Disusun Oleh:
Kelompok 1
2020
KATA PENGANTAR
Indramayu,September 2020
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1...............................................................................................................
Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2...............................................................................................................
Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3...............................................................................................................
Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
2.1...............................................................................................................LAP
ORAN PENDAHULUAN.................................................................. 3
A. Definisi............................................................................................. 3
B. Etiologi............................................................................................. 4
C. Klasifikasi........................................................................................ 4
D. Patofisiologi..................................................................................... 5
E. Manifestasi klinis............................................................................. 8
F. Komplikasi....................................................................................... 8
G. Pemeriksaan penunjang.................................................................... 9
H. Penatalaksanaan...............................................................................10
ii
2.2...............................................................................................................KON
SEP ASUHAN KEPERAWATAN....................................................12
A. Pengkajian........................................................................................12
B. Diagnosa Keperawatan.....................................................................12
C. Intervensi / Rencana Keperawatan...................................................13
D. Implementasi....................................................................................16
E. Evaluasi............................................................................................17
3.1...............................................................................................................KESI
MPULAN.............................................................................................18
3.2...............................................................................................................KRIT
IK DAN SARAN..................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
berupa cetak, sehingga masyarakat sulit mendapatkan informasi tentang
cacar air, pencegahan cacar air, dan perawatan cacar air.Informasi
tentang cacar air lebih banyak tersedia dan lebih mudah diakses pada
media website, namun keterbatasan masyarakat dalam mengaksesnya dan
belum terbiasa mengaksesnya sehingga tidak diakses. Informasi tentang
cacar air akan dicari ketika masyarakat membutuhkan informasi tentang
cacar air dan ketika masyarakat atau anggota keluarganya terkena
penyakit cacar air. Masyarakat mencari dan mendapatkan informasi cacar
air dari obrolan mulut ke mulut di warung, pasar tradisional, dan di
lingkungan sekitar rumah.
2
7. Memaparkanpenatalaksanaan cacar air ( varicella)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
3
B. Etiologi
C. Klasifikasi
Menurut Siti Aisyah (2003). Klasifikasi Varisela dibagi menjadi 2 :
1. Varisela Congenital
Varisela congenital adalah sindrom yang terdiri atas parut
sikatrisial, atrofi ekstremitas, serta kelainan mata dan susunan
syaraf pusat.Sering terjadi ensefalitis sehingga menyebabkan
kerusakan neuropatiki. Risiko terjadinya varisela congenital sangat
rendah (2,2%), walaupun pada kehamilan trimester pertama ibu
menderita varisela. Varisela pada kehamilan paruh kedua jarang
sekali menyebabkan kematian bayi pada saat lahir.Sulit untuk
mendiagnosis infeksi varisela intrauterin.Tidak diketahui apakah
pengobatan dengan antivirus pada ibu dapat mencegah kelainan
fetus.
4
2. Varisela Neonatal
Varisela neonatal terjadi bila terjadi varisela maternal antara 5 hari
sebelum sampai 2 hari sesudah kelahiran. Kurang lebih 20% bayi
yang terpajan akan menderita varisela neonatal. Sebelum
penggunaan varicella-zoster immune globulin (VZIG), kematian
varisela neonatal sekitar 30%.Namun neonatus dengan lesi pada
saat lahir atau dalam 5 hari pertama sejak lahir jarang menderita
varisela berat karena mendapat antibody dari ibunya.Neonatus
dapat pula tertular dari anggota keluarga lainnya selain
ibunya.Neonatus yang lahir dalam masa risiko tinggi harus
diberikan profilaksis VZIG pada saat lahir atau saat awitan infeksi
maternal bila timbul dalam 2 hari setelah lahir.Varisela neonatal
biasanya timbul dalam 5-10 hari walaupun telah diberikan
VZIG.Bila terjadi varisela progresif (ensefalitis, pneumonia,
varisela, hepatitis, diatesis pendarahan) harus diobati dengan
asiklovir intravena.Bayi yang terpajan dengan varisela maternal
dalam 2 bulan sejak lahir harus diawasi.Tidak ada indikasi klinis
untuk memberikan antivirus pada varisela neonatal atau asiklovir
profilaksis bila terpajan varisela maternal.
D. Patofisiologi
Menyebar Hematogen.
Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar
Neuron pada ganglion akar dorsal Sumsum Tulang Belakang.Dari sini
virus bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk Herpes Zoster.
Sekitar 250 – 500 benjolan akan timbul menyebar diseluruh
bagian tubuh, tidak terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian
dalam, mata , termasuk bagian tubuh yang paling intim. Namun dalam
waktu kurang dari seminggu , lesi teresebut akan mengering dan
bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam waktu 1 – 3 minggu bekas
pada kulit yang mengering akan terlepas.
5
Virus Varicella Zoster penyebab penyakit cacar air ini
berpindah dari satu orang ke orang lain melalui percikan ludah yang
berasal dari batuk atau bersin penderita dan diterbangkan melalui
udara atau kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi.
Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan
tersebar kebagian tubuh melalui kelenjar getah bening.Setelah
melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan pesatnya ke
jaringan kulit. Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa
kanak-kanak dan pada kalau sudah dewasa.Sebab seringkali orang tua
membiarkan anak-anaknya terkena cacar air lebih dini.
Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-
negara bermusin empat, 90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15
tahun. Pada anak-anak , pada umumnya penyakit ini tidak begitu
berat.Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih
banyak remaja dan orang dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh
persen kasus varisela terjadi diatas usia 15 tahun. Dengan demikian
semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela
semakin bertambah berat.
6
Pathway Varicella
7
E. Manifestasi Klinis
F. Komplikasi
Komplikasi yang dapat ditimbulkan varicella antara lain :
Komplikasi tersering secara umum :
1. Pnemonia
2. Kelainan ginjal.
3. Ensefalitis.
4. Meningitis.
8
3. Hepatitis.
4. Sindrom Reye.
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratoriumdiantaranya :
1. Tzank smear
Preparat di ambil dari dicreaping dasar fesikel yang masih
baru.Kemudian di warnai dengan pewarnaan yaitu hematoxylin-
eosin, giemsa’s, wright’s, toluidine blue ataupun papanicolaous’s.
Dengan mikroskop cahaya akan dijumpai multinucleated giant
cell.Pemeriksaan ini memiliki sensifitas sekitar 84%.Tes ini tidak
dapat membedakan antara virus varicella zoster dengan herpes
simpleks virus.
2. Direct Flourescent Assay (DFA)
Preparat di ambil dari scraping dasar fesikel tetapi apabila sudah
berbentuk krusta pemeriksaan dengan DFA kurang sensitif.Hasil
pemeriksaan cepat. Pemeriksaan ini membutuhkan mikroskop
fluorecence.Tes ini dapat menemukan antigen virus
varisella.Pemeriksaan ini dapat membedakan antara varisella
zoster virus dengan herpes simpleks virus.
3. Polymerase chain rection (PCR)
Pemeriksaan dengan metode ini sangat cepat dan sensitif.Dengan
metode ini dapat digunakan berbagai jenis preparat seperti
scraping dasar fesikel dan apabila sudah berbentuk krusta dapat
juga digunakan sebagai preparat dan CSF. Pemeriksaan ini
9
memiliki sensitfitas sebesar 97-100%.Tes ini dapat menemukan
nucleus acid dari virus varisella zoster.
4. Biopsi kulit
Hasil pemeriksaan histopatologis: tampak fesikel intra epidermal
dengan degenerasi sel epidermal dan acantholytis. Pada dermis
bagian atas di jumpai adanya lymphocylic infiltrate.
H. Penatalaksanaan
Karena umumnya bersifat ringan, kebanyakan penderita tidak
memerlukan terapi khusus selain istirahat dan pemberian asupan cairan
yang cukup.Yang justru sering menjadi masalah adalah rasa gatal yang
menyertai erupsi. Bila tidak ditahan-tahan , jari kita tentu ingin segera
menggaruknya. Masalahnya,bila sampai tergaruk hebat, dapat timbul
jaringan parut pada bekas gelembung yang pecah. Tentu tidak menarik
untuk dilihat.
10
Penatalaksanaan Farmakoterapi
Pencegahan :
1. Hindari kontak dengan penderita.
2. Tingkatkan daya tahan tubuh.
3. Imunoglobulin atau Vaksin Varicella Zoster
Dapat mencegah (atau setidaknya meringankan terjadinya
cacar air. Bila diberikan dalam waktu maksimal 96 jam sesudah
terpapar.Dianjurkan pula bagi bayi baru lahir yang ibunya
menderita cacar air beberapa saat sebelum atau sesudah
melahirkan.
11
2.4. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
12
C. Intervensi / Rencana Keperawatan
13
Rasional : Indikator terjadinya infeksi
14
3. Identifikasi makanan kesukaan klien
15
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan
pengobatan
D. Implementasi
16
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurangnya intake makanan.
E. Evaluasi
17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Varicella atau cacar air merupakan penyakit yang sangat menular yang
disebabkan oleh virus Varicella Zoster dengan gejala-gejala demam dan
timbul bintik-bintik merah yang kemudian mengandung cairan.Varisela
disebabkan oleh Herpes virus varicella atau disebut juga virus varicella-
zoster (virus V-Z).Terbagi atas Varisela Congenital dan Varisela
Neonatal.Menyebar Hematogen, diawali dengan gejala melemahnya
kondisi tubuh, pusing, demam dan kadang – kadang diiringi batuk, dalam
24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang menjadi lesi (mirip kulit
yang terangkat karena terbakar), terakhir menjadi benjolan – benjolan
kecil berisi cairan.Pemeriksaan laboratorium diantaranya:Tzank smear,
direct Flourescent Assay (DFA), polymerase chain rection (PCR), biopsi
kulit.Penatalaksanaan Umum meliputi : Isolasi untuk mencegah penularan,
diet bergizi tinggi (Tinggi Kalori dan Protein), bila demam tinggi, kompres
dengan air hangat, upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya
pemberian antiseptik pada air mandi.Upayakan agar vesikel tidak
pecah.Penatalaksanaan Farmakoterapi: Antivirus dan Asiklovir, antipiretik
dan untuk menurunkan demam.
18
DAFTAR PUSTAKA
Varisela . http://www.aventispasteur.co.id/news.asp?id7
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/745/jbptunikompp-gdl-yusuframad-
37235-1-unikom_y-i.pdf
19