Morfem adalah unsur-unsur terkecil yang memiliki makna dalam tutur suatu
bahasa (Hookett dalam Sutawijaya, dkk.). Kalau dihubungkan dengan konsep
satuan gramatik, maka unsur yang dimaksud oleh Hockett itu, tergolong ke dalam
satuan gramatik yang paling kecil.
Morfem, dapat juga dikatakan unsur terkecil dari pembentukan kata dan
disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat
berbentuk imbuhan. Misalnya kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan
/duga/. Kata duga merupakan kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan
perubahan arti pada kata duga. ).
Jika besar dipotong lagi, maka be- dan –sar masing-masing tidak mempunyai
makna. Bentuk seperti mem-, per-, dan besar disebut morfem. Morfem yang dapat
berdiri sendiri, seperti besar, dinamakan morfem bebas, sedangkan yang melekat
pada bentuk lain, seperti mem- dan per-, dinamakan morfem terikat.
Contoh memperbesar di atas adalah satu kata yang terdiri atas tiga morfem, yakni
dua morfem terikat mem- dan per- serta satu morfem bebas, besar.
Morf dan alomorf adalah dua buah nama untuk untuk sebuah bentuk yang
sama. Morf adalah nama untuk sebuah bentuk yang belum diketahui statusnya
(misal: {i} pada kenai); sedangkan alomorf adalah nama untuk bentuk tersebut kalau
sudah diketahui statusnya (misal [b¶r], [b¶], [b¶l] adalah alomorf dari morfem ber-
. Atau bias dikatakan bahwa anggota satu morfem yang wujudnya berbeda, tetapi
yang mempunyai fungsi dan makna yang sama dinamakan alomorf. Dengan kata
lain alomorf adalah perwujudan konkret (di dalam penuturan) dari sebuah morfem.
Jadi setiap morfem tentu mempunyai almorf, entah satu, dua, atau enam buah.
Contohnya, morfem meN- (dibaca: me nasal): me-, mem- men-, meny-, meng-, dan
menge-. Secara fonologis, bentuk me- berdistribusi, antara lain, pada bentuk dasar
yang fonem awalnya konsonan /I/ dan /r/; bentuk mem- berdistribusi pada bentuk
dasar yang fonem awalnya konsonan /b/ dan juga /p/; bentuk men- berdistribusi
pada bentuk dasar yang fonem awalnya /d/ dan juga /t/; bentuk meny- berdistribusi
pada bentuk dasar yang fonem awalnya /s/; bentuk meng- berdistribusi pada bentuk
dasar yang fonem awalnya, antara lain konsonan /g/ dan /k/; dan bentuk menge-
berdistribusi pada bentuk dasar yang ekasuku, contohnya {menge}+{cat}= mengecat.
Bentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama tersebut disebut
alomorf.
3. Klasifikasi Morfem
Morfem ada yang bersifat bebas dan ada yang bersifat terikat. Dikatakan
morfem bebas karena ia dapat berdiri sendiri, dan dikatakan terikat jika ia tidak
dapat berdiri sendiri.
Misalnya:
Morfem bebas – “saya”, “buku”, dsb.
Morfem terikat – “ber-“, “kan-“, “me-“, “juang”, “henti”, “gaul”, dsb.
Morfem yang tak bermakna leksikal dapat berupa morfem imbuhan, seperti
{ber-}, {ter-}, dan {se-}. morfem-morfem tersebut baru bermakna jika berada dalam
pemakaian. Contoh: {bersepatu} berarti ‘memakai sepatu’.
3.4 Morfem Utuh dan Morfem Terbelah
Morfem monofonemis merupakan morfem yang terdiri dari satu fonem. Dalam
bahasa Indonesia pada dapat dilihat pada morfem {-i} kata datangi atau morfem{a}
dalam bahasa Inggris pada seperti pada kata asystematic.
Morfem polifonemis merupakan morfem yang terdiri dari dua, tiga, dan empat
fonem. Contoh, dalam bahasa Inggris morfem {un-} berarti ‘tidak’ dan dalam bahasa
Indonesia morfem {se-} berarti ‘satu, sama’.
mengaji 2. childhood
berbaju houses
Dalam morfologi verba bahasa Jepang, terdapat ’gokan’ dan ’gobi’. Koizumi
(1993: 95) mengatakan ’gokan’ adalah morfem yang maknanya terpisah dengan
jelas. Sutedi (2003:43) menambahkan bahwa ’gokan’ adalah morfem yang
menunjukan makna aslinya. Sedangkan ’gobi’ menurut Sutedi (2003 :43) adalah
morfem yang menunjukan makna gramatikalnya. Murarki dalam Hasibuan (2003: 10)
mengatakan penanda akhir atau ’gobi’ disambung dibelakang kata dasar, adalah
bentuk yang sangat kuat bergabung dengan kata dasar, gobi merupakan penanda
waktu kala penegasan dan negasi.
Dalam Morfologi ada 3 hal penting yang dibahas yaitu:
ーする=勉強する、運動する
Contoh: 人々’hitobito’、山々’yamayama’
– Reduplikasi afiksasi
Sufiks ー人 (じん dibaca jin) yang berarti orang. Sufiks ini digunakan untuk
menunjukkan kewarganegaraan, profesi, status, dll. Berikut contohnya.
インドネシア人 (orang Indonesia), 日本人 (orang Jepang), イギリス人 (orang Inggris), dll.
Sufiks -人 ( にん dibaca nin) yang berarti orang. Sufiks ini digunakan untuk
menunjukkan satuan orang atau jumlah orang dalam bahasa Jepang. Misalnya, 三人
(さんにん): 3 orang, 五人 (ごにん): 5 orang, tidak digunakan untuk penyebutan 1 orang
dan 2 oang, karena memiliki penyebutan tersendiri.
Sufiks -達 (たち dibaca tachi). Sufiks ini dikenal dengan sufiks jamak yang
digunakan untuk penyebutan orang dan hewan. Dulunya sufiks ini digunakan untuk
memberi sebutan kehormatan. Seperti: 子ども達 (こどもたち): anak-anak, 女達 (おんなた
ち): perempuan, dan penyebutan tersendiri untuk kata 友達 (ともだち): teman.
Sufiks -屋 (や dibaca ya). Sufiks ini biasanya khusus digunakan untuk profesi
yang berhubungan dengan penjualan, karena kanji sufiks ini merupakan kanji toko.
Contohnya, 花屋 (はなや): penjual bunga/florist, 肉屋 (にくや): penjual daging, 写真屋
Sufiks -さん, -さま, はん, -くん, dan -ちゃん. Sufiks ini khusus digunakan
dibelakang nama orang, dan penggunaannya pun berbeda-beda tergantung
seberapa dekat, jenis kelamin, atau bagaimanaa derajat orang lain bagi kita. Sufiks
ini tidak boleh digunakan untuk menyebut nama sendiri. Sufiks ini dapat diartikan
saudara, tuan, nyonya, nono, dan bisa juga tidak memiliki arti apa-apa. Contohnya,
ハルトノさま, リカさん, アリくん, フィヴィちゃん, dll. Khusus sufiks さま yang bisa ditempatkan
dibelakang profesi seseorang untuk memberikan penghormatan atau sebagai
tatakrama, seperti ぼくしさま、社長さま、dll
Sufiks 校 (こう dibaca kou). Sufiks ini digunakan khusus untuk sekolah, dan
jika ia prefiks, maka jenis ini juga digunakan yang berhubungan dengan sekolah 校
Sufiks 所 (しょ dibaca sho) adalah sufiks yang digunakan untuk penyebutan
tempat atau lokasi, seperti: 事務所 (じむしょ): kantor, 住所 (じゅうしょ): alamat, 場所 (ばし
ょ): tempat, 投票所 (とうひょうしょ): tempat pemungutan suara, dll.
Sufiks 歳 (さい dibaca sai) adalah sufiks untuk menyatakan usia seseorang,
Sufiks 台 (だい dibaca dai). Suffix ini digunakan untuk satuan hitung
Sufiks 時 (じ dibaca ji) adalah sufiks untuk satuan waktu / jam, seperti: 一時
digunakan untuk bilangan tingkat atau nomor urut. Seperti: 二番目: kedua
Daftar Pustaka
https://usandi.wordpress.com/seputar-bahasa/morfologi-2/
https://gakuseicodes.wordpress.com/2016/02/14/morfologi-bahasa-jepang/