KELOMPOK 11
morfem alomorf
morf
8
MORFEM
Pengertian Morfem sebagainya adalah
Morfem adalah satuan morfem (Kridalaksana,
gramatikal terkecil yang 1993: 141).
mempunyai makna
(Chaer, 1994: 146). Morfem adalah
Morfem adalah satuan kesatuan yang ikut
bahasa terkecil yang serta dalam
maknanya secara relatif pembentukan kata dan
stabil dan yang tidak yang dapat dibedakan
dapat dibagi atas artinya (Keraf, 1984:
bagian bermakna yang 52).
lebih kecil; misalnya
(ter-), (di-), (pensil), dan
9
SIMPULAN
10
PENENTUAN MORFEM
Menurut Ramlan (1985) morfem dapat
ditentukan berdasarkan enam prinsip yaitu
sebagai berikut:
1) Satuan-satuan yang mempunyai struktur
fonologis dan arti (leksikal) atau makna
gramatikal) yang sama merupakan satu
morfem, misalnya, satuan lihat dalam dilihat,
melihat, penglihatan. Dengan demikian lihat
merupakan morfem.
11
LANJUTAN
2) Satuan-stauan yang mempunyai struktur
fonologis berbeda merupakan satu morfem apabila
satuan-satuan itu mempunyai arti/makna yang
sama, dan perbedaan satuan fonologisnya dapat
dijelaskan secra fonologis. Sebagai contoh, mem-,
men-, dan meng- dalam kata membawa,
mendukung, menggali memiliki arti yang sama dan
struktur fonologisnya dapat dijelaskan secara
fonologis. Yaitu, satuan-satuan itu muncul karena
mengikuti konsonan /b/, /d/, dan /g/.
12
LANJUTAN
3) Satuan-satuan yang mempunyai struktur fonologis
berbeda, sekalipun perbedaannya tidak dapat
dijelaskan secara fonologis, masih dapat dianggap
satu morfem apabila mempunyai arti/makna yang
sama dan mempunyai distribusi komplementer (dapat
diterapkan secara silih berganti). Misalnya, bel- dalam
kata belajar merupakan satu morfem dengan satuan
ber- dalam berkebun atau be- dalam bekerja, sebab
mempunyai makna yang sama dan dapat diterapkan
secara silih berganti.
13
4) Apabila dalam dereten struktur suatu satuan
berparalel dengan suatu kekosongan,
kekosongan itu merupakan morfem. Sebagai
contoh, dalam kalimat Dia makan kacang, kata
makan dipakai tanpa menggunakan me-.
Morfem yang tidak ada dalam struktur disebut
morfem zero.
14
MORF DAN ALOMORF
15
LANJUTAN
16
KLASIFIKASI MORFEM
Chaer (1994: 151) mengklasifikasikan morfem
sebagai berikut ini.
a. Berdasarkan kebebasannya, dibedakan adanya:
Morfem bebas, yaitu morfem yang tanpa kehadiran
morfem lain dapat muncul dalam penuturan.
Misalnya, bentuk pulang, makan, rumah, bagus,
adalah termasuk morfem bebas.
Morfem terikat, aitu morfem yang tidak mempunyai
potensi untuk berdiri sendiri dan yang selalu terikat
dengan morfem lain untuk membentuk ujaran.
Misalnya, bentuk juang, henti, gaul, dan semua
bentuk afiks.
17
MORFEM
Berdasarkan keutuhaannya, dibedakan adanya:
Morfem utuh, yaitu morfem yang merupakan satu
kesatuan yang utuh. Misalnya, meja, kursi, rumah
henti, juang, dan sebagainya.
Morfem terbagi, yaitu morfem yang merupakan dua
bagian yang terpisah atau terbagi. Misalnya, pada
kata satuan (satu) merupakan morfem utuh dan (ke-/-
an) adalah morfem terbagi. Semua afiks dalam
bahasa Indonesia termasuk morfem terbagi.
18
Berdasarkan unsur pembentuknya, dibedakan
adanya:
Morfem segmental, yaitu morfem yang dibentuk oleh
fonem-fonem segmental, seperti morfem (lihat), (lah)
dan semua morfem yang berujud bunyi.
Morfem suprasegmental , yaitu morfem yang dibentuk
oleh unsur-unsur suprasegmental, seperti tekanan,
nada, durasi, dan sebagainya. Contohnya, seperti
dalam bahasa Cina, Burma, dan Tha.
19
Berdasarkan maknanya, dibedakan adanya:
1. Morfem bermakna leksikal, yaitu morfem-morfem yang secara
inher telah memiliki makna pada dirinya sendiri, tanpa perlu
berproses dengan morfem lain. Misalnya, morfem-morfem
seperti (kuda), (pergi), (lari), dan sebagainya adalah morfem
bermakna leksikal. Morfem-morfem seperti itu sudah dapat
digunakan secara bebas dan mempunyai kedudukan yang
otonom dalam pertuturan.
2. Morfem tak bermakna leksikal, yaitu morfem-morfem yang
tidak mempunyai makna apa-apa pada dirinya sendiri sebelum
bergabung dengan morfem lainnya dalam proses morfologis.
Misalnya, morfem-morfem afiks (ber-), (me-), (ter-), dan
sebagainya.
20
morfologi dirman, mpd
TERIMA KASIH
21