Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MORFOLOGI

KELOMPOK 11

1. PIETER PALMA YESILFA DON


2. MARTINA PAI WELAN
3. ESTER BAKSUNI
4. RIVEN ANJAS PAUD
A. PENGERTIAN MORFOLOGI

 Secara etimologi kata morfologi berasal dari


kata morf yang berarti bentuk dan kata logi
yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah kata
morfologi berarti ilmu mengenai bentuk. Di
dalam kajian linguistik, morfologi berarti
cabang ilmu bahasa yang seluk-beluk bentuk
kata dan perubahannya serta dampak dari
perubahan itu terhadap arti (makna) dan kelas
kata.
Menurut Ramlan pengertian morfologi adalah bagian dari ilmu
bahasa yang mempelajari seluk beluk bentuk kata serta perubahan
bentuk kata serta perubahan bentuk kata terhadap arti dan
golongan kata.
Bentuk kata yaitu ;

 Kata dasar, contohnya sepeda

 Kata berimbuhan, contoh bersepeda

 Kata majemuk, contohnya sapu tangan

 Kata ulang, contohnya berbondong-bondong


B. PROSES MORFOLOGI

 Proses morfologik\ ialah  Disamping tiga proses


proses pembentukan kata morfologik tersebut di
– kata dari satuan lain atas, dalam bahasa
yang merupakan bentuk Indonesia sebenarnya
dasarnya. Dalam Bahasa masih ada satu proses lagi
Indonesia terdapat tiga yang disini disebut zero.
proses morfologik, ialah Proses ini hanya meliputi
proses pembubuhan afiks sejumlah kata tertentu,
(afiksasi), proses ialah kata – kata makan,
pengulangan minum, minta, dan mohon,
(reduplikasi), dan proses yang semuanya teramsuk
pemajemukan golongan kata verbal yang
(pemajemukan). transitif.
C. MACAM – MACAM PROSES MORFOLOGI
 Afiksasi terdiri atas:
 1. Proses Pembubuhan Afiks
(afiksasi)  a. prefiks (ber-, me-, pe-, per-, di-,
ter-, ke-, se-
 Afiksasi merupakan nama lain
dari morfem terikat. Morfem  b. sufiks (–kan, –an, –i),
terikat merupakan kata yang
tidak dapat berdiri sendiri.
Sedangkan kata yang dapat  c. infiks (–el-, -em-, -er-),
berdiri sendiri disebut sebagai
morfem bebas  d. konfiks (ber-kan, ber-an, per-kan,
 Kata dasar dapat berupa kata per-an, per-i, pe-an, di-kan, di-i, me-
benda, kata sifat, kata kerja, dll. kan, me-i, ter-kan, ter-i, ke-an), dan
Penggabungan morfem bebas
dan morfem terikat akan  e. simulfiks (memper-kan, memper-
membentuk kata jadian. i, diper-kan, diper-i).
2. Komposisi atau Pemajemukan
dalam Bahasa Indonesia

Komposisi adalah proses kata bergabung kemudian mempunyai


pemajemukan. Kata majemuk arti sendiri disebut pemajemukan
ialah gabungan kata dasar
yang telah bersenyawa atau Ciri – Cirri Majemuk
yang sudah membentuk satu Melihat apakah salah satu
kesatuan dan menimbulkan unsurnya berupa pokok kata
arti baru (Alisjahbana, 1953). Contoh :
Contoh : Keras+kepala = 1.Pasukan tempur, Pasukan
keras kepala +Tempur
Kamar+mandi = kamar mandi karena kata tempur merupakan
Mata+pelajaran = mata pokok kata, jadi pasukan tempur
pelajaran merupakan kata majemuk.
Kumis+kucing = kumis kucing 2.Lomba lari, Lomba + lari
Kumis kucing dalam arti karena kata lomba merupakan
‘sejenis tanaman’ adalah kata pokok kata, jadilomba lari
majemuk, tetapi kumis kucing merupakan kata majemuk.
dalam arti ‘kumis dari seekor
kucing’ bukanlah kata
majemuk.Pokok kata (tidak
bisa diartikan jika sendiri),
tetapi setelah
3. PENGULANGAN (REDUPLIKASI)
 Pengulangan atau redupliksai adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruh,
maupun sebagian, baik variasi fonem maupun tidak, hasil pengulangan itu
merupakan kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasar.
Misalnya, rumah – rumah dari bentuk dasar rumah.

Cara Menentukan Bentuk Dasar Kata Ulang


a. Pengulangan tidak merubah golongan kata nomina, verb, dan subjek Contoh :
Berkata – kata dari bentuk dasar berkata.
Pada cara ini ada pengecualian yaitu pada imbuhan se- nya. misalnya stinggi –
tingginya ini tidak merupakan pengulangan karena kata setinggi – tingginya
merupakan kata keterangan.

b. Bentuk dasar berupa satuan dalam kehidupan bahasa Indonesia.


Contoh : Mepertahan – tahankan
Bentuk dasarnya bukan mepertahankan melainkan mempertahankan, karena
mempertahan tidak terdapat dalam pemakaian bahasa Indonesia.
BAGAIMANAKAH RUANG LINGKUP
MORFOLOGI
 Ruang Lingkup Morfologi

morfem alomorf
morf

8
MORFEM
Pengertian Morfem sebagainya adalah
 Morfem adalah satuan morfem (Kridalaksana,
gramatikal terkecil yang 1993: 141).
mempunyai makna
(Chaer, 1994: 146).  Morfem adalah
 Morfem adalah satuan kesatuan yang ikut
bahasa terkecil yang serta dalam
maknanya secara relatif pembentukan kata dan
stabil dan yang tidak yang dapat dibedakan
dapat dibagi atas artinya (Keraf, 1984:
bagian bermakna yang 52).
lebih kecil; misalnya
(ter-), (di-), (pensil), dan

9
SIMPULAN

 Berdasarkan beberapa pendapat tersebut


dapatlah disimpulkan bahwa morfem tidak lain
adalah satuan bahasa atau gramatik terkecil
yang bermakna, yang dapat berupa imbuhan
atau pun kata.

10
PENENTUAN MORFEM
 Menurut Ramlan (1985) morfem dapat
ditentukan berdasarkan enam prinsip yaitu
sebagai berikut:
 1) Satuan-satuan yang mempunyai struktur
fonologis dan arti (leksikal) atau makna
gramatikal) yang sama merupakan satu
morfem, misalnya, satuan lihat dalam dilihat,
melihat, penglihatan. Dengan demikian lihat
merupakan morfem.

11
LANJUTAN
 2) Satuan-stauan yang mempunyai struktur
fonologis berbeda merupakan satu morfem apabila
satuan-satuan itu mempunyai arti/makna yang
sama, dan perbedaan satuan fonologisnya dapat
dijelaskan secra fonologis. Sebagai contoh, mem-,
men-, dan meng- dalam kata membawa,
mendukung, menggali memiliki arti yang sama dan
struktur fonologisnya dapat dijelaskan secara
fonologis. Yaitu, satuan-satuan itu muncul karena
mengikuti konsonan /b/, /d/, dan /g/.

12
LANJUTAN
3) Satuan-satuan yang mempunyai struktur fonologis
berbeda, sekalipun perbedaannya tidak dapat
dijelaskan secara fonologis, masih dapat dianggap
satu morfem apabila mempunyai arti/makna yang
sama dan mempunyai distribusi komplementer (dapat
diterapkan secara silih berganti). Misalnya, bel- dalam
kata belajar merupakan satu morfem dengan satuan
ber- dalam berkebun atau be- dalam bekerja, sebab
mempunyai makna yang sama dan dapat diterapkan
secara silih berganti.

13
 4) Apabila dalam dereten struktur suatu satuan
berparalel dengan suatu kekosongan,
kekosongan itu merupakan morfem. Sebagai
contoh, dalam kalimat Dia makan kacang, kata
makan dipakai tanpa menggunakan me-.
Morfem yang tidak ada dalam struktur disebut
morfem zero.

14
MORF DAN ALOMORF

 Morf adalah anggota morfem yang belum


ditentukan distribusinya. Misalnya/i/ pada kata
kenai adalah morf; morf adalah ujud kongkret
atau ujud fonemis dari morfem, misalnya men-
adalah ujud konkret dari meN- yang bersifat
abstrak (Kridalaksana, 1993: 141).

15
LANJUTAN

 Alomorf adalah anggota morfem yang telah


ditentukan posisinya. Misalnya, /ber/, /be/,
dan /bel/ adalah alomorf dari ber-, seperti
pada kata bernyanyi, bekerja, dan belajar;
meN- mempunyai alomorf meng-, men-, me-,
mem-, meny-, dan menge-, seperti pada kata-
kata mengajak, menulis, melukis, membawa,
menyapa, dan mengecat.

16
KLASIFIKASI MORFEM
 Chaer (1994: 151) mengklasifikasikan morfem
sebagai berikut ini.
 a. Berdasarkan kebebasannya, dibedakan adanya:
 Morfem bebas, yaitu morfem yang tanpa kehadiran
morfem lain dapat muncul dalam penuturan.
Misalnya, bentuk pulang, makan, rumah, bagus,
adalah termasuk morfem bebas.
 Morfem terikat, aitu morfem yang tidak mempunyai
potensi untuk berdiri sendiri dan yang selalu terikat
dengan morfem lain untuk membentuk ujaran.
Misalnya, bentuk juang, henti, gaul, dan semua
bentuk afiks.

17
MORFEM
 Berdasarkan keutuhaannya, dibedakan adanya:
 Morfem utuh, yaitu morfem yang merupakan satu
kesatuan yang utuh. Misalnya, meja, kursi, rumah
henti, juang, dan sebagainya.
 Morfem terbagi, yaitu morfem yang merupakan dua
bagian yang terpisah atau terbagi. Misalnya, pada
kata satuan (satu) merupakan morfem utuh dan (ke-/-
an) adalah morfem terbagi. Semua afiks dalam
bahasa Indonesia termasuk morfem terbagi.

18
 Berdasarkan unsur pembentuknya, dibedakan
adanya:
 Morfem segmental, yaitu morfem yang dibentuk oleh
fonem-fonem segmental, seperti morfem (lihat), (lah)
dan semua morfem yang berujud bunyi.
 Morfem suprasegmental , yaitu morfem yang dibentuk
oleh unsur-unsur suprasegmental, seperti tekanan,
nada, durasi, dan sebagainya. Contohnya, seperti
dalam bahasa Cina, Burma, dan Tha.

19
 Berdasarkan maknanya, dibedakan adanya:
1. Morfem bermakna leksikal, yaitu morfem-morfem yang secara
inher telah memiliki makna pada dirinya sendiri, tanpa perlu
berproses dengan morfem lain. Misalnya, morfem-morfem
seperti (kuda), (pergi), (lari), dan sebagainya adalah morfem
bermakna leksikal. Morfem-morfem seperti itu sudah dapat
digunakan secara bebas dan mempunyai kedudukan yang
otonom dalam pertuturan.
2. Morfem tak bermakna leksikal, yaitu morfem-morfem yang
tidak mempunyai makna apa-apa pada dirinya sendiri sebelum
bergabung dengan morfem lainnya dalam proses morfologis.
Misalnya, morfem-morfem afiks (ber-), (me-), (ter-), dan
sebagainya.

20
morfologi dirman, mpd

TERIMA KASIH

21

Anda mungkin juga menyukai