0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan3 halaman
Manajemen penerbitan menurut Sukarna melibatkan perencanaan sebagai fungsi utama manajer untuk memilih alternatif dan tujuan guna mencapai efisiensi. Faktor dasar dalam tata letak menurut Taranokanai meliputi proporsi, keseimbangan, kontras, irama, kesatuan, dan harmoni. Evaluasi menurut Iriantara adalah proses penilaian sistematis terhadap nilai dan efektivitas suatu program berdasarkan kriteria dan tuju
Manajemen penerbitan menurut Sukarna melibatkan perencanaan sebagai fungsi utama manajer untuk memilih alternatif dan tujuan guna mencapai efisiensi. Faktor dasar dalam tata letak menurut Taranokanai meliputi proporsi, keseimbangan, kontras, irama, kesatuan, dan harmoni. Evaluasi menurut Iriantara adalah proses penilaian sistematis terhadap nilai dan efektivitas suatu program berdasarkan kriteria dan tuju
Manajemen penerbitan menurut Sukarna melibatkan perencanaan sebagai fungsi utama manajer untuk memilih alternatif dan tujuan guna mencapai efisiensi. Faktor dasar dalam tata letak menurut Taranokanai meliputi proporsi, keseimbangan, kontras, irama, kesatuan, dan harmoni. Evaluasi menurut Iriantara adalah proses penilaian sistematis terhadap nilai dan efektivitas suatu program berdasarkan kriteria dan tuju
Sukarna (1992:10) mengutip Harlond Koontz dan O’Donnell merumuskan perencanaan sebagai fungsi manajer di dalam memilih alternatif-alternatif, tujuan- tujuan, kebijakan, prosedur-prosedur dan program. Sukarna (1992:10-12) menyebutkan prinsip-prinsip perencanaan, yaitu : membantu pencapaian tujuan, efisiensi perencanaan, keutamaan perencanaan, pemerataan perencanaan, patokan perencanaan, kebijakan kerangka kerja, waktu, komunikasi perencanaan, alternative, pembatasan, keterikatan, fleksibilitas, perubahan navigasional, perencanaan strategis. Berdasarkan prinsip perencanaan tersebut, Sukarna (1992:13) menyimpulkan bahwa perencanaan adalah sebagai berikut : 1. Fungsi utama manajer. 2. Diarahkan pada tercapainya tujuan. 3. Didasarkan pada fakta objektif dan rasional untuk mewujudkan adanya kerja sama yang efektif. 4. Mengandung atau dapat memproyeksikan kejadian-kejadian pada masa datanag. 5. Memikirkan dengan matang anggaran, program, kebijakan, metode, dan standar untuk mencapai tujuan.
2. Faktor Dasar dalam Tata Letak menurut Taranokanai
Dalam proses pembuatan layout, harus memperhatikan 6 faktor dasardasar pokok sebagai berikut: 1. Proporsi/Perbandingan Proporsi menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan lainnnya atau dengan layout keseluruhannya dalam hal ukuran atau - bidang. Serta, antara dimensi layout dengan dimensi bagian-bagiannya. 2. Keseimbangan Keseimbangan akan terjadi bila unsur-unsur ditempatkan/disusun - dengan serasi sehingga bobot unsur-unsur tersebut memberi kesan - mantap dan tepat. Bobot itu dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, warna serta kecerahan atau kegelapan. Di dalam tampilan layout kita mengenal pusat optik, tempat dalam suatu ruang yang bagi mata - merupakan pusatnya. Letak pusat optik berada sedikit di atas pusat matematika (kira-kira 1/20 x tinggi). a. Keseimbangan format (simetris) : Keseimbangan format terbentuk oleh unsur- unsur yang sama pada kedua sisi di dalam suatu ruang. b. Keseimbangan informasi (asimetris): Unsur-unsur dari berbagai bobot terbentuk seimbang di sekitar pusat optik. 3. Kontras Kontras digunakan untuk menyatakan sesuatu yang ingin ditonjolkan. Kontras dapat dicapai dengan misalnya, mengganti ukuran, bentuk nada, dan arah. 4. Irama Irama dapat dicapai dengan cara, pengulangan secara teratur beberapa pola dalam rancangan seperti halnya dengan bentuk, nada atau warna. Variasi bentuk yang tidak terlalu besar sehingga pembaca segera dapat mengenali kesamaanya. Agar layout dapat berhasil baik, 18 irama harus merupakan gerak yang mengarah dari suatu unsur ke unsur lain sesuai kepentingannya. 5. Kesatuan Unsur-unsur yang membentuk suatu tampilan, harus ada hubungannya satu sama lain dalam ruang, sehingga memberi kesan menjadi satu. Kesatuan merupakan pengelompokan bentuk atau warna. 6. Harmoni/keselarasan Ketika menyusun unsur-unsur pesan tercetak perlu memperhatikan persyaratan penting yaitu layout harus menggambarkan sesuatu yang kuat, dipandang dari segi visual dan komposisi keseluruhannya harus menghasilkan efek kesatuan.
3. Evaluasi menurut Iriantara
Iriantara (2004) mengutip dari Steele yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan proses penilaian secara sistematis tentang nilai, tujuan efektivitas atau ketepatan sesuatu berdasarkan kriteria dan tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Artinya, dalam evaluasi itu kita memberi makna, tujuan, efektivitas atau kesesuaian program dengan acuan pada dua hal yakni standar atau kriteria dan tujuan. Menurut Iriantara (2004,p.148) evaluasi program dalam konteks Public Relations pada dasarnya menggunakan tahapan atau langkah yang sama dengan langkah evaluasi program lainnya. Yang membedakan hanyalah jenis dan isi programnya. Dalam mengevaluasi program Public Relations tentu isinya berkaitan dengan program yang kewenangan merencanakan dan menjalankannya ada pada bagian atau divisi Public Relations suatu organisasi. Menurut Iriantara ada 6 kategori jenis evaluasi, yaitu: 1. Evaluasi utk pengambilan keputusan, adl evaluasi yg diarahkan utk pengumpulan informasi yg berkaitan dgn berbagai keputusan ttg perencanaan program 2. Evaluasi bagian program, yg mengevaluasi bagian tertentu dr program 3. Evaluasi jenis data & efektivitasnya, yg mengambil data & jenis kegiatan tertentu utk dievaluasi, spt mengategori data utk menilai komponen2, yaitu tujuan & sasaran, keluaran, pertumbuhan serta dampak program & dampak kelembagaan. 4. Evaluasi atas proses evaluasi, yg diperlukan oleh para perancang program utk memahami proses evaluasi. 5. Evaluasi pencapaian tujuan, yg menilai pengkajian pada tujuan2 khusus program, apakah tercapai atau tdk. 6. Evaluasi atas hsl & dampak yg menilai sejauh mana hsl/dampak dr program