Lalu apa yang menjadi objek kajian morfologi? Tentunya kata. Namun,
sebetulnya kata sendiri dibentuk melalui sesuatu yang lebih kecil sebelum
menjadi kata. Sesuatu yang dimaksud tersebut adalah morfem.
Morfem
Morfem adalah satuan terkecil bahasa yang memiliki pengertian dalam suatu
ujaran. Seperti yang dikemukakan oleh Hocket (1958, hlm. 123 dalam Tarigan
1987, hlm. 6) morfem adalah unsur terkecil yang secara individual
mengandung pengertian dalam ujaran suatu bahasa.
Lalu seperti apa morfem itu? Dapat berupa imbuhan atau kata, misalnya: ber-,
di-, juang. Keraf (1987, hlm. 51) membedakan morfem menjadi dua, yaitu:
Rumah di-
Jalan Ber-
Sepeda Juang
Ya, kata adalah morfem juga atau lebih tepatnya merupakan morfem bebas
karena kata dapat berdiri sendiri tanpa morfem lain. Sementara itu, afiks
(imbuhan) di- dan ber- merupakan morfem terikat karena harus digabungkan
dengan morfem lain.
Pada contoh di atas dapat dilihat bahwa morfem {meng-} memiliki banyak
varian, tepatnya lima varian. Varian-varian tersebut disebut dengan
istilah alomorf. Sederhananya, alomorf adalah variasi dari morfem ().
Klasifikasi Morfem
Kata
Kata adalah bentuk bebas yang paling kecil (Bloomfield, 1995, hlm. 178).
Namun, morfem mungkin merupakan keseluruhan kata atau merupakan
bagian dari suatu kata. Sehingga, dapat dikatakan pula bahwa kemungkinan
besar, sebetulnya morfemlah satuan kata yang paling kecil.
Perbedaan utama dari morfem dan kata adalah kata dapat berdiri sendiri serta
dapat membentuk suatu makna bebas. Sebagai satuan gramatik, kata terdiri
dari satu atau beberapa morfem.
Sebuah kata dapat berupa bentuk tunggal atau terdiri atas satu satuan
gramatikal dan dapat pula berupa bentuk kompleks atau terdiri atas beberapa
satuan gramatikal. Dalam artian bentuk kompleks ini dibangun oleh satuan
gramatikal yang lebih kecil.
Klasifikasi Kata
1. yaitu kata yang terdiri atas dua morfem atau lebih, contohnya: membeli,
kue-kue, makanan, jejaring, duduklah, rumah makan, temanmu, mitra kerja.
Satuan Gramatik Lainnya
Morfem, kata, frasa, klausa, dsb disebut sebagai satuan gramatika atau
gramatika. Satuan gramatik adalah satuan-satuan yang mengandung arti, baik
arti leksikal maupun arti gramatikal. Tentunya, untuk memahami morfologi
yang membahas bentuk dan pembentukan kata, pemahaman terhadap satuan
gramatika menjadi sangat penting.
Proses Morfologis
Proses morfologis adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang
merupakan bentuk dasarnya (Ramlan, 2009, hlm. 51). Selanjutnya, Ramlan
(2009, hlm.51-82) juga membagi proses ini menjadi beberapa klasifikasi,
meliputi: afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Berikut adalah penjelasannya.
Afiksasi
1. Prefiks, adalah afiks yang diimbuhkan di awal bentuk dasar, seperti me-
pada kata menghibur. Prefiks dapat muncul bersama dengan sufiks atau afiks
lain. Misalnya, prefiks ber- bersama sufiks -kan pada kata berdasarkan
2. Infiks, adalah afiks yang diimbuhkan di tengah bentuk dasar. Dalam
bahasa Indonesia, misalnya infiks -el- pada kata telunjuk dan -er- pada kata
seruling.
1. Sufiks, adalah afiks yang diimbuhkan pada posisi akhir bentuk dasar.
Umpamanya, dalam bahasa Indonesia, sufiks -an pada kata bagian dan sufiks
-kan pada kata bagaikan.
2. Konfiks, adalah afiks yang berupa morfem terbagi, yang bagian pertama
berposisi pada awal bentuk dasar dan bagian yang kedua berposisi pada akhir
bentuk dasar. Dalam bahasa Indonesia, ada konfiks per-/-an seperti terdapat
pada kata pertemuan, konfiks ke-/-an seperti pada kata keterangan, dan
konfiks ber-/-an seperti pada kata berciuman.
3. Sirkumfiks, adalah gabungan afiks yang bukan konfiks, seperti ber-/-an
pada kata beraturan yang memiliki makna ‘mempunyai aturan’.
Reduplikasi
Komposisi atau kata majemuk adalah sebuah kata yang memiliki makna baru
yang tidak merupakan gabungan makna unsur-unsurnya (Dhanawaty, dkk,
2017, hlm. 61). Untuk lebih jelas, perhatikan contoh berikut.
Kata majemuk dikelompokan menjadi dua jenis, yakni kata majemuk setara,
dan kata majemuk tak setara. Berikut adalah penjelasannya.
Disebut juga sebagai kata majemuk kompulatif atau kata majemuk gabungan,
yakni kata majemuk yang bagian bagianya sederajat. Kata majemuk setara
terbagi lagi menjadi beberapa jenis, sebagai berikut.
Disebut juga kata majemuk determinatif, yaitu kata majemuk yang tidak
mempunyai inti, terdiri dari:
Morfofonemik
Proses berubahnya suatu fonem menjadi fonem lain sesuai dengan fonem
awal yang dilekatinya dinamakan proses morfofonemik (Alwi dkk., 2010, hlm.
113). Proses morfofonemik juga mengatakan bahwa suatu morfem dapat
berubah bentuk dasarnya sebagai akibat pertemuan morfem tersebut dengan
morfem yang lainnya.
Jenis Morfofonemik
1. Fonem /ŋ/ pada morfem meng- dan peng- berubah menjadi fonem /m/
jika bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan /p, b, f/,
contohnya: meng- + paksa > memaksa, meng- + bantu > membantu,
meng- + fitnah >
2. Fonem /ŋ/ pada meng- dan peng- berubah menjadi fonem /n/ apabila
bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /t,d,s/. Contohnya
adalah: meng- + tulis > menulis, peng- + dengar > pendengar,
meng- + survey > mensurvei.
3. Fonem /ŋ/ pada morfem meng- dan peng- berubah menjadi /n/ apabila
bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan /s, c, j/,
seperti: meng- + sapu > menyapu, peng- + cemas > pencemas, meng- + jadi
> menjadi.
4. Fonem /ŋ/ pada meng- dan peng- berubah menjadi /η/ jika bentuk
dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /k, g, x, h, dan vokal/,
contohnya: meng- + kacau > mengacau, meng- + garis > menggaris,
meng- + khianati > mengkhianati, peng- + hias > penghias,
meng- + angkut >
Fonem /r/ pada morfem ber-, per-, dan ter- lesap sebagai akibat pertemuan
morfem itu dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /r/ dan bentuk
dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /∂/. Contohnya: