Anda di halaman 1dari 27

ASKEP PADA PASIEN

ADDISON DISEASE
Oleh Kelompok 5
DEFENISI
Penyakit Addison adalah suatu kelainan endokrin atau
hormone yang terjadi pada semua kelompok umur
yang menimpa pria dan wanita sama rata. Penyakit ini
dikarakteristikan oleh kehilangan berat badan,
kelemahan otot, kelelahan, tekanan darah rendah, dan
adakalanya penggelapan kulit pada kedua bagia tubuh
yang terbuka dan tidak terbuka.
Penyakit Addison terjadi bila fungsi korteks adrenal
tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien akan
kebutuhan hormone-hormon korteks adrenal.
(Brunner dan Suddart edisi 8)
KLASIFIKASI
Berdasarkan tingkat keparahan , penyakit
addison di bagi menjadi dua, yaitu:
Akut
Krisis adrenal. Terjadi apati, koma, dan nyeri
epigastrik. Kadar gula darah rendah. Keadaan ini
timbul setelah terjadi trauma, hipotensi berat dan
sepsis.
Kronis
Terdapat kelemahan dan kelelahan yang onsetnya
perlahan-lahan disertai gejala gastrointestinal
berupa anoreksia, penurunan berat badan dan
diare. (David rubenstein. 2007)
ETIOLOGI
Etiologi dari penyakit Addison bentuk primer :
Infeksi kronis, terutama infeksi-infeksi jamur
Sel-se kanker yang menyebar dari bagian-bagian lain tubuh ke
kelenjar-kelenjar adrenal
Amyloidosis (sekelompok keadaan yang di cirikan oleh
penimbunan protein fiblirer yang tidak larut dalam berbagai
organ)
Pengangkatan kelenjar-kelenjar adrenal secara operasi
Etiologi dari penyakit Addison bentuk sekunder :
Tumor-tumor atau infeksi-infeksi dari area
Kehilangan aliran darah ke pituitary
Radiasi untuk perawatan tumor-tumor pituitary
Operasi pengangkatan bagian-bagian dari hypothalamus
Operasi pengangkatan kelenjar pituitary
PATOFISIOLOGI
Penyakit Addison, atau insufisiensi adrenokortikol,
terjadi bila fungsi korteks adrenal tidak adekuat untuk
Memenuhi kebutuhan pasien akan hormon-hormon
korteks adrenal.
Penyebab lainnya mencakup operasi pengangkatan kedua
kelenjar tersebut.Tuberkolosis (TB) dan hitoplasmosis
merupakan infeksi yang paling sering ditemukan da
menyebabkan kerusakan pada kedua kelenjar adrenal.
Gejala insufisiensi adrenokortikal dapat pula terjadi
akibat penghentian mendadak terapi hormon
adrenokortikol yang akan menekan respond normal tubuh
terhadap keadaan stress dan mengganggu mekanisme umpan
balik normal. (Brunner & Suddart, 2002)
MANIFESTASI KLINIS
Gejala awal : kelemahan, fatique, anoreksia, hausea,
muntah, BB menurun, hipotensi, dan hipoglikemi.
Astenia (gejala cardinal) : kelemahan yang berlebih
Hiperpiqmentasi : menghitam seperti perunggu,
coklat seperti terkena sinar matahari, biasanya
pada kulit buku jari, lutut, siku
Rambut pubis dan aksilaris berkurang pada
perempuan
Hipotensi arterial (td : 80/50 mmHg/kurang)
Abnormalitas fungsi gastrointestinal
KOMPLIKASI
Syok, (akibat dari infeksi akut atau
penurunan asupan garam)
Kolaps sirkulasi
Dehidrasi
Ca. Paru
Diabetes mellitus
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan ditinjau dari tingkat keparahan:

Kegagalan adrenal kronis: penggantian glukokortikoid dengan


hidrokortison 20 mg/hari dalam dosis terbagi, ditambah
dengan terapi terhadap infeksi atau penyakit penyrta, atau
pembedahan.

Kegagalan adrenal akut: Cairan intravena (NaCL fisiologis)


dalam jumlah besar dan hidrokortison diberikan dengan dosis
yang tinggi. Faktor pemicu (infeksi dan lain-lain) ditangani.
Pantau kadar elektrolit dan glukosa. (Patrick davey, 2005)
Penatalaksanaan secara medic

Terapi dengan pemberian kortikostiroid setiap hari selama 2


sampai 4 minggu dosis 12,5 50 mg/hr

Hidrokortison (solu cortef)

Prednison (7,5 mg/hr) dalam dosis terbagi diberikan untuk


terapi pengganti kortisol

Pemberian infus dekstrose 5% dalam larutan saline

Fludrukortison : 0,05 0,1 mg/hr diberikan per oral


KONSEP KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Data dasar pengkajian pasien
Data Demografi
Identitas pasien: nama, alamat, umur (semua usia), jenis kelamin (laki-laki
dan perempuan).
Riwayat penyakit:
Penyakit sekarang
Pada pasien dengan penyakit Addison gejala yang sering muncul ialah pada
gejala awal : kelemahan, fatiquw, anoreksia, nausea, muntah, BB turun,
hipotensi dan hipoglikemi, astenia (gejala cardinal). Pasien lemah yang
berlebih, hiperpigmentasi, rambut pubis dan axila berkurang pada
perempuan, hipotensi arterial (TD : 80/50 mm/Hg)
Penyakit dahulu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita tuberkulosis, hipoglikemia
maupun Ca paru, payudara dan limpoma.
Penyakit keluarga
Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang pernah mengalami penyakit
yang sama / penyakit autoimun yang lain.
Pemeriksaan Fisik (ADL)
Aktivitas/istirahat
Gejala:
Lelah, nyeri/kelemahan pada otot
Tidak mampu beraktivitas atau bekerja.
Tanda:
Peningkatan denyut jantung/denyut nadi aktivitas yang minimal. Penurunan kekuatan
dan rentang gerak sendi.
Depresi, gangguan kosentrasi, penurunan inisiatif/ide.
Latergi.
Sirkulasi
Tanda:
Hipotensi termasuk hipotensi postural.
Takikardia, disritmia, suara jantung melemah.
Nadi perifer melemah.
Pengisisan kapiler memanjang.
Ekstermitas dingin, sianosis, dan pucat. Membran mukosa hitam keabu-abuan
(peningkatan pigmentasi).
Integritas ego
Gejala:
Adanya riwayat faktor stres yang baru dialami, termasuk sakit
fisik/pembedahan, perubahan gaya hidup.
Ketidakmampuan menghadapi stres.
Tanda:
Ansietas, peka rangsang, depresi, emosi tidak stabil.
Eleminasi
Gejala:
Diare sampai dengan adanya kontipasi
Kram abdomen.
Perubahan frekuensi dan karateristik urine.
Tanda:
Diuresis yang diikuti dengan oliguria.
Makanan/cairan
Gejala:
Anoreksia berat (gejala utama), mual/muntah
Kekurangan zat garam
Berat badan menurun dengan cepat.
Tanda:
Turgor kulit jelek, membran mukosa kering.
Neurosensori
Gejala:
Pusing, sinkope (pingsan sejenak), gemetar.
Sakit kepala yang berlangsung lama yang diikuti oleh diaforesis, kelemahan
otot.
Penurunan toleransi terhadap keadaan dingin atau stres.
Kesemutan/baal/lemah
Tanda:
Disorentasi terhadap waktu, tempat, dan ruang (karna kadar natrium rendah), latergi,
kelemahan mental, peka rangsang, cemas, koma (dalam keadaan krisis)
Parastesia, paralisis (gangguan fungsi motorik akibat lesi), astenia (pada keadaan
krisis).
Rasa kecap/penciuman berlebihan, ketajaman pendengaran meningkat.
Nyeri/kenyamanan
Gejala:
Nyeri otot, kaku perut, nyeri kepala.
Nyeri tulang belakang, abdomen, ekstermitas (pada keadaan krisis).
Pernapasan
Gejala:
Dipsnea
Tanda:
Kecepatan pernapasan meningkat, takipnea, suara napas, krakel, ronki (pada keadaan
infeksi)
Keamanan
Gejala:
Tidak toleran terhadap panas, cuaca (udara) panas.
Tanda:
Hiperpigmentasi kulit (coklat, kehitaman karena kena sinar matahari atau hitam
seperti perunggu) yang menyeluruh atau berbintik-bintik.
Peningkatan suhu, demam yang diikuti dengan hipotermia (keadaan krisis).
Otot menjadi kururs
Gangguan tidak mampu berjalan.
Seksualitas
Gejala:
Adanya riwayat menopouse dini, amenorea.
Hilangnya tanda-tanda seks sekunder (misal: berkurangnya rambut-
rambut pada tubuh terutama pada wanita.
Hilangnya libido.
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala:
Adanya riwayat keluarga DM, TB, kanker
Adanya riwayat tiroiditis, DM, TB, anemia pernisiosa.
Pertimbangan:
DRG menunjukkan rerata lama dirawat; 4,3 hari.
Rencana pemulangan
Membutuhkan bantuan dalam hal obat, aktivitas sehari-hari,
mempertahankan kewajibannya.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Kadar hormon
Kortisol plasma: menurun dengan tanpa respond pada pemberian
ACTH secara IM (primer)atau ACTH secara IV.
ACTH: meningkat secara mencolok (pada primer) atau menururn
(sekunder).
ADH: meningkat.
Aldesteron: menurun.
Glukosa: hipoglikemia.
Ureum/kreatinin: mungkin meningkat (karena terjadi penurunan
perfusi ginjal).
Analisis gas darah: asidosis metabolik.
Eritrosit: normositik, anemia normokromik
DIAGNOSA
Kekurangan volume cairan b/d kekurangan natrium dan
kehilangan cairan melalui ginjal, kelenjar keringat, saluran GIT
( karena kekurangan aldosteron)
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake tidak
adekuat (mual, muntah, anoreksia) defisiensi glukontikord
Intoleransi aktivitas b/d penurunan produksi metabolisme,
ketidakseimbangan cairan elektrolit dan glukosa
Nyeri akut b/d diskontinuitas sistem konduksi spasme otot
abdomen
Gangguan harga diri b/d perubahan dalam kemampuan fungsi,
perubahan karakteristik tubuh
INTERVENSI KEPERAWATAN
Kekurangan volume cairan b/d ketidakseimbangan input dan
output
Kriteria hasil :
1. Pengeluaran urin adekuat (1 cc/kg BB/jam)
2. TTV dbn N : 80 100 x/menit S : 36 37oC TD : 120/80
mmHg
3. Tekanan nadi perifer jelas kurang dari 3 detik
4. Turgor kulit elastis
5. Pengisian kapiler naik kurang dari 3 detik
6. Membran mukosa lembab
7. Warna kulit tidak pucat
8. Rasa haus tidak ada
9. BB ideal (TB 100) 10% (TB 100) H
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake tidak
adekuat (mual, muntah, anoreksia) defisiensi glukortikoid
Kriteria hasil :
Tidak ada mual mutah
BB ideal (TB-100)-10%(TB-100)
Hb : W : 12 14 gr/dl
Albumin : 3,5 4,7 g/dl
Glebulin : 2,4 3,7 g/dl
Bising Usus : 5 12 x/menit
Nyeri kepala
Kesadaran kompos mentis
TTV dalam batas normal
(S : 36 372 oC)
(RR : 16 20 x/menit)
3. Intoleransi aktivitas b/d penurunan O2 ke jaringan otot kedalam
metabolisme, ketidak seimbangan cairan elektrolit dan glukosa
Kriteria hasil :
Menunjukan peningkatan klien dan partisipasi dalam aktivitas
setelah dilakukan tindakan
TTV N : 80 100 x/menit RR : 16 20 x/menit TD : 120/80 mmHg
4. Nyeri akut b/d diskontinuitas sistem konduksi spasme otot
abdomen
Kriteria hasil :
Klien mengatakan nyeri berkurang
Klien tidak menyeringai kesakitan
TTV dalam batas normal
S : 36 372 oC
N : 80 100 x/menit
RR: 16 20 x/menit
5. Gangguan harga diri b/d perubahan dalam kemampuan fungsi,
perubahan karakteristik tubuh
Kriteria hasil :
Menunjukan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan yang
terjadi pada tubuhnya
Dapat beradaptasi dengan orang lain
Dapat mengungkapkan perasaannya tentang dirinya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai