Perkembangan dan tumbuh kembang anak perlu kita pantau secara terus menerus. Dengan
memperhatikan tumbuh kembangnya kita berharap dapat mengetahuinya secara dini kelainan
pada anak kita sehingga langkah-langkah antisipatif lebih cepat kita ambil. Anak yang cedas
adalah harapan setiap orang tua. Orang tua selalu berharap agar anaknya dapat tumbuh sehat.
Berikut 7 gangguan tumbuh kembang anak yang perlu kita ketahui :
1. Gangguan bicara dan bahasa. Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh
perkembangan anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan
berbicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.
2. Cerebral palsy. Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak
progresif, yang disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat
yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
3. Sindrom Down. Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari
fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang menjadi akibat adanya jumlah
kromosom 21 yang lebih. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia
yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan
perkembangan motorik dan keterampilan untuk menolong diri sendiri.
4. Perawakan pendek. Penyababnya dapat karena variasi normal, gangguan gizi, kelainan
kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
5. Gangguan autisme. Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang
gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek
perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi
anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme
mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.
6. Retardasi mental. Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah
( IQ<70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi
terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
7. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas ( GPPH ). Merupakan gangguan
dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian yang seringkali disertai
dengan hiperaktivitas.
Berikut sedikit informasi tentang beberapa gangguan tumbuh kembang anak yang
sering terjadi dan penyebabnya.
Pre Natal (saat kehamilan) : anoxia (kurang oksigen), infeksi ibu seperti
toksoplasma rubella, sipilis, kekurangan gizi.
Post Natal (saat pertumbuhan 0-3 tahun) : anoxia, trauma kepala, kuarang
gizi, dll.
2. Down Sindrome
Down Sindrome adalah gangguan mental syndrome akibat dari jumlah kromosom yang tidak
normal dan memiliki ciri yang khas seperti wajah mongoloid. 90% kasus di sebabkan karena
Diet bebas Gluten dan Kasein. Gluten : Makanan yang mengandung terigu
( Mie, roti, biskuit ).Kasein : mentega,mozarella butter, butter, susu sapi,
yoghurt, susu kambing, susu bubuk, keju, laktalbumin, cream.
Diet bebas gula : gula pasir, soft drink, sirup, fruit juice kemasan.
Diet bebas zat aditif : pewarna makanan, penambah rasa, dan pengawet
makanan.
Diet bebas fenol dan salisilat : buah berwarna cerah, anggur, apel, almond,
cherry, plum, prune, jeruk, tomat.
Diet rotasi dan eliminasi : diketahui dan dilakukan setelah melakukan test
alergi.
Pengaturan alat masak dan saat pemberian makanan : Alat masak dari bahan
yang tidak mengandung logam berat. Makanan yang tinggi protein di berikan
saat makan pagi untuk mencegah anak hiperaktif.
Catatan : sebaiknya sebelum melakukan diet, lakukanlah test alergi terlebih dahulu.
4. ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder)
ADHD adalah suatu kondisi yang di gunakan untuk menggambarkan anak-anak dengan
itelegensi rata-rata atau di bawah rata-rata yang mempunyai tingkat perkembangan yang tidak
sesuai pada area atensi dengan adanya implusive dan hiperaktif.
Penyebab gangguan ini tidak di ketahui secara pasti, faktor penyebabnya mungkin berhubungan
dengan kerusakan sistem saraf pusat selama atau sebelum kehamilan, faktor genetik, hiperaktif di
sebabkan oleh kurangnya penyaringan stimulasi eksternal.
5. Gangguan Congenital
Gangguan Congenital adalah suatu kondisi yang di tandai dengan malformasi pada anggota
tubuh yang terjadi selama proses kehamilan. Penyebab secara pasti masih belum di ketahui,
kemungkinan faktor genetik atau metabolisme.
6. Cerebral Palsy
CP (Cerebral Palsy) adalah kelainan anggota gerak yang di sebabkan oleh gangguan otak/cidera
otak yang sifatnya tidak progresif, sehingga berdampak pada sistem motorik anak.
Penyebabnya :
a. Prenatal (saat kehamilan)
sosial, diperlukan lingkungan keluarga yang baik. Terpenuhinya kebutuhan dasar anak
Asuh Asih Asah oleh keluarga akan memberikan
lingkungan yang terbaik bagi anak, sehingga tumbuh kembang anak menjadi seoptimal
mungkin.
Tidak semua bayi lahir dalam keadaan sehat. Beberapa bayi lahir dengan gangguan pada
masa prenatal, natal dan pascanatal. Keadaan ini akan memberikan pengaruh bagi
tumbuh kembang anak selanjutnya. Deteksi adanya gangguan dan stimulasi sedini
mungkin, akan memberikan hasil yang optimal sesuai dengan genetik dan lingkungan
anak.
Dalam makalah ini akan coba dibahas tentang perkembangan susunan saraf,
perkembangan bayi normal sampai usia 2 tahun disertai deteksi dini, bayi risiko tinggi,
komplikasi bayi risiko tinggi, pemeriksaan penunjang dan stimulasi dini yang perlu
diberikan. Diharapkan dengan penjelasan ini orangtua dapat melakukan pemantauan
tumbuh kembang bayinya dan mendeteksi kelainannya sedini mungkin. Orangtua
diharapkan dapat merujuk pada dokter anak, guna pemeriksaan dan stimulasi lebih lanjut.
Perkembangan susunan saraf pusat
Otak embrio menghasilkan sel saraf (neuron) jauh lebih banyak daripada yang
dibutuhkan. Selanjutnya sel saraf yang sering digunakan (terangsang) akan makin
berkembang, sedangkan yang jarang atau tidak pernah digunakan akan menjadi atrofi
sampai lenyap. Saat kelahiran, berat otak adalah otak dewasa, dan waktu umur 3 tahun
menjadi 4/5 berat otak dewasa. Selama itu sel saraf mengalami pertumbuhan akson (yang
mengirim sinyal) dan dendrit ( bagian yang menerima sinyal) yang cepat. Sel saraf
tumbuh dengan pesat, proses mielinisasi menjadi lebih sempurna, membentuk banyak
sambungan (interkoneksi) sehingga menjadi lebih kompleks.
Perkembangan otak berbeda pada setiap bagiannya. Daerah motorik lebih cepat
berkembang daripada daerah sensorik. Daerah penglihatan (visual) lebih cepat
berkembang dibandingkan daerah pendengaran (auditory). Oleh karenanya, mudah
dimengerti bahwa gangguan yang paling awal adalah perkembangan terlambat.
Selanjutnya, seorang anak lebih sulit mendengar atau berbicara dibandingkan dengan
fungsi penglihatannya.
Perkembangan yang cepat dan kompleks dari susunan saraf pusat menyebabkan
gangguan pada saat dalam kandungan sampai umur 3 tahun akan sangat mempengaruhi
perkembangan anak dikemudian hari. Adanya sifat kompetitif dari sel saraf menyebabkan
pentingnya deteksi dan stimulasi dini. Stimulasi sedini mungkin akan merangsang
pertumbuhan saraf menjadi lebih fungsional dan kompleks.
Perkembangan normal dan deteksinya
a. Ukuran antropometri
Bayi normal setiap bulan ukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB) dan lingkar kepala
(LK) selalu bertambah. Perkiraan berat badan normal pada bayi cukup bulan adalah usia
5 bulan 2 kali berat lahir, usia 1 tahun 3 kali berat lahir dan usia 2 tahun minimal 4 kali
berat lahir. Panjang/tinggi bayi cukup bulan adalah saat lahir 50 cm, usia 1 tahun 75 cm
sedangkan usia 2 tahun sekitar 87,5 cm. Ukuran lingkar kepala bertambah 7 cm pada usia
6 bulan, 12 cm pada usia 12 bulan dan 15 cm pada usia 2 tahun.
Deteksi gangguan antropometri dilakukan dengan menggunakan kurva BB-TB dari
NCHS atau KMS, sedangkan LK menggunakan kurva Nelhaus. Pemantauan dilakukan
tiap bulan sampai usia 1 tahun dan tiap 2 bulan sampai usia 2 tahun. Ukuran BB-TB-LK
yang tidak bertambah selama 3 bulan atau ukuran LK yang meningkat terlalu cepat harus
dicari penyebabnya sedini mungkin. Berat badan di bawah P5NCHS disebut gizi kurang
atau buruk, TB dibawah P3NCHS disebut perawakan pendek, LK di bawah 2 Standard
Deviasi (SD) disebut mikrosefali, sedangkan LK diatas 2 SD disebut makrosefali. Selain
itu, pemeriksaan ubun-ubun besar sangat penting. Diameter normal berkisar 0,6 cm
sampai 3,6 cm, dan menutup mulai usia 6 bulan sampai 20 bulan. Ubun-ubun membonjol
dapat dijumpai pada hidrosefalus, sedangkan bila diameternya bertambah dapat diduga
adanya perkembangan otak yang terganggu.
b. Motorik kasar dan halus
Perkembangan motorik kasar berlangsung secara Sefalokaudal yakni mulai dari bagian
kepala sampai ke kaki. Usia 1 bulan mulai dapat mengontrol kepala secara minimal, usia
2-3 bulan dapat menggerakkan kepala ke kiri kanan, mengangkat kepala dan dada pada
posisi tengkurap, usia 5 bulan sudah mampu mengangkat kepala pada waktu terlentang.
Usia 8 bulan mampu berguling-guling dari depan ke belakang dan duduk sendiri tanpa
dibantu. Usia 9-10 bulan mampu berdiri dengan bersanggah, sedangkan 12 bulan dapat
berdiri tanpa dibantu.
Bersamaan dengan perkembangan diatas, bayi mengalami perkembangan bergerak
(lokomosi). Bayi mulai belajar merangkak pada usia 7 9 bulan, usia 10 bulan mulai
melangkah dengan dibantu dan pada usia 12 bulan sudah dapat berjalan sendiri.
Kemampuan berjalan normal dapat terjadi sampai usia 18 bulan.
Kemampuan motorik halus meliputi meraih, menggenggam dan melepaskan dengan
tangan. Bayi baru lahir mempunyai refleks menggenggam bila telapak tangannya
disentuh dengan jari kita. Usia 4 bulan menggenggam benda dengan seluruh jari dan
telapak tangan, usia 6 bulan memegang benda dengan ibu jari dan 2 jari lainnya..
Mengambil benda dengan ibu-jari dan jari lainnya pada usia 12 bulan, sedangkan usia 18
bulan mampu melepaskan mainan dari tangannya dengan baik.
Kecurigaan adanya gangguan perkembangan, bila dijumpai bayi dengan:
Usia 4 bulan belum dapat mengangkat kepala, dan telapak tangan masih tergenggam
Usia 8 bulan belum dapat tengkurap
Usia 12 bulan belum dapat duduk
Usia 18 bulan belum dapat berjalan
Gangguan perkembangan tertentu tanpa disertai gangguan lain seperti mikrosefali masih
mungkin dijumpai pada keadaan normal.
c. Penglihatan dan pendengaran Sejak lahir bayi sudah dapat melihat. Usia di bawah 2
bulan mata
belum dapat terfiksasi dengan baik.
Usia 2-3 bulan sudah dapat mengikuti benda-benda yang digerakkan di depan mata.
Akomodasi mata tampak pada usia diatas 3 bulan.
Perkembangan pendengaran bayi dapat dinilai pada usia 3 bulan dengan adanya reaksi
terkejut terhadap suara keras, tertawa mengeluarkan suara; usia 6 bulan dapat melihat ke
arah suara, berceloteh bila diajak bicara; senang bermain dengan mainan yang
mengeluarkan suara. Usia 12 bulan dapat mengikuti perintah, bicara menggunakan
konsonan (b,d,g,m,n); usia 18 bulan menunjuk bagian tubuh bila ditanya, menirukan kata
baru, mengucapkan 10-20 kata; sedangkan usia 2 tahun dapat mengikuti petunjuk
sederhana, menyebutkan namanya sendiri dan membuat kalimat dengan 2 katamau
makan.
Dicurigai adanya gangguan penglihatan dan / atau pendengaran bila dijumpai:
Usia 2 bulan mata terlihat selalu bergerak-gerak (nistagmus) atau juling (strabismus)
Usia 4 bulan sewaktu menyusui jarang menatap mata ibunya
Usia 6 bulan tidak berceloteh bila diajak bicara
Usia 12 bulan tidak dapat mengikuti perintah, bicara masih monoton
Usia 18 bulan tidak dapat menunjuk bagian tubuh bila ditanya, atau perbendaharaan
kata yang terbatas
d. Psikososial
Perkembangan psikososial bayi dimulai pada usia 1-2 bulan memperlihatkan rasa senangnyaman berdekatan dengan orang yang dikenal, usia 4-7 bulan memberikan respon
emosional terhadap kontak social, dan usia 9-10 bulan mulai lepas dari pengasuhnya
karena sudah dapat merangkak atau meraih sesuatu. Usia 1 tahun tampak interaktif rasa
aman dengan ibu atau pengasuhnya dan usia 2 tahun mulai mngikuti perbuatan orang lain
diluar ibu atau pengasuhnya, bermain sendiri atau dengan orang lain.
Adanya gangguan psikososial ini kemungkinan dapat memperkirakan apakah anak akan
cendrung menjadi pendiam atau hiperaktif. Adanya gangguan ini perlu mendapatkan
perhatian orang tua, karena biasanya berhubungan dengan gangguan lainnya seperti
hiperaktif dengan terlambat bicara.
Bayi risiko tinggi
Bayi risiko tinggi adalah bayi yang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk
mengalami hambatan dalam tumbuh kembang selanjutnya. Berdasarkan waktu terjadinya
gangguan/penyakit, penyebab terjadinya bayi risiko tinggi dapat dibagi atas:
a. Masa kehamilan :
Menderita infeksi saat hamil: toxoplasma, sitomegalovirus, rubella, herpes, sifilis,
HIV/AIDS (TORCH), atau infeksi lain
Gangguan pada saat kehamilan: kecelakaan, muntah-muntah berlebihan (hyperemesis),
gangguan emosional, cairan ketuban yang berlebihan (hidramnion), perdarahan, anemia,
ketuban pecah dini lama atau mendapat anastesia umum
Kehamilan pertama pada usia > 35 tahun
o Stress.
6. Sekitar persalinan
o Trauma persalinan : VE, Tang, SC.
o Ikterus Neonatorum (bayi kuning)
o Asfiksi Neonatorum (nafas tidak spontan & teratur)
o Sepsis Neonatorum (infeksi)
o Kelainan Kongenital (bawaan)
7. Kebutuhan Dasar Anak
o Asuh
o Kebutuhan fisik-biomedik, Gizi, Sandang, Pangan, Papan.
o Perawatan Kesehatan Dasar :
o ASI, Imunisasi, Penimbangan teratur, dsb.
o Asih
o Kebutuhan emosi, kasih sayang, kepedulian, perlindungan ortu & anggota
keluarga yang lain
o Asah
o Kebutuhan stimulasi mental, kelompok bermain, sekolah (perkembangan mental
psikososial)
8. Tumbuh Kembang
o Sumber daya manusia yang berkualitas sejak awal kehidupan (janin, balita)
merupakan modal dasar proses tumbuh kembang selanjutnya.
o Pertumbuhan dan perkembangan :
o - berbeda, saling berkaitan, sulit dipisahkan
o - interaksi genetik dan lingkungan
o Sehat (health) adalah keadaan di mana Fisik, Mental, Sosial, dan Intelektual
dalam kondisi baik, tidak pernah terganggu / sakit. (WHO)
9. Tumbuh kembang ?
o Tumbuh : bertambah besarnya anak
o Kembang: bertambah pandainya anak
o Ciri Tumbuh Kembang :
o Proses kelanjutan & bersama-sama
o Dipengaruhi faktor bawaan & lingkungan
o Pola perkembangan anak sama, irama berbeda
o Aktifitas seluruh tubuh digant dengan reaksi khas.
o Sering dikaitkan dengan maturasi sistem syaraf.
10. Pertumbuhan
o Perubahan besar, jumlah, ukuran.
o Dapat diukur : BB, TB, LK, dsb.
o Kecepatan pertumbuhan tidak teratur
o Ada periode kritis (janin, bayi, remaja)
11. Perkembangan
o Bertambahnya kemampuan, fungsi, ketrampilan.
o Proses majemuk, berlangsung seumur hidup.
o Proses belajar.
o Balita merupakan periode penting, tercepat, kritis sangat berpengaruh pada
perkembangan selanjutnya.
o Memerlukan deteksi dini dan stimulasi .
12. Aspek Perkembangan Anak
o - logiko-matematik, rasional
o - tata bahasa, membaca, menulis
o Otak Kanan :
o - divergen (meluas, melebar)
o - imajinasi, kreatifitas, seni, musik, nyanyi
o - sosio-emosional, kerjasama, kepemimpinan
o - moral, spiritual
o Kecerdasan Multipel : kerjasama otak kiri & kanan
15. Stimulasi dilakukan ;
o Setiap hari, setiap berinteraksi
o Suasana nyaman, timbulkan rasa aman
o Suasana bermain, gembira, kasih sayang
o Tidak tergesa-gesa, tidak memaksa
o Beri contoh, dorong untuk mencoba
o Bervariasi, sesuai dgn minat & kemampuan anak
o Bila berhasil : beri pujian
o Bila belum bisa: koreksi, bukan hukuman
o
kecerdasan emosional
kerjasama kepemimpinan
o Aktif, rutin
o Pendekatan epidemiologi, faktor resiko
o Pola pertumbuhan dan perkembangan normal, masa kritis
o Melibatkan keluarga, kader & guru
17. Langkah-langkah
o Anamnesis faktor resiko :
o - Riwayat kehamilan dan persalinan:
o - prematur, berat lahir rendah (< 2,5 kg)
o - lahir sungsang, operasi, tidak langsung menangis, biru, daerah endemik gondok
(kekurangan yodium)
o - Riwayat sakit : kejang, infeksi otak, sakit lama, trauma
o - Lingkungan tidak mendukung : perceraian / orang tua single, kekerasan, sosial
ekonomi / pendidikan kurang.
o Pemeriksaan :
o - penampakan umum (wajah aneh / khas, kelainan bawaan
o - BB / TB / LK
18. Pertumbuhan setelah lahir
o BB:
o - 5 bln = 2 x BB lahir
o - 1 thn = 3 x BB lahir
o - 2 thn = 4 x BB lahir
o TBL :
o - 1 thn = 1,5 x TB
o - 4 thn = 2 x TB
o Kepala :
o - LK lahir = 34 cm
o - 6 bln = 44 cm
o - 1 thn = 47 cm
o - 2 thn = 49 cm
o Gigi :
o - muncul I : 5 -9 bln, 1 thn = 6-8, 2,5 thn : 20 gigi susu
19. 0 3 bulan :
o Belajar mengangkat kepala (3 bln : 45)
o Mengikuti obyek dengan mata ( 3 bln : grs tengah)
o Melihat muka orang dengan tersenyum
o Terkejut terhadap suara
o Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, kontak
o Mengoceh spontan, bereaksi dengan mengoceh (meraban)
o Menahan benda yang ada dalam genggaman
20. 3-6 bulan
o Berbalik dari telungkup ke terlentang
o Mengangkat kepala 90, mengangkat dada dengan bertopang tangan
o Mulai belajar meraih benda yang ada dalam jangkauannya
o Berusaha memperluas pandangan
o Mengarahkan matanya pada benda kecil
o Menggelindingkan bola
o Belajar makan - minum sendiri
o Membantu / menirukan pekerjaan Rumah Tangga
o Memperlihatkan rasa bersaing / cemburu
24. 18 -24 bulan
o Lari, naik tangga, jalan mundur, menendang bola
o Menyusun 4-6 kubus, menggambar garis
o Bicara 6 kata, menunjuk 6 anggota tubuh
o Gosok gigi dgn bantuan, belajar menyuapi boneka, mulai belajar mengontrol
BAB, BAK
o Belajar memakai / melepas baju.
25. 2 3 tahun
o Meloncat, memanjat melempar bola ke atas
o Menyebut 1 2 warna, sifat, susun kalimat.
o Menyusun 8 kubus, vertikal
o Memakai baju dengan bantuan, menyebut nama teman, mencuci tangan
o Makan tanpa tumpah
26. 3 4 tahun
o Berdiri 1 kaki
o Belajar berpakaian, membuka kancing
o Menggambar garis silang
o Mengenal 2 warna
o Bicara baik
o Cengeng
o Menyalahkan orang lain
o Mudah putus asa
o Tidak memperhatikan kepentingan anak lain
o Gangguan perilaku seksual
o Menyakiti anak lain
o Melamun
o Orang tua menganggap anak mengalami gangguan perilaku
30. Kuisioner Perilaku Anak Pra Sekolah
o Deteksi gangguan perilaku 3 6 tahun
o 30 item
o Nilai :
o - Tidak Dapat (T) = 0
o - Kadang-kadang (K) = 1
o - Sering (S) = 2
o Bila > rujuk
31. Tes Daya Lihat
o > 3 tahun
o Ruang tenang, cukup cahaya
o Kartu E
o Jarak 3 meter, sejajar
o Mulai dari yang paling atas (besar), mata kanan
o Hasil mata kanan & kiri tidak sama, tidak bisa sampai baris ke 3 rujuk
32. Tes Daya Dengar
o Komunikasi
o Deteksi dini terapi sedini mungkin
o Sejak usia 2 -3 bulan
o - bila suara gaduh kaget, mengerdipkan mata, bangun
o 6 9 bulan : dipanggil memalinkan kepala
o 1 -2 tahun : meniru kata mudah
o > 2 tahun : mengerjakan perintah
33. Gangguan Pertumbuhan & Perkembangan
o Macam :
o - Gangguan tumbuh, perawakan pendek
o - Motorik Kasar : Cerebral Palsy
o - Gangguan bahasa, pendengaran
o - Gangguan penglihatan
o - Gangguan Perilaku : Gangguan pemusatan perhatian / hiperaktif, Autisme
o - Sindroma Down, retardasi mental
o Perlu penanganan khusus : sekolah khusus
34. Mengatasi Gangguan Tumbuh Kembang (1)
35.
36. Terlepas dari faktor penyebab gangguan tumbuh kembang, anak akan lebih terbantu
dengan terapi juga orang tua yang menerima sepenuhnya kondisi anak dan
mendukungnya.
37. Saat dilahirkan, Bintang terbilang anak yang sehat dan tak pernah absen diberikan ASI.
Perkembangannya sangat pesat, belum ada setahun ia sudah mulai belajar berjalan.
Namun saat berjalan, ia menjinjitkan kakinya. Awalnya, Sang Ibu menganggap ini bagian
dari prosesnya belajar berjalan, tapi ketika hal ini berlangsung hingga usianya jelang 3
tahun, ibunya merasakan keganjilan.
38. Menurut Rini Hildayani, M.Si, Psikolog. , Bintang mengalami tumbuh kembang yang
tak sempurna yang secara umum disebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan.
39. Faktor lingkungan meliputi kondisi pada masa prenatal, perinatal, dan postnatal. Faktor
yang paling beresiko ada di masa prenatal, yaitu bisa disebabkan karena pada saat hamil
Si Ibu mengonsumsi obat-obatan terlarang, alkohol, dan merokok.
40. Faktor perinatal dapat berupa komplikasi pada saat melahirkan. Sedangkan, masa
postnatal meliputi kondisi medis dan juga bentuk-bentuk pengasuhan yang diberikan
oleh orang tua atau orang-orang yang terlibat dalam pengasuhan anak (baby sitter ,
misalnya).
41. Selain jalan jinjit, ada juga beberapa masalah tumbuh kembang. Berikut penjelasannya:
42. Speech Delay
43. Speech delay adalah kegagalan mengembangkan kemampuan berbicara pada anak yang
diharapkan bisa dicapai pada usia kronologisnya. Dengan kata lain, perkembangan anak
(dalam hal bicara) tertinggal beberapa bulan dari teman-teman seusianya.
44. Penyebab:
Anak-anak yang dicurigai mengalami speech delay mengalami masalah pendengaran.
45. Adanya keterlambatan perkembangan yang terjadi karena belum dicapainya tingkat
kematangan, seperti kematangan organ-organ bicara.
46. Deprivasi sosial, misalnya, kurang terpapar dalam lingkungan sosial dan kurang
stimulasi.
47. Cara mengatasi:
Bacakan buku atau cerita bergambar sehingga anak dapat menunjuk atau memberi nama
beda-benda yang ia kenal.
48. Gunakan bahasa yang sederhana ketika berbicara dengan anak.
49. Mengoreksi ucapan yang salah dari anak. Misalnya ketika anak mengatakan, Obi, obi
saat menunjuk mobil, orang tua atau pengasuh segera membenarkannya dengan
mengucapkan Oh, itu mobil.