TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN
Varicella atau chickenpox atau yang dikenal dengan cacar air adalah
infeksi primer virus varicella zoster (vzv) yang umumnya menyerang anak
dan merupakan penyakit sangat menular. Meskipun gejala klinis varicella
tidak berat namun pada remaja, orang dewasa dan anak dengan status
imunitas menurun dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian. (Sari
Pediatri 2010;11 (6):440-47)
Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang
disertai gejala konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama
berlokasi di bagian sentral tubuh. (Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94)
Varisela merupakan penyakit akut menular yang ditandai oleh
vesikel di kulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus varisella.
Varisela adalah infeksi akut prime yang menyerang kulit dan mukosa secara
klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi terutama berlokasi
di bagian sentral tubuh, disebut juga cacar air, chicken pox (Kapita Selekta,
2000).
Varicella adalah infeksi akut primer oleh virus Varicella Zooster
yang menyerang kulit dan mukosa. Klinik terdapat gejala konstitusi,
kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi dibagian sentral (Ilmu penyakit
kulit dan kelamin fakultas kedokteran VI).
Varicella adalah penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel
dikulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus Varicella (Ngasyiyah,
2000).
Varicella adalah penyakit infeksi akut dan cepat menular, yang
disertai gejala konstitusi dengan kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi
bagian sentral tubuh (Mawarti Harap, 2000).
1
2.2 EPIDEMIOLOGI
Tersebar kosmopolit, menyerang terutama anak-anak tetapi dapat
juga menyerang orang dewasa. Transmisi penyakit ini secara aerogen. Masa
penularan lebih kurang 7 hari dihitung dari timbulnya gejala kulit.
1. Frekuensi
Di Amerika Serikat, frekuensi tergantung musim, biasanya bulan
Maret dan April. Sebelum vaksin varicella disebarkan, dilaporkan
terjadi 4 juta kasus varicella. Penyakit ini responsible pada 11.000
kasus di rumah sakit dalam setahun dan terjadi 50-100 kasus kematian.
Saat ini kurang dari 10 kematian dalam setahun menimpa mereka yang
belum diimunisasi. Sedangkan di internasional, secara universal
varicella cenderung merata, diperkirakan terjadi 60 juta kasus dalam
setahun. Varicella lebih berpengaruh pada individu yang tidak
memperoleh kekebalan. Mungkin ada sekitar 80-90 juta kasus di
seluruh dunia.
2. Mortalitas
Banyak terjadi pada anak usia 1-4 tahun, diperkirakan 2 kematian
tiap 100.000 kasus
Kebanyakan kematian di Amerika Serikat terjadi sebelum ada
vaksinasi dan bersama dengan ensefalitis, pneumonia, infeksi
bakteri sekunder, dan syndrome Reye
Mortalitas pada anak-anak dengan immunocompromised lebih
tinggi
Penyakit ini lebih serius pada neonates, tergantung kapan infeksi
terhadap ibunya
3. Ras
Tidak ada predileksi ras tertentu
4. Seks
Tidak ada predileksi jenis kelamin
2
5. Umur
Insiden tertinggi varicella pada anak umur 1-6 tahun. Anak
dengan umur lebih dari 14 tahun hanya sekitar 10% dari kasus varicella
2.3 ETIOLOGI
Virus V-Z dapat ditemukan dalam cairan vesikel dan dalam darah
penderita verisela dapat dilihat dengan mikroskop electron dan dapat
diisolasi dengan menggunakan biakan yang terdiri dari fibroblas paru
embrio manusia.
3
pusat. Sering terjadi ensefalitis sehingga menyebabkan kerusakan
neuropatiki. Risiko terjadinya varisela congenital sangat rendah (2,2%),
walaupun pada kehamilan trimester pertama ibu menderita varisela.
Varisela pada kehamilan paruh kedua jarang sekali menyebabkan
kematian bayi pada saat lahir. Sulit untuk mendiagnosis infeksi varisela
intrauterin. Tidak diketahui apakah pengobatan dengan antivirus pada
ibu dapat mencegah kelainan fetus.
2. Varisela neonatal
Varisela neonatal terjadi bila terjadi varisela maternal antara 5 hari
sebelum sampai 2 hari sesudah kelahiran. Kurang lebih 20% bayi yang
terpajan akan menderita varisela neonatal. Sebelum penggunaan
varicella-zoster immune globulin (VZIG), kematian varisela neonatal
sekitar 30%. Namun neonatus dengan lesi pada saat lahir atau dalam 5
hari pertama sejak lahir jarang menderita varisela berat karena
mendapat antibody dari ibunya. Neonatus dapat pula tertular dari
anggota keluarga lainnya selain ibunya. Neonatus yang lahir dalam
masa risiko tinggi harus diberikan profilaksis VZIG pada saat lahir atau
saat awitan infeksi maternal bila timbul dalam 2 hari setelah lahir.
Varisela neonatal biasanya timbul dalam 5-10 hari walaupun telah
diberikan VZIG. Bila terjadi varisela progresif (ensefalitis, pneumonia,
varisela, hepatitis, diatesis pendarahan) harus diobati dengan asiklovir
intravena. Bayi yang terpajan dengan varisela maternal dalam 2 bulan
sejak lahir harus diawasi. Tidak ada indikasi klinis untuk memberikan
antivirus pada varisela neonatal atau asiklovir profilaksis bila terpajan
varisela maternal.
4
2.5 MANIFESTASI KLINIK
5
4) Penyebaran lesi terutama adalah di daerah badan kemudian menyebar
secara satrifugal ke muka dan ekstremitas. (Prof.dr. Marwali Harahap,
2000 : 94 – 95 )
2.6 PATOFISIOLOGI
Virus varicella
zoster
VARICELLA
Reaksi Inflamasi
Terinfeksi
MK : Timbul papula
HIPERTERMI
2.7 DIAGNOSIS
7
Leukopenia terjadi pada 72 jam pertama, diikuti oleh limfositosis.
Pemeriksaan fungsi hati (75%) juga mengalami kenaikan. Pasien dengan
gangguan neurologi akibat varicella biasanya mengalami limfositik
pleositosis dan peningkatan protein pada cairan serebrospinal serta glukosa
yang umumnya dalam batas normal.
2.7 PENATALAKSANAAN
8
b. Jangan berikan aspirin pda anak anda, pemakaian aspirin pada
infeksi virus (termasuk virus varisela) telah dihubungkan
dengan sebuah komplikasi fatal, yaitu Syndrom Reye.
3. Salep antibiotika : untuk mengobati ruam yang terinfeksi.
4. Antibiotika : bila terjadi komplikasi pnemonia atau infeksi bakteri
pada kulit.
5. Dapat diberikan bedak atau losio pengurang gatal (misalnya losio
kalamin).
2.8 PENCEGAHAN
1. Hindari kontak dengan penderita.
2. Tingkatkan daya tahan tubuh.
3. Imunoglobulin Varicella Zoster
a. Dapat mencegah (atau setidaknya meringankan terjadinya cacar air).
Bila diberikan dalamwaktu maksimal 96 jam sesudah terpapar.
b. Dianjurkan pula bagi bayi baru lahir yang ibunya menderita cacar air
beberapa saat sebelum atau sesudah melahirkan.
2.9 KOMPLIKASI
Cacar air jarang menyebabkan komplikasi. Jika terjadi komplikasi
dapat berupa infeksi kulit. Komplikasi yang paling umum ditemukan
adalah :
1. Bekas luka yang menetap. Hal ini umumnya ditemukan jika cacar air
terjadi pada anak yang usianya lebih tua atau cenderung pada orang
dewasa.
2. Acute Cerebral Ataxia Komplikasi ini tidak umum ditemukan dan
cenderung lebih mungkin tejadi pada anak yang lebih tua. Komplikasi ini
ditandai dengan gerakan otot yang tidak terkoordinasi sehingga anak
dapat mengalami kesulitan berjalan, kesulitan bicara, gerakan mata yang
berganti-ganti dengan cepat. Ataxia ini akan menghilang dengan
sendirinya dalam waktu beberapa minggu atau bulan.
9
Pada beberapa kelompok, cacar air mungkin menyebabkan
komplikasi yang serius seperti cacar air yang berat dan seluruh tubuh,
pneumonia dan hepatitis yang termasuk dalam kelompok tersebut :
1. Bayi dibawah usia 28 hari.
2. Orang dengan kekebalan tubuh rendah
3. Komplikasi yang terjadi pada orang dewasa berupa ensefalitis,
pneumonia, karditis, glomerulonefritis, hepatitis, konjungtivitis, otitis,
arthritis dan kelainan darah (beberapa macam purpura).
4. Infeksi pada ibu hamil trimester pertama dapat menimbulkan kelainan
congenital, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang
kelahiran dapat menyebabkan varisela congenital pada neonatus.
10
atau pada tempat yang sebelumnya pernah terkena trauma. Terdapat
vesikel yang biasanya tidak mudah untuk mengalami rupture kemudian
yang khas dari vesikel ini vesikel tersebut biasanya membesar menjadi
bula. Di dalam bula tersebut awalnya mengandung cairan yang jernih
berwarna kuning yang kemudian berubah warna menjadi lebih gelap,
serta lebih berwarna kuning kehitaman. Setelah 1-3 hari lesi ini
biasanya akan rupture dan meninggalkan krusta yang tipis, berwarna
coklat terang dan 1 lagi yang khas pada penderita Impetigo Bulosa
adalah Hipopian.
11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Pasien
Di dalam identitas hal-hal yang perlu di kaji antara lain nama pasien,
alamat pasien, umur pasien biasanya kejadian ini mencakup semua usia
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
kesehatan adalah nyeri pada lesi yang timbul dan gatal-gatal pada
Penderita merasakan nyeri yang hebat, terutama pada area kulit yang
mengalami peradangan berat dan vesikulasi yang hebat, selain itu juga
demam.
Tanyakan kepada penderita ada atau tidak anggota keluarga atau teman
12
d. Riwayat penyakit dahulu
B. Pengkajian Fisik
1. Tingkat keasadaran
a. Kesadaran Umum
b. TTV
2. Aktivitas / Istirahat
3. Integritas ego
4. Makan/cairan
2. Neuro sensori
ketajaman penglihatan
3. Nyeri / Kenyamanan
4. Keamanan
Tanda : umum destruksi jaringan dalam mungkin terbukti selama 3-5 hari
5. Data subjektif
Pasien merasa lemas, tidak enak badan, tidak nafsu makan dan sakit kepala.
13
6. Data Objektif
d. GI : anoreksia.
3.1 DIAGNOSA
1. Hipertermi Berhubungan Dengan Penyakit
2. Nyeri akut Berhubungan Dengan Kerusakan Jaringan
3. Kerusakan Intergritas Kulit Berhubungan Dengan Perubahan turgor
14
3.2 INTERVENSI
15
Diagnosa Rencana keperawatan
Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Tujuan dan Kriteria Intervensi
Kolaborasi Hasil
16
Diagnosa
Keperawatan/
Masalah
Kolaborasi
17
Tanda vital dalam napas dala, relaksasi,
rentang normal distraksi, kompres
Tidak mengalami hangat/ dingin
gangguan tidur Berikan analgetik
untuk mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat
Berikan informasi
tentang nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
Diagnosa
Keperawatan/
Rencana keperawatan
Masalah
Kolaborasi
18
kerusakan integritas kulit agar tetap bersih dan
pasien teratasi dengan kriteria kering
hasil: Mobilisasi pasien (ubah
Integritas kulit yang baik posisi pasien)
bisa dipertahankan setiap dua jam sekali
(sensasi, elastisitas, Monitor kulit akan
temperatur, hidrasi, adanya kemerahan
pigmentasi) Tidak ada Oleskan lotion atau
luka/lesi pada kulit minyak/baby oil pada
Perfusi jaringan
baik daerah yang tertekan
Menunjukkan pemahaman Monitor aktivitas dan
dalam proses perbaikan mobilisasi pasien
kulit Monitor status nutrisi
dan mencegah terjadinya pasien
cedera berulang
Memandikan pasien
Mampu melindungi kulit dengan sabun dan air
dan hangat
Mempertahankan Kaji lingkungan dan
kelembaban kulit dan
perawatan alami peralatan yang
menyebabkan tekanan
Menunjukkan terjadinya
Observasi luka : lokasi,
proses penyembuhan luka
dimensi,
kedalaman luka,
karakteristik,warna
cairan, granulasi,
jaringan nekrotik,
tandatanda
infeksi lokal, formasi
traktus
Ajarkan pada keluarga
tentang luka dan
perawatan luka
19
Kolaburasi ahli gizi
pemberian diae TKTP,
vitamin
Cegah kontaminasi feses
dan urin
Lakukan tehnik
perawatan luka dengan
steril
Berikan posisi yang
mengurangi tekanan
pada luka
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Varicella merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh virus varicella zooster yang hingga kini masih tetap menjadi
epidemi di dunia dan di indonesia. Walaupun infeksi varicella
zooster tergolong ke dalam infeksi ringan, namun dalam kondisi
defisiensi imun penyakit ini dapat menjadi berat dan tidak menutup
kemungkinan berujung pada kematian. Pemberian vaksinasi dan
imunoglobulin telah terbukti efektif memberikan perlindungan dari
infeksi virus ini. Hingga saat ini, asiklovir oral tetap menjadi obat
utama untuk pengobatan varicella.
4.2 SARAN
Pembuatan makalah ini, kami sadari masih memiliki anyak
kekurangan , oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
dari dosen pembimbing dan teman-teman.
21
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Adhi. Dkk. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI : Jakarta
penerbit ECG
22