Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Gangguan Sistem Integumen: “CACAR AIR (VARICELLA)”


Diajukan Sebagai Syaratuntuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Integumen
Dosen Pengampu: Kamsari, S.Kep., Ns., M. Kep

Disusun Oleh:
Kelompok 1

1. Aida Nurul Mutia ( R.18.01.001)


2. Akhmad Sunanto ( R. 18.01.002)
3. Alfa Era Rahma Faresty ( R.18.01.003)
4. Dadang Somantri ( R.18.01.007)
5. Darilah ( R.18.01.008)
6. Debby Rizkiani ( R.18.01.009)
7. Sugeng Purnama ( R.18.01.075)

YAYASAN INDRA HUSADA INDRAMAYU

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN (STIKes) INDRAMAYU

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT.Bahwa saya telah


menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Gangguan Sistem Integumen: Cacar
Air ( Varicella)“
Dalam penyusunan materi ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunanmakalah ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan rekan-rekan kami, sehingga
kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki kami. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebaik-
baiknya.Semoga Allah memberikan balasan yang setimpal kepada kita
semua.Amin Ya Robal alamin.

Indramayu,September 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1...............................................................................................................
Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2...............................................................................................................
Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3...............................................................................................................
Tujuan Penulisan.................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3

2.1...............................................................................................................LAP
ORAN PENDAHULUAN.................................................................. 3
A. Definisi............................................................................................. 3
B. Etiologi............................................................................................. 4
C. Klasifikasi........................................................................................ 4
D. Patofisiologi..................................................................................... 5
E. Manifestasi klinis............................................................................. 8
F. Komplikasi....................................................................................... 8
G. Pemeriksaan penunjang.................................................................... 9
H. Penatalaksanaan...............................................................................10

ii
2.2...............................................................................................................KON
SEP ASUHAN KEPERAWATAN....................................................12
A. Pengkajian........................................................................................12
B. Diagnosa Keperawatan.....................................................................12
C. Intervensi / Rencana Keperawatan...................................................13
D. Implementasi....................................................................................16
E. Evaluasi............................................................................................17

BAB III PENUTUP.........................................................................................18

3.1...............................................................................................................KESI
MPULAN.............................................................................................18
3.2...............................................................................................................KRIT
IK DAN SARAN..................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit kulit merupakan kelainan pada kulit yang disebabkan


oleh jamur, kumankuman, parasit, virus, dan infeksi.Penyakit kulit dapat
menyerang keseluruh tubuh atau bagian-bagian tubuh tertentu, salah
satunya adalah cacar.Cacar adalah penyakit yang sangat menular yang
disebabkan oleh Poxvirus. Cacar menyerang bayi, anakanak, dewasa, dan
usia lanjut, tetapi cacar umumnya menyerang bayi dan balita. Ada jenis-
jenis penyakit cacar, diantaranya adalah cacar air, cacar ular, dan cacar
api atau menurut masyarakat awam disebut cacar monyet.
Cacar air adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Varicella
Zoster.Virus ini awalnya menyerang ketahanan tubuh sehingga daya
tahan tubuh menurun.Kontak langsung dengan penderita cacar air
merupakan penularan yang paling potensial. Ada macam-macam cara
pengobatan cacar air, diantaranya pengobatan secara tradisional dan
secara medis.
Di lingkungan masyarakat, virus cacar air menyebar diakibatkan
karena masyarakat belum sadar akan lingkungan yang bersih dan sehat.
Kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan menjadi faktor
kesehatan yang penting bagi masyarakat. Akan tetapi, masyarakat belum
sadar akan kebersihan lingkungan dan menjaga kesehatan. 2 Lingkungan
yang tidak sehat adalah penyebab virus cacar air, virus cacar air akan
datang apabila masyarakat tidak menjaga kebersihan lingkungan dan
menjaga kesehatan. Masyarakat masih menganggap remeh terhadap
kebersihan lingkungan, kebersihan diri, pencegahan dan perawatan
penyakit cacar air yang benar.Belum adanya informasi tentang cacar air

1
berupa cetak, sehingga masyarakat sulit mendapatkan informasi tentang
cacar air, pencegahan cacar air, dan perawatan cacar air.Informasi
tentang cacar air lebih banyak tersedia dan lebih mudah diakses pada
media website, namun keterbatasan masyarakat dalam mengaksesnya dan
belum terbiasa mengaksesnya sehingga tidak diakses. Informasi tentang
cacar air akan dicari ketika masyarakat membutuhkan informasi tentang
cacar air dan ketika masyarakat atau anggota keluarganya terkena
penyakit cacar air. Masyarakat mencari dan mendapatkan informasi cacar
air dari obrolan mulut ke mulut di warung, pasar tradisional, dan di
lingkungan sekitar rumah.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, berikut rumusan
masalah makalah:
1. Apa yang dimaksud cacar air ( varicella)?
2. Bagaimana penyebabcacar air ( varicella)?
3. Bagaimana klasifikasi cacar air ( varicella)?
4. Bagaimana patofisiologicacar air ( varicella)?
5. Bagaimana manifestasi klinis cacar air ( varicella)?
6. Apakah terdapat komplikasi cacar air ( varicella)?
7. Bagaimana penatalaksanaan cacar air ( varicella)?

1.3. Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, berikut tujuan
penulisan makalah:
1. Memaparkan pengertian cacar air ( varicella)
2. Memaparkan penyebab cacar air ( varicella)
3. Memaparkanklasifikasi cacar air ( varicella)
4. Memaparkanpatofisiologi cacar air ( varicella)
5. Memaparkanmanifestasi klinis cacar air ( varicella)
6. Memaparkankomplikasi cacar air ( varicella)

2
7. Memaparkanpenatalaksanaan cacar air ( varicella)

BAB II
PEMBAHASAN

2.3. LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Varicella berasal dari bahasa latin. Di Indonesia penyakit ini


dikenal dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal
dengan nama Chicken – pox.
Varicella adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular,
yang disertai gejala konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf,
terutama berlokasi di bagian sentral tubuh. (Prof. Dr. Maswali
Harahap, 2000 : 94)
Varicella merupakan penyakit akut menular yang ditandai oleh
vesikel di kulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus varisella.
Varisela adalah infeksi akut prime yang menyerang kulit dan mukosa
secara klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi
terutama berlokasi di bagian sentral tubuh, disebut juga cacar air,
chicken pox (Kapita Selekta, 2000).
Jadi,Varicella atau cacar air merupakan penyakit yang sangat
menular yang disebabkan oleh virus Varicella Zoster dengan gejala-
gejala demam dan timbul bintik-bintik merah yang kemudian
mengandung cairan.

3
B. Etiologi

Virus Varicella Zoster, termasuk Famili Herpes Virus. Menurut


Richar E, varisela disebabkan oleh Herpes virus varicella atau disebut
juga virus varicella-zoster (virus V-Z). Virus tersebut dapat pula
menyebabkan herpes zoster.Kedua penyakit ini mempunyai
manifestasi klinis yang berbeda. Diperkirakan bahwa setelah ada
kontak dengan virus V-Z akan terjadi varisela; kemudian setelah
penderita varisela tersebut sembuh, mungkin virus itu tetap ada dalam
bentuk laten (tanpa ada manifestasi klinis) dan kemudian virus V-Z
diaktivasi oleh trauma sehingga menyebabkan herpes zoster. Virus V-
Z dapat ditemukan dalam cairan vesikel dan dalam darah penderita
verisela dapat dilihat dengan mikroskop electron dan dapat diisolasi
dengan menggunakan biakan yang terdiri dari fibroblas paru embrio
manusia.

C. Klasifikasi
Menurut Siti Aisyah (2003). Klasifikasi Varisela dibagi menjadi 2 :

1. Varisela Congenital
Varisela congenital adalah sindrom yang terdiri atas parut
sikatrisial, atrofi ekstremitas, serta kelainan mata dan susunan
syaraf pusat.Sering terjadi ensefalitis sehingga menyebabkan
kerusakan neuropatiki. Risiko terjadinya varisela congenital sangat
rendah (2,2%), walaupun pada kehamilan trimester pertama ibu
menderita varisela. Varisela pada kehamilan paruh kedua jarang
sekali menyebabkan kematian bayi pada saat lahir.Sulit untuk
mendiagnosis infeksi varisela intrauterin.Tidak diketahui apakah
pengobatan dengan antivirus pada ibu dapat mencegah kelainan
fetus.

4
2. Varisela Neonatal
Varisela neonatal terjadi bila terjadi varisela maternal antara 5 hari
sebelum sampai 2 hari sesudah kelahiran. Kurang lebih 20% bayi
yang terpajan akan menderita varisela neonatal. Sebelum
penggunaan varicella-zoster immune globulin (VZIG), kematian
varisela neonatal sekitar 30%.Namun neonatus dengan lesi pada
saat lahir atau dalam 5 hari pertama sejak lahir jarang menderita
varisela berat karena mendapat antibody dari ibunya.Neonatus
dapat pula tertular dari anggota keluarga lainnya selain
ibunya.Neonatus yang lahir dalam masa risiko tinggi harus
diberikan profilaksis VZIG pada saat lahir atau saat awitan infeksi
maternal bila timbul dalam 2 hari setelah lahir.Varisela neonatal
biasanya timbul dalam 5-10 hari walaupun telah diberikan
VZIG.Bila terjadi varisela progresif (ensefalitis, pneumonia,
varisela, hepatitis, diatesis pendarahan) harus diobati dengan
asiklovir intravena.Bayi yang terpajan dengan varisela maternal
dalam 2 bulan sejak lahir harus diawasi.Tidak ada indikasi klinis
untuk memberikan antivirus pada varisela neonatal atau asiklovir
profilaksis bila terpajan varisela maternal.

D. Patofisiologi    
Menyebar Hematogen.
Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar
Neuron pada ganglion akar dorsal Sumsum Tulang Belakang.Dari sini
virus bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk Herpes Zoster.
Sekitar 250 – 500 benjolan akan timbul menyebar diseluruh
bagian tubuh, tidak terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian
dalam, mata , termasuk bagian tubuh yang paling intim. Namun dalam
waktu kurang dari seminggu , lesi teresebut akan mengering dan
bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam waktu 1 – 3 minggu bekas
pada kulit yang mengering akan terlepas.

5
Virus Varicella Zoster penyebab penyakit cacar air ini
berpindah dari satu orang ke orang lain melalui percikan ludah yang
berasal dari batuk atau bersin penderita dan diterbangkan melalui
udara atau kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi.
Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan
tersebar kebagian tubuh melalui kelenjar getah bening.Setelah
melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan pesatnya ke
jaringan kulit. Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa
kanak-kanak dan pada kalau sudah dewasa.Sebab seringkali orang tua
membiarkan anak-anaknya terkena cacar air lebih dini.
Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-
negara  bermusin empat, 90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15
tahun. Pada anak-anak , pada umumnya penyakit ini tidak begitu
berat.Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih
banyak remaja dan orang dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh
persen kasus varisela terjadi diatas usia 15 tahun. Dengan demikian
semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela
semakin bertambah berat.

6
Pathway Varicella

7
E. Manifestasi Klinis

1. Diawali dengan gejala melemahnya kondisi tubuh.


2. Pusing.
3. Demam dan kadang – kadang diiringi batuk.
4. Dalam 24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang menjadi lesi
(mirip kulit yang terangkat karena terbakar).
5. Terakhir menjadi benjolan – benjolan kecil berisi cairan.

Sebelum munculnya erupsi pada kulit, penderita biasanya


mengeluhkan adanya rasa tidak enak badan, lesu, tidak nafsu makan
dan sakit kepala.Satu atau dua hari kemudian, muncul erupsi kulit yang
khas.
Munculnya erupsi pada kulit diawali dengan bintik-bintik berwarna
kemerahan (makula), yang kemudian berubah menjadi papula
(penonjolan kecil pada kulit), papula kemudian berubah menjadi
vesikel (gelembung kecil berisi cairan jernih) dan akhirnya cairan
dalam gelembung tersebut menjadi keruh (pustula). Bila tidak terjadi
infeksi, biasanya pustel akan mengering tanpa meninggalkan abses.

F. Komplikasi
Komplikasi yang dapat ditimbulkan varicella antara lain :
Komplikasi tersering secara umum :

1. Pnemonia
2. Kelainan ginjal.
3. Ensefalitis.
4. Meningitis.

Komplikasi yang langkaterjadi :

1. Radang sumsum tulang.


2. Kegagalan hati.

8
3. Hepatitis.
4. Sindrom Reye.

Komplikasi yang biasa terjadi pada anak-anak hanya berupa infeksi


varisela pada kulit, sedangkan pada orang dewasa kemungkinan
terjadinya komplikasi berupa radang pari-paru atau pnemonia 10 – 25
lebih tinggi dari pada anak-anak.

G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratoriumdiantaranya :
1. Tzank smear
Preparat di ambil dari dicreaping dasar fesikel yang masih
baru.Kemudian di warnai dengan pewarnaan yaitu hematoxylin-
eosin, giemsa’s, wright’s, toluidine blue ataupun papanicolaous’s.
Dengan mikroskop cahaya akan dijumpai multinucleated giant
cell.Pemeriksaan ini memiliki sensifitas sekitar 84%.Tes ini tidak
dapat membedakan antara virus varicella zoster dengan herpes
simpleks virus.
2. Direct Flourescent Assay (DFA)
Preparat di ambil dari scraping dasar fesikel tetapi apabila sudah
berbentuk krusta pemeriksaan dengan DFA kurang sensitif.Hasil
pemeriksaan cepat. Pemeriksaan ini membutuhkan mikroskop
fluorecence.Tes ini dapat menemukan antigen virus
varisella.Pemeriksaan ini dapat membedakan antara varisella
zoster virus dengan herpes simpleks virus.
3. Polymerase chain rection (PCR)
Pemeriksaan dengan metode ini sangat cepat dan sensitif.Dengan
metode ini dapat digunakan berbagai jenis preparat seperti
scraping dasar fesikel dan apabila sudah berbentuk krusta dapat
juga digunakan sebagai preparat dan CSF. Pemeriksaan ini

9
memiliki sensitfitas sebesar 97-100%.Tes ini dapat menemukan
nucleus acid dari virus varisella zoster.
4. Biopsi kulit
Hasil pemeriksaan histopatologis: tampak fesikel intra epidermal
dengan degenerasi sel epidermal dan acantholytis. Pada dermis
bagian atas di jumpai adanya lymphocylic infiltrate.

H. Penatalaksanaan
      
Karena umumnya bersifat ringan, kebanyakan penderita tidak
memerlukan terapi khusus selain istirahat dan pemberian asupan cairan
yang cukup.Yang justru sering menjadi masalah adalah rasa gatal yang
menyertai erupsi. Bila tidak ditahan-tahan , jari kita tentu ingin segera
menggaruknya. Masalahnya,bila sampai tergaruk hebat, dapat timbul
jaringan parut pada bekas gelembung yang pecah. Tentu tidak menarik
untuk dilihat.

Penatalaksanaan Umum meliputi :


1. Isolasi untuk mencegah penularan.
2. Diet bergizi tinggi (Tinggi Kalori dan Protein).
3. Bila demam tinggi, kompres dengan air hangat.
4. Upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya
pemberian antiseptik pada air mandi.
5. Upayakan agar vesikel tidak pecah.
a. Jangan menggaruk vesikel.
b. Kuku jangan dibiarkan panjang.
c. Bila hendak mengeringkan badan, cukup tepal-tepalkan
handuk pada kulit, jangan digosok.

10
Penatalaksanaan Farmakoterapi

1. Antivirus dan Asiklovir


Biasanya diberikan pada kasus-kasus yang berat, misalnya pada
penderita leukemia atau penyakit-penyakit lain yang melemahkan
daya tahan tubuh.
2. Antipiretik dan untuk menurunkan demam
a. Parasetamol atau ibuprofen.
b. Jangan berikan aspirin pda anak anda, pemakaian aspirin pada
infeksi virus (termasuk virus varisela) telah dihubungkan
dengan sebuah komplikasi fatal, yaitu Syndrom Reye.
3. Salep antibiotika = untuk mengobati ruam yang terinfeksi.
4. Antibiotika = bila terjadi komplikasi pnemonia atau infeksi
bakteri pada kulit.
5. Dapat diberikan bedak atau losio pengurang gatal (misalnya losio
kalamin).

Pencegahan :
1. Hindari kontak dengan penderita.
2. Tingkatkan daya tahan tubuh.
3. Imunoglobulin atau Vaksin Varicella Zoster
Dapat mencegah (atau setidaknya meringankan terjadinya
cacar air. Bila diberikan dalam waktu maksimal 96 jam sesudah
terpapar.Dianjurkan pula bagi bayi baru lahir yang ibunya
menderita cacar air beberapa saat sebelum atau sesudah
melahirkan.

11
2.4. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Data subjektif atau keluhan, biasanya berupa : pasien merasa lemas,


tidak enak badan, tidak nafsu makan dan sakit kepala.
      
Data Objektif biasanya ditemukan pada pemeriksaan berikut :
a. Integumen : kulit hangat, pucat.adanya bintik-bintik kemerahan
pda kulit yang berisi cairan jernih.
b. Metabolik : peningkatan suhu tubuh.
c. Psikologis : menarik diri.
d. GI : anoreksia.
e. Penyuluhan / pembelajaran : tentang perawatan luka varicela.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan


jaringan kulit.
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan erupsi pada kulit.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dnegan
kurangnya intake makanan.
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka pada kulit.
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan.

12
C. Intervensi / Rencana Keperawatan

1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan


kulit.

Tujuan : mencapai penyembuhan luka tepat waktu dan tidak


demam.
Intervensi

1. Tekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik untuk


semua individu yang datang kontak dnegan pasien.

Rasional : mencegah kontaminasi silang, menurunkan resiko


infeksi.

2. Gunakan skort, sarung tangan, masker dan teknik aseptic,


selama perawatan kulit.

Rasional : mencegah masuknya organisme infeksius.

3. Awasi atau batasi pengunjung bila perlu.

Rasional : mencegah kontaminasi silang dari pengunjung.

4. Cukur atau ikat rambut di sekitar daerah yang terdapat erupsi.


Rasional : rambut merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan bakteri.
5. Bersihkan jaringan nekrotik / yang lepas (termasuk pecahnya
lepuh).

Rasional : meningkatkan penyembuhan.

6. Awasi tanda vital.

13
Rasional : Indikator terjadinya infeksi

2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan erupsi pada


kulit.

Tujuan  : mencapai penyembuhan tepat waktu dan adanya


regenerasi jaringan.
Intervensi

1. Pertahankan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka.

Rasional : mengetahui keadaan integritas kulit.

2. Berikan perawatan kulit.

Rasional : menghindari gangguan integritas kulit.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan kurangnya intake makanan.

Tujuan : terpenuhinya kebutuhan nitrisi sesuai dengan kebutuhan.


Intervensi

1. Berikan makanan sedikit tapi sering.

Rasional :  membantu mencegah distensi gaster/


ketidaknyamanan dan meningkatkan pemasukan.

2. Pastikan makanan yang disukai/tidak disukai. Dorong orang


terdekat untuk membawa makanan dari rumah yang tepat.

Rasional : meningkatkan partisipasi dalam perawatan dan


dapat memperbaiki pemasukan.

14
3. Identifikasi makanan kesukaan klien

Rasional : Mengetahui apakah klien memiliki riwayat alergi


makanan, meningkatkan nafsu makan

4. Kolaborasi bersama Ahli gizi dalam memenuhi kebutuhan


nurtrisi klien

Rasional : Memenuhi kebutuhan nutrisi klien.

4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka pada kulit.

Tujuan  : pasien dapat menerima keadaan tubuhnya.


Intervensi 

1. Bantu memaksimalkan kemampuan yang dimiliki pasien saat


ini.

Rasional : memanfaatkan kemampuan dapat menutupi


kekurangan.

2. Eksplorasi aktivitas baru yang dapat dilakukan.

Rasional : memfasilitasi dengan memanfaatkan keletihan.

15
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan
pengobatan

Tujuan : adanya pemahaman kondisi dan kebutuhan pengobatan.


Intervensi 

1. Diskusikan perawatan erupsi pada kulit.

Rasional : meningkatkan kemampuan perawatan diri dan


menngkatkan kemandirian.

D. Implementasi

1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan


kulit.

1. Menekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik untuk


semua individu yang datang kontak dengan pasien.
2. Menggunakan skort,masker, sarung tangan dan teknik aseptik
selama perawatan luka.
3. Mengawasi atau membatasi pengunjung bila perlu.
4. Mencukur atau mengikat rambut disekitar daerah yang terdapat
erupsi.
5. Membersihkan jaringan mefrotik.yang lepas (termasuk
pecahnya lepuh).
6. Mengawasi tanda vital.

2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan erupsi pada


kulit.

1. Memperhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka.


2. Memberikan perawatan kulit.

16
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurangnya intake makanan.

1. Memberikan makanan sedikit tapi sering.


2. Memastikan makanan yang disukai/tidak disukai , dorong
orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah yang
tepat.

4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka pada kulit.

1. Membantu memaksimalkan kemampuan yang dimiliki pasien


saat ini.
2. Mengeksplorasi aktivitas baru yang dapat dilakukan.

5. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan


pengobatan

1. Mendiskusikan perawatan erupsi pada kulit.

E. Evaluasi

Evaluasi disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam


intervensi.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Varicella atau cacar air merupakan penyakit yang sangat menular yang
disebabkan oleh virus Varicella Zoster dengan gejala-gejala demam dan
timbul bintik-bintik merah yang kemudian mengandung cairan.Varisela
disebabkan oleh Herpes virus varicella atau disebut juga virus varicella-
zoster (virus V-Z).Terbagi atas Varisela Congenital dan Varisela
Neonatal.Menyebar Hematogen, diawali dengan gejala melemahnya
kondisi tubuh, pusing, demam dan kadang – kadang diiringi batuk, dalam
24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang menjadi lesi (mirip kulit
yang terangkat karena terbakar), terakhir menjadi benjolan – benjolan
kecil berisi cairan.Pemeriksaan laboratorium diantaranya:Tzank smear,
direct Flourescent Assay (DFA), polymerase chain rection (PCR), biopsi
kulit.Penatalaksanaan Umum meliputi : Isolasi untuk mencegah penularan,
diet bergizi tinggi (Tinggi Kalori dan Protein), bila demam tinggi, kompres
dengan air hangat, upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya
pemberian antiseptik pada air mandi.Upayakan agar vesikel tidak
pecah.Penatalaksanaan Farmakoterapi: Antivirus dan Asiklovir, antipiretik
dan untuk menurunkan demam.

3.2 KRITIK DAN SARAN


Guna penyempurnaan makalah ini,kami sangat mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn. E,.(1999). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman


untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.EGC :
Jakarta.

Tarwoto dan Wartonah.(2000). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta.

Varisela . http://www.aventispasteur.co.id/news.asp?id7

Varisela Klinikku. http://www.klinikku.com/pustaka/medis/integ/varisela-


klinis.html

Cacar Air. http://www.medicastore.com/med/detail_pyk_php?id=&iddt

https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/745/jbptunikompp-gdl-yusuframad-
37235-1-unikom_y-i.pdf

19

Anda mungkin juga menyukai