2. Pengertian
a. Perulangan
Perulangan atau reduplikasi adalah proses pembentukan yang dilakukan dengan
cara mengulangi sebagian atau seluruh bentuk dasar. Perulangan dibagi menjadi
dua yaitu, perulangan dwiungkur dan perulangan dwipurwa. Perulangan
dwiungkur adalah perulangan yang terjadi dikarenakan kata yang diulang ialah
sebagian bentuk kata di belakang dari kata yang dimaksud. Perulangan dwipurwa
adalah perulangan yang terjadi dikarenakan kata yang diulang ialah sebagian
bentuk kata di depan dari kata yang dimaksud.
b. Pengulangan
Pengulangan adalah sebuah proses pengulangan yang menghasilkan perulangan
atau reduplikasi bentuk yang terjadi baik seluruh maupun sebagian, baik disertai
dengan variasi fonem ataupun tidak.
c. Kata ulang
Kata ulang adalah hasil dari proses pengulangan. Hasil perulangan bentuk dasar
yang tidak mengalami afiksasi disebut sebagai kata ulang atau kata ulang berafiks
baik seluruh ataupun sebagian. Kemudian, hasil perulangan bentuk dasar yang
mengalami afiksasi sebelum perulangan disebut sebagai kata berafiks ulang
sebagian atau seluruh.
d. Bentuk ulang
Kata bentuk ulang adalah bentuk ulang yang ditulis dengan menggunakan tanda
hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Bentuk ulang yang diawali huruf kapital,
maka bentuk ulang menjadi sempurna dengan diberikan huruf capital pada awal
setiap unsurnya.
e. Repetisi
Reptisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang
dainggap penting untuk memberi penekanan dalam sebuah konteks. Repetisi lebih
menekankan pada gaya bahasa dalam penyampaian makna kata ulang.
4. Proses terbentuknya
a. Menari-nari, berawal dari bentuk asal tari yang mengalami afiksasi dengan
pembubuhan prefiks dan mengalami perubahan bunyi morfofonemik, me(N)- +
tari menari, bentuk dasar menari kemudian mengalami perulangan sebagian
pada bagian kata di belakang atau dwiungkur yang kemudian menjadi menari-nari.
b. Pukul-memukul, berawal dari bentuk asal pukul dibubuhi prefiks me(N)-
kemudian terjadi pelesapan bunyi sehingga terbentuk menjadi bentuk dasar
memukul. Bentuk dasar memukul mengalami pengulangan sebagian di bagian
depan atau dwipurwa kemudian tebentuk menjadi pukul-memukul.
c. Tarik-menarik, berawal dari bentuk asal tarik dibubuhi prefiks me(N)- kemudian
terjadi pelesapan bunyi sehingga terbentuk menjadi bentuk dasar menarik. Bentuk
dasar menarik mengalami pengulangan sebagian di bagian depan atau dwipurwa
kemudian tebentuk menjadi tarik-menarik.
d. Tuduh-menuduh, berawal dari bentuk asal tuduh dibubuhi prefiks me(N)-
kemudian terjadi pelesapan bunyi sehingga terbentuk menjadi bentuk dasar
menuduh. Bentuk dasar menuduh mengalami pengulangan sebagian di bagian
depan atau dwipurwa kemudian tebentuk menjadi tuduh-menuduh.
e. Berpura-pura, berawal dari bentuk kata ulang semu pura-pura yang dibubuhi
dengan prefiks ber- sehingga terbentuk menjadi berpura-pura.
f. Tetangga, berawal dari bentuk asal tangga yang mengalami pengulangan seluruh
menjadi tangga-tangga dan diulang sebagian menjadi tatangga. Kemudian unsur
ta- pada suku pertama mengalami perubahan bunyi menjadi te- sehingaa
terbentuklah kata tetangga.
g. Lelaki, berawal dari bentuk asal laki yang mengalami pengulangan seluruh
menjadi laki-laki dan diulang sebagian menjadi lalaki. Kemudian unsur la- pada
suku pertama mengalami perubahan bunyi menjadi le- sehingga terbentuklah kata
lelaki.
6. Unsur yang semestinya dibahas dalam pembahasan afiks adalah proses afiksasi,
proses perubahan bunyi atau morfofonemik, kemudian pembahasan mengenai bentuk
afiks, fungsi afiks, dan makna afiks. Proses afiksasi yang mempengaruhi perubahan
bunyi dengan menggunakan prefiks me(N)- + bentuk dasar, perubahan bunyi
diakibatkan oleh fonem dari bentuk dasar yang akan dibubuhi dengan prefiks. Misal,
prefiks me(N)- dapat berubah wujud menjadi meng-, meny-, me-, mem-, men-, dan
menge- apabila betemu dengan bentuk dasar yang diawali fonem atau vokal tertentu.
Contoh analisis model untuk prefiks me(N)- berubah menjadi meng- apabila bertemu
dengan bentuk dasar berawalan fonem /g/, /h/, /kr/, atau fonem vokal.
me(N)- + gunting menggunting
me(N)- + hapus menghapus
me(N)- + kritik mengkrtik
me(N)- + uji menguji