Anda di halaman 1dari 19

“MORFOLOGI KATA

BERIMBUHAN”

BAHASA INDONESIA

Dosen : Dra. Hj. Diana Murni


Kelompok 3
PENGERTIAN MORFOLOGI
 Morfologi adalah cabang linguistik yang
mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa
sebagai satuan gramatikal. Morfologi
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta
pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata
terhadap golongan dan arti kata baik fungsi
gramatik maupun fungsi semantik.
APA ITU MORFEM ?
 Morfem adalah satuan ujaran yang
mengandung makna (leksikal atau
gramatikal) yang turut serta dalam
pembentukan kata atau yang menjadi bagian
dari kata.
MACAM-MACAM MORFEM
 Morfem terikat adalah Morfem yang tidak  Morfem bebas adalah morfem yang
mempunyai potensi untuk berdiri sendiri,
secara potensial mampu berdiri
sehingga harus selalu hadir dengan
mengikatkan dirinya dengan morfem bebas sendiri sebagai kata dan secara
lewat proses morfologs, atau proses gramatikal menduduki satu fungsi
pembentukan kata. Contoh Morfem dalam kalimat.
ini  terdiri atas afiks, yang meliputi :  Morfem bebas dibedakan  antara :
 Perfiks : ber, me, ter, se, di, per, pe, ke  a.Bentuk kata dasar
dan lain sebagainya.
 Contoh : sakit, pulang, buku, malas,
 Infiks : el, em dan er.
datang, pergi dan sebagainya.
 Surfiks : i, an, kan, nya.  b. Bentuk “ pokok kata”
 Konfiks : ke-an, pe-an, se-nya, per-an,
per-kan, diper-i, diper-kan dan sebagainya.
 Contoh : temu, jabat, juang, main,
henti, rangkak, dan sebagainya.
 Morfem Setengah Bebas : pada, daripada,
karena, tentang, meskipun,walaupun, lah,
kah, dan sebagainya .
 Dalam kalimat “ Adik membuat mobil –
mobilan” terlihat ada tiga kata dengan
rincian sebagai berikut :
 Kata  Pertama       : adik   (satu morfem)
 Kata Kedua           : membuat ( dua morfem
: me dan buat )
 Kata ketiga            : mobil – mobilan (tiga
morfem, mobil,mobil dan an )
ALOMORF
Alomorf adalah  varian morfem atau variasi bentuk. Variasi bentuk itu
terjadi karena proses fonologis ( perubahan  bunyi).

 Contoh :
 ber + ajar               = belajar          (bel)
 ber + kerja             = bekerja         (be)
 me + bawa             = membawa     (mem)
 me + dapat            = mendapat     (men)
 ter + anjur             = telanjur       (tel )
 per + kerja             = pekerja         (pe)

 Alomorf ber adalah           : be dan bel


 Alomorf me adalah           : mem, meng, meny dan men
 Alomorf ter adalah           : te dan tel
 Alomorf per adalah          : pe dan pel
MORF
 Morf adalah bentuk terkecil dari morfem
yang belum diketahui statusnya dalam
hubungan keanggotaan terhadap suatu
morfem.
 Bentuk-bentuk me-, mem-, men-, meny-,
meng- dan menge- itu masing-masing
disebut morf, yang semuanya merupakan
alomorf dari morfem me(N).
PROSES MORFOLOGIS
Proses morfologis adalah proses pembentukan kata dari suatu bentuk
dasar menjadi suatu bentuk jadian. Proses ini , meliputi afiksasi
(pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan), dan komposisi
(pemajemukan).
 Ada 3 istilah pokok dalam proses morfologis yaitu :
 1. kata dasar : Kata yang belum berubah, belum
mengalami proses morfologis, baik berupa proses
penambahan imbuhan, proses pengulangan, maupun
proses pemajemukan.
 2. Bentuk dasar : Bentuk yang menjadi dasar dalam
proses morfologis, dapat berupa kata dasar, kata
berimbuhan, kata ulang, dan dapat pula berupa kata
majemuk.
 3. Unsur langsung : Bentuk dasar dan imbuhan yang
membentuk kata jadian.
1) AFIKSASI (PENAMBAHAN IMBUHAN)
Dalam tata bahasa tradisional afiks disebut imbuhan, yaitu morfem terikat yang dapat
mengubah makna gramatikal suatu bentuk dasar. Misalnya me- dan -kan, di- dan -kan,
yang dapat mengubah arti gramatikal seperti arsip menjadi mengarsipkan, diarsipkan. 
Proses penambahan afiks pada sebuah bentuk dasar atau kata dasar ilmiah yang disebut
afiksasi.

 Prefiks atau awalan adalah afiks yang terletak di awal bentuk kata
dasar. seperti ber-, di-; ke-, me-, se-, pe-, per-, ter-, pre-, swa-.

 Infiks atau sisipan adalah yang disisipkan di dalam sebuah kata


dasar, seperfi -em, -er-, -el-.

 sufiks atau akhiran adalah yang terletak di akhir kata dasar,


seperti -i -an, -kan, -isme, -isasi, -is, -if.

 Konfiks adalah gabungan prefiks dan sufiks yang membentuk satu


kesatuan dan bergabung dengan kata dasarnya secara serentak
seperti : ke-an pada kata keadilan, pe-an seperti pada
kata pemberhentian, dan per-an sebagaimana dalam kata
persatuan.
CONTOH AFIKS/IMBUHAN
 1. Prefiks me-, berfungsi membentuk kata kerja atau verba. Prefiks ini
mengandung arti struktural.‘melakukan tindakan’ seperti tersebut dalam
kata dasar' contoh: 
menari.
 2. Prefiks ber, berfungsi membentuk kata kerja (biasanya dari kata
benda, kata sifat, dan kata kerja sendiri) Prefiks ini mengandung arti
'mempunyai' contoh : beristri.
 3. Prefiks pe-, berfungsi membentuk kata benda.(dan kata kerja, kata
sifat, dan kata benda sendiri). Prefiks ini mendukung makna gramatikal
‘pelaku tindakan’ seperti tersebut dalam kata dasar contoh : pemirsa.
 4. Prefiks per-, befungsi membentuk kata kerja imperatif. Mengandung
arti 'membuat jadi' (kausatif) contoh: perbudak.
 5. Sufiks -an, berfungsi membentuk kata benda.
Prefiks ini mengandung arti ' hasil ' atau ' akibat dari me- '
contoh : tulisan.
 6. Konfiks ke-an, berfungsi membentuk kata benda abstrak, kata sifat,
dan kata kerja pasif. Konfiks ini bermakna ' hal tentang ' contoh :
kemasyarakatan.dll…
MACAM-MACAM AFIKS
 1. Afiks Produktif  2. Afiks Improduktif
 Afiks yang mampu  Afiks yang sudah
menghasilkan terus usang, yang
dan dapat digunakan distribusinya terbatas
secara teratur pada beberapa kata,
membentuk unsur- yang tidak lagi
unsur baru. membentuk kata-kata
 Contoh : me-, di-, baru.
pe-, ber-, -an, -i,  Contoh : sisipan -el-, -
pe-an, per- em-, er-, atau
an, dan ke-an.  akhiran -wati.
3. AFIKS SERAPAN
 Unsur-unsur yang diserap dari bahasa daerah
atau bahasa asing.
 Contoh : dwi (dwilingga), pra (prasarana),
swa ( swalayan), hipo ( hipotesis), tele
(teleskop), trans (transportasi), isasi
( modernisasi) dan lain sebagainya.
2) REDUPLIKASI (PENGULANGAN)
Reduplikasi adalah proses pembentukan kata dengan
cara mengulang bentuk dasar. Seperti :
1. Kata ulang penuh, yaitu yang diperoleh dengan mengulang seluruh
bentuk dasar, ada dua macam :
a. ‘yang bentuk dasarnya sebuah morfem bebas’ disebut dwilingga,
contoh : ibu-ibu.
b. Yang bentuk dasarnya kata berimbuhan, Contoh : ujian-ujian.
2. Dwipurwa, yang terjadi karena pengulangan suku pertama dari bentuk
dasarnya, Contoh : lelaki, leluhur, tetangga, kekasih, lelembut.
Di antara dwipurwa ada yang mendapat akhiran, seperti kata
ulang pepohonan.
3. Dwilingga salin suara adalah dwilingga yang mengalami perubahan
bunyi seperti sayur-mayur, mondar-mandir.
4. Kata ulang berimbuhan seperti berjalan-jalan, anak-anakan.
5. Kata ulang semu ( bentuk ini sebenarnya merupakan kata dasar, jadi
bukan hasil pengulangan atau reduplikasi ) seperti
laba-laba, ubur-ubur.
3. KOMPOSISI
Komposisi ialah proses pembentukan kata majemuk atau kompositum. Kata
majemuk ialah gabungan kata yang telah bersenyawa atau membentuk satu
kesatuan dan menimbulkan arti baru, contoh : kamar mandi, kereta api,
rumah makan, baju tidur. 
Gabungan kata yang juga membentuk satu kesatuan, tetapi tidak
menimbulkan makna baru disebut frase, contoh: sapu ijuk, meja itu, kepala
botak, rambut gondrong, mulut lebar.

Jenis kata majemuk


1.Kata majemuk setara, yang masing-masing unsurnya
berkedudukan sama, contoh : 
tua muda, laki bini, tegur sapa, besar kecil, ibu bapak.

2. Kata majemuk bertingkat, yaitu yang salah satu unsurnya


menjelaskan unsur yang lain. Jenis kata majemuk itu bersifat
endosentris, yakni salah satu unsurnya dapat mewakili seluruh
konstruksi, contoh : 
kamar mandi, sapu tangan, meja gambar, dan meja tulis.
KELAS KATA
 Kata ialah satuan bahasa terkecil yang
mengandung arti, baik arti leksikal maupun
arti gramatikal, dan yang dapat berdiri
sendiri serta dapat dituturkan sebagai bentuk
bebas.
 Kelas kata ialah pengelompokan kata
berdasarkan perilaku atau sifat kata tersebut
dalam kalimat. Kata-kata yang memiliki sifat
atau perilaku sama dikelompokkan dalam satu
kelas kata.
1. KATA BENDA
Kata benda disebut juga nomina (substantiva), yaitu semua kata yang dapat
diterangkan atau yang diperluas dengan frase ‘yang’ + kata sifat. Misalnya : 
 bunga yang indah,
 sekretaris yang terampil.

Kata benda sering diganti kedudukannya oleh kata yang lain. Misalnya:

"Kemarin Amir, mengatakan kepada Hendro dan Herman bahwa Amir akan
menemui Hendro dan Herman di tempat yang sama". 

yang sering dan lebih wajar jika dituturkan kembali menjadi:

"Kemarin Amir mengatakan kepada Hendro dan Herman bahwa dia akan
menemui mereka di tempat yang sama'.

Kata dia yang menggantikan Amir dan mereka yang menggantikan Hendro


dan Herman adalah kata ganti atau pronomina.
2. KATA KERJA
Kata kerja adalah Semua kata yang dapat diperluas atau dijelaskan dengan frase dengan + kata
sifat, misalnya :
 membaca dengan lancar,
 Belajar dengan sungguh-sungguh.
Kata kerja atau verba dibedakan atas :
1. Kata kerja transitif, 
yaitu kata kerja yang memadukan objek, contoh : membeli.
2. Kata kerja transitif ganda, 
ialah kata kerja yang memerlukan dua objek, contoh: ‘membelikan’ pada kalimat “Ayah membelikan
adik sepeda mini”.
3. Kata kerja intransitif, ialah kata kerja yang tidak memerlukan objek, contoh : 
berlari, berdiri, tertawa.
4. Kata kerja reflektif, 
yang menyatakan tindakan untuk diri sendiri, contoh : 
bersolek, berhias, bercermin.
5. Kata kerja resiproks, 
yang menunjukkan tindakan atau perbuatan berbalasan atau menyatakan makna saling, contoh : 
bergelut, berpandangan, bergandengan.
6. Kata kerja instrumental,
yang menunjuk sarana perbuatan : 
mengetik, bermotor, bersepeda.
7. Kata kerja aktif, 
yang subjeknya melakukan tindakan seperti yang dimaksud. Biasanya berawalan me- atau ber-,
contoh : 
menyanyi, mengungkit.
8. Kata kerja pasif, 
yang subjeknya menjadi sasaran dari tindakan dimaksud. Biasanya berawalan di-, ter- dan
berimbuhan ke- an. contoh :
dibahas, diminati
3. KATA SIFAT
Semua kata yang dapat diperluas dengan kata lebih, paling, sangat, atau
mengambil bentuk se-reduplikasi-nya, adalah kata sifat. Kata ini disebut
juga adjektiva.

contoh :
 lebih cermat, agak membosankan, sangat cantik, semahal-
mahalnya
 lebih bijaksana, paling enak, sangat mahal, sebaik-baiknya.

Kata sifat dikatakan berfungsi atributif jika digunakan untuk


menjelaskan kata benda, dan kata sifat tersebut bersama-sama
dengan kata bendanya membentuk frase nominal. Jika digunakan
sebagai predikat sebuah kalimat ia dikatakan berfungsi predikatif.
Perhatikan contoh berikut :

(1) Mahasiswa baru itu sedang mengikuti penataran P4. 


(2) Buku itu baru.

Kata baru dalam kalimat (1) berfungsi atributif, sedangkan dalam


kalimat (2) berfungsi predikatif.
4. KATA TUGAS
Kata yang berfungsi total, memperluas atau mentransformasikan kalimat dan tidak dapat
menduduki jabatan-jabatan utama dalam kalimat, seperti kata dan, di, dengan, dan lain lain.
dikelompokkan ke dalam kelas kata tugas.
Yang termasuk kata tugas ialah :

(1) Kata depan atau preposisi : di, ke, dari


(2) Kata hubung atau konjungsi : dan, atau, karena, dengan
(3) Kata sandang atau artikula : si, sang, para, kaum
(4) Kata keterangan atau adverbia : sangat, selalu, agak, sedang,
     secepat-cepatnya

Ciri-ciri kata tugas :


 Tidak dapat berdiri sendiri sebagai tuturan yang bebas.
 Tidak, pernah mendapat imbuhan atau mengalami afiksasi.
Perhatikan, kata ke, dari, di, tetapi, telah, akan, dsb., tidak mengalami afiksasi !
 Berfungsi menyatakan makna gramatikal kalimat. Sebuah kalimat akan berubah
artinya jika kata tugasnya diganti dengan kata tugas yang lain. Perhatikan contoh di
bawah ini :
 Herman sedang mandi
 Herman sudah mandi
 Herman belum mandi.
 Jumlah kata tugas hampir tidak, berkembang karena sifat keanggotaannya tertutup.
Ini berbeda sekali dengan kata benda, kata kerja atau kata sifat yang terus
berkembang dan diperkaya oleh kata-kata baru.
Fungsi kata tugas ialah untuk memperluas atau menyatakan hubungan unsur-unsur kalimat
dan menyatakan makna gramatikal atau arti struktural kalimat tersebut.
^^SELESAI^^

Anda mungkin juga menyukai