0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
42 tayangan7 halaman
1. Ada 4 jenis imbuhan yaitu prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks.
2. Imbuhan berfungsi untuk membentuk, menentukan, atau mengubah kelas kata.
3. Imbuhan memberikan makna gramatikal pada kata dasar.
1. Ada 4 jenis imbuhan yaitu prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks.
2. Imbuhan berfungsi untuk membentuk, menentukan, atau mengubah kelas kata.
3. Imbuhan memberikan makna gramatikal pada kata dasar.
1. Ada 4 jenis imbuhan yaitu prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks.
2. Imbuhan berfungsi untuk membentuk, menentukan, atau mengubah kelas kata.
3. Imbuhan memberikan makna gramatikal pada kata dasar.
2. Ima Nurul Safitri 3. Rahma Meliyah 4. Zolanda Oktaviana 5. Dewi Surya Islam 6. Nadila Isma L. 7. Sanabila Zahriyatul Jannah AFIKSASI A. Proses Morfologi Verba Prefiks Prefiks di dalam afiks adalah kata awalan dasar atau kata depan suatu kalimat. Biasanya terletak diawal kalimat sebagai imbuhan yang terstruktural. Proses awalan prefiks ini di sebut prefiksasi (prefiksation ). Berdasar dengan pertumbuhan bahasa yang semakin berkembang, maka awalan di bagi menjadi dua yaitu imbuhan asli dan imbuhan serapan, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Awalan kata terdiri dari me-, di-, ke-, ter-, pe-, per-, se-,ber- contohnya : 1. Kata Berimbuhan a. Awalan me- pada sebuah kata dasar berfungsi untuk sebagai kata kerja aktif. Sedangkan awalan pe- pada suatu kata dasar berfungsi sebagai kata benda. Perubahan awal me- menjadi meng- dan pe menjadi peng- terjadi apabila kata yang mengawali berbunyi : /a/,e/,g/,h/,i/,u/,o/k/ Contoh : ambil – mengambil, hancur – penghancur. b. Perubahan awalan me menjadi men- dan pe menjadi pen- terjadi apabila kata dasar yang mengawali berbunyi : /c/,d/,j/ Contoh : cob – mencoba, dorong – pendorong. c. Perubahan awalan me- menjadi mem- dan pe- menjadi pem- terjadi apabila kata dasar yang mengawali berbunyi :/ b/,f/,v/ Contoh : beli – membeli, beli – pembeli. d. Perubahan awal me- menjadi meny- dan pe- menjadi peny- terjadi apabila kata dasar yang mengawali berbunyi : /s/ Contoh : siksa – menyiksa, siksa – penyiksa. Catatan : 1. Imbuhan kata di tulis serangkaian dengan bentuk dasarnya. Misalnya : Berjalan Gemetar Berkelanjutan Perbaikan Mempermudah Kemauan 2. Imbuhan kata yang dari unsur asing ( serapan ) dengan bentuk dasarnya. Misalnya : Antikomunis Hipertensi Infrastruktur Dehidrasi Biseksual B. Proses Morfologi verba Sufiks Sufiks adalah kata dasar yang letaknya di akhir kalimat. Dalam morfologi ini tidak pernah mengalami perubahan bentuk. Proses pembentukannya di sebut sufiksasi ( suffixation ). Akhiran terdiri dari –kan, -an, -i, -nya, - man, -wati, -wan, -asi, -isme, -in, -wi. 1. Morfofonemik Sufiks –Kan Sufiks ini tidak mengalami perubahan apabila di tambahkan dasar kata manapun. Contoh : Tarik + -Kan = Tarikan Letakan + -Kan = Letakan Perlu digarisbawahi perbedaan dengan nomina yang wujudnya seperti tembakan, dan tarikan. Dalam kasus yang terakhir sufiksnya adalah –an yang ditambahkan pada dasar kata tembak dan tarik. Karena itu huruf –k nya hanya satu. 2. Morfofonemik Sufiks –I Seperti halnya dengan –kan, sufiks –i juga tidak mengalami perubahan jika ditambahkan pada dasar kata. Dasar yang berakhir dengan fonem(3) /i/ tidak dapat di ikuti oleh sufiks –i. Tidak ada kata seperti Contoh : Memberii Mengirii Mengisii 3. Morfofonemik Sufiks -An Sufiks –an tidak mengalami perubahan bentuk jika digabungkan dengan dasar kata mana pun. Jika fonem terakhir suatu dasar adalah /a/, maka dalam tulisan fonem itu di jejerkan dengan sufiks –an. Contoh : Dua + -an = Berduaan Sama + -an = Bersamaan Mesra + -an = Bermesraan
C. Proses Morfologi Verba Konfiks
Konfiks atau simulfiks adalah afiks penggabungan suatu kata dari prefiks dan sufiks yang mengapit dasar kata dan membentuk suatu kesatuan kata. Kedua afiks tersebut melekat secara bersama-sama pada suatu bentuk dasar pada bagian depan dan belakangnya. Pada dasarnya prefiks dan sufiks dapat di gabungkan menjadi satu kesatuan sebuah kalimat. Namun pada kenyataannya tidak semua prefiks dan sufiks dapat di gabungkan. dalam pembentukan verba (a) prefiks ke- tidak dapat bergabung dengan sufiks –kan atau –i. (b) Prefiks meng-, per-, ter-, dan di- tidak dapat bergabung dengan sufiks –an, (c) prefiks ber- tidak dapat bergabung dengan sufils –i, dan (d) prefiks ke- hanya dapat bergabung dengan sufiks –an dan dengan sufiks i dalam dasar ketahui. Berikut contoh secara berurutan : Menidurkan Kelaparan Membelikan Kehujanan Terselesaikan Berdasarkan Terabaikan Bepergian Permainkan Ditentukan Peringati Didatangi
D. Proses Morfologi verba Infiks
Infiks merupakan penyisipan afiks pada bentuk dasar. Infiks merupakan afiks yang penggunaannya kurang produktif. Dalam bahasa terdiri dari tiga macam : -el, -em, dan –er. Contoh : Infiks –el, misalnya, geletar. Infiks –er, misalnya, gerigi, seruling, Infiks –em, misalnya, gemuruh, gemetar. • Simpulan Dapat mengetahui 1. Macam-macam imbuhan Ditinjau dari posisi bentuk dasarnya, afiks dibedakan atas 4 macam yaitu : (a) Prefiks (awalan) (b) Infiks (sisipan) (c) Sufiks (akhiran) (d) Kunfiks (imbuhan terbagi) 2. Fungsi imbuhan Yang dimaksud dengan fungsi imbuhan adalah peranan imbuhan dalam pembinaan, penentuan, atau perubahan kelas kata . 3. Makna imbuhan Makna imbuhan adalah makna gramatikal yang timbul setelah suatu imbuhan melekat pada suatu bentuk dasar.