oleh
Indah Kurnia Kale Dara
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja problematika dalam
pembelajaran daring sebagai upaya Study From Home (SFH) pada masa pandemi
Covid-19 sehingga dapat diperhatikan secara seksama dan menemukan solusi
terbaik untuk mengatasi problem yang ada.. Peneliti menggunakan penelitian
kepustakaan dimana dalam mengumpulkan informasi data dengan teknik
dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang relevan dari berbagai
literatur, dokumen, buku, majalah, berita, serta referensi lainnya. Kriteria berita
dan artikel yang dipilih yaitu adanya pembahasan tentang pembelajaran daring,
study from home, dan dampak Covid-19. Dari 15 sumber yang didapatkan,
kemudian dipilih yang paling relevan dan diperoleh 8 artikel dan 6 berita yang
dipilih. Hasil dalam penelitian, menunjukkan bahwa problematika yang terjadi
dapat diatasi dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang
menunjukan bahwa problematika dalam pembelajaran daring sebagai upaya Study
From Home (SFH) pada masa pandemi Covid-19 dapat diatasi dengan cukup baik
apabila adanya kerjasama antara guru, siswa, orang tua serta pemerataan sarana
prasaran dan pengoptimalan akses jaringan dari pihak pemerintah.
Kata Kunci: Pembelajaran Daring, Study From Home, Pandemi Covid-19
PENDAHULUAN
Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang sangat besar hampir
diseluruh dunia termasuk Indonesia. Pandemi ini sudah sangat mengubah gaya
hidup orang di seluruh dunia, orang-orang disarankan untuk menjaga jarak dan
membatasi perjalanan sesering mungkin, serta memakai masker telah menjadi
bagian dari kebutuhan primer. Pandemi Covid-19 di Indonesia memiliki dampak
multi sektor, dari kesehatan, pendidikan, sosial, ekonomi, hingga aktivitas
beribadah di masyarakat. Kondisi kerentanan sosial menjadi realitas nyata yang
terjadi pada masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19. Kerentanan sosial
menjadikan posisi ketahanan masyarakat mengalami guncangan akibat pandemi
Covid-19. Kerentanan sosial juga membuat produktivitas menurun, mata
pencarian terganggu, dan munculnya gangguan kecemasan sosial di masyarakat
(seperti kepanikan). Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan pemerintah pada 18
Maret 2020 bahwa segala kegiatan di dalam dan di luar ruangan pada semua
sektor sementara waktu ditunda demi mengurangi penyebaran virus corona
terutama pada bidang pendidikan. Oleh karena itu, pemerintah mengambil
kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga pendidikan untuk memutus mata
rantai penyebaran Covid-19. Namun dengan adanya kebijakan tersebut, tentunya
tidak sedikit permasalahan yang sangat berpengaruh dalam sistem pendidikan dari
segi pembelajaran, keterampilan, maupun psikologi peserta didik pada setiap
jenjang pendidikan yang ada.
Pada tanggal 24 maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid,
dalam Surat Edaran tersebut dijelaskan bahwa proses belajar dilaksanakan di
rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh untuk memberikan pengalaman
belajar yang bermakna bagi siswa. Belajar di rumah dapat difokuskan pada
pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19 sehingga
pengajar dan peserta didik harus terbiasa melakukan interaksi pembelajaran jarak
jauh. Hal tersebut tentunya menjadi salah satu permasalahan pendidikan yang ada
di Indonesia karena adanya pendidikan yang tidak merata. Masalah itu dapat
dilihat dari wilayah Indonesia tidak seluruhnya terjangkau oleh jaringan internet
dan ditambah lagi dengan wilayah Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau dan
gunung, mengakibatkan sulitnya pemerataan sarana dan prasarana di daerah
terpencil. Pembelajaran daring ini memang menunjang proses belajar mengajar
dari rumah tetapi belum mengatasi berbagai permasalahan yang timbul dalam
proses belajar mengajar pada setiap jenjang pendidikan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui apa saja problematika dalam pembelajaran daring
sebagai upaya Study From Home (SFH) pada masa pandemi Covid-19 sehingga
dapat diperhatikan secara seksama dan menemukan solusi terbaik untuk mengatasi
problem yang ada.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kepustakaan yang
dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dan data secara mendalam
melalui berbagai literatur, buku, catatan, majalah, referensi lainnya, serta hasil
penelitian sebelumnya yang relevan, untuk mendapatkan jawaban dan landasan
teori mengenai masalah yang akan diteliti. Khatibah (2011) mengemukakan
penelitian kepustakaan sebagai kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk
mengumpulkan, mengolah, dan menyimpulkan data dengan menggunakan
metode/teknik tertentu guna mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi
melalui penelitian kepustakaan.
Dalam penelitian ini, pengumpulan data diperoleh dari berita dan artikel-
artikel pada jurnal online. Peneliti melakukan penelusuran artikel dengan
menggunakan kata kunci “Pembelajaran Daring, Study From Home (SFH), dan
Pandemi Covid-19”.
Berdasarkan penelusuran kata kunci “Pembelajaran Daring, Study From
Home (SFH), dan Pandemi Covid-19” peneliti memperoleh berbagai macam
berita dan artikel. Kriteria berita dan artikel yang dipilih yaitu adanya pembahasan
tentang pembelajaran daring, study from home, dan dampak Covid-19. Dari 15
sumber yang didapatkan, kemudian dipilih yang paling relevan dan diperoleh 8
artikel dan 6 berita yang dipilih. Teknik penelitian yang dilakukan dengan
dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, buku, makalah atau artikel, jurnal dan berita. (Arikunto, 2010) Dalam uji
validitas peneliti menggunakan triangulasi sumber data. Analisis dilakukan
dengan 4 tahap, antara lain 1) pengumpulan data; 2) reduksi data; 3) display data
dan 4) Kesimpulan.
KAJIAN PUSTAKA
Pandemi Covid-19
Semenjak Januari 2020, WHO telah menyatakan dunia masuk ke dalam
darurat global terkait virus corona (Covid-19). Virus corona yang menyerang
sistem pernapasan ini telah mencatat lebih dari 28 juta kasus dari 213 negara di
dunai yang terinfeksi. Dikutip PikiranRakyat.com dari laman Worldo Meters, per
Minggu, 13 September 2020, jumlah total tepatnya telah mencapai 28.916.010
kasus positif COVID-19 secara global. Wabah global telah melanda dunia, begitu
pula yg terjadi di Indonesia, sehingga program stay at home dilaksanakan sebagai
upaya menekan perluasan Covid-19. Untuk menaati program pemerintah, modus
pembelajaran dialihkan menjadi kelas virtual, agar mahasiswa tetap mendapatkan
haknya memperoleh ilmu tetapi tetap aman dengan di rumah saja. Buana (2020)
menjelaskan Langkah-langkah telah dilakukan oleh pemerintah untuk dapat
menyelesaikan kasus luar biasa ini, salah satunya adalah dengan
mensosialisasikan gerakan social distancing. Konsep ini menjelaskan bahwa untuk
dapat mengurangi bahkan memutus mata rantai infeksi Covid-19 seseorang harus
menjaga jarak aman dengan manusia lainnya minimal 2 meter, dan tidak
melakukan kontak langsung dengan orang lain, menghindari pertemuan massal.
Pembelajaran Daring
Perkembangan teknologi informasi memiliki pengaruh besar terhadap
perubahan dalam setiap bidang. Salah satunya ialah perubahan pada bidang
pendidikan. Teknologi dapat dimanfaatkan dalam kegiatan proses belajar
mengajar, yang dapat dikatakan merupakan pergantian dari cara konvensional
menjadi ke modern. (Gheytasi, Azizifar & Gowhary (dalam Khusniyah dan
Hakim, 2019:21) menyebutkan bahwa beberapa penelitian menunjukkan bahwa
dengan adanya teknologi memberikan banyak pengaruh positif terhadap
pembelajaran. Internet telah dipadukan menjadi sebuah alat yang digunakan untuk
melengkapi aktivitas pembelajaran (Martins,2015). Pembelajaran daring
merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan dengan tidak bertatap muka
langsung, tetapi menggunakan platform yang dapat membantu proses belajar
mengajar yang dilakukan meskipun jarak jauh. Tujuan dari adanya pembelajaran
daring ialah memberikan layanan pembelajaran bermutu dalam jaringan yang
bersifat masif dan terbuka untuk menjangkau peminat ruang belajar agar lebih
banyak dan lebih luas (Sofyana & Abdul, 2019:82).
Menurut Hanum (2013: 92) pembelajaran online atau e-learning adalah salah satu
bentuk model pembelajaran yang difasilitasi dan didukung pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi. E-learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk
teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk dunia
maya (Hanum, 2013: 92). Munir (dalam Hanum, 2013:92) mengatakan bahwa
istilah e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah
transformasi pembelajaran yang ada di sekolah atau perguruan tinggi ke dalam
bentuk digital yang dijembatani teknologi internet. Seok (dalam Hanum, 2013:
93) menyatakan bahwa “e-learning is a new form of pedagogy for learning in the
21th century. E-teacher are e-learning instructional designer, facilitator of
interaction, and subject matter experts”. E-learning merupakan sistem
pembelajaran yang open sourece, sistem pembelajaran yang menggunakan
aplikasi web yang dapat dijalankan dan diakses dengan web browser (Wulandari
& Rahayu, 2010: 71). E-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan
aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media jaringan
komputer lain (Wulandari & Rahayu, 2010: 72).
Tantangan dari adanya pembelajaran daring salah satunya adalah keahlian dalam
penggunaan teknologi dari pihak pendidik maupun peserta didik. Dabbagh (dalam
Hasanah, dkk., 2020:3). menyebutkan bahwa ciri-ciri peserta didik dalam aktivitas
belajar daring atau secara online yaitu:
1. Semangat belajar: semangat pelajar pada saat proses pembelajaran kuat
atau tinggi guna pembelajaran mandiri. Ketika pembelajaran daring
kriteria ketuntasan pemahaman materi dalam pembelaran ditentukan oleh
pelajar itu sendiri. Pengetahuan akan ditemukan sendiri serta mahasiswa
harus mandiri. Sehingga kemandirian belajar tiap mahasiswa menjadikan
perbedaan keberhasilan belajar yang berbeda-beda.
2. Literacy terhadap teknologi: selain kemandirian terhadap kegiatan belajar,
tingkat pemahaman pelajar terhadap pemakaian teknologi. Ketika
pembelajaran daring/online merupakan salah satu keberhasilan dari
dilakukannya pembelajaran daring. Sebelum pembelajaran daring/online
siswa harus melakukan penguasaan terhadap teknolologi yang akan
digunakan. Alat yang biasa digunakan sebagai sarana pembelajaran daring/
online ialah komputer, smartphone, maupun laptop. Perkembangan
teknologi di era 4.0 ini menciptakan banyak aplikasi atau fitur–fitur yang
digunakan sebagai sarana pembelajaran daring/online.
3. Kemampuan berkomunikasi interpersonal: dalam ciri-ciri ini pelajar harus
menguasai kemampuan berkomunikasi dan kemampuan interpersonal
sebagai salah satu syarat untuk keberhasilan dalam pembelajaran daring.
Kemampuan interpersonal dibutuhkan guna menjalin hubungan serta
interaksi antar pelajar lainnya. Sebagai makhluk sosial tetap membutuhkan
interaksi dengan orang lain meskipun pembelajaran online dilaksanakan
secara mandiri. Maka dari itu kemampuan interpersonal dan kemampuan
dalam komunikasi harus tetap dilatih dalam kehidupan bermasyarakat.
4. Berkolaborasi: memahami dan memakai pembelajaran interaksi dan
kolaborasi. Pelajar harus mampu berinteraksi antar pelajar lainnya ataupun
dengan dosen pada sebuah forum yang telah disediakan, karena dalam
pembelajaran daring yang melaksanakan adalah pelajar itu sendiri.
Interaksi tersebut diperlukan terutama ketika pelajar mengalami kesulitan
dalam memahami materi. Selain hal tersebut, interaksi juga perlu dijaga
guna untuk melatih jiwa sosial mereka. Supaya jiwa individualisme dan
anti sosial tidak terbentuk didalam diri pelajar. Dengan adanya
pembelajaran daring juga pelajar mampu memahami pembelajaran dengan
kolaborasi. Pelajar juga akan dilatih supaya mampu berkolaborasi baik
dengan lingkungan sekitar atau dengan bermacam sistem yang mendukung
pembelajaran daring.
5. Keterampilan untuk belajar mandiri: salah satu karakteristik pembelajaran
daring adalah kemampuan dalam belajar mandiri. Belajar yang dilakukan
secara mandiri sangat diperlukan dalam pembelajaran daring. Karena
ketika proses pembelajaran, Pelajar akan mencari, menemukan sampai
dengan menyimpulkan sendiri yang telah ia pelajari. “Pembelajaran
mandiri merupakan proses dimana siswa dilibatkan secara langsung dalam
mengidentifikasi apa yang perlu untuk dipelajari menjadi pemegang
kendali dalam proses pembelajaran” (Kirkman dalam Hasanah, 2020).
Ketika belajar secara mandiri, dibutuhkan motivasi sebagai penunjang
keberhasilan proses pembelajaran secara daring.
KESIMPULAN
Dapat kita pahami bahwa pandemi Covid-19 telah memaksa seluruh sektor
untuk melakukan perubahan besar secara tiba-tiba guna mengatasi penyebaran
virus dengan mengakomodir kegiatan-kegiatan berbasis offline menjadi online.
Kebijakan pemerintah untuk bekerja dari rumah dan belajar dari rumah
merupakan upaya untuk menjaga masyarakat dari pandemi Covid-19. Terkhusus
dalam dunia pendidikan, telah diterapkan pembelajaran daring guna menyambung
aktivitas pembelajaran dari rumah agar tidak terhenti. Pembelajaran daring
merupakan salah satu solusi untuk menerapkan social distancing guna mencegah
mata rantai penyebaran wabah Covid-19. Namun ternyata banyak problematik
yang timbul, sehingga disimpulkan bahwa tenaga pendidik, peserta didik, orang
tua serta pemerintah harus bekerja sama dengan baik untuk memenuhi
pembelajaran yang baik. Pemerintah perlu mengatasi permasalahan seperti
penyediaan sarana prasarana dan mengoptimalkan akses jaringan untuk
menunjang proses belajar daring terkhusus pada daerah pedalaman. Tenaga
pendidik harus menggunakan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien
berkenaan dengan pembelajaran daring, membangun suasana belajar yang
menarik agar materi pembelajaran dapat dipahami dengan baik dan tidak
membosankan bagi peserta didik. Proses pembelajaran daring harus dilakukan
secara singkat dari sebelumnya namun memiliki pencapaian belajar yang
bermakna. Tenaga pendidik juga harus tetap memberikan semangat belajar,
kegiatan literasi bagi peserta didik dengan cara-cara yang menarik. Peserta didik
harus berkolaborasi, interaksi juga perlu dijaga untuk melatih jiwa sosial mereka.
Supaya jiwa individualisme dan anti sosial tidak terbentuk didalam diri pelajar,
serta memiliki keterampilan belajar sendiri. Dari semua peran tersebut, orang tua
menjadi peran penting karena pembelajaran ini dilakukan dari rumah. Tenaga
pendidik dan orang tua harus bekerja sama untuk mencapai hasil belajar yang
diinginkan. Orang tua perlu mengawasi dan mengatur aktivitas belajar anak untuk
menghindari kecanduan smartphone, tanpa peran dan pengawasan orang tua, anak
tidak dapat memenuhi pencapaian belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Syah Aji (2020), ‘Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah,
Keterampilan, dan Proses Pembelajaran’, Jurnal Sosial & Budaya Syar-I, Vol.
7 No. 5 (2020), pp. 395-402.
Sadikin & Hamidah (2020), ‘Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19’,
Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Volume 6, Nomor 02, Tahun 2020, Hal.
214-224.
Handayani (2020), ‘Keuntungan, Kendala dan Solusi Pembelajaran Online
Selama Pandemi Covid-19 : Studi Ekploratif di SMPN 3 Bae Kudus’, Journal
Industrial Engineering & Management Research (Jiemar)’, Vol. 1 No. 2.
Rigianti (2020), ‘Kendala Pembelajaran Daring Guru Sekolah Dasar Di
Kabupaten Banjarnegara’, Volume 7 nomor 2 Juli 2020, Hal. 297-302.
Handarini & Wulandari (2020), ‘Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study From
Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19’, Jurnal Pendidikan Administrasi
Perkantoran (JPAP), Volume 8, Nomor 3.
Anugrahana (2020), ‘Hambatan, Solusi dan Harapan: Pembelajaran Daring
Selama Masa Pandemi Covid-19 Oleh Guru Sekolah Dasar’.