Anda di halaman 1dari 4

Nama : Eka Anshory Maulana

NIM : 1909345
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia C

Reduplikasi

A. PENGERTIAN REDUPLIKASI

Reduplikasi adalah proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan


satuan gramatikal, baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan variasi fonem
maupun tidak (Ramlan, 1983:55). Ada juga pendapat lain, bahwa pengulangan
adalah proses pembentukan kata dengan mengulang bentuk dasar, baik secara
utuh maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak (Soedjito,
1995:109).

Dalam bahasa Indonesia, reduplikasi merupakan mekanisme yang penting


dalam pembentukan kata, disamping afiksasi, komposisi dan akronimisasi. Lalu,
meskipun reduplikasi terutama adalah masalah morfologi, masalah pembentukan
kata, tetapi tampaknya ada juga reduplikasi yang menyangkut masalah fonologi,
masalah sintaksis dan masalah semantik. Berikut adalah macam-macam
reduplikasi:

1. Reduplikasi Fonologis
Reduplikasi fonologis berlangsung terhadap dasar yang bukan akar
atau terhadap bentuk yang statusnya lebih tinggi dari akar. Status bentuk
yang diulang tidak jelas dan reduplikasi fonologis ini tidak menghasilkan
makna gramatikal, melainkan menghasilkan makna leksikal. Contoh:
kuku, foya-foya, laba-laba, mondar-mandir.

2. Reduplikasi Sintaksis
Reduplikasi sintaksis adalah proses pengulangan terhadap sebuah
dasar yang biasanya berupa akar, tetapi menghasilkan satuan bahasa yang
statusnya lebih tinggi daripada sebuah kata. Kridalaksana (1989)
menyebutnya menghasilkan sebuah ‘ulangan kata’, bukan ‘kata ulang’.
Contoh:
- jauh-jauh ia datang dari negeri seberang.
- Suaminya benar-benar jantan.
3. Reduplikasi Semantik
Reduplikasi semantis adalah pengulangan “makna” yang sama dari
dua buah kata yang bersinonim. Misalnya ilmu pengetahuan, alim ulama,
cerdik cendekia. Kita lihat ilmu  dan kata pengetahuan memiliki makna
yang sama; kata alim dan ulama juga memiliki makna yang sama.
Demikian juga kata cerdik dan cendekia.

 Macam-Macam Pengulangan
Berdasarkan cara mengulang bentuk dasarnya, pengulangan dapat
digolongkan menjadi empat golongan :
A. Pengulangan Seluruh
Pengulangan seluruh ialah pengulangan seluruh bentuk dasar,
tanpa perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan dengan proses
pembubuhan afiks. Misalnya:
-         sepeda : sepeda-sepeda
-         kebaikan : kebaikan-kebaikan
-         pembangunan : pembangunan-pembangunan
-         pengertian : pengertian-pengertian
B. Pengulangan Sebagian
Pengulangan sebagian ialah pengulangan sebagian dari bentuk
dasarnya. Di sini bentuk dasar tidak diulang seluruhnya. Hampir semua
bentuk dasar pengulangan golongan ini berupa bentuk kompleks. Yang
berupa bentuk tunggal hanyalah kata lelaki yang dibentuk dari bentuk
dasar laki, tetamu yang dibentuk dari bentuk dasar tamu, beberapa yang
dibentuk dari bentuk dasar berapa, pertama-tama yang dibentuk dari
bentuk dasar pertama, dan segala-gala yang dibentuk dari bentuk dasar
segala.
Kata pertama dan segala  merupakan bentuk tunggal karena dalam
deretan morfologik tidak ada satuan yang lebih kecil dari kedua kata itu.
Memang di samping kata pertama, ada kata utama, tetapi kedua kata itu
tidak dapat dimasukkan dalam satu deretan morfologik. Meskipun
keduanya mempunyai pertalian bentuk, ialah keduanya mengandung unsur
tama, tetapi keduanya tidak memiliki pertalian arti sehingga kata pertama
ditentukan sebagai satu morfem, kata utama sebagai satu morfem pula.
Contoh:
mengambil               => mengambil-ambil
ditarik                      => ditarik-tarik
bersiap                    => bersiap-siap
tumbuhan                 => tumbuh- tumbuhan

C. Pengulangan yang Berkombinasi dengan Proses Pembubuhan Afiks


Pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks adalah
Pengulangan bentuk dasar yang disertai dengan penambahan secara
bersama-sama atau serentak. Contoh:

kereta         => kereta-kereta         => kereta-keretaan


Pilihan kedua ialah bentuk dasar kereta diulang dan mendapat bubuhan afiks –an.
Jadi prosesnya :
kereta         => kereta-keretaan

D. Pengulangan Dengan Perubahan Fonem


Kata ulang yang termasuk golongan ini hanya sedikit. Disamping
bolak-balik terdapat kata kebalikan, sebaliknya, dibalik, membalik. Dari
perbandingan itu, dapat disimpulkan bahwa kata bolak-balik dibentuk dari
bentuk dasar balik yang diulang seluruhnya dengan perubahan fonem,
ialah dari /a/ menjadi /o/, dan dari /i/ menjadi /a/.
Contoh lain misalnya :
gerak                       => gerak-gerik
Daftar Pustaka

 Ayu, Puput, Dwi. 2015. Proses Morfologi Reduplikasi atau Bentuk


Pengulangan dalam Bahasa Indonesia. https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=2ah
UKEwiWta_4q5HoAhUg73MBHR_yC-UQFjACegQIBBAB&url=http
%3A%2F%2Fpuputdwiayu.blogspot.com%2F2015%2F05%2Fproses-
morfologi-reduplikasi-
atau.html&usg=AOvVaw2Nku2OawU_GVN0s_wPITtI.
 Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses).
Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai