Anda di halaman 1dari 5

Nama: Anisyah Saskia Putri

NIM: 2019112030

MATERI 1

1. Jelaskan jenis-jenis morfem dalam Bahasa Indonesia beserta contohnya!

A.    JENIS MORFEM BERDASARKAN KEMAMPUAN BERDISTRIBUSI


·         Bentuk bebas adalah bentuk yang dapat dipakai secara tersendiri dalam kalimat tuturan
biasa.
Contoh: kamu, mana ,bisnis,dll.

·         Bentuk terikat adalah tidak dapat berdiri sendiri, baik dalam kedudukannya sebagai
kalimat maupun sebagai kata yang menjadi unsur pembentuk kalimat.
Contoh: antara bentuk urus-  dan  –an = urusan

·         Bentuk semi bebas adalah bentuk yang masih mempunyai kebebasan.


Contoh: kata “kacau” = sangat kacau, kacau balau

·         bentuk unik adalah bentuk yang sangat terikat dan tidak bisa berdiri sendiri.
Contohnya kata “balau” = kacau balau

B. Jenis morfem berdasarkan produktivitasnya

Selanjutnya bentuk-bentuk linguistic dapat dijeniskan atas dasar kemampuannya


membentuk kata-kata.pengamatan ini biasanya hanya dibatasi pada morfem-morfem
terikat, khususnya afiks.

 Afiks produktif {ke-an} adalah morfem afiks yang terus-menerus mampu membentuk
kata-kata baru.

Contoh: ke- + sejahtera + -an = kesejahteraan


               Ke- + adil            + -an = keadilan
               Ke- + terlalu         + -an = keterlaluan

 Afiks tak produktif {-em-},{-el-},dan {-er-} adalah morfem afiks yang sudah tidak
mampu lagi membentuk kata-kata baru.

Contoh: tunjuk + -el- = telunjuk


                   Getar    + -em- = gemetar

C. Jenis morfem berdasarkan relasi antar unsurnya.

Morfem-morfem segmental dalam bahasa Indonesia,ada yang unsure-unsurnya


merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam pemakaiannya, tetapi ada pula yang
sebaliknya.
 Morfem utuh adalah sangat memiliki relasi yang kuat dengan morfem yang lainnya
dalam sebuah kalimat dan memiliki makna tunggal.

Contoh: kata dasar atau kata sebenarnya, misalnya: {ingin}, {yang}, {maju}, {sukses}.  

 Morfem terbelah {ke-an} adalah  memiliki makna ganda dan bersifat


renggang  dengan unsur morfem yang terdapat dalam sebuah kalimat.

Contoh: - ganda 2: sukses, kesuksesan


             - ganda 3: damba, didamba, didambakan

D.  Jenis morfem berdasarkan sumbernya.

Yang keempat pembahasan masalah jenis morfem ini diarahkan pada asal morfem itu
sendiri. Berdasarkan sumbernya morfem bahasa Indonesia dapat dikelompokkan atas morfem
yang berasal dari bahasa Indonesia asli, yang dibicarakan disini hanyalah morfem terikat
yang berupa afiks sebab morfem jenis terakhir ini sangat berperan dalam pembentukan kata-
kata baru yang merupakan titik sentral pembahasan morfologi.
 Kita tentu sudah mengetahui bahwa morfem-morfem afiks yang berasal dari bahasa
Indonesia asli dapat digolongkan menjadi empat kelompok yaitu prefiks,infiks, sufiks dan
konfiks. Yang tergolong prefiks adalah {meN},{ber-},{peN-} yang tergolong infiks adalah {-
el-},{-em-},dan {-er-} yang tergolong sufiks adalah {-an-},{-kan}dan {-i} dan yang
tergolong konfiks adalah {pe-an},{ke-an},{per-an}.apabila morfem afiks yang berasal dari
bahasa Indonesia asli hanya mempunyai arti gramatikal saja(dan tidak mempunyai arti
leksikal)maka afiks asing yang masuk kedalam bahasa Indonesia pun demikian.

 Prefiks  {meN-, ber-, peN-}

Contoh: (men-) + cuci = mencuci


              ( ber-) + lari    = berlari

 Infiks {-el-, -em-, dan -er-}

Contoh: (-em-) + getar = gemetar

 Sufiks {-an, -kan, dan -i}

Contoh: baca + (-an) = bacaan

 Konfiks {pe-an, ke-an, dan per-an}

Contoh: main + (per-an) = permainan

E. Jenis morfem berdasarkan jumlah fonem yang menjadi unsurnya

Kita tahu bahwa morfem-morfem segmental dalam bahasa Indonesia berunsur fonem.
Dilihat dari jumlahnya,morfem-morfem itu ada yang berunsur satu fonem tetapi ada juga
yang berunsur lebih dari satu fonem. Morfem yang berunsur satu fonem
disebut monofonemis, misalnya morfem {-i} dalam memetiki dan {a-} dalam amoral.
Sedangkan morfem yang berunsur lebih dari satu fonem disebut polifonemis.
 Misalnya adalah {-an},{di-},{ke-} (dua fonem); {ber-},{meN-},{dua},{itu},{api} (tiga
fonem); {satu}, {baik},{daki} (empat fonem); {serta},{makin},{sering} (lima
fonem); {bentuk},{sambil},{sembuh} (enam fonem); {bentrok},{cokelat} (tujuh fonem);
{semboyan},{kerontang} (delapan fonem); {penasaran},{sederhana},{selenggara}
(Sembilan fonem); {halilintar},{malapetaka}, {semenanjung}. Dari contoh diatas terlihat
bahwa morfem bahasa Indonesia yang monofonemis sedikit sekali bila dibandingkan dengan
morfem yang polifonemis. Secara konkrit,morfem yang monofonemis itu hanyalah morfem
afiks,sedangkan morfem-morfem yang berjenis lain belum ada yang monofonemis sebaliknya
morfem yang polifonemislah yang sangat banyak dalam bahasa Indonesia.

 Monofonemis {-i, a-}

Contoh: milik + (-i) = miliki


              Memetik + (-i) = memetiki
              (a-) + moral = amoral

 Polifonemis

Contoh:      {an-}, {di-}, {ke-} (dua fonem)


                   {ber-}, {meN-} (tiga fonem)
                   {meng-} ( empat fonem

F. Jenis morfem berdasarkan keterbukaannya bergabung dengan morfem lain

Dalam pemakaiannya,morfem-morfem bahasa Indonesia ada yang mempunyai


kemungkinan bergabung dengan morfem lain tetapi ada juga yang tidak. Misalnya {meN-},
{ber-},dan {di-} walaupun semuanya tergolong morfem prefiks,morfem-morfem itu
mempunyai perbedaan. Pada umumnya, morfem {meN-}dan {ber-} mengawali bentukan
kata misalnya kata melirik,mengerti,berlaku. Disamping itu kata-kata yang berawal dengan
{meN-} dan {ber-} masih membuka kemungkinan digabungi morfem prefiks lain, dalam hal
ini morfem prefiks {di}; sehingga ketiga kalimat diatas
menjadi dimenarikkan,dimengerti,dan diberlakukan  dalam kalimat sebagai berikut.

a. Supaya banyak pembelinya, model barang itu perlu dimenarikkan.


b. Persoalan itu sudah lama dimengerti oleh ahmad
c. Seminggu yang lalu para cama di wilayah kabupaten malang
telah memberlakukan peraturan pajak hak milik secara serentak.

Sifat terbuka yang terdapat pada morfem prefiks {meN-}dan {ber-} diatas tidak terdapat
pada morfem prefiks {di-}. Kata-kata yang berawal dengan morfem {di-} sudah menutup
kemungkinan digabungi dengan morfem prefiks lain. Misalnya kata dicabut,diinjak,
dibingkai tidak mempunyai kemungkinan digabungi dengan prefiks {meN-},{ber-}dan
{ter-}. Kata-kata benda yang dapat dipakai sebagai alat untuk melakukan pekerjaan
misalnya paku, bajak, jarum, dan tongkat mempunyai keterbukaan yang berbeda. Kata baku
dan bajak dapat dibentuk menjadi konstruksi yang lebih besar dengan membubuhkan afiks
{meN-} dan {di-} sehingga menjadi memaku, dipaku, membajak, dan dibajak. Akan tetapi
untuk membentuk konsep ‘melakukan pekerjaan dengan alat jarum’ dan ‘melakukan
pekerjaan dengan alat tongkat’. Penutur bahasa Indonesia belum pernah terdengar
menggunakan konstruksi “menjarum dan “menongkat. Konsep itu hanya dapat menggunakan
bentuk urai, misalnya menjahit dengan jarum dan memukul dengan tongkat. Oleh sebab itu,
bentuk paku dan bajak dikatakan sebagai bentuk terbuka sedangkan bentuk jarum dan
tongkat dikatakan bentuk tertutup.

 Bentuk Terbuka

      Kata-kata benda yang dapat dipakai sebagai alat untuk melakukan suatu pekerjaan.


Misalnya paku dan bajak. {meN-} dan {di-}
Contoh: {meN-} + paku = memaku
               { di-} + bajak = dibajak

 Bentuk Tertutup

      Tidak dapat dipakai sebagai alat untuk melakukan pekerjaan, sebenarnya bisa tetapi
dengan menggunakan bentuk urai.
Misalnya jarum dan tongkat.
Contoh : menjahit dengan jarum dan memukul dengan tongkat.

G. Jenis morfem berdasarkan bermakna tidaknya  

 Morfem Leksikal  (bermakna)

                 Misal: lapar, lapor, kuda

Morfem Gramatikal (tidak bermakna)

                 Misal: {ter-}, {di-}, {peN-}, {se-}, {-i}, {-an}, {-el}

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan alomorf dan morf!


Morf adalah bentuk terkecil dari morfem yang belum diketahui statusnya dalam hubungan keanggotaan
terhadap suatu morfem.
Sedangkan alomorf adalah bentuk dari morfem yang sudah diketahui statusnya.Misalnya bentuk {meng-}
dalam menggali. Bentuk {meng-} saat belum diketahui status morfemnya disebut morf, tetapi setelah
diketahui statusnya yakni sebagai pendistribusi terhadap fonem berkonsonan /g/ maka morf ini
disebut alomorf.

MATERI 2

1. Proses morfologis pada dasarnya adalah proses pembentukan kata dari sebuah bentuk kata dasar melalui
pembubuhan afiks, pengulangan, penggabungan, pemendekan, dan pengubahan status (Chaer, 1998:25). Proses
morfologis adalah suatu proses pembentukan kata dengan cara menghubungkan satu morfem dengan morfem yang
lain atau proses yang mengubah leksem menjadi sebuah kata.
2. Fungsi morfologi
a. fungsi gramantis adalah Fungsi gramatikal sufiks berkaitan dengan pembentukan kata dilihat
dari segi bentuk dan kelasnya. Fungsi gramatikal yang membentuk satu kelas kata dari kelas
kata yang sama disebut fungsi inflektif, sedangkan fungsi gramatikal yang membentuk satu
kelas kata dari kelas kata lain disebut fungsi derivatif.
Dari hasil kajian data ditemukan beberapa fungsi grramatikal sufiks -eun sebagai
berikut.
a. Fungsi Verbal Fungsi verbal merupakan fungsi gramatikal yang membentuk verba
atau kata kerja, baik dari verba maupun dari kelas kata lain. Fungsi verbal sufiks -eun tampak
pada contoh: eraeun, hayangeun, pohoeun, ingeteun, reuwaseun, sieuneun, mangmangeun.
b. Fungsi Adjektival Fungsi adjektival merupakan fungsi grramatikal yang
membentuk adjektiva atau kata sifat, baik dari adjektiva maupun dari kelas

b. fungsi semantis adalah Fungsi semantis sufiks -eun gabungan merupakan fungsi semantis
sufiks -eun yang bergabungan dengan proses morfologis lain.
Dari hasil analisis data ditemukan sebanyak delapan fungsi semantis sufiks -eun
gabungan, yakni:
(1) ‘bakal menjadi BD’: piimaheun, pipamajikaneun, pisalakieun, pigeuliseun, pikasepeun;
(2) ‘membuat menjadi BD’: pikaseureieun, pikasebeleun, pikagilaeun;
(3) ‘hanya untuk BD’: sarebueun, sakalieun, sabrakeun;
(4) ‘hanya saat untuk BD’: sahos-hoseun, sajung-jungeun, sahing-hngeun;
(5) ‘dalam keadaan seperti BD’: lilinieun, sisidueun, rorombeheun;
(6) ‘BD untuk’: jajauheun rurumpaheun;
(7) ‘menjadi di-BD’: arep-arepeun, hii-hijieun, saurang-urangeun; dan
(8) ‘bukan untuk di-BD sekai’: lain ungkulungkuleun, lain udag-udageun.

Anda mungkin juga menyukai