Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

ADDISON DISEASE

Muhammad ramadhan
Keperawatan A ( IV )
DEFINISI

Addison Disease adalah gangguan yang melibatkan


terganggunya fungsi bagian dari kelenjar adrenal yaitu korteks.
Hal ini menyebabkan penurunan produksi hormon kortisol dan
aldosteron.

Addison Disease merupakan suatu penyakit hormonal yang


disebabkan karena sekresi hormon korteks adrenal menurun
karena penyakit primer atau insufisiensi korteks adrenal dan
kekurangan sekresi ACTH.
PATOFISIOLOGI
Penyakit Addison atau insufisiensi adrenokortial,terjadi bila korteks adrenal tidak adekuat

untuk memenuhi kebutuhan pasien akan hormon-hormon korteks adrenal.

Atropi otoimun atau idiopatik pada kelenjar adrenal merupakan penyebab pada 75 % kasus

penyakit Addison (Stern & Tuck,1994).

Kerusakan pada korteks adrenal mempengaruhi insufisiensi kortisol yang menyebabkan

hilangnya glukoneogenesis, glikogen hati menurun yang mengakibatkan hipoglikemia, insufisiensi

kortisol mengakibatkan ACTH dan sehingga merangsang sekresi melanin meningkat sehingga timbul

MSH hiperpigmentasi. Defisiensi aldosteron dimanifestasikan dengan peningkatan kehilangan natrium

melalui ginjal dan peningkatan reabsorpsi kalium oleh ginjal kekurangan garam dapat dikaitkan

dengan kekurangan air dan volume. Penurunan volume plasma yang bersirkulasi akan dikaitkan

dengan kekurangan air dan volume mengakibatkan hipotensi.


ETIOLOGI
Penyebab paling umum penyakit Addison adalah Kerusakan dan menyusut (atrofi) dari
adrenal korteks. Secara khusus penyebab dari penyakit addison disease adalah sebagai berikut :

1. 2 4
3
Proses Tuberkulosi Bahan
s Infeksi lain Kimia
Autoimun

5 6 7 8
Iskemia Infiltrasi Perdarahan Lain-lain
MANIFESTASI KLINIS
 Gejala awal : kelemahan, fatique, anoreksia, nausea, muntah, BB menurun, hipotensi, dan hipoglikemi.
 Astenia (gejala cardinal) : pasien kelemahan yang berlebih.
 Hiperpigmentasi : menghitam seperti perunggu, coklat seperti terkena sinar matahari, biasanya pada kulit
buku jari, lutut, siku.
 Rambut pubis dan aksilaris berkurang pada perempuan.
 Hipotensi arterial (TD : 80/50 mmHg/kurang).
 Abnormalitas fungsi gastrointestinal.
 Pusing
 Keringat dingin
 Gemeter
 Penurunan kesadaran
 Dehidrasi
 Cemas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemerisaan Laboratorium
Dalam pemeriksaan laboratorium dapat dikaji:
1. Penurunan konsentrasi glukosa darah dan natrium
(hipoglikemia dan hiponatremia)
2. Peningkatan kosentrasi kalium serum (hiperkalemia)
3. Peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis)
4. Penurunan kadar kortisol serum
5. Kadar kortisol plasma rendah
 Pemeriksaan radiografi abdominal menunjukan adanya kalsifikasi
diadrenal
 CT Scan
 Gambaran EKG

PENATALAKSANAAN MEDIS
Terapi darurat ditujukan untuk mengatasi syok, memulihkan sirkulasi, memberikan caiaran, pergantian
kortikosteroid.

 Pantau tanda-tanda vital.

 Menempatkan klien pada posisi stengah duduk dengan kedua tungkai ditinggikan.

 Hidrokortison disuntikan IV, kemudian IVFD D5% dalam larutan normal saline.

 Kaji stress/keadaan sakit yang menimbulkan serangan akut.

 Bila asupan oral (+), IVFD perlahan dikurangi

 Bila Kelenjar adrenal tidak berfungsi lagi, perlu dilakukan terapi penggantian preparat kortikosteroid dan
mineralokortikoid seumur hidup.

 Suplemen penambah garam untuk menghindari kehilangan cairan dari saluran cerna akibat muntah dan
diare ( Keperawatan Medical Bedah Vol.2 :1326 )
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN
1. Identitas

Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan,
suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan penanggung biaya.

2. Keluhan Utama

Pada umumnya pasien mengeluh kelemahan, fatique, nausea dan muntah.

3. Riwayat Penyakit Saat Ini

Pada pasien dengan penyakit Addison gejala yang sering muncul ialah pada gejala awal : kelemahan, fatiq,
anoreksia, nausea, muntah, BB turun, hipotensi dan hipoglikemi, astenia (gejala cardinal). Pasien lemah yang
berlebih, hiperpigmentasi, rambut pubis dan axila berkurang pada perempuan, hipotensi arterial (TD : 80/50
mm/Hg
4. Riwayat Penyakit Dahulu

Perlu dikaji apakah klien pernah menderita tuberkulosis,


hipoglikemia maupun Ca paru, payudara dan limpoma

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang pernah mengalami


penyakit yang sama / penyakit autoimun yang lain.
6. Pemeriksaan Fisik (Review of System)
 B1 (Breath)
Bentuk dada simetris, pergerakan dada cepat, adanya kontraksi otot bantu pernapasan (dispneu), terdapat
pergerakan cuping hidung, Terdapat pergesekan dada tinggi, resonan, terdapat suara ronkhi, krekels pada
keadaan infeksi.
 B2 (Blood)
Ictus kordis tidak tampak, Ictus cordis teraba pada ICS 5-6 mid clavikula line sinistra, redup, suara jantung
melemah.
 B3 (Brain)
Pusing, sinkope, gemetar, kelemahan otot, kesemutan terjadi disorientasi waktu, tempat, ruang (karena kadar
natrium rendah), letargi, kelelahan mental, peka rangsangan, cemas, koma (dalam keadaan krisis).
 B4 (Bladder)
Diuresis yang diikuti oliguria, perubahan frekuensi dan krakteristik urin.
 B5 (Bowel)
Diare sampai terjadi konstipasi, kram abdomen
 B6 (Bone)
- Ekstremitas atas : terdapat nyeri
- Ekstremitas bawah : terdapat nyeri
- Penurunan tonus otot
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan berhubngan dengan kelebihan natrium dan
kehilangan cairan melalui ginjal

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual/muntah

3. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolisme,


perubahan kimia tubuh, ketidakseimbangan cairan elektrolit, dan glukosa

4. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan


menurunnya aliran darah vena dan berubahnya kecepatan, irama dan konduksi
jantung
INTERVENSI
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kelebihan natrium dan kehilangan cairan
melalui ginjal
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam, klien dapat mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
Kriteria Hasil :
 Pengeluaran urin adekuat (1cc/kgBB/jam0
 TTV dalam batas normal (N:80-100 x/mnt S: 36-370C , TD: 120/80 mmHg
 CRT < 3 det
 Turgor kulit elastis
 Membrane mukosa lembab
 Warna kulit tidak pucat
 Rasa haus tidak ada
 BB ideal: (TB-100)-10%(TB-100)
NEXT… Intervensi Rasional

1. Pantau TTV, catat perubahan tekanan darah pd perubahan posisi, kekuatan 1. Hipotensi postural merupakan bagian hipovolemia akibat kekurangan
dari nadi perifer hormon aldosteron dan penurunan curah jantung sebagai akibat dari
penurunan kortisol. Nadi mungkin melemah yang dengan mudah dapat
2. Ukur dan timbang BB setiap hari menghilang

3. Kaji pasien mengenai adanya rasa haus, kelelahan, nadi jelek, membran 2. Memberikan perkiraan kebutuhan akan penggantian volume cairan dan
mukosa kering dan catat warna kulit dan temperatur keefektifan pengobatan

4. Periksa adanya perubahan dalam status mental dan sensori. 3. Untuk mengidentasikan berlanjutnya hipovolemia dan mempengaruhi
kebutuhan volume pengganti
5. Auskultasi bising usus. Catat dan laporkan adanya mual, muntah dan diare.
4. Dehidresi berat menurunkan curah jantung dan perfusi jaringan terutama
6. Berikan perawatan mulut secara teratur jaringan otak

7. Anjurkan cairan oral diatas 3000ml/hari sesegera mungkin sesuai dengan 5. Kerusakan fungsi saluran cerna dapat meningkatkan kehilamgan cairan
kemampuan klien-tanda kelelahan, krekels, udema dan peningkatan dan elektrolit mempengaruhi cara untuk pemberian cairan dan nutrisi
frekuensi jantung
6. Membantu menurunkan rasa tidak nyaman akibatt dehidrasi dan
8. Observasi adanya tanda-tanda kelelahan, krekels, edema. mempertahankan kerusakan membran mukosa

9. Kolaborasi : osmolalitas serum, natrium, dan kalium 7. Adanya perbaikan pada saluran cerna dan kembalinya fungsi saluran cerna
tsb memungkinkan untuk memberikan cairan dan elektrolit melalui oral

8. Peningkatan cairan yang cepat dpt menimbulkan GJK pd adanya regangan


jantung

9. Adanya peningkatan merupakn indikasi adanya dehidrasi, hiponatremia


indikasi kehilangan urine berlebih sementara kalium tertahan dapat
mengakibatkan hyperkalemia
NEXT..
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual/muntah
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam kebutuhan nutrisi
klien kembali adekuat.
Kriteria Hasil :
 Tidak ada mual muntah
 BB ideal (TB-100)-10%(TB-100)
 Anoreksia (-)
 Bising usus: 5-12x/mnt
 TTV dalam batas normal (N: 80-100x/mnt, TD: 120/80mmHg, S: 36-370C, RR 16-24
x/menit)
NEXT…
INTERVENSI RASIONAL
1. Catat adanya kulit yang dingin atau basah, perubahan 1. Gejala hipoglikemia dengan timbulnya tanda tersebut
tingkat kesadaran, nadi yang cepat, nyeri kepala, mungkin perlu pemberian glukosa dan pemberian
sempoyongan tambahan glukokortikoid

2. Berikan lingkungan yang nyaman untuk makan 2. Dapat meningkatkan napsu makan dan memperbaiki
contoh bebas dari bau tidak sedap, tidak terlalu ramai, masukan makanan
udara yang tidak nyaman
3. Perencanaan menu yang disukai dapat menstimulasi
3. Berikan informasi tentang menu pilihan napsi makan dan meningkatkan pemasukan makanan

4. Pertahankan status puasa sesuai indikasI 4. Mengistirahatkan gastrointestinal, mengurangi rasa


tidak enak dan kehilangan cairan dan elektrolit b.d
5. Lakukan pemeriksaan terhadap kadar gula darah muntah
sesuai indikasi
5. Mengkaji kadar gula darah dan kebutuhan terapi, jika
menurun sebaiknya pemberian glukokortikoid dikaji
6. Berikan glukosa IV dan obat-obatan sesuai indikasi
kembali

6. Memperbaiki hipoglikemia, memberi sumber energi


untuk fungsi seluler
NEXT….
3. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolisme, perubahan
kimia tubuh, ketidakseimbangan cairan elektrolit, dan glukosa
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam, klien dapat beraktivitas secara normal
Kriteria Hasil :
- Menyatakan mampu untuk beristirahat
- Peningkatan tenaga
- Mnunjukkan peningkatan kemampuan
- Berpartisipasi dalam aktivitas
- TTV dalam batas normal (N: 80-100x/mnt, TD: 120/80mmHg, S: 36-370C, RR 16-24 x/menit)
INTERVENSI RASIONAL
NEXT…
1. Kaji tingkat kelemahan klien dan identifikasi 1. Pasien biasanya telah mengalami penurunan tenaga,
aktivitas yang dapat dilakukan klien kelelahan otot menjadi terus memburuk setiap hari

2. Pantau TTV sebelum dan sesudah melakukan 2. Kolapsnya sirkulasi dapat terjadi sebagai akibat
aktivitas. Obsv adanya takikardia, hipotensi perifer sterss aktivitas jika curah jantung terus meningkat
yang dingin
3. Mengurangi kelelahan dan mencegah ketegangan
3. Sarankan pasien untuk menentukan masa/periode pada jantung
antara istirahat dan melaukan aktivitas
4. Pasien akan dapat melakukan lebih banyak kegiatan
4. Diskusikan cara menghemat tenaga dengan mengurangi pengeluaran tenaga pada setiap
kegiatan yang di lakukannya
NEXT…
4. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan menurunnya lairan
darah vena dan berubahnya kecepatan, irama dan konduksi jantung
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam, menunjukkan curah jantung yang
adekuat.
Kriteria Hasil :
- TTV dalam batas normal (N: 80-100x/mnt, TD: 120/80mmHg, S: 36-370C, RR 16-24 x/menit)
- Nadi perifer teraba dengan baik
- Pengisian kapiler cepat dan statua mental baik
INTERVENSI RASIONAL

NEXT…
1.Pantau tanda vital : Fj, irama jantung, dan catat 1. Peningkatan Fj merupakan manifestasi awal sebagai kompensasi
adanya disratmia hipovolemia dan kegagalan otot jantung
2. Lakukan pengukuran CVP 2. CVP memberikan gambaran pengukuran yang langsung terhadap volume
3. Pantau suhu tubuh catat bila ada yang mencolok cairan dan berkembangnya komplikasi
dan tiba-tiba 3. Hiperpireksia yang tiba-tiba dapat terjadi yang di ikuti oleh hipotermia
4. Teliti adanya perubahan mental dan laporkan sebagai akibat dari ketidakseimbangan hormonal, cairan, dan elektrolit yang
adanya perubahan nyeri pada abdomen, daerah mempengaruhi FJ dan curah jantung
punggung dan kaki 4. Perubahan mental merup[akan cerminan dari penurunan curah
5. Ukur jumlah haluaran urine jantung/serebral/ dan perfusi perifer/ serangan hipoglikemia
6. Kolaborasi : Berikan cairann, darah, larutan Nacl, 5. Walaupun biasanya ada poliuria, penurunan haluaran urine menggambarkan
dan volume ekspander melalui IV sesuai penurunan perfusi ginjal oleh penurunan curah jantung
kebutuhan 6. Dapat memperbaiki volume sirkulasi
7. Berikan pengobatan sesuai indikasi, vassopresor 7. Peningkaran tahanan vaskuler perifer dan arus balik vena akan
8. Berikan O2 meningkatkan curah jantung/TD
8. Kadar oksigen yang maksimal dapat membantu menurunkan kerja jantung.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai