Anda di halaman 1dari 14

BANGSA DAN NEGARA

Disusun untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Ilmu Negara


Fakultas Hukum Universitas Negeri Lampung

Disusun Oleh:

Kharel Prames Triargo (1212011164)

JURUSAN HUKUM PIDANA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya , penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan makalah mengenai “ BANGSA DAN NEGARA “.

Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna

dalam proses belajar dan pembelajaran. Dari lubuk hati kami yang terdalam,

sangat disadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu kami

mohon maaf bila ada sesuatu informasi yang salah dan kurang lengkap.

Kami juga mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca mengenai

makalah ini, sehingga kami dapat membuat makalah yang lebih baik dikemuadian

hari.

Lampung, November 2017

Kharel Prames Triargo

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai makhluk social, setiap manusia mempunyai kecenderungan untuk
hidup bersama dan berkelompok dengan sesamanya, serta mendiami suatu daerah
tertentu. Sekelompok manusia yang hidup bersama disebut masyarakat.
Masyarakat-masyarakat yang mempunyai perbedaan dalam hal ras,suku,watak
dan agama akan berkumpul bersama dalam suatu tempat akan membentuk suatu
bangsa. Tempat ini dari suatu bangsa itu tinggal disebut Negara. Dalam Negara
itu juga, perilaku suatu bangsa harus diatur atau dalam hal ini bangsa harus tunduk
pada aturan yang berlaku di negara yang ditempatinya.
Seperti penjelasan diatas,sebuah bangsa terdiri dari beragam masyarakat.
Karena perbedaan ini pula, tidak jarang terjadi konflik yang memicu perpecahan
antar masyarakat dalam bangsaa pada suatu Negara. Oleh sebab itu, kami
membuat makalah yang berjudul ‘’ BANGSA DAN NEGARA”. Hal ini
dimaksudkan agar kita lebih bias memahami tentang hakikat bangsa dan Negara.

B. Pengertian Bangsa

Istilah bangsa memiliki berbagai makna dan pengertian yang berbeda-beda.


Bangsa merupakan terjemahan dari kata ”nation” (dalam bahasa Inggris). Kata
nation bermakna keturunan atau bangsa. Seiring perkembangan zaman, maka
pengertian bangsa juga mengalami perkembangan. Pada awalnya bangsa hanya
diartikan sekelompok orang yang dilahirkan pada tempat yang sama.
Nation dalam bahasa Indonesia, diistilahkan bangsa, yaitu orang-orang yang
bersatu karena kesamaan keturunan. Sebaliknya, dalam arti bahasa Inggris dapat
dicontohkan seperti wangsa, trah (Jawa), dan marga(Batak), misalnya wangsa
Syailendra, trah Mangkunegara, marga Sembiring. Mereka menjadi satu bangsa
karena berasal dari keturunan yang sama

3
Istilah natie (nation) mulai populer sekitar tahun 1835. Namun, istilah ini
sering diperdebatkan dan dipertanyakan sehingga melahirkan berbagai teori
tentang bangsa sebagai berikut.
1. Otto Bauer
Dalam buku "the Austrians: A Thousand-year Oddessey" karangan Gordon
(1996), Otto Bauer mengatakan bahwa bangsa merupakan sekelompok manusia
yang memiliki persamaan karakter atau perangai yang timbul karena persamaan
nasib dan pengalaman sejarah budaya yang tumbuh dan berkembang bersama
dangsa tersebut.
2. Ernest Renant
Dalam bukunya yang berjudul "La Reforme Intellectuelle et Morale" (1929),
Ernest Renanat berpendapat bahwa bangs adalah kesatuan jiwa. Jiwa yang
mengandung kehendak untuk bersatu, orang-orang merasa diri satu dan mau
bersatu. Dalam istilah Prancis, bangsa adalah Ledesir d'etre ensemble. Bangsa
dapat terdiri atas ratusan, ribuan, bahkan jutaan manusia, tetapi sebenarnya
merupakan kesatuan jiwa. Apabila semua manusia yang hidup di dalamnya
mempunyai kehendak untuk bersatu maka sudah merupakan satu bangsa.
3. Hans Kohn
Menurut Hans Kohn dalam bukunya "Nationalism and Liberty: The Swiss
Example" (1966), bangsa diartikan sebagai hasil tenaga hidup manusia dalam
sejarah dan karena itu selalu bergelombang dan tak pernah membeku. Suatu
bangsa merupakan golongan yang beraneka ragam dan tidak bisa dirumuskan
secara eksak. Kebanyakan bangsa memiliki beberbagai faktor obyek tertentu yang
membedakannya dengan bangsa lain. Faktor-faktor itu berupa persamaan
keturunan, wilayah, bangsa, adat istiadat, kesamaan politik, perasaan, dan agama.
4. Jalobsen dan Lipman
Menurut Jalobsen dan Lipman dalam buku "Politics: Individual and State" karya
Robert Wesson (1998), bangsa adalah suatu kesatuan budaya (cultural unity) dan
satu kesatuan politik (political unity). Dari beberapa pengertian bangsa oleh
beberapa orang ahli yang satu dengan lainnya berbeda. Hal ini disebabkan oleh
sudut padnang mereka yang berbeda pula.

4
5. Lothrop Stoddard
Bangsa, nation, natie adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sejumlah orang
yang cukup banyak, bahwa mereka merupakan suatu bangsa. Ia merupakan suatu
perasaan memiliki secara bersama sebagai suatu bangsa.
6. Ir. Soekarno
Bangsa adalah segerombolan manusia yang besar, keras ia mempunyai keinginan
bersatu, le desir d’etre ensemble (keinginan untuk hidup bersama), keras ia
mempunyai character gemeinschaft (persamaan nasib/karakter), persamaan
watak, tetapi yang hidup di atas satu wilayah yang nyata satu unit.
Selain pengertian dari beberapa ahli dan tokoh bangsa di atas, pengertian
bangsa juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bangsa dalam arti politis dan
bangsa dalam arti sosiologisantropologis.
1. Bangsa dalam Arti Politis
Bangsa dalam arti politis adalah sekelompok manusia yang memiliki satu
paham dan ideologi yang sama dalam suatu organisasi kekuasaan dalam negara,
misalnya bangsa Indonesia. Mereka diikat oleh satu kesatuan wilayah nasional,
hukum, dan perundang-undangan yang berlaku. Tidak cukup seperti itu, bangsa
yang sudah bernegara, seperti Indonesia perlu menciptakan ikatan-ikatan baru
untuk mempersatukan bangsa-bangsa yang ada di dalamnya. Misalnya, bahasa
nasional, lambang negara, dasar dan ideologi negara, semboyan nasional, rasa
nasionalisme dan patriotisme, serta ikatan lain yang sifatnya nasional. Ikatan baru
tersebut menjadi identitas nasional bangsa yang bersangkutan. Identitas nasional
sekaligus berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa.
Selain itu, bangsa dalam arti politis dapat dikatakan bahwa bangsa sebagai
sekelompok masyarakat dalam satu daerah yang sama dan tunduk kepada
kedaulatan negaranya sebagai satu kekuasaan tertinggi, baik ke dalam maupun ke
luar. Jadi, bangsa dalam arti politis adalah bangsa yang sudah bernegara dan
mengakui serta patuh dan taat pada kekuasaan dari negara yang bersangkutan.
Bangsa dalam arti ini diikuti oleh suatu kesatuan wilayah nasional, hukum, aturan
yang berlaku, dasar, dan ideologi negara.

5
2. Bangsa dalam Arti Sosiologis-Antropologis
Bangsa dalam pengertian ini dibedakan menjadi dua, yaitu bangsa dalam
arti etnis dan bangsa dalam arti kultural. Bangsa dalam arti etnis merupakan
sekelompok manusia yang memiliki satu keturunan atau ras yang tinggal dalam
satu wilayah tertentu dengan ciri-ciri jasmani yang sama, seperti kesamaan warna
kulit dan bentuk tubuh. Bangsa dalam arti kultural adalah sekelompok manusia
yang memiliki ciri-ciri khas kebudayaan yang sama, seperti adat istiadat, mata
pencaharian, bahasa, dan unsur-unsur kesamaan budaya.
Jadi, bangsa dalam arti sosiologis-antropologis merupakan sekelompok
manusia yang hidup bersama dan diikat oleh ikatan seperti kesatuan ras, tradisi,
sejarah, adat istiadat, bahasa, agama dan kepercayaan, serta daerah.

C. Bangsa dan Nasionalisme


Terbentuknya bangsa (negara) merupakan jiwa, rasa dan kehendak bersama
karena adanya kemauan mempersatukan tekad, semangat dengan ikatan-ikatan
baru yang lebih luas. Pembentukan negara kebangsaan tersebut dibangun atas
dasar nasionalisme. Selanjutnya nasionalisme yang tertanam dalam setiap
individu/ warga negara akan memperkuat tegaknya negara kebangsaan.
Masyarakat melakukan gerakan mencintai tanah air untuk membangun masa
depan (tujuan bersama) dibawah suatu negara meskipun warga multikultural yang
berbeda-beda agama, ras, etnik dan golongannya. Gerakan untuk senantiasa
mencintai dan membela bangsanya dari ancaman negara lain atau ancaman
kehancuran melahirkan sikap patriotisme.
Namun perlu diperhatikan bahwa rasa mencintai dan berkorban untuk bangsa dan
negara bukan berarti mencintai dan loyal kepada pemerintah negara. Pemerintah
hanyalah salah satu bagian atau unsur dari negara selain rakyat dan wilayah.
Warga negara dapat saja tidak mencintai dan patuh pada pemerintahnya yang
melakukan korupsi, penyalahgunaan kewenangan/ kekuasaan untuk kepentingan
pribadi, berbuat kejam pada warga dan serba berkuasa. Warga negara yang
mencintai dan loyal pada bangsa dan negara menumbuhkan kekhawatiran jika
bangsa dan negaranya rusak atau hancur gara-gara pemerintahannya yang buruk.

6
Sehingga nilai-nilai kebangsaan, nasionalisme dan semangat patriotisme harus
dilestarikan dan diwarisi kepada pemuda penerus bangsa. Agar mampu
mempertahankan kemerdekaan serta mengisi kemerdekaan sehingga mampu
mensejajarkan dengan bangsa-bangsa lain di dunia, menjaga tegaknya NKRI yang
berdasar Pancasila dan UUD 1945.

D. Proses Pembentukan Negara-Bangsa

Keberadaan bangsa Indonesia tidak lahir begitu saja, namun lewat proses
panjang dengan berbagai hambatan dan rintangan. Kepribadian, jati diri serta
identitas nasioanl Indonesia dapat dilacak dari sejarah terbentuknya bangsa
Indonesia dari zaman kerajaan Kutai, Sriwijaya serta kerajaankerajaan lain
sebelum kolonialisme dan imperialisme masuk ke Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila sudah ada pada zaman itu, tidak hanya pada era kolonial
atau pasca kolonial. Proses terbentuknya nasionalisme yang berakar pada budaya
ini menurut Mohammad Yamin diistilahkan sebagai fase nasionalisme lama
(Kaelan, 2007: 52).
Pembentukan nasionalisme modern menurut Yamin dirintis oleh para tokoh
pejuang kemerdekaan dimulai dari tahun 1908 berdirinya organisasi pergerakan
Budi Utomo, kemudian dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tahun 1928.
Perjuangan terus bergulir hingga mencapai titik kulminasinya pada tanggal 17
Agustus 1945 sebagai tonggak berdirinya negara Republik Indonesia (Kaelan,
2007: 53). Indonesia adalah negara yang terdiri atas banyak pulau, suku, agama,
budaya maupun bahasa, sehingga diperlukan satu pengikat untuk menyatukan
keragaman tersebut. Nasionalisme menjadi syarat mutlak bagi pembentukan
identitas bangsa.
E. Faktor-Faktor Pembentukan Identitas Bersama

Keberadaan bangsa Indonesia tidak lahir begitu saja, namun lewat proses
panjang dengan berbagai hambatan dan rintangan. Kepribadian, jati diri serta
identitas nasioanl Indonesia dapat dilacak dari sejarah terbentuknya bangsa
Indonesia dari zaman kerajaan Kutai, Sriwijaya serta kerajaankerajaan lain

7
sebelum kolonialisme dan imperialisme masuk ke Indonesia.Nilai-nilai Pancasila
sudah ada pada zaman itu, tidak hanya pada era kolonial atau pasca kolonial.
Proses terbentuknya nasionalisme yang berakar pada budaya ini menurut
Mohammad Yamin diistilahkan sebagai fase nasionalisme lama (Kaelan, 2007:
52)Pembentukan nasionalisme modern menurut Yamin dirintis oleh para tokoh
pejuang kemerdekaan dimulai dari tahun 1908 berdirinya organisasi pergerakan
Budi Utomo, kemudian dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tahun 1928.
Perjuangan terus bergulir hingga mencapai titik kulminasinya pada tanggal 17
Agustus 1945 sebagai tonggak berdirinya negara Republik Indonesia (Kaelan,
2007: 53). Indonesia adalah negara yang terdiri atas banyak pulau, suku, agama,
budaya maupun bahasa, sehingga diperlukan satu pengikat untuk menyatukan
keragaman tersebut. Nasionalisme menjadi syarat mutlak bagi pembentukan
identitas bangsa.

8
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pertanyaan dan Evaluasi

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan negara?


2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bangsa?
3. Jelaskan hubungan antara bangsa dan nasionalisme?
4. Apa sajakah faktor utama dalam proses pembentukan bangsa dan
negara?
5. Jelaskan apa sajakah yang menjadi faktor pembentukan idealisme
bangsa?

JAWABAN:

1. Negara adalah sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki


kewenangan untuk mengatur perihal yang berhubungan dengan
kepentingan masyarakat luas serta memiliki kewajiban untuk
mensejahterakan, melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pengertian Negara menurut Ahli:

a) John Locke dan Rousseau, negara merupakan suatu badan atau


organisasi hasil dari perjanjian masyarakat.
b) Max Weber, negara adalah sebuah masyarakat yang memiliki
monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam wilayah
tertentu.
c) Mac Iver, sebuah negara harus memiliki tiga unsur poko, yaitu
wilayah, rakyat, dan pemerintahan.
d) Roger F.Soleau, negara adalah alat atau dalam kata lain wewenang
yang mengendalikan dan mengatur persoalan-persoalan yang bersifat
bersama atas nama masyarakat.

9
e) Prof. Mr. Soenarko, Negara adalah organisasi masyarakat yang
mempunyai daerah tertentu dimana kekuasaan negara berlaku
sepenuhnya sebagai suatu kedaulatan, sedangkan Prof. Miriam
Budiardjo memberikan pengertian Negara adalah organisasi dalam
suatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap
semua golongankekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-
tujuan dari kehidupan bersama itu. Jadi Negara adalah sekumpulan
orang yang menempati wilayah tertentu dan diorganisasi oleh
pemerintah negara yang sah, yang umumnya mempunyai kedaulatan
(keluar dan ke dalam).

2. Menurut Stoddard, bangsa adalah suatu pengertian psikologis, apa yang


dirasakan rakyat tentang diri mereka secara politis, sedangkan ras
berkaitan dengan jasmani, apa sebenarnya manusia itu secara antropologis.
Sedangkan menurut Ernest Renan (1823-1892) bangsa adalah jiwa yang
melekat pada sekelompok manusia yang merasa dirinya bersatu karena
mempunyai nasib dan penderitaan yang sama pada masa lampau dan
mempunyai cita-cita yang sama tentang masa depan. Istilah bangsa
memiliki berbagai makna dan pengertian yang berbeda-beda. Bangsa
merupakan terjemahan dari kata ”nation” (dalam bahasa Inggris). Kata
nation bermakna keturunan atau bangsa. Seiring perkembangan zaman,
maka pengertian bangsa juga mengalami perkembangan. Pada awalnya
bangsa hanya diartikan sekelompok orang yang dilahirkan pada tempat
yang sama. Nation dalam bahasa Indonesia, diistilahkan bangsa, yaitu
orang-orang yang bersatu karena kesamaan keturunan. Sebaliknya, dalam
arti bahasa Inggris dapat dicontohkan seperti wangsa, trah (Jawa),
dan marga(Batak), misalnya wangsa Syailendra, trah Mangkunegara,
marga Sembiring. Mereka menjadi satu bangsa karena berasal dari
keturunan yang sama. Bangsa dalam arti politis adalah sekelompok
manusia yang memiliki satu paham dan ideologi yang sama dalam suatu
organisasi kekuasaan dalam negara, misalnya bangsa Indonesia. Mereka

10
diikat oleh satu kesatuan wilayah nasional, hukum, dan perundang-
undangan yang berlaku. Tidak cukup seperti itu, bangsa yang sudah
bernegara, seperti Indonesia perlu menciptakan ikatan-ikatan baru untuk
mempersatukan bangsa-bangsa yang ada di dalamnya. Misalnya, bahasa
nasional, lambang negara, dasar dan ideologi negara, semboyan nasional,
rasa nasionalisme dan patriotisme, serta ikatan lain yang sifatnya nasional.
Ikatan baru tersebut menjadi identitas nasional bangsa yang bersangkutan.
Identitas nasional sekaligus berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa.
Selain itu, bangsa dalam arti politis dapat dikatakan bahwa bangsa sebagai
sekelompok masyarakat dalam satu daerah yang sama dan tunduk kepada
kedaulatan negaranya sebagai satu kekuasaan tertinggi, baik ke dalam
maupun ke luar. Jadi, bangsa dalam arti politis adalah bangsa yang sudah
bernegara dan mengakui serta patuh dan taat pada kekuasaan dari negara
yang bersangkutan. Bangsa dalam arti ini diikuti oleh suatu kesatuan
wilayah nasional, hukum, aturan yang berlaku, dasar, dan ideologi negara.
3. Hubungan antara bangsa dan nasionalisme merupakan hubungan yang
saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya. Jika
bangsa lebih berhubungan atau berkenaan dengan rasa psikologis akibat
perasaan yang sama maka nasionalisme merupakan jiwa atau ruh dari
bangsa itu sendiri.
4. Proses pembentukan negara-bangsa menurut Hirano Kenichiro seperti
dikutip oleh Ramlan Surbakti secara umum terdapat dua model utama.
Pertama model ortodoks yang bermula dari adanya suatu bangsa terlebih
dahulu untuk kemudian bangsa itu membentuk suatu negara tersendiri.
Setelah negara-negara ini terbentuk kemudian suatu rezim politik
dirumuskan dan ditetapkan dan sesuai dengan pilihan rezim politik itu
dikembangkan sejumlah bentuk partisipasi produk warga masyarakat
dalam kehidupan negara-bangsa. Kedua model mutakhir yang berawal dari
adanya negara terlebih dahulu yang terbentuk melalui proses tersendiri
sedangkan penduduknya merupakan kumpulan sejumlah kelompok bangsa
dan ras.

11
5.

a) Primordial, meliputi: kekerabatan (darah dan keluarga keluarga) ,


kesamaan kesamaan suku bangsa, daerah asal (home land), bahasa dan
adat istiadat.
b) Sakral, dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk masyarakat atau
ideologi doktriner y g an diakui oleh masyarakat yang bersangkutan.
Agama dan ideologi merupakan faktor sakral yang dapat membentuk
bangsa negara.
c) Tokoh, (Kepemimpinan dari para tokoh yang disegani disegani dan
dihormati dihormati) Pemimpin Pemimpin dibeberapa dibeberapa negara
dianggap sebagai penyambung lidah rakyat, pemersatu rakyat dan simbol
pemersatu bangsa yang bersangkutan. Contohnya Sukarno di Indonesia,
Nelson Mandela di Afrika Selatan, Mahatma Gandhi di India, dan Tito di
Yugoslavia.
d) Bhinneka Tunggal Ika, Prinsip kesediaan warga bangsa bersatu dalam
perbedaan (unity in diversity).
e) Sejarah, Persepsi yang sama diantara warga masyarakat masyarakat
tentang tentang sejarah sejarah mereka, pengalaman pengalaman masa
lalu, seperti sama-sama menderita karena penjajahan, tidak hanya
melahirkan solidaritas tetapi juga melahirkan tekad dan tujuan yang sama
antar anggota masyarakat itu.
f) Perkembangan Ekonomi, akan melahirkan spesialisasi spesialisasi
pekerjaan pekerjaan profesi profesi sesuai dengan aneka kebutuhan
masyarakat. Semakin tinggi mutu dan variasi kebutuhan masyarakat,
semakin saling tergantung di antara jenis pekerjaan.
g) Kelembagaan, seperti birokrasi, angktaan bersenjata, pengadilan, dan
partai politik. Lembaga-lembaga itu melayani dan mempertemukan

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Masyarakat adalah persatuan manusia yang timbul dari kodrat yang sama.
Meraka hidup bersama dalam berbagai hubungan antara individu yang berbeda-
beda tingkatannya. Bangsa adalah sekelompok manusia/orang memiliki cita-cita
bersama yang mengikat dan menjadi suatu kesatuan, perasaan
senasib,sepenanggungan, karakter yang sama, adat-istiadat/budaya yang sama,satu
kesatuann wilayah, terorganisir dalam satu wilayah hokum.
Istilah Negara merupakan terjemahan dari de staat(Belanda), the state
(Inggris), I’etat (Prancis), statum(Latin), Io stato (Italia), dan der staat(Jerman).
Menurut bahasa sansekerta, nagari ata Negara, berarti kota, sedangkan menurt
bahasa suku-suku di Indonesia sering disebut negeri atau Negara, yaitu tampat
tinggal.
Secara umum dikenal adanya 2 proses pembentukan bangsa-negara adalah
model Oteordoks dan model mutakhir. Unsure-unsur Negara antara lain rakyat
atau masyarakat, wilayah/daerah, meliputi udara,darat,dan perairan (perairan
bukan meruoakan syarat mutlak) dan pemerintah yang berdaulat.
Beberapa toeri terjadinya begara adalah teori hukum alam, teori ketuhanan
dan toeri perjanjian. Bentuk-bentuk kenagraan antara lain Negara kesatuan
(Unitarusme), dan Negara serikat (Federal). Dan bentuk kenegaraan lainya yaitu
nagara Dominion, Negara Protektorat, Negara Uni , mandate dan trust. Untuk
menerapkan semangat kebangsan pada generasi muda, diperlikan prinsip-prinsip
patriotisme dan nasionalisme. Sikap yang sesuai dengan patriotisme dan
nasionalisme adala menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, satia memakai
produk dalam negeri, rela berkorban demi bangsa dan Negara, bangga sebagai
bangsa dan Negara Indonesia. Mendahlukan kepentingan dan Negara di atas
kepentingan pribadi,menjaga nama baik bangsa dan Negara,berprestasi dalam
berbagi bidang untuk mengharumkan nama bangsa, dan setia kepadah bangsa dan

13
Negara terutama dalam menghadapi masuknya kurangan dampaknya negative
globalisasi ke Indonesia. Sikap yang tidak sesuai dengan nasionalisme dan
patriotisme antara lain egoism,eksrimisme, terorisme, primordialisme,
separatism,propinsionalism

14

Anda mungkin juga menyukai