PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah hasil pertumbuhan dan perkembangan bahasa melayu.Untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bahasa melayu, perlu kita mengetahui sedikit
tentang sejarah bahasa melayu tersebut.S. Takdir Alisjahbana menguraikan bahwa negeri kita
yang terdiri atas beribu-ribu pulau ini, telah selayaknya mempunyai jumlah bahasa dan dialek
yang sangat banyak. Namun bahasa dan dialek yang jumlahnya banyak itu sebagian
besar termasuk dalam satu rumpun bahasa-bahasa melayu, sedangkan sebagian lagi termasuk
dalam rumpun yang lebih besar, yaitu rumpun bahasa-bahasa Austronesia atau bahasa melayu
Polinesia.
Bahasa Melayu termasuk kedalam bahasa melayu Polinesia dibawah rumpun bahasa
Austronesia.Menurut statistik penggunaan bahasa didunia penutur bahasa Melayu diperkirakan
mencapai lebih kurang 250 juta jiwa yang merupakan bahasa ke empat dalam urutan jumlah
penutur terpenting bagi bahasa didunia.
Ahli bahasa membagi perkembangan bahasa melayu kedalam tiga tahap utama yaitu:
a) Bahasa Melayu Kuno (abad ke-7 sampai abad ke-14)
Catatan tertulis pertama dalam bahasa melayu kuno berasal dari abad ke-7 masehi dan
tercantum pada beberapa prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya dibagian selatan sumatera
dan Wangsa syailendra dibeberapa tempat dijawa tengah, tulisan ini menggunakan aksara
pallawa.
Bahasa melayu kuno masih digunakan untuk prasasti dan batu nisan sampai abad ke-14. Batu
nisan orang Islam ditemukan pada masa kerajaan Perlak, dengan adanya hal itu maka
memperkuat pendapat bahwa penyebaran Islam didunia pertuturan bahasa melayu.
b) Bahasa Melayu Klasik
Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bahasa melayu klasik.Bentuk ini
dipakai oleh kesultanan Melaka yang perkembangannya kelak disebut sebagai bahasa melayu
tinggi, penggunaannya terbatas dikalangan keluarga kerajaan disekitar Sumatera, Jawa, dan
disemenanjung Malaya. Ciri yang paling menonjol dalam berbagai ragam sejarah ini adalah
melalui masuknya kata-kata dari bahasa Arab dan bahasa Parsi, sebagai akibat dari penyebaran
agama Islam yang mulai masuk sejak abad ke-12.
c) Bahasa melayu Moderen (sejak abad ke-20)
Rintisan kearah bahasa melayu modern dimulai ketika Raja Ali Haji, sastrawan istana dari
kesultanan Riau Lingga secara sistematis menyusun kamus eka bahasa melayu (kitab
pengetahuan bahasa yaitu kamus logat Melayu-Johor-Pahang-Riau Lingga yang pertama) pada
pertengahan abad ke-19 sehingga berhasil menjadi bahasa yang dominan, dan zaman
pembinaan bahasa melayu.
Perkembangan berikutnya t` erjadi ketika sarjana-sarjana Eropa (khususnya Belanda dan
Inggris) mulai mempelajari bahasa ini secara sistematis. Bahasa melayu modern didirikan
dengan penggunaan alfabel latin dan masuknya banyak kata-kata Eropa. Pengajaran bahasa
melayu disekolah-sekolah sejak awal abad ke-20 semakin membuat populer bahasa ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bahasa melayu klasik.Bentuk ini
dipakai oleh kesultanan Melaka yang perkembangannya kelak disebut sebagai bahasa melayu
tinggi, penggunaannya terbatas dikalangan keluarga kerajaan disekitar Sumatera, Jawa, dan
disemenanjung Malaya. Ciri yang paling menonjol dalam berbagai ragam sejarah ini adalah
melalui masuknya kata-kata dari bahasa Arab dan bahasa Parsi, sebagai akibat dari penyebaran
agama Islam yang mulai masuk sejak abad ke-12
Bahasa Melayu Klasik ditandai dengan masuknya bermacam kosa kata pinjaman dari bahasa
Arab, bahasa Parsi, dan (pada perkembangan selanjutnya) bahasa Portugis. Perkembangan ini
berkait dengan menguatnya pengaruh agama Islam di Asia Tenggara pada sejak abad ke-13.
Bahasa Melayu Klasik tercatat pada bermacam naskah-naskah hikayat dan bentuk susastera
lainnya, peraturan perundangan, serta surat-surat perhubungan selang penguasa-penguasa
Nusantara anggota barat. Terdapat pula beberapa prasasti dari periode awalnya.
Ketiga prasasti ini merupakan bukti-bukti terakhir perkembangan bahasa Melayu berwujud
batu bertulis, karena sesudah abad ke-14, muncul kesusasteraan Melayu dalam bentuk tulisan.
2. Zaman kejayaan
Perkembangan bahasa Melayu Klasik Kejayaannya dapat dibagi dalam tiga zaman penting:
Kesultanan Melaka
Kesultanan Aceh
Kesultanan Johor-Riau
Di selang tokoh-tokoh penulis yang penting ialah Hamzah Fansuri dari Pancur/Barus,
Syamsuddin al-Sumaterani, Syeikh Nuruddin al-Raniri dari Aceh, dan Abdul Rauf al-Singkel
dari Singkil.
SIMPULAN
Bahasa Melayu Klasik adalah bentuk bahasa Melayu yang dipakai oleh Kesultanan
Melaka (abad ke-14), Kesultanan Aceh, dan sejumlah entitas politik lain di sekitarnya, hingga
abad ke-18. Apakah dialek temporal (waktu) ini merupakan perkembangan lanjutan
dari bahasa Melayu Kuno yang dipakai oleh Kerajaan Sriwijaya atau perkembangan dari
dialek lain yang berkembang terpisah tidaklah diketahui. Tidak ada bukti tertulis atau laporan
mengenai perubahan/evolusi bahasa ini.
Bahasa Melayu Klasik ditandai dengan masuknya berbagai kosakata pinjaman dari bahasa
Arab, bahasa Parsi, dan (pada perkembangan selanjutnya) bahasa Portugis. Perkembangan ini
berkait dengan menguatnya pengaruh agama Islam di Asia Tenggara pada sejak abad ke-13.
Bahasa Melayu Klasik tercatat pada berbagai naskah-naskah hikayat dan bentuk susastera
lainnya, peraturan perundangan, serta surat-surat komunikasi antara penguasa-penguasa
Nusantara bagian barat. Terdapat pula beberapa prasasti dari periode awalnya.
Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bahasa melayu klasik.Bentuk ini
dipakai oleh kesultanan Melaka yang perkembangannya kelak disebut sebagai bahasa melayu
tinggi, penggunaannya terbatas dikalangan keluarga kerajaan disekitar Sumatera, Jawa, dan
disemenanjung Malaya. Ciri yang paling menonjol dalam berbagai ragam sejarah ini adalah
melalui masuknya kata-kata dari bahasa Arab dan bahasa Parsi, sebagai akibat dari penyebaran
agama Islam yang mulai masuk sejak abad ke-12
TUGAS BUDAYA MELAYU RIAU
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK 2
Dwi Kartika
David Forgivens
Ebenezer
Fedra Rolinca
Gunawan Manullang
Hayatul Fauziah
Jesica Juniati
Luluk Ayu Lestari
Penulis