NIM: 2019112030
Kelas: 2B
Dosen Pengajar: Agus Heru S.pd.M,pd
Padda tanggal 8 Mei 1964, Soekarno menyatakan Manikebu sebagai ilegal, dengan alasan
resmi yang dikemukakan ialah bahwa kecuali Manifesto Politik sebagai garis besar haluan
negara, tidak ada manifesto lain yang diperbolehkan, terlebih-lebih karena Manifesto
Kebudayaan Menunjukkan sikap ragu-ragu terhadap revolusi.
Manikebu lekat dengan jargon “humanisme universal” dan seni untuk seni serta, Pancasila
sebagai falsafah kebudayaan. Jargon-jargon yang oleh PKI dianggap menentang Manipol.
2. Jelaskan dengan bahasa yang sederhana apa saja pokok pikiran tentang keindonesiaan yang
tertuang dalam surat kepercayaan gelanggang!
pokok pikiran yang terdapat pada surat kepercayaan gelanggang adalah Surat Kepercayaan
Gelanggang itu merupakan pernyataan sikap seniman budayawan yang tergabungdalam
Gelanggang Seniman Merdeka dengan motor Chairil Anwar, Asrul Sani, dan Rivai Apin.
Kelompok ini kemudian disebut “Angkatan 45” oleh Rosihan Anwar, tetapi tidak dengan
sendirinya dsepakati oleh banyak orang. Dalam Surat Kepercayaan Gelanggang tampak jelas
kesadaran berbangsa atau nasionalismeyang mengakomodaso keberagaman masyarakat,
termasuk pikiran-pikirannya, sedangkan perwujudannya dalam kesenian (kebudayaan)
bertumpu pada interaksi masyarakat dengan seniman.
4. Carilah korelasi antara perkembangan dunia politik tahun 1950-an dan terbentuknya
lembaga kebudayaan rakyat!
D.N. Aidit, M.S. Ashar,69 A.S. Dharta, dan Njoto membentuk Lekra
pada 17 Agustus 1950, tepat lima tahun setelah proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia. Empat orang pendiri Lekra ini memperbolehkan semua
seniman, sastrawan dan pekerja-pekerja kebudayaan, seperti buruh dan tani
yang biasa melakukan kegiatan kebudayaan,untuk bergabung dengan
lembaga ini.
Pemikiran dasar Lekra adalah memerdekakan rakyat, artinya, seluruh
rakyat harus terpenuhi seluruh haknya, seperti hak atas pendidikan, kebebasan
berekpresi, dan hak atas kehidupan yang layak. Lekra memiliki kekhawatiran
tentang merosotnya garis revolusi. Menurut Lekra, revolusi harus
memperjuangkan kemerdekaan rakyat. Jika garis revolusi melenceng, tentu
rakyat akan menderita.Untuk menjaga garis revolusi berjalan di jalur yang
benar, pekerja-pekerja kebudayaan, bersama dengan para politisi, harus
memikul tanggung jawab ini bersama.
Dalam pernyataannya Presiden memberikan alasan berikut : “Sebab-sebab larangan itu ialah
karena Manifesto Politik Republik Indonesia sebagai pancaran Pancasila telah menjadi Garis
Besar Haluan Negara dan tidak mungkin didampingi dengan Manifesto lain, apalagi kalau
Manifesto itu menunjukkan sikap ragu-ragu terhadap Revolusi dan memberi kesan berdiri di
sampingnya, padahal demi suksesnya Revolusi , maka segala usaha kita, juga dalam lapangan
kebudayaan harus kita jalankan di atas rel Revolusi menurut petunjuk-petunjuk Manipol dan
bahan Indoktrinasi lain-lainnya”.