Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SUSI SUSANTI

NIM : 206223150

PRODI/KELAS : PGSD/2C

Tugas Pertemuan 6 ( Enam ) / Materi Ke – 5 ( Lima )

RESUME

TATARAN MORFOLOGI

MORFOLOGI BAHASA INDONESIA (2)

Mata Kuliah : Konsep Dasar Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Lussy Diani Rachmanita, S.Pd., M.Pd.

‫س ِم هللاِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح ْي ِم‬


ْ ِ‫ب‬

Morfologi adalah bidang linguistic yang mempelajari hubungan antara


morfem yang satu dengan morfem yang untuk membentuk sebuah kata.

Morfem adalah bentuk bahasa yang terkecil yang tidak dapat lagi dibagi
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, misalnya kata putus jika dibagi menjadi
pu dan tus, bagian-bagian itu tidak dapat lagi disebut dengan morfem karena tidak
mempunyai makna baik makna leksikal ataupun gramatikal.

Jenis-jenis morfem didasarkanpada kebebasannya, keutuhannya dan


maknanya :

1. Morfem bebas dan terikat


2. Morfem utuh dan terbagi
3. Morfem segmental dan suprasegmental
4. Morfem beralomorf zero
5. Morfem bermakna leksikal dam tidak bermakna leksikal
6. Morfem dasar, bentukdasar, pangkal dan akar.
Morf dan Alomorf

Morf adalah bentuk terkecil dari morfem yang belum diketahui statusnya
dalam hubungan keanggotaan terhadap suatu morfem. Sedangkan alomorf adalah
bentuk dari morfem yang sudah diketahui statusnya. Misalnya bentuk meng-
dalam kata menggali. Bentuk meng- saat belum diketahui status morfemnya
disebut morf, tetapisetelah diketahui statusnya yakni sebagai pendistribusi
terhadap foem berkonsonan /g/ maka morf ini disebut alomorf.

Proses Morfologi

Proses morfologi ialah proses pembentukan kata – kata dari satuan lain
yang merupakan bentuk dasarnya. Dalam Bahasa Indonesia terdapat tiga proses
morfologi, ialah proses pembubuhan afiks (afiksasi), proses pengulangan
(reduplikasi), dan proses pemajemukan (pemajemukan). Disamping tiga proses
morfologi tersebut, dalam bahasa Indonesia sebenarnya masih ada satu proses lagi
yang disini disebut zero. Proses ini hanya meliputi sejumlah kata tertentu, ialah
kata – kata makan, minum, minta, dan mohon, yang semuanya teramsuk golongan
kata verbal yang transitif.

Macam – macam Proses Morfologi

1. Proses Pembubuhan Afiks (afiksasi)

Afiksasi merupakan nama lain dari morfem terikat. Morfem terikat


merupakan kata yang tidak dapat berdiri sendiri. Sedangkan kata yang dapat
berdiri sendiri disebut sebagai morfem bebas.

Afiksasi terdiri atas:

a. prefiks (ber-, me-, pe-, per-, di-, ter-, ke-, se-).

b. sufiks (–kan, –an, –i),

c. infiks (–el-, -em-, -er-),

d. konfiks (ber-kan, ber-an, per-kan, per-an, per-i, pe-an, di-kan, di-i,me-kan,


me-i, ter-kan, ter-i, ke-an), dan
e. simulfiks (memper-kan, memper-i, diper-kan, diper-i).

2. Komposisi atau Pemajemukan dalam Bahasa Indonesia

Komposisi adalah proses kata pemajemukan. Kata majemuk ialah


gabungan kata dasar yang telah bersenyawa atau yang sudah membentuk satu
kesatuan dan menimbulkan arti baru (Alisjahbana, 1953).

Contoh : Keras+kepala = keras kepala

Sapu+tangan = sapu tangan

Mata+pelajaran = mata pelajaran

Kumis+kucing = kumis kucing

3. Pengulangan (Reduplikasi)

Pengulangan atau redupliksai adalah pengulangan satuan gramatik, baik


seluruh, maupun sebagian, baik variasi fonem maupun tidak, hasil pengulangan
itu merupakan kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk
dasar. Misalnya, rumah – rumah dari bentuk dasar rumah.

Cara Menentukan Bentuk Dasar Kata Ulang

1) Pengulangan tidak merubah golongan kata nomina, verb, dan subjek

Contoh : Berkata – kata dari bentuk dasar berkata.

Pada cara ini ada pengecualian yaitu pada imbuhan se- nya. misalnya stinggi –
tingginya ini tidak merupakan pengulangan karena kata setinggi – tingginya
merupakan kata keterangan.

2) Bentuk dasar berupa satuan dalam kehidupan bahasa Indonesia.

Contoh : Mepertahan – tahankan

Bentuk dasarnya bukan mepertahankan melainkan mempertahankan, karena


mempertahan tidak terdapat dalam pemakaian bahasa Indonesia.

Morfologi mengenal unsur dasar atau satuan terkecil dalam wilayah


pengamatannya.morfem adalah satuan gramatikal yang terkecil sebagai satuan
gramatikal, morfem mempunyai makna. Dalam ilmu bahasa dikenal satuan seperti
kata, frase, klausa,kalimat. Dalam praktek morfem dapat dikenal dan ditemukan
dengan jalan memperbandingkan satuan-satuan ujaran yang mengandung
kesamaan dan pertentangan.

Contoh :

Dalam bentuk fonologis dalam makna dibandingangkan dengan kata:

a. Di ambil - ambil

b. Di bawa - bawa

c. Di curi – curi

d. Di dukung - dukung

Jenis-jenis Morfem

Berdasarkan criteria tertentu, kita dapat mengklasifikasikan morfem


menjadi berjenis-jenis. Penjenisan ini dapat ditinjau dari dua segi yakni
hubungannya dan distribusinya (Samsuri, 1982:186; Prawirasumantri, 1985:139).

a. Ditinjau dari Hubungannya

Pengklasifikasian morfem dari segi hubungannya, masih dapat kita lihat


dari hubungan struktural dan hubungan posisi.

b. Ditinjau dari Hubungan Struktur

Menurut hubungan strukturnya, morfem dapat dibedakan menjadi tiga


macam yaitu morfem bersifat aditif (tambahan) yang bersifat replasif
(penggantian), dan yang bersifat substraktif (pengurangan).

c. Ditinjau dari Hubungan Posisi

Dilihat dari hubungan posisinya, morfem pun dapat dibagi menjadi tiga
macam yakni ; morfem yang bersifat urutan, sisipan, dan simultan. Tiga jenis
morfem ini akan jelas bila diterangkan dengan memakai morfem-morfem
imbuhan dan morfem lainnya
d. Ditinjau dari Distribusinya

Ditinjau dari distribusinya, morem dapat dibagi menjadi dua macam yaitu
morfem bebas dan morem ikat. Morfem bebas ialah morfem yang dapat berdiri
dalam tuturan biasa , atau morfem yang dapat berfungsi sebagai kata.

ْ َ‫َح ْم ُد ِهللِ َر ِّب ا ْل َعالَ ِميْن‬

Anda mungkin juga menyukai