasa yaitu vokabularynya meningkat lebih dari
10) Bermain jenis assosiative play yaitu bermain dengan orang lain
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, tinggi badan, berat badan, dan tanda-
tanda vital.
1) Inspeksi :
2) Palpasi :
19
adakah pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan
c) Mulut
1) Inspeksi :
d) Toraks
1) Inspeksi :
menyerupai influenza.
2) Auskultasi :
e) Abdomen
1) Inspeksi :
2) Auskultasi
Bising usus.
3) Perkusi
f) Kulit
1) Inspeksi :
20
Eritema pada kulit, hiperpigmentasi, kulit bersisik.
2) Palpasi :
2. Analisa Data
serta sintesa data. Dalam mengelompokkan data dibedakan atas data subyektif
objektif.
B. Diagnosa Keperawatan
Penilaian klinis tentang respon individu, keluarga atau komunitas terhadap proses
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien campak adalah sebagai
berikut :
kurang baik.
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa I
21
Tujuan : pemeliharaan ( mempertahankan ) suhu tubuh dalam rentang yang normal.
Intervensi
No Intervensi Rasional
memudahkan proses
penguapan.
tubuh.
22
5 Kolaborasi dengan dokter Antipiretik menurunkan/mempertahankan
ketentuan.
Diagnose II
b. Menunjukkan batuk yang efektif dan peningkatan pertukaran udara dalam paru.
Intervensi
No Intervensi Rasional
pernapasan.
2 Catat kemampuan untuk batuk Pengeluaran secret sulit bila secret sangat
adekuat hidrasi ).
23
tinggi. Bantu klien untuk batuk ekspansi paru dan menurunkan upaya
mengencerkan secret.
Diagnose III
Tujuan : keutuhan structural dan fungsi fisiologis dari kulit dan membrane mukosa.
b. Suhu, elastisitas, hidrasi dan warna jaringan dalam rentang yang diharapkan.
Intervensi
No Intervensi Rasional
dan rusak.
24
menggaruk dan menepuk kulit. kulit.
perlu.
6 Konsultasi pada ahli gizi tentang Perbaikan nutrisi klien agar terhindar
makanan tinggi protein, mineral, dari infeksi karena kulit dapat menjadi
kondisi anak.
Diagnose IV
Intervensi
No Intervensi Rasional
25
akut pada respon terhadap hipovolemia.
turgor. kulit.
es, susu )
Diagnose V
b. Rewel berkurang.
Intervensi :
No Intervensi Rasional
26
bedak salisil 1% atau lainya (
Diagnose VI
baik.
penyembuhan.
Intervensi
No Intervensi Rasional
27
isolasi pencegahan dan hidup dan mengurangi rasa terisolasi.
mempertahankan kesehatan
pribadi.
sputum dan adanya mengi atau peningkatan dan infeksi jamur lainnya,
ronchi. Lakukan isolasi viral, dan bakteri yang dapat terjadi yang
minum
28
suhu tetap tinggi, kesadaran
menurun.
D. Implementasi Keperawatan
telah disusun.
E. Evaluasi
untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan yang telah dilakukan. Disamping itu
tercapai :
a. Berhasil
Prilaku anak sesuai pernyataan tujuan dalam waktu atau tanggal yang ditetapkan
di tujuan.
b. Tercapai sebagian
Anak menunjukkan prilaku tetapi tidak sebaik yang ditentukan dalam pernyataan
tujuan.
c. Belum tercapai
Pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan perilaku yang diharapkan sesuai
29
CONTOH KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Data
a. Identitas Klien :
- Nama : An. AS
- Umur : 4 Tahun
- Jenis kelamin : Laki- laki
- Suku : Bugis
- Agama : Islam
- Alamat : Jl. Senada, Rt 6 Desa. Tungkaran Pangeran,
Kec. Simpang Empat
b. Identitas Penanggung jawab :
- Nama : Rahmadi Suhendi
- Jenis kelamin : Laki- laki
- Suku : Bugis
- Agama : Islam
- Hubungan : Ayah Pasien
- Alamat : Jl. Senada, Rt 6 Desa. Tungkaran Pangeran,
Kec. Simpang Empat
c. Riwayat keperawatan
a. Keluhan utama
Pada tanggal 06 Desember 2011 dilakukan pengkajian dengan keluhan utama
gatal dan timbul binti-bintik merah (rash) pada bagian hamper seluruh tubuh.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian kx mengatakan merasa gatal pada bagian
bintik yang timbul di kulitnya.
c. Riwayat penyakit keluarga
Ibu pasien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit seperti ini.
d. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran
30
Pasien dalam keadaan sadar penuh (Compos Mentis)
b. Keadaan Umum
BB MRS : 15 Kg
BB SMRS : 18 Kg
TB : 80 cm
c. Tanda tanda vital
Nadi : 80 x per menit
Pernafasan : 18 x per menit
Suhu tubuh : 390 C
TD : 100/60 mmHg
d. Integumen
I : Banya bintik merah pada kulit (rash)
P : Pada bintik merah permukaan kulit kasar
P : -
A : -
e. Kepala
I : Bentuk simetris
P : Tidak ada benjolan
P : -
A : -
f. Mata
I : Terdapat konjungtivitis (+/+)
P : -
P : -
A : -
g. Hidung
I : Secret +/+, influenza +
P : Tidak ada benjolan pada hidung
P : -
A : -
h. Mulut
I : Mukosa bibir kering, mulut terasa pahit
P : -
31
P : -
A : -
i. Leher
I : Terdapat bintik merah pada lipatan leher
P : Tidak ada benjolan
P : -
A : -
j. Dada
I : Dada terlihat rata dan simetris
P : Gerakan diafragma normal, tulang iga depan bagian bawah
terangkat pada waktu inspirasi .
P : Percusi dada berbunyi sonor
A : wheezing
+ +
+ +
- -
Rhonchi
- -
- -
- -
k. Abdomen
I : Gerakan pernapasan yang normal, bentuk simetris
P : Limpa dan hati tidak teraba
P : Terdapat bunyi Tympani
A : 4x/menit bising usus
32
P : -
A : -
2. Analisa data
No Tanggal Symtom Etiologi Problem
1 Rabu, DS : pasien Kulit menonjol
sekitar sebasea
07-12-2011 mengungkapkan
dan folikel
rasa rambut
ketidaknyamanan
terhadap bintik Gangguan
yang timbul pada Kulit eritema integritas kulit
kulit tubuhnya. membentuk
macula papula
DO : Banyak di kulit normal
terdapat rash
pada tubuh dan
33
terasa gatal.
Rash pada balik
Nadi 80 x per
telinga, leher,
menit, pipi, muka,
seluruh tubuh
Pernafasan 18 x
dan terasa gatal
per menit,
Suhu tubuh 390
C,
TD 100/60
mmHg.
2 Rabu, DS : pasien
Saluran cerna
07- mengatakan pahit
12- pada saat makan
Terdapat
2011 dan kurang nafsu bercak koplik
makan warna kelabu
pada mukosa
DO : bukalis, molar,
BB anak 15 Kg, palatum durum,
mole
Porsi makan 4
sendok makan
(bubur)
Mulut pahit Gangguan
Nadi 80 x per
timbul kebutuhan
menit, anoreksia
nutrisi
Pernafasan 18 x
per menit,
Suhu tubuh 390
C.
TD 100/60
mmHg
34
3 Rabu, DS : pasien
07- mengeluh panas
12- pada seluruh
2011 tubuhnya Droplet
DO : infection
Hipertermi
Akral terasa Produksi
eksudat
hangat berlebih Gangguan
Nadi 80 x per rasa nyaman
menit, Reaksi
Pernafasan 18 x inflamasi :
hiperemi , RR
per menit, naik
Suhu tubuh 390
C.
TD 100/60
mmHg
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien Morbili adalah
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya rash
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
3. Gangguan rasa nyaman : peningkatan suhu tubuh bd proses inflamasi / infeksi virus.
35
C. Intervensi dan Rasional
Perencanaan
No Tanggal Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
1 Rabu, Gangguan integritas Setelah dilakukan 1. Pertahankan kuku 1. Untuk mencegah
07-12-2011 kulit berhubungan tindakan keperawatan anak tetap pendek, terjadinya luka pada saat
dengan adanya rash selama 2 x 24 jam menjelaskan anak menggaruk
bintik-bintik merah kepada anak untuk 2. Agar tidak merasakan
pada kulit akan tidak menggaruk gatal dan sakit pada kulit
hilang. rash pasien
2. Berikan obat 3. Untuk mencegah infeksi
Kriteria hasil : antipruritus 4. Agar tidak merasakan
Pasien tidak topikal, dan gatal dan sakit pada kulit
merasakan gatal dan anestesi topikal
nyaman dengan 3. Mandikan klien
keadaannya dengan
Rash pada menggunakan
kulit berkurang sabun yang tidak
perih
4. Kolaborasi:
Pemberian
antihistamin
36
2 Rabu, Gangguan Setelah dilakukan 1. Berikan banyak 1. Untuk
07-12-2011 kebutuhan nutrisi askep 2x 24 jam minum (sari mengkompensasi
kurang dari diharapakan pasien buah-buahan, adanya peningkatan
kebutuhan tubuh menunjukkan sirup yang tidak suhu tubuh dan
berhubungan peningkatan nafsu memakai es). merangsang nafsu
dengan anoreksia makan dengan. 2. Berikan susu makan.
porsi sedikit 2. Untuk memenuhi
Kriteria Hasil : tetapi sering kebutuhan nutrisi
BB meningkat (susu dibuat melalui cairan
Nafsu makan encer dan tidak bernutrisi.
meningkat. terlalu manis. 3. 3. Untuk
(dapat menghabiskan 3. Berikan memudahkan
1 porsi untuk anak) makanan lunak, mencerna makanan
misalnya bubur dan meningkatkan
yang memakai asupan makanan.
kuah, dengan
porsi sedikir
tetapi dengan
kuantitas yang
sering.
37
3 Rabu, Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. Libatkan keluarga 1. Agar keluarga lebih
07-12-2011 nyaman : askep selama 2 x 24 dalam perawatan kooperatif dalam terapi
peningkatan suhu jam diharapkan serta ajari cara 2. untuk membantu dalam
tubuh bd proses suhu badan pasien menurunkan suhu penurunan suhu tubuh
inflamasi / infeksi berkurang tubuh pada pasien.
virus Kriteria hasil : 2. Berikan kompres 3. suhu ruangan / jumlah
hangat. selimut harus diubah
Suhu tubuh 36,5
3. Pantau suhu untuk mempertahankan
37,50 C
lingkungan, batasi / 4. untuk mengetahui dan
Nadi normal
tambahkan linen merencanakan intervensi
Badan tidak terasa
tempat tidur sesuai selanjutnya
panas
indikasi.
Akral Normal
4. Monitor perubahan
suhu tubuh
38
D. Implementasi dan Evaluasi
39
batasi / tambahkan linen normal 370 C
tempat tidur sesuai indikasi. A : Masalah teratasi
Monitor perubahan suhu tubuh P : Intervensi dihentikan
40
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
makulo popular selama tiga hari atau lebih disertai panas badan 380c atau lebih dan
Keluhan yang umum muncul adalah kelerahan yang timbul pada bagian belakang
telinga, dahi, dan menjalar keseluruh tubuh. Selain itu, timbul gejala seperti flu disetai
mata berair dan kemerahan ( konjungtivitis ). Setalah 3-4 hari kemerahan mulai
menghilang dan berubah menjadi kehitaman yang akan tampak bertambah dalam 1-2
Pada anak sehat dan cukup gizi, campak biasanya tidak menjadi masalah serius.
Dengan istirahatyang cukup dan gizi yang baik, penyakit campak ( pada kasus ringan
Namun, bila anak dalam kondisi yang yang tidak sehat dapat menyebebkan kematian
pada anak.
Pengobatan pada anak dengan campak dapat dilakukan secara simtomatik yaitu
antipeiretika bila suhu tinggi, sedativum, obat batuk dan memperbaiki keadaan umum.
41
B. Saran
1. Perawat
lebih baik.
2. Keluarga
perawatan anak serta memperhatikan status gizi anak jika anak terkena penyakit
42
DAFTAR PUSTAKA
http://bommaannha.blogspot.co.id/2012/03/asuhan-keperawatan-pada-penyakit-campak.html di
43