PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses morfemis atau disebut dengan proses morfologis pada dasarnya adalah proses
pembentukan kata dari sebuah bentuk dasar melalui pembubuhan afiks (dalam proses
afiksasi), pengulangan (dalam proses reduplukasi), penggabungan (dalam proses
komposisi), pemendekan (dalam proses akronimisasi), dan pengubahan status (dalam
proses konversi). Prosedur ini berbeda dengan analisis morfologi yang mencerai-ceraikan
kata (sebagai satuan sintaksis) menjadi bagian bagian yang lebih kecil.
Proses morfologi ialah cara pembentukan kata kata dengan menghubungkan morfem
yang satu dengan yang lain atau proses yang dialami bentuk bentuk lingual dalam
menyusun kata kata. Yang lebih jelas, proses morfologi adalah proses pembentukan kata
kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Proses morfologi melibatkan
komponen bentuk dasar, alat pembentukan, makn gramatikal, dan hasil proses
pembentukan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan afiksasi pada proses morfemis?
2. Apa yang dimaksud dengan Morfofonemik?
C. Tujuan
1. Untuk mengtahui maksud afiksasi dalam proses morfemis.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Morfofonemik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Morfemis
Dalam pembicaraan proses morfologi atau bisa disebut dengan infleksi dan
pembicaraan kata yang terbentuk dari proses afiksasi atau disebut juga dengan derivasi
sudah dibicarakan sebagian kecil pada proses morfemis. Akan tetapi, perihal dari
afiksnya itu sendiri belum dibicarakan. Oleh sebab itu, berikut ini akan membahas tetang
apa itu afiksasi.
1. Afiksasi
Afiksasi adalah proses penambahan afiks pada sebuah bentuk dasar kata. Ada
beberapa unsur yang terlibat dalam proses ini, antara lain bentuk dasar kata , afiks, dan
makna gramatikal yang dihasilkan.
Sebagai contoh dari bentuk dasar kata adalah kata ‘hebat’. Kemudian diberi afiks ter-
pada depan kata menjadi ‘terhebat’. Makna gramatikal atau yang sering disebut dengan
makna kata yang sudah diberi imbuhan kata dari kata ‘terhebat’ adalah paling hebat.
Apabila kata ‘terhebat’ dimasukkan pada kalimat ‘Agung memang terhebat di kelasnya’
maka kalimat tersebut memiliki arti bahwa Agung adalah siswa yang paling hebat
diantara teman teman di kelasnya. Proses ini dapat bersifat infleksi dan dapat pula bersifat
derivasi.
Berdasarkan posisi kata imbuhan pada bentuk dasar kata dibedakan menjadi enam,
yaitu:
a. Prefiks adalah afiks yang diimbuhkan di awal kata dasar. Contohnya seperti me-
pada kata ‘menghibur’.
b. Infiks adalah afiks yang diimbuhkan ditengah kata dasar. Contohnya infiks –el-
pada kata telunjuk. Awalnya kata ‘tunjuk’ menjadi kata ‘telunjuk’.
c. sufiks adalah afiks yang diimbuhkan pada akhir kata dasar. Contohnya sufiks –kan
pada kata’bagikan’.
d. Konfiks adalah kata imbuhan di awal dan akhir kata dasar. Jadi sebuah kata dasar
akan memperoleh dua imbuhan kata dasar sekaligus. Contohnya konfiks per-/-an
pada kata ‘perjanjian’.
e. Interfiks adalah sejenis dengan infiks yang muncul dalam proses penggabungan dua
buah kata atau imbuhan tidak yakin. Biasanya terdapat pada bahasa inggris.
Contohnya kata morp dan logy. Jika digabungkan akan memerlukan interfiks –o-
dalam kata morphology yang memiliki arti ilmu yang mempelajari tentang bentuk
organisme makhluk hidup terutama hewan dan tumbuhan.
f. Transfiks adalah afiks yang berwujud vocal vocal yang diimbuhkan pada kata dasar
keseluruhan. Bisa dikatakan dengan setiap huruf vocal pada kata adalah sama.
Biasanya terdapat dalam bahasa Arab. Contohnya kaffara yang artinya kafir.
B. Morfofonemik
a. Jika kata dasarnya diawali dengan huruf konsonan B dan P maka prefiks me- akan
berubah menjadi mem-, seperti pada kata ‘memburu’ dan ‘memprediksi’. (kata dasar
buru, prediksi)
b. jika kata dasarnya diawali dengan huruf konsonan D dan T maka prefiks me- akan
berubah menjadi men-, seperti pada kata ‘mendengar’ dan ‘mentolerir’. (kata dasar
dengar, tolerir)
c. jika kata dasarnya diawali dengan huruf konsonan S maka prefiks me- akan
berubah menjadi meny-, seperti contoh pada kata ‘menyikat’. (kata dasar sikat)
d. Jika kata dasarnya diawali dengan huruf konsonan G dan K maka prefiks me- akan
berubah menjadi meng-, seperti contoh pada kata ‘menggaruk’ dan ‘mengirim’. (kata
dasar garuk, kirim).
e. jika kata dasarnya hanya terdiri satu suku kata saja seperti contoh ‘cat, las’, maka
prefiks me- berubah menjadi menge-. Contohnya adalah ‘mengecat’ dan ‘mengelas’.
(kata dasar cat, las).
f. jika kata dasarnya diawali dengan huruf konsonan L dan R maka prefiks me- tidak
mengalami perubahan, seperti contoh pada kata ‘melatih’ dan ‘merawat’. (kata dasar
latih, rawat).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menyusun dan memaparkan hasil dari pembelajaran ini maka kesimpulannya
adalah morfemis dan morfofonemik saling memiliki hubungan dan juga memiliki
kesamaan yaitu sama sama memberi imbuhan sebuah kata dasar. Morfofonemik lebih
mengarah untuk menjelaskan beberapa kaidah-kaidah dengan penambahan afiksasi dari
prefiks dan juga sufiks.
B. Saran
Dengan mengkaji tentang morfemis dan morfofonemik penulis dan pembaca diharapkan
mampu memahami masalah-masalah agar tidak terjadi kesalahan dalam pemahaman
berbahasa.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?
q=apa+yang+dimaksud+afiks&oq=apa+yang+dimaksud+afiks&aqs=chrome..69i57j0i51
2l2j0i22i30j0i10i22i30j0i22i30l5.6250j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.google.com/search?
q=apa+yang+dimaksud+afiks&oq=apa+yang+dimaksud+afiks&aqs=chrome..69i57j0i51
2l2j0i22i30j0i10i22i30j0i22i30l5.6250j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.google.com/search?
q=apa+yang+dimaksud+afiks&oq=apa+yang+dimaksud+afiks&aqs=chrome..69i57j0i51
2l2j0i22i30j0i10i22i30j0i22i30l5.6250j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://id.scribd.com/document/358772204/Makalah-Lingustik-Kel-9-Morfemis-Dan-
Morfofonemik
https://www.slideshare.net/LiswiAnisa/proses-morfofonemik-dan-proses-morfologik
https://core.ac.uk/download/pdf/89563067.pdf