Ueber
mich
Deutshunterricht
Deutsche
Kulturkunde
Computerbegriffe
Sprachwissenschaft
MARLIANI
PANGALA
SAMAA
WELCOME TO MY BLOG
Definisi
Morfologi
1. Definisi Morfologi
pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan
kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta
fungsiperubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik
(Ramlan,1987:19).
Kata Morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari
bahasaYunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan dan
logos berarti ilmu. Bunyi [o] yang terdapat diantara morphe dan logos ialah bunyi yang biasa
muncul diantara dua kata yang digabungkan. Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur
bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta perubahan
kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan
dalam morfologi. Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi
adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi. Itulah sebabnya,
dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata)
serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.
1.1. Morfem
Morfem merupakan satuan bahasa paling kecil yang menjadi sasaran kajian
morfologi. Apakah yang dimaksud dengan morfem? Abdul Chaer dalam bukunya yang
berjudul Morfologi Bahasa Indonesia mengatakan bahwa morfem adalah satuan gramatikal
terkecil yang memiliki makna (2008:7). Sedangkan menurut Zaenal Arifin dalam bukunya
Morfologi Bentuk dan Makna mengatakan bahwa morfem adalah satuan bahasa terkecil yang
mengandung makna. Hal serupa juga dikemukakan Ramlan, menurut beliau morfem
merupakan satuan gramatik paling kecil yang tidak mempunyai satuan lain selain unsurnya
(Ramlan, 1983 : 26). Bloch dan Trager dalam Kushartanti (2001:120) mengatakan bahwa
morfem yaitu semua bentuk baik bebas maupun terikat yang tidak dapat dibagi ke dalam
bentuk terkecil yang mengandung arti. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan
menjadi bentuk-bentuk terkecil lainnya serta mengandung makna atau arti leksis.
Bentuk meN- juga merupakan sebuah morfem, karena merupakan bentuk terkecil bahasa
Indonesia, walau tidak mempunyai makna leksikal, tetapi mempunyai makna gramatikal.
a. Identifikasi Morfem
petunjuk sebagai pegangan. Ada tujuh prinsip yang saling melengkapi untuk memudahkan
1. Dua bentuk yang sama atau lebih memiliki makna yang sama merupakan sebuah morfem.
Umpamanya kata bunga pada ketiga kalimat berikut adalah sebuah morfem yang sama.
2. Dua bentuk yang sama atau lebih bila memiliki makna yang berbeda merupakan dua morfem
yang berbeda. Misalnya kata bisa pada kedua kalimat berikut adalah dua buah morfem yang
berbeda.
3. Dua buah bentuk yang berbeda, tetapi memiliki makna yang sama, merupakan dua morfem
yang berbeda. Umpamanya, kata sukar dan sulit pada kedua kalimat berikut adalah dua
yang sama, asal perbedaan bentuk itu dapat dijelaskan secara fonologis. Umpamanya bentuk-
bentuk seperti be, ber, dan bel pada kata-kata berikut adalah morfem yang sama.
bekerja
berujar
belajar
5. Bentuk yang hanya muncul dengan pasangan satu-satunya adalah juga sebuah morfem.
6. Bentuk yang muncul berulang-ulang pada satuan yang lebih besar apabila memiliki makna
yang sama merupakan morfem yang sama. Misalnya bentuk tulis pada kata-kata berikut
menulis
tertulis
penulis
ditulis
7. Bentuk yang muncul berulang-ulang pada satuan yang lebih besar (klausa, kalimat) apabila
b. Morfem dapat diklasifikasikan berdasarkan kebebasannya. Antara lain akan dibahas secara
rinci:
1. Berdasarkan kebebasannya untuk dapat digunakan langsung dalam petuturan morfem dapat
a) Morfem Bebas
Morfem bebas adalah morfem yang tanpa kehadiran morfem lain dapat muncul
Misalnya:
1. Morfem bebas – “saya”, “buku”, dsb.
2. Morfem terikat – “ber-“, “kan-“, “me-“, “juang”, “henti”, “gaul”, dsb.
b) Morfem Terikat
Morfem terikat adalah morfem yang tanpa digabung dulu dengan morfem lain tidak dapat
muncul dalam pertuturan. Semua afiks dalam bahasa Indonesia adalah morfem terikat.
Berkenaan dengan morfem terikat ini dalam bahasa Indonesia ada beberapa hal yang perlu
dikemukakan. Yaitu:
Pertama, bentuk-bentuk seperti juang, henti, gaul, dan baur juga termasuk morfem
terikat, karena bentuk-bentuk tersebut, meskipun bukan afiks, tidak dapat muncul dalam
pertuturan tanpa terlebih dahulu mengalami proses morfologi. Bentuk-bentuk seperti ini
Verhaar (1978) bentuk-bentuk seperti baca, tulis, dan tendang juga termasuk
sehingga baru bisa muncul dalam pertuturan, sesudah mengalami proses morfologi.
Ketiga, bentuk-bentuk seperti renta (yang hanya muncul dalam tua renta),
kerontang (yang hanya muncul dalam kering kerontang), dan bugar (yang hanya muncul
dalam segar bugar) juga termasuk morfem terikat. Lalu, karena hanya bisa muncul
dalam pasangan tertentu, maka bentuk-bentuk tersebut disebut juga morfem unik.
Keempat, bentuk-bentuk yang termasuk preposisi dan konjungsi, seperti dari, pada,
dan kalau, dan atau secara morfologis termasuk morfem bebas, tetapi secara sintaksis;
Kelima, yang disebut klitika merupakan morfem yang agak sukar ditentukan
statusnya; apakah terikat atau bebas. Klitika adalah bentuk-bentuk singkat, biasanya hanya
satu silabel, secara fonologis tidak mendapat tekanan, kemunculannya dalam pertuturan
selalu melekat pada bentuk lain, tetapi dapat dipisahkan. Umpamanya, klitika -lah dalam
bahasa Indonesia.
Proklitika adalah klitika yang berposisi di muka kata yang diikuti, seperti ku dan kau
pada konstruksi kubawa dan kuambil. Sedangkan enlditika adalah klitika yang berposisi di
1.2. Morf
Di samping istilah morfem dan alomorf ada pula istilah morf. Morf adalah satuan
bentuk terkecil yang sudah mempunyai arti, yang tidak atau belum dibicarakan dalam
hubungan keanggotaan terhadap suatu morfem. Pada hakikatnya morf adalah deretan fonem.
Karena itu morf-morf kita tuliskan secara fonemis. Dalam bahasa Indonesia kita jumpai kata
seperti tulis, menulis, penulis, ditulis, dan sebagainya. Dengan melihat deretan bentuk itu
saja, kita dapat mengetahui bahwa ada bagian bentuk yang dapat kita pisahkan dengan
mudah, yaitu tulis. Dengan demikian kita dapat menetapkan bahwa / tulis/, / meN /,/pe/, / di/
merupakan satuan terkecil yang bermakna. Satuan-satuan itu masing-masing disebut dengan
morf.
Satuan me- yang mempunyai struktur fonologik mem-, men-, meny- meng-, dan me-,
bentuk mem-, men-, meny-,meng- ,dan me-, masing-masing disebut dengan morf, yang
semuanya merupakan alomorf dari morfem meN- .Contoh lain, morfem ber, yang terdiri dari
morf ber- pada kata berjalan, morf be - pada kata bekerja, morf bel- pada kata belajar. Morf
Dari penjelasan di atas tampak bahwa sebenarnya morf dan alomorf adalah dua nama
bagi wujud yang sama. Kushartanti (2001:150) mengatakan penamaan yang berbeda itu
dimaksudkan untuk menunjukkan perbedaan tingkat analisisnya. Jika wujud itu (yakni satuan
kecil yang bermakna) tidak dikaitkan dengan morfem tertentu wujud itu bernama morf. Jika
wujud itu sekarang dilihat sebagai anggota sebuah morfem, maka wujud itu menjadi alomorf
morfem tersebut.
1.3. Alomorf
Morfem sebenarnya merupakan barang abstrak karena ada dalam konsep. Sedangkan
yang konkret, yang ada dalam petuturan adalah alomorf, yang tidak lain adalah realisasi dari
morfem itu. Jadi, alomorf adalah bentuk realisasi morfem yang bersifat nyata/ada.
Umpamanya morfem {-me} tulis direalisasikan dalam bentuk prefix me- seperti terdapat
pada menulis. Pada umumnya sebuah morfem hanya memiliki sebuah alomorf. Namun, ada
juga morfem yang direalisasikan dalam beberapa bentuk alomorf. Misalnya, morfem {me-}
menghitung.
Me menbantu.
menyatu
Me melihat, melirik, meralat
Menge Mengecat
Keraf dalam Kushartanti (2005) mengatakan bahwa variasi itu disebabkan oleh
pengaruh lingkungan yang dimasukinya. Maksudnya, bergantung kepada jenis fonem awal
sebuah satuan yang dilekati oleh morfem tersebut. Perubahan /n/ itu harus homogen. Sebagai
contoh /n/ akan menjadi /m/ apabila dilekatkan pada bentuk dasar yang diawali fonem
/b/.fonem /m/ dan /b/ sama-sama bunyi bilabial. Sedangkan yang dimaksud dengan morf
DAFTAR PUSTAKA
http://susandi.wordpress.com/seputar-bahasa/morfologi-2/
http://zonakuliah86.blogspot.com/2012/06/hakikat-morfologi.html