Anda di halaman 1dari 6

Nama : Iqbal Agustiana

NPM : 180110210007

Mata Kuliah : Pengantar Linguistik Umum

Dosen : Dr. H. Agus Nero Sofyan, M. Hum

MORFOLOGI (2)

A. Kata, adalah satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem
tunggal atau gabungan morfem. Kata juga memiliki arti satuan bahasa yang
mempunyai arti atau satu pengertian. Menurut Murphy (2013: 11) kata adalah
satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, satuan bahasa itu dapat berupa
morfem bebas atau morfem terikat. Kata adalah satuan bahasa yang
mempertemukan tiga tataran dalam linguistik, yaitu morfologi, sintaksis dan
semantik.
a. Dasar, kata dasar adalah satuan bahasa terkecil yang memiliki makna, kata
tersebut belum mengalami penambahan atau perubahan bentuk yang
mengakibatkan perubahan makna. Dapat diartikan juga kata dasar adalah
kata yang paling sederhana yang belum memiliki imbuhan, juga
dikelompokkan sebagai bentuk asal “tunggal” dan bentuk dasar
“kompleks”.
b. Berafiks, kata berafiks atau berimbuhan adalah bunyi yang ditambahkan
pada sebuah kata, dapat di awal, akhir, tengah atau gabungan, di antara tiga
imbuhan tersbeut akan membentuk kata baru dengan makna yang
berhubungan dengan kata dasar atau kata pertama. Jenis-jenis afiks di
antaranya prefiks, infiks, sufiks dan konfiks, terdapat juga imbuhan yang
merupakan serapan dari bahasa asing.
c. Berulang, atau reduplikasi adalah proses pengulangan kata atau unsur kata,
secara morfologis, reduplikasi ini adalah pengualangan morfem, biasanya
menyiratkan makna jamak. Macam-macam reduplikasi atau pengulangan
adalah Dwilingga, Dwipurwa, Salin suara, semu dan berimbuhan
(berafiks).
d. Gabungan Kata/Majemuk, adalah gabungan leksem-leksem seluruhnya
berstatus sebagai kata yang mempunyai pola fonologis, gramatikal dan
semantis yang khusus menurut kaidah bahasa yang bersangkutan.
B. Proses Morfologis
a. Afiksasi, adalah proses atau hasil penambahan afiks pada akar, dasar, atau
alas, dasar atau akar (Kridalaksana, 2008: 3). Menurut Tsujimura (ibid)
afiksasi adalah proses pengimbuhan (awalan atau akhiran) pada kata dasar
atau bentuk dasar.
1. Prefiksisasi, adalah proses penambahan afiks pada bagian depan
pangkal. Contoh :
- {pe-} + {bisnis} = (pembisnis)
- {ber-} + {kontraksi} = (berkontraksi)
- {meN-} + {giagnosis} = (mendiagnosis)
- {di-} + {pasang} = (dipasang)
- {ter-} + {ekspansi} = (terekspansi)
2. Infiksisasi, adalah proses menyelipkan afiks ke dalam atau tengah kata
dasar. Contoh :
- {-er-} + {gerlap} = (gemerlap) ‘berkilauan’
- {-em-} + {guruh} = (gemuruh) ‘banyak suara guntur’
- {-el-} + {tapak} = (telapak) ‘tapak tangan atau kaki’
- {-in-} + {sambung} = (sinambung) ‘sambung menyambung’
3. Sufiksisasi, adalah proses penambahan afiks pada bagian belakang
pangkal. Contoh :
- {-an} + {aplikasi} = (aplikasian) ‘penerapan’
- {-kan} + {rilis} = (riliskan) ‘bebaskan, keluarkan’
- {-i} + {sinyal} = (sinyali) ‘ditandai’
- {-or} + {sense} = (sensor) ‘perasa’
4. Konfiksisasi, adalah proses penambahan afiks pada bagian depan dan
belakang pangkal. Contoh :
- {per-an} + {lengkap} = (perlengkapan)
- {peN-an} + {iritasi} = (pengiritasian)
- {me-kan} + {ramal} = (meramalkan)
- {ke-an} + {efektif} = (keefektifan)
- {di-kan} + {bayang} = (dibayangkan)
- {ber-an} + {sama} = (bersamaan)
- {ber-kan} + {nutrisi} = (bernutrisikan)
5. Kombinasi Afiksisasi, adalah proses gabungan dari ke empat afiks-
afiks (prefiks, infiks, sufiks dan konfiks). Contoh :
- {keber-an} + {hasil} = (keberhasilan)
- {keter-an} + {libat} = (keterlibatan)
- {penye-an} + {serasi} = (penyerasian) (dari bentuk {menye-
kan})
b. Reduplikasi, adalah proses pengulangan kata atau unsur kata, secara
morfologis, reduplikasi ini adalah pengualangan morfem, biasanya
menyiratkan makna jamak. Macam-macam reduplikasi atau pengulangan
adalah Dwilingga, Dwipurwa, Dwiwsana, Trilingga, Salin suara, semu dan
berimbuhan (berafiks).
1. Dwilingga, dwi artinya dua, lingga artinya kata atau bentuk dasar.
Dwilingga adalah pengulangan seluruh leksem atau secara sederhana,
contoh : rumah-rumah, makan-makan, sore-sore.
2. Salin Suara/Berubah Bunyi, sejenis dengan dwilingga hanya saja salin
suara ini adalah kata ulang yang berubah bunyinya. Jenis ini adalah
pengulangan leksem dengan variasi fonem, misalnya mondar-mandir,
bolak-balik, luntang-lantung.
3. Berafiks, adalah pengulangan kata yang disertai afiks atau imbuhan,
contoh kekanak-kanakan, mengulur-ulur, tulis-menulis.
4. Dwipurwa, adalah pengulangan suku pertama pada leksem dengan
pelemahan vokal, contoh tetangga, lelaki, sesama, pepohonan,
rerumputan.
5. Semu, bentuk ini bukan merupakan pengulangan, sebenarnya kata
dasar, contoh ubur-ubur, kupu-kupu, laba-laba.
6. Dwiwasana, adalah pengulangan bagian belakang leksem , contoh
pertama-tama, sekali-kali, perlahan-lahan.
7. Trilingga, adalah pengulangan onomatope tiga kali dengan variasi
fonem, contoh dag-dig-dug, dar-der-dor.
c. Komposisi/Kata Majemuk, adalah gabungan dua kata (morfem) dasar yang
pada akhirnya memiliki makna baru. Contoh :
- Majemuk senyawa : matahari, kacamata, dukacita, segitiga.
- Majemuk tidak senyawa : kereta api, rumah sakit, mata kaki,
harga diri.

Secara makna, kata majemuk dibagi 2, yaitu :

- Idiom, sebuah kata majemuk dapat digolongkan menjadi idiom


apabila tidak ada lagi makna salah satu kata dasar yang mengarah
pada makna baru kata tersebut. Idiom adalah kata bermakna baru
yang artinya melenceng dari makna kata dasar yang
membentuknya. Contoh : matahari, harga diri.
- Semi-idiom, adalah kata majemuk yang maknanya asli dari satu
kata dasar yang membentuknya, namun maknanya mengalami
pergeseran sehingga artinya sedikit berubah. Contoh : rumah sakit,
buku tulis, pensil warna.
d. Abreviasi, adalah proses morfologis berupa penanggalan satu atau
beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga terjadi bentuk
baru yang berstatus kata (Kridalaksana, 2008: 1). Abreviasi adalah
pemendekan bentuk sebagai pengganti bentuk yang lengkap; bentuk
singkatan tertulis sebagai pengganti kata atau frasa, dibedakan menjadi
pemenggalan dan penyingkatan.
- Pemenggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah
satu bagian kata atau leksem, seperti profersor menjadi prof, untuk
menjadi tuk, semoga menjadi moga.
- Penyingkatan yaitu proses pemendekan berupa huruf atau
gabungan huruf yang dieja huruf demi huruf, seperti Dewan
Perwakilan Rakyat menjadi DPR, Sekolah Menengah Atas menjadi
SMA, handphone menjadi hp, online menjadi ol, contact person
menjadi cp.
DAFTAR PUSTAKA

Afiks. n.d. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Afiks. diakses pada 26 September 2021.

Basyaruddin. n.d. Kata Mejemuk Bahasa Indonesia Suatu Kajian Linguistik


Transformasional Generatif.

Kata Dasar. 21 Agustus 2021. https://www.dosenpendidikan.co.id/kata-dasar/.


Diakses pada 26 September 2021.

Kata Majemuk. n.d. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kata_majemuk. Diakses pada 26


September 2021.

Kridalaksana, Harimurti. 2011. Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia.

Lanin, Ivan. 26 September 2016. Dwilingga, dwipurwa, dwiwasana, dan trilingga.


https://www.google.com/amp/s/amp.locadata.id/amp/dwilingga-dwipurwa-
dwiwasana-dan-trilingga. Diakses pada 26 September 2021.

Permatasari, Nanda Putri. 2013. Abreviasi, Afiksasi, dan Reduplikasi Ragam Bahasa
Remaja dalam Media Sosial Facebook.

Satria, Ase. 2016. Pengertian Dan #5 Contoh Afiksasi (Sufiks, Prefiks, Konfiks, Infiks
dan Kombinasi Afiks). https://www.materibelajar.id/2016/10/pengertian-dan-5-
contoh-afiksasi-sufiks.html?m=1. Diakses pada 26 September 2021.

Anda mungkin juga menyukai