Anda di halaman 1dari 3

MORFOLOGI

MATERI PERTAMA:

• Morfologi adalah ilmu bahasa dalam bidang linguistik yang mempelajari mengenai struktur
bahasa berupa kata dan bagian-bagiannya serta pembentukan kata.
• Tahun 1950-an, linguistik diarahkan kepada sintaksis (ilmu susunan dan hubungan satu kata dgn
kata lain) dan morfologi dianggap kurang bermanfaat. Munculnya Syntatic Struture oleh
Chomsky tahun 1957.

MATERI KEDUA:

• Leksikologi adalah cabang linguistik yang menyelidiki kosakata dan makna. (kosakata atau
kamus)
• Etimologi adalah cabang ilmu bahasa yang menyelidiki asal usul kata serta perubahan dalam
bentuk dan makna. (yang sebenarnya)
• Fonologi (mempelajari bunyi bahasa), sintaksis (mempelejari susunan kalimat dan hubungan
satu kata dgn lainnya).
• Hubungan antara leksikologi dgn morfologi yakni sama-sama mempelajari mengenai arti, namun
bedanya, morfologi mempelajari arti yg timbul akibat dari proses gramatikal. Sedangkan
leksikologi mempelajari arti yang terkandung dalam kata, atau yg disebut leksikal (memiliki sifat
tetap dan tidak berkaitan dgn makna lainnya).
• Contoh kata leksikologi yakni: masak. Contoh kalimat: Buah yang masak di pohon. Artinya buah
yangsudah jadi.
• Hubungan morfologi dengan etimologi yakni pada contoh kata: Saya. Yang terdapat pada kata
Sahaya. Contoh tersebut merupakan bagian dari etimologi dikarenakan kata tersebut
merupakan contoh perubahan kata yang dipelajari oleh etimologi (asal usul suatu kata).

MATERI KETIGA:

• Morfem adalah satuan bentuk bahasa terkecil yang mengandung arti, tidak dapat dibagi atas
bagian bermakna yang lebih kecil. Morfem terdiri dari: morfem bebas, morfem terikat, morfem
unik.
• Morfem bebas itu adalah morfem yang dapat berdiri sendiri. Contohnya: makan, minum,
rumah.
• Morfem terikat adalah bentuk bahasa yang memiliki arti setelah berkombinasi dgn bentuk lain
seperti meng-, ber-, ter-, per-, ke-, di-, peng-, -kan, -i, ke-an, dan se-an. Contohnya: main -
bermain.
• Morfem unik adalah morfem yang baru mengandung arti setelah digabungkan dengan morfem
bebas yang lain, contohnya: kala. Setelah digabungkan dengan morfem bebas yaitu sedia,
menjadi sediakala. Atau ditambah imbuhan ber-, menjadi berkala.
• Kata dasar adalah kata yang menjadi landasan dalam pembentukan kata atau turunan.
• Pendekatan morfologis berkiblat pada Unsur dan Susunan (Item and Arrangement IA) dan Unsur
dan Proses (Item and Process IP).
• Alomorf adalah anggota satu morfem yang mempunyai fungsi dan makna yang sama, tetapi
wujudnya beda. Variasi ini terjadi pada perubahan bunyi tanpa perubahan makna.
• Contoh alomorf ada pada morfem ber- (ber-, be-, dan bel-) serta morfem me- (me-, mem-, men-
, meng-, dan meny-).
• Perubahan bentuk imbuhan ditentukan oleh fonem pertama yang mengawali kata dasar. KPTS:
K (meng-, peng-..-an) contohnya kerja, P (mem-, pem-..-an,) contohnya parkir, T (men-, pen-..-
an) contohnya tahap, S (meny-, peny-..-an) contohnya sesuai.

MATERI KEEMPAT:

• Kata adalah tanda atau suatu satuan bentuk dan makna.


• Leksem adalah kata dasar.
• Perbedaan kata dengan leksem yakni kata hanyalah sebagai satuan bentuk yang memiliki
makna, sedangkan leksem adalah kata dasar yang dapat dibuat kata turunan.

MATERI KELIMA:

• Proses morfologis adalah proses pembentukan kata.


• Derivasi zero: proses yang mengubah leksem tunggal menjadi kata tunggal.
• Afiksasi: atau imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata entah di awal, di akhir,
di tengah, atau gabungan dari ketiga tersebut untuk membentuk kata baru yang berhubungan
dengan kata pertama.
• Reduplikasi: atau perulangan adalah proses pengulangan kata atau unsur kata.
• Komposisi: Susunan atau tata susun dalam kata-kata.
• Abreviasi: atau singkatan adalah sebuah huruf atau sekumpulan huruf sebagai bentuk pendek
dari sebuah atau beberapa kata.
• Derivasi balik: proses yang menjelaskan terkait contoh seperti mengapa bentuk dipungkiri yang
sebenarnya dimungkiri.
• Metanalisis: analisis statistik yang memadukan hasil berbagai kajian ilmiah. (akurat)
• Analogi: persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yang berlainan. Hasil
pembentukan unsur bahasa karena pola lain.
• Kombinasi analisis: gabungan beberapa hal pada proses runtunan perubahan peristiwa dalam
perkembangan sesuatu.

MATERI KEENAM:

• Bahasa Indonesia memiliki 5 jenis afiks (imbuhan), yakni prefiks (awalan), infiks (sisipan), sufiks
(akhiran), konfiks (imbuhan terbelah), dan simulfiks (imbuhan gabung).
• Prefiks (awalan) imbuhan yang diletakan di depan dasar. Terdapat delapan awalan, yaitu ber-,
meng-, peng-, per-, di-, ter-, ke-, dan se-.

MATERI KETUJUH:

• Morfofonemik adalah proses berubahnya suatu fonem (bunyi) menjadi fonem (bunyi) lain sesuai
dengan fonem (bunyi) awal kata yang bersangkutan.
• Perubahan fonem terjadi akibat pertemuan morfem dengan morfem lain.
• Contoh dari morfofonemik antara lain adalah perubahan bentuk prefiks (meng-, per-, ber-, dan
ter-) sesuai dengan fonem kata dasar yang dilekatinya. Misal perubahan meng- menjadi men-
jika kata dasarnya dimulai dengan fonem /d/ atau /t/: meng- dan duga menjadi men-duga,
bukan meng-duga.
• Proses penambahan /e/ terjadi akibat pertemuan morfem meng- atau peng- dengan bentuk
dasarnya, sehingga morfem tersebut berubah menjadi penge-. Contoh: meng- + bom =
mengebom.
• Penambahan bunyi /w/ apabila ada bentuk dasar itu berubah dengan bunyi /u, o, aw/ dan
terjadi penambahan bunyi /y/ apabila bentuk dasar itu berakhir dengan bunyi /i, ay/.
Contohnya: -an + hari = harian (hariyan).
• Proses hilangnya bunyi /ng-/ pada meng- dan peng- terjadi akibat pertemuan morfem meng-
dan peng- dengan bentuk dasar yang berawal bunyi /l, r, y, w, dan nasal/. Contohnya: meng- +
rindukan = merindukan.
• Bunyi /R/ pada morfem ber-, per-, dan ter- akan hilang jika bertemu fonem /R/ dan bentuk
dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /R/. Contohnya: ber- + rapat = berapat.
• Bunyi-bunyi awal /k, p, t, s/ pada kata dasar akan hilang jika berkombinasi dengan morfem
meng- dan peng-, dan bunyi nasal yang homorgan (memiliki artikulator) yang sama. Contohnya:
meng- + paksa = memaksa.

RANGKUMAN BUKU MORFOLOGI YANG DIBACA:

BAB 1 PENDAHULUAN: Pemahaman terkait subsistem morfologi dan pembentukan kata. Adanya variasi-
variasi dalam bahasa Indonesia, seperti dialek. Juga adanya ragam bahasa yang terjadi akibat adanya
variasi bahasa berdasarkan pemakaian bahasa. Bahasa memiliki tiga subsitem sebagai fenomena yang
memadukan bagian makna dengan bunyi. Ketiga subsistem tersebut ialah fonologis, gramatikal, dan
leksikal. Pada morfologi, pendekatan yang digunakan adalah jenis pendekatan deskriptif yakni
penyelidikan mengenai sistem bahasa yang mana dipusatkan pada perkembangan sistem bahasa dari
waktu ke waktu.

BAB 2 LATAR BELAKANG TEORETIS: Adanya teori tentang leksem. Leksem digunakan sebagai bentuk kata
dasar. Leksem merupakan bahan dasar yang telah mengalami pengolahan gramatikal menjadi kata
dalam bentuk morfem dasar. Lalu, morfologi sebagai subsistem bahasa, berupa proses mengolah leksem
menjadi kata.

BAB 3 AFIKSASI: Afiksasi adalah proses mengubah leksem menjadi kata kompleks. Afiksasi sendiri juga
merupakan proses penambahan imbuhan pada suatu kata. Jenis-jenis afiks yakni, prefiks, infiks, sufiks,
simulfiks, konfiks, superfiks, dan kombinasi afiks. Proses afiksasi bukanlah sekedar perubahan bentuk
melainkan juga pembentukan leksem menjadi kelas tertentu.

BAB 4 REDUPLIKASI: Reduplikasi adalah proses pengulangan kata. Ada tiga macam reduplikasi yakni,
reduplikasi fonologis, reduplikasi morfemis, dan reduplikasi sintaksis.

BAB 5 KOMPOSISI: Komposisi adalah proses penggabungan dua leksem atau lebih yang membentuk
kata. Komposisi juga berarti susunan kata-kata. Output dari proses itu disebut paduan leksem atau
kompositum yang menjadi calon kata majemuk. Pada prosesnya, pengulangan itu tidak tentu sifatnya.
Ada yang mengulang suku kata akhir saja, ada yang mengulang suku kata awal saja, ada pula yang
mengulang seluruh kata majemuk.

Anda mungkin juga menyukai