Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK DOSEN PEMBIMBING

Pend. Bahasa & Sastra Indonesia Kelas Tinggi Otang Kurniaman, M.Pd

MAKALAH MORFOLOGI BAHASA INDONESIA

Disusun oleh:
Kelompok 3
Ernila Sari R 1705110921
Herlin Fajriah 1705114393
Shella Safitri 1705121572

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2019
MORFOLOGI BAHASA INDONESIA

A. Pengertian Morfologi
Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti “bentuk”
dan kata logi yang berarti “ilmu”. Jadi secara harfiah kata morfologi berarti “ilmu
mengenai bentuk”. Di dalam kajian linguistik, morfologi berarti ilmu mengenai
bentuk-bentuk dan pembentukan kata.
Kata Morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari
bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk
dan logos berarti ilmu. Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu,
kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk atau bisa dikatakan bahwa morfologi
adalah ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk kata.
Ramlan (1979) memberikan arti morfologi linguistik sebagai sebuah ilmu
bahasa yang dikhususkan mempelajari dan membicarakan struktur kata serta
pengaruh dari struktur kata terhadap arti. Morfologi juga dapat dikatakan cabang
dalam tata bahasa dengan membahas tentang struktur dan bentuk dari kata.
Verhaar (1984:52) berpendapat bahwa morfologi adalah bidang linguistik
yang mempelajari susunan bagian kata secara gramatikal. Begitu pula
Kridalaksana (1984:129) yang mengemukakan bahwa morfologi, yaitu (1) bidang
linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya; (2) bagian
dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata, yaitu morfem.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa morfologi
adalah bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara morfem yang satu
dengan morfem yang lain untuk membentuk sebuah kata.

B. Morfem
Morfem adalah suatu gramatikal terkecil yang memiliki makna dengan kata
terkecil, berarti satuan itu tidak dapat dianalisis menjadi lebih kecil lagi tanpa
merusak makna. Morfem merupakan bagian bahasa yang membentuk makna yang
merupakan satuan bunyi. Jika kita membahas tentang morfem maka tidak terlepas
dengan satuan-satuan gramatikal yang secara makna leksikal atau makna
gramatikal.
Seorang tokoh linguistik Amerika mengatakan bahwa “morfem adalah unsur
terkecil yang secara individual mengandung pengertian dalam ujaran suatu
bahasa” (Hockett, 1958: 123 dalam Tarigan 1987: 6)
Konsep mengenai morfem juga dikemukakan oleh Surana (1984: 58) bahwa
setiap morfem bebas merupakan kata. Tetapi, kata tidak saja meliputi morfem
bebas, namun meliputi semua gabungan antara morfem bebas dan morfem terikat,
morfem dasar dengan morfem dasar.
Sejalan dengan itu, Keraf (1987: 51) membedakan morfem menjadi dua, yaitu
morfem bebas yang dapat langsung membina sebuah kalimat atau morfem yang
dapat berdiri sendiri dan morfem terikat yang tidak dapat langsung membina
sebuah kalimat. melainkan selalu terikat dengan morfem lain. Satuan morfem
bebas sudah merupakan kata. Ramlan (2001: 32) memberikan pendapatnya
tentang morfem bahwa “setiap bentuk tanggal, baik termasuk golongan satuan
bebas maupun satuan terikat merupakan satu morfem.” Berdasarkan pendapat
tersebut maka dapat dikatakan satuan-satuan rumah, sepeda, jalan, ber-, men-, di-,
maha-, juang, lah, dan sebagainya masing-masing merupakan satu morfem.
Berikut ini adalah jenis-jenis morfem:
1. Berdasarkan kebebasannya
Jenis morfem ini dibedakan menjadi dua :
a. Morfem bebas, adalah morfem yang tanpa keterkaitannya dengan
morfem lain dapat langsung digunakan dalam petuturan. Misalnya
morfem pulang, merah dan pergi, yang berdiri sendiri tanpa digabung.
b. Morfem terikat adalah morfem yang harus terlebih dahulu bergabung
dengan morfem lain untuk dapat digunakan dalam peraturan, misalnya
henti, juang dan geletak yang membutuhkan yang lain supaya memiliki
makna.

2. Berdasarkan keutuhan bentuk


Morfem ini dibedakan menjadi :
a. Morfem utuh adalah morfem yang bagian-bagian pembentuknya
bersambungan misalnya : ter, per, pohon, lihat, pun.
b. Morfem terbagi adalah morfem yang bagian-bagian pembentuknya tidak
bersambung. Misalnya : ke, an, dalam sebuah kemanusiaan, bukan
merupakan penjumlahan dua morfem ke, dan an, tapi satu morfem saja.

3. Berdasarkan kemungkinan menjadi dasar pembentukan kata.


Morfem ini dibedakan menjadi :
a. Morfem dasar adalah morfem yang dapat menjadi dasar dalam satu
proses morfologi. Misalnya: morfem (beli) dan (makan)
b. Morfem afiks adalah morfem yang tidak dapat menjadi dasar dalam
pembentukan kata, tetapi hanya menjadi unsur pembentuk dalam proses
afiksasi.

4. Berdasarkan jenis fonem yang membentuknya


Jenis ini dibedakan menjadi :
a. Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem fonem
segmental. Yakni morfem yang berupa bunyi dan dapat di segmentasikan
b. Morfem suprasegmental adalah morfem yang terbentuk dari nada,
tekanan dan intonasi.
Adapun berdasarkan kriteria tertentu, morfem diklasifikasikan menjadi
beberapa jenis, penjenisan ini ditinjau dari dua segi yakni hubungannya dan
distribusinya. Agar lebih jelas pengklasifikasian morfem dari segi hubungannya,
masih dapat kita lihat dari hubungan struktural dan hubungan posisi.
1. Ditinjau dari hubungan struktural
Menurut hubungan strukturnya morfem dapat dibedakan menjadi tiga
macam yaitu : morfem bersifat aditif, replasif, dan substraktif.
a. Morfem besifat aditif (tambahan) yaitu morfem morfem yang biasa
pada umumnya terdapat pada semua bahasa.
b. Morfem yang bersifat replasif (penggantian) yaitu morfem morfem
berubah bentuk atau berganti bentuk dari morfem asalnya. Perubahan
bentuk itu mungkin disebabkan oleh perubahan waktu atau perubahan
jumlah.
c. Morfem yang bersifat substraktif (pengurangan) misalnya terdapat
pada bahasa perancis. Dalam bahasa tersebut terdapat bentuk ajektif
yang dikenakan pada bentuk betina dan jantan secara ketatabahasaan.

2. Ditinjau dari hubungan posisi


Dilihat dari hubungan posisinya, morfem dapat dibagi menjadi tiga macam
yaitu : morfem bersifat urutan, sisipan dan simultan. Contoh morfem berift
berurutan yakni terdapat pada kata berpakaian yaitu /ber-:/-an/. Ketiga
morfem itu bersifat berurutan yakni yang satu terdapat sesudah dan
lainnya. Sedanhkan morfem simultan itu sering disebut morfem kontinu
atau morfem yang dapat berfungsi sebagai kata.dan morfem terikat yaitu
morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa, misalnya :
di-, ke-, -i, se-, ke-an.

C. Proses Morfologi
Proses morfologis menurut Samsuri (1988:190) adalah cara pembentukan
kata-kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain.
Kata disebutnya sebagai bentuk minimal yang bebas, artinya bentuk itu dapat
diucapkan tersendiri, bisa dikatakan, dan bisa didahului dan diikuti oleh jeda yang
potensial.
Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia merupakan sistem alamiah yang
telah berhasil untuk mengembangkan makna leksem. Dengan demikian,
pembentukan kata itu telah memekarakan konsep penutur bahasa mengenai
dirinya dan alam sekitarnya. Suatu leksem dapat dibentuk menjadi sebuah kata
melalui proses morfologis. Dengan demikian, proses morfologis adalah suatu
proses yang mengubah leksem menjadi kata. Dapat dikatakan bahwa leksem ialah
masukan (input) dan kata adalah keluaran (output). Para linguis menyebutkan jika
konsep proses morfologis adalah proses pembentukan kata. Dapat disimpulkan
proses morfologis ialah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang
merupakan bentuk dasarnya (Arifin dan Junaiyah, 2009: 8).
Menurut Arifin dan Juaniyah (2009: 9) terdapat sembilan jenis proses
morfologis, yaitu:
1. Derivasi zero
2. Afiksasi
3. Reduplikasi
4. Komposisi
5. Abreviasi
6. Derivasi balik
7. Metanalisis
8. Analogi
9. Kominasi proses
Kesembilan proses morfologis itu dapat menjelaskan terjadinya suatu kata
secara ilmiah dalam bahasa Indonesia.

1. Derivasi Zero
Derivasi zero adalah proses pembentukan kata yang mengubah leksem
tunggal menjadi kata tunggal. Leksem tidur yang berupa leksem tunggal,
misalnya, dapat berubah menjadi kata tunggal tidur melalui proses
morfologi derivasi zero. Semua kata dasar sebelum melalui proses derivasi
zero adalah leksem.

2. Afiksasi
Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses morfologi yang mengubah
leksem menjadi kata setelah mendapat afiks. Misalnya, kata membaca
berasal dari leksem baca yang mengalami proses morfologis afiksasi dengan
memperolah afiks mem-. Afiksasi dalam bahasa meliputi pemberian awalan
(prefiks), akhiran (sufiks), sisipan (infiks), imbuhan gabung (simulfiks), dan
imbuhan terbelah (konfiks).

3. Reduplikasi
Reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruh, maupun
sebagian, baik variasi fonem maupun tidak, hasil pengulangan itu
merupakan kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk
dasar. Misalnya, rumah-rumah dari bentuk dasar rumah.
4. Komposisi
Komposisi adalah proses morfologis yang mengubah gabungan leksem
menjadi satu kata, yakni kata majemuk. Kata majemuk ialah gabungan kata
dasar yang sudah membentuk satu kesatuan dan menimbulkan arti baru
(Alisjahbana, 1953). Contoh :
Keras+kepala = keras kepala
Kamar+mandi=kamar mandi
Mata+pelajaran = mata pelajaran

5. Abreviasi
Abreviasi adalah proses morfologis yang mengubah leksem atau
gabungan leksem menjadi kependekan. Pembentukan kata melalui proses
abreviasi ini meliputi singkatan, akronim, dan lambang. Berikut adalah
contohnya.
a. Singkatan : PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
KB (Keluarga Berencana)
b. Akronim : Golkar (Golongan Karya)
Dapus (Daftar Pustaka)
c. Lambang : cm (Sentimeter)
Rp (Rupiah)

6. Derivasi Balik
Contoh derivasi balik adalah penggunaan kata “dipungkiri” dan
“dimungkiri”. Sebenarnya, kata “pungkir” tidak ada dalam perbendaharaan
kata baku bahasa Indonesia. Yang ada adalah kata “mungkir“, yang diserap
dari kata bahasa Arab munkir (Russell, 2008). Jadi, bentuk pasif yang baku
adalah “dimungkiri”, bukan “dipungkiri”.
Kridalaksana (200: 181) menyebut gejala ini sebagai derivasi balik
(back-derivation atau back-formation). Derivasi balik didefinisikan olehnya
sebagai proses pembentukan kata berdasarkan pola-pola yang ada, tanpa
mengenal atau mempertimbangkan unsur-unsurnya.
7. Metanalisis
Metanalisis merupakan proses yang dapat menjelaskan bentuk-bentuk.
Contohnya seperti : tunakarya, tunasusila, tunanetra, tunawisma, tunadaksa,
tunagrahita. Semuanya ini adalah bentuk metanalisis.

8. Analogi
Pembentukan kata melalui proses morfologis analogi dilakukan dengan
bertolak dari bentuk yang sudah ada dalam bahasa Indonesia. Misalnya : di
dalam bahasa Indonesia, terdapat kata pesuruh yang berarti ‘orang yang
disuruh’ di samping kata penyuruh ‘orang yang menyuruh’ maka, dibentuk
kata lain dengan beranalogi paada kata pesuruh itu. Seperti pesuluh (orang
yang disuluh), petatar (orang yang ditatar).

9. Kombinasi Proses
Semua bentuk dalam proses morfologis itu dapat berkombinasi
sehingga ada bentuk seperti perkeretaapian, kemurahan hati, di-KEPRES-
kan, ditilang, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal dan Junaiyah. 2009. Morfologi: Bentuk, Makna, dan Fungsi Edisi
Kedua. Jakarta: Grasindo

Kridalaksana, H. 2007. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama.

Kurniaman, Otang dkk. 2017. Buku Ajar Kebahasaan untuk Mahasiswa


pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pekanbaru :UR Press

Ramlan, M. 1979. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: U.P.


Karyono.

Russell, J. (Ed.) 2008. Loan-words in Indonesian and Malay. Jakarta: Yayasan


Obor Indonesia.

Samsuri. 1988. Morfologi dan Pembentukan Kata. Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan.

Widyastuti. 2015. PROSES PEMBENTUKAN NOMINA BAHASA MUNA


DIALEK GU-MAWASANGKA. Jurnal Humanika. 3 (15).
LATIHAN
Pilahan Ganda
1. Morfologi berasal dari kata morf yang berarti...
a. Ilmu c. Kata
b. Bentuk d. Suara

2. Morfologi berasal bahasa Yunani, yaitu morphologie yang berarti...


a. Ilmu tentang bentuk c. Bentuk kata
b. Ilmu tentang kalimat d. Ilmu dasar

3. Morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian kata


secara gramatikal Ilmu mengenai bentuk-bentuk dan pembentukan kata, hal
ini dikemukan oleh...
a. Ramlan c. Samsuri
b. Verhaar d. Kridalaksana

4. Bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara morfem yang satu


dengan morfem yang lain untuk membentuk sebuah kata adalah pengertian
dari....
a. Morfofonemik c. Morfologi
b. Leksem d. Proses morfologi

5. Suatu gramatikal terkecil yang memiliki makna dengan kata terkecil, berarti
suatu itu tidak dapat dianalisis menjadi lebih kecil lagi tanpa merusak makna
adalah pengertian dari…
a. Fonem c. Fonetik
b. Morfem d. Morfologi

6. Setiap morfem bebas merupakan kata. Tetapi, kata tidak saja meliputi
morfem bebas, namun meliputi semua gabungan antara morfem bebas dan
morfem terikat, morfem dasar dengan morfem dasar. Konsep ini dikemukan
oleh...
a. Keraf c. Ramlan
b. Surana d. Budi Anto

7. Morfem yang tanpa keterkaitanya dengan morfem lain dapat langsung


digunakan dalam petuturan disebut dengan morfem…
a. Morfem utuh c. Morfem bebas
b. Morfem terkait d. Morfem terikat

8. Morfem terbagi adalah morfem yang bagian-bagianya tidak bersambung.


Morfem ini termasuk dalam jenis-jenis morfem berdasarkan…
a. Jenis fenompem bentuknya
b. Kebebasan
c. Kemungkinan menjadi dasar pembentuk kata
d. Keutuhan bentuk

9. Morfem yang tidak dapat menjadi dasar dalam pembentukan kata tetapihanya
menjadi unsur pembentuk dalam proses afiksasi adalah jenis morfem …
a. Afiks c. Suprasegmental
b. Segmental d. Terkait

10. Ditinjau dari hubungan struktural, merofem-morfem berubah bentuk atau


berganti bentuk dari morfemasalnya. Perubahan bentuk itu mungkin
disebabkan oleh perubahan waktu atau perubahan jumlah adalah morfem
yang bersifat…
a. Substraktif c. Segmental
b. Aditif d. Reflasif

11. Berdasarkan jenis fonem yang membentuknya morfem yang terbentuk dari
nada, tekanan dan intonasi adalah morfem…
a. Suprasegmental c. Subtraktif
b. Segmental d. Reflasif
12. Suatu proses yang mengubah leksem menjadi kata disebut juga dengan...
a. Morfem c. Morfologi
b. Morfofonemik d. Proses morfologi

13. Berikut ini yang tidak termasuk ke dalam proses morfologi menurut Arifin
dan Junaiyah adalah...
a. Suplisi c. Abreviasi
b. Reduplikasi d. Analogi

14. Proses morfologi yang mengubah leksem menjadi kata setelah mendapat afiks
adalah pengertian proses morfologi...
a. Afiksasi c. Analogi
b. Reduplikasi d. Kombinasi proses

15. Perserikatan Bangsa Bangsa yang disingkat dengan PBB merupakan contoh
dari salah satu proses morfologis, yaitu...
a. Afiksasi c. Analogi
b. Reduplikasi d. Abreviasi

16. Proses pembentukan kata yang mengubah leksem tunggal menjadi kata
tunggal adalah pengertian dari..
a. Kombinasi proses c. Derivasi balik
b. Derivasi zero d. Metanalisis

17. Berikut ini adalah contoh kata dari proses metanalisis, kecuali...
a. Tunakarya c. Dimungkiri

b. Tunasusila d. Pramugari

18. Berikut ini yang merupakan contoh kata dari proses morfologi komposisi
adalah...
a. Keras kepala c. Dimungkiri
b. Pramugari d. Tunawisma
19. Proses morfologis yang mengubah gabungan leksem menjadi satu kata, yakni
kata majemuk disebut juga dengan proses morfologi...
a. Reduplikasi c. Komposisi
b. Afikasasi d. Abrevisasi

20. Proses morfologi yang terrdiri dari awalan (prefiks), akhiran (sufiks), sisipan
(infiks), imbuhan gabung (simulfiks), dan imbuhan terbelah (konfiks)
adalah...
a. Reduplikasi c. Komposisi
b. Afikasasi d. Abrevisasi

Essay

1. Jelaskan pengertian dari morfologi!


2. Jelaskan jenis morfem berdasarkan kebebasannya!
3. Apa yang yang dimaksud dengan proses morfologi?
4. Sebutkan 9 proses morfologi menurut Arifin dan Junaiyah!
5. Tuliskan satu contoh kata dari proses abreviasi!
KUNCI JAWABAN

Pilihan Ganda

1. B 11. A
2. A 12. D
3. B 13. A
4. C 14. A
5. B 15. D
6. B 16. B
7. C 17. C
8. D 18. A
9. A 19. C
10. D 20. B

Essay

1. Morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara


morfem yang satu dengan morfem yang lain untuk membentuk sebuah
kata.
2. -Morfem bebas, adalah morfem yang tanpa keterkaitannya dengan morfem
lain dapat langsung digunakan dalam petuturan. Misalnyamorfem pulang,
merah dan pergi, yang berdiri sendiri tanpa digabung.
-Morfem terikat adalah morfem yang harus terlebih dahulu bergabung
dengan morfem lain untuk dapat digunakan dalam peraturan, misalnya
henti, juang dan geletak yang membutuhkan yang lain supaya memiliki
makna.
3. Proses morfologi adalah cara pembentukan kata-kata dengan
menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain.
4. Derivasi zero, afiksas, reduplikasi, komposisi, abreviasi, derivasi balik,
metanalisis, analogi, kominasi proses.
Kuis
Jelaskan secara singkat morfologi bahasa yang telah disampaikan penyaji
sebelumnya!

Anda mungkin juga menyukai