Anda di halaman 1dari 13

PROSES MORFOLOGIS

BAHASA INDONESIA

HAKIM PRASASTI LUBIS, S.Pd., M.Pd.


PENGANTAR

Jika kita belajar menulis, tentu saja tidak boleh


melupakan unsur-unsur yang berkaitan dengan
kebahasaan.
Menulis tidak hanya mengelompokkan kata demi
kata dari sejumlah kosakata, tetapi harus
memerhatikan unsur-unsur lain, yaitu
ketatabahasaan.
Berkaitan dengan menulis kata-kata maka tidak
akan lepas dari proses morfologis.
PENGANTAR

 Dalam Kamus Linguistik, Harimurti Kridalaksana menjelaskan


morfem dengan pengertian ”satuan bahasa terkecil yang
maknanya relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian
bermakna yang lebih kecil”.
 Ilmu yang mempelajari seluk beluk morfem disebut morfologi.
 Morfem dibedakan menjadi dua, yaitu 1) morfem bebas dan 2)
morfem terikat.
 Morfem bebas adalah morfem yang memiliki kemampuan
untuk berdiri sendiri dalam satuan kalimat.
 Morfem terikat adalah morfem yang tidak memiliki
kemampuan untuk berdiri sendiri dalam kalimat.
MORFEM

Morfem berbeda dengan kata. Perbedaan antara morfem dan kata


tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Morfem
 Satuan gramatik yang paling kecil; tidak memiliki satuan lain sebagai unsurnya dan
tidak memiliki arti.
 Contoh:

 Imbuhan: me(N)-, pe(N)-, ber-

 juang, mayur, kerontang

 Kata
 Bentuk bebas yang paling kecil dan memiliki arti.
 Contoh:

 makan, minum, mandi, buku

 Perhatikan kata bersaudara yang dibentuk dari imbuhan ber- dan kata saudara, jadi kata
bersaudara memiliki dua morfem, yang ber- (morfem terikat), dan saudara (morfem bebas).
MORFEM

Proses pembentukan kata seperti di atas disebut


proses afiksasi.
Afiksasi adalah proses penggabungan afiks pada
sebuah satuan, baik satuan itu merupakan bentuk
tunggal atau bentuk kompleks (Ramlan, 1987:34).
PROSES MORFOLOGIS

 Proses morfologi adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan


lain yang merupakan bentuk dasarnya.
 Pengertian yang lebih sederhana, proses morfologi adalah proses
penggabungan dua morfem atau lebih.
 Proses morfologi dibagi menjadi tiga, yaitu
 afiksasi (proses pembubuhan afiks pada bentuk dasar),
 reduplikasi (proses pembentukan kata ulang), dan
 komposisi (proses pembentukan kata majemuk).
AFIKSASI

Afiksasi merupakan salah satu jenis proses


morfologi. Proses morfologi adalah proses
pembentukan kata-kata dari satuan lain yang
merupakan bentuk dasarnya.
Kata yang sudah mengalami proses afiksasi sebagai
berikut.
dikumpulkan, dipindahkan, dipublikasikan, humanisme,
kebudayaan, kemahiran, kepakarannya, keunikannya,
kreativitasnya, memutuskan, mendalami, mengundurkan,
meningkatkan, pendidikan, realisme
REDUPLIKASI

 Reduplikasi adalah proses pengulangan satuan gramatik, baik


sebagian atau seluruhnya; dengan variasi fonem atau tidak.
 Hasil dari proses reduplikasi adalah kata ulang.
 Perhatikan contoh kata ulang berikut!
 bertubi-tubi
 bolak-balik
 hukum-hukum
 jasa-jasa
 lagu-lagu
 semata-mata
 syair-syair
REDUPLIKASI

 Kata ulang memiliki satuan yang diulang, yang disebut bentuk dasar.
 Untuk dapat menentukan bentuk dasar kata ulang, kamu perlu mengetahui
karakteristik kata ulang. Ramlan (1987: 65-66) menyebutkan karakteristik kata
ulang adalah sebagai berikut.
1. Pengulangan kata pada umumnya tidak mengubah bentuk kata. Dengan
demikian, kata dasar kata ulang memiliki kategori yang sama dengan katagori
kata ulang tersebut.
Contoh:
 Akibat gempa kemari, rumah-rumah roboh rata dengan tanah.
 rumah-rumah kata benda
 rumah kata benda
REDUPLIKASI

Bentuk dasar selalu berupa satuan yang terdapat dalam


penggunaan bahasa.
Contoh:
 mengejar-ngejar kata ulang
 mengejar kata dasar

Dalam penggunaan bahasa, kata mengejar lebih lazim digunakan dibanding


ngejar.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bentuk dasar mengejar-ngejar
adalah mengejar.
REDUPLIKASI

Berdasarkan cara mengulang bentuk dasarnya, proses pengulangan kata


dibedakan menjadi
1. pengulangan penuh, yaitu mengulang seluruh kata tanpa melakukan
pengubahan;
Contoh: jalan-jalan, buku-buku, syair-syair
2. pengulangan sebagian, yaitu mengulang sebagian dari bentuk dasar;
Contoh: berjalan-jalan, meMbaca-baca, dipukul-pukul
3. pengulangan dengan kombinasi afiks, yaitu mengulang bentuk dasar
secara penuh kemudian menambahkan afiks;
Contoh: kuda-kudaan, kereta-keretaan, ayun-ayunan
4. pengulangan dengan perubahan fonem, yaitu mengulang bentuk
dasar, namun salah satu fonem diubah.
Contoh: bolak-balik, serba-serbi, lauk-pauk, sayur-mayur.
KOMPOSISI

 Unsur-unsur yang membentuk kata majemuk tidak dapat


dipisahkan, disisipi kata lain, atau diubah strukturnya.
 Kedua unsurnya merupakan unsur inti.
Contoh:
Mata kaki, kambing hitam, daun pintu, bunga desa, anak emas, buaya darat,
sapu tangan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai